Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat, taufik serta hidayahnya.
Sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas penulisan dalam bentuk
makalah yang berjudul Analisa Kecelakaan Kerja dengan Menggunakan Resiko
Dan Hazard Di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi penugasan dalam
perkuliahan yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan. Pada kesempatan ini tak lupa kelompok
kami menyampaikan terima kasih kepada dosen kami yang telah memberikan
tugas dan bimbingan kepada kami, dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari jika masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami berharap
kepada para pembaca untuk memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Demikian yang
dapat kami sampaikan. kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................................................
BAB 2......................................................................................................................3
ISI.............................................................................................................................3
2.1 Analisa Situasi........................................................................................................................
2.2 Analisa Hazard di Tempat Kerja PICU RSSA Malang ........................................................
2.3 Resiko Masalah Kesehatan di Tempat Kerja.........................................................................
2.4 Sistem Manajemen Resiko/Standar Pelayanan di Tempat Kerja...........................................
BAB 3....................................................................................................................13
ANALISA JURNAL INTERVENSI.....................................................................13
3.1 Jurnal I..................................................................................................................................
3.2 Jurnal II................................................................................................................................
3.3 Jurnal III...............................................................................................................................
BAB 4....................................................................................................................25
BAB 5
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
berisiko terinfeksi HIV/AIDS. Selain penyakit-penyakit infeksi, di rumah sakit
juga memiliki risiko atau bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
rumah sakit, seperti kecelakaan (meliputi kejadian ledakan, kebakaran, kecelakaan
yang diakibatkan adanya masalah pada instalasi listrik, serta faktor-faktor yang
dapat menimbulkan cidera lainnya), radiasi, paparan bahan kimia beracun dan
berbahaya, gasgas anastesi, gangguan terkait psikis dan ergonomi. Semua potensi
bahaya tersebut di atas, jelas dapat mengganggu dan menimbulkan rasa kurang
aman dan nyaman bagi pekerja di RS, pasien maupun pengunjung yang ada di
lingkungan RS. (KEPMENKES N0.432 Tahun 2007)(Yuantari & Nadia, 2018)
Ruang Intensif Anak atau dikenal dengan Pediatric Intensive Care Unit
merupakan ruang perawatan khusus dalam merawat dan mengobati pasien dengan
kebutuhan khusus, yaitu suatu kondisi dimana pasien dapat cepat memburuk
pada keadaan kritis sehingga dapat menyebabkan kematian. Pasien anak kritis
sendiri adalah pasien dengan kondisi secara fisiologis tidak stabil, sehingga dapat
mengalami respon hipermetabolik komplek terhadap suatu trauma, mengubah
metabolisme tubuh, hormonal, imunologis serta homeostatis nutrisi (Mehta,
20019).
5
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memahami dan menganalisa manajemen risiko K3 menggunakan
Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC) pada ruang
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di RSUD Dr Saiful Anwar Malang
1.3 Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan masukan dan
sumbangan pemikiran dalam upaya mengurangi kecelakaan kerja dan menjaga
kesehatan pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta meningkatkan
kesejahteraan petugas.
6
BAB 2
ISI
Unit Perawatan Intensif Anak atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di
Rumah Sakit umum Dr Saiful Anwar Malang telah ada sejak tahun 2004. PICU
adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk penanganan
penderita anak yang mengalami gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi
yang mengancam nyawa lainnya, sehingga memerlukan perawatan intensif,
observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.(Latief, 2016)
2.2.1 Jam Kerja Di PICU Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar Malang
7
kali seminggu. Pembagian shift kerja yang diberikan kepada perawat di PICU
RSSA Malang menjadi sebagai berikut :
Tabel 2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di PICU RSSA Malang Tahun
2021
8
Dari Tabel 2.2 di atas diketahui bahwa umur responden terbanyak adalah ≤
35 tahun yaitu 21 orang (56,8%) dan paling sedikit responden dengan umur > 35
tahun yaitu 16 orang (43,2%)
2. Jenis Kelamin
Gambaran responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di PICU RSSA Malang Tahun
2021
Dari Tabel 2.3 di atas diketahui bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah
≤ 35 tahun yaitu 21 orang (56,8%) dan paling sedikit responden dengan umur >
35 tahun yaitu 16 orang (43,2%)
3. Lama Bekerja
Gambaran responden berdasarkan karakteristik lama bekerja responden
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di PICU RSSA Malang Tahun
2021
9
Dari Tabel 2.4 di atas diketahui bahwa lama bekerja responden terbanyak adalah
≤ 35 tahun yaitu 21 orang (56,8%) dan paling sedikit responden dengan umur >
35 tahun yaitu 16 orang (43,2%)
10
2.2 Analisa Hazzard Di Tempat Kerja PICU RSSA Malang
Berdasarkan data uraian pekerjaan yang didapat dari rumah sakit serta hasil observasi dan wawancara pada perawat dalam
pemberian kebutuhan dasar manusia maka potensi bahaya yang dihadapi perawat dijabarkan dalam tabel berikut :
11
baik untuk lantai tidak
IVL maupun f) rata
laborat
b) Banyak
peralatan
elektromedis
yang
digunakan
pada 1
pasien
c) Rerata
pasien
menggunaka
n oksigen
yang
terpasang
secara
12
sentral
d) Tampak lantai
pecah maupun
retak
13
3 Hazard Pasien total care Suara monitor dan
kebisinga terpasang bed suara ventilator
n monitor dan
ventilator, bila
terdapat trouble
maka secara
14
otomatis alarm
akan berbunyi
15
yang berge
lantungan
16
5 Iklim Ruang intensif Ruangan berAC
kerja memiliki fasilitas lembab
AC sebanyak …
buah dengan
settting suhu … ͦ
C, dan tidak ada
sinar matahari
secara langsung,
sehingga tampak
ruangan
berjamur
17
6 Biologi Pasien total care Transmisi tertular
dengan berbagai virus/bakteri dari
macam diagnosa pasien
penyakit
18
dianjurkan
19
9 Psikologi a) Situasi Beban kerja, burn
pandemic out, penugasan ke
menjadikan ruang incovit,
petugas harus bullying antar
bergiliran teman/atasan ke
ditugaskan ke bawahan
incovit
b) Status
petugas
BLUD dan
PNS, senior-
junior
20
2.3 Resiko Masalah Kesehatan Di Tempat Kerja
Pindahkan isian ini pada analisis hazard diatas. Sedangkan di sub bab ini tuliskan
macam risiko masalah kesehatan (penyakit akibat kerja) yang mungkin dialami
oleh perawat yang bekerja di PICU
Likelihood
Description
Level Criteria
Kualitatif Semi Kualitatif
1 Jarang Dapat dipikirkan tetapi tidak Kurang dari 1 kali
Terjadi hanya saat keadaan ekstrim dalam 10 tahun
2 Kemungkinan Belum terjadi tetapi bisa Terjadi 1 kali per 10
Kecil muncul/terjadi pada suatu tahun
waktu
3 Mungkin Seharusnya terjadi dan 1 kali per 5 tahun
mungkin telah menjadi/muncul sampai 1 kali pertahun
disini atau ditempat lain
4 Kemungkinan Dapat terjadi dengan mudah, Lebih dari 1 kali per
Besar mungkin muncul dalam tahun hingga 1 kali per
keadaan yang paling banyak bulan
terjadi
5 Hampir Pasti Sering terjadi, diharapkan Lebih dari 1 kali per
muncul dalam keadaan yang bulan
paling banyak terjadi
Consequence / Severity
Deskripsi
Level / Uraian
Keparahan Cidera Hari Kerja
1 Tidak Kejadian tidak menimbulkan Tidak menyebabkan
Signifikan kerugian atau cidera pada kehilangan hari kerja
manusia
2 Kecil Menimbulkan cidera ringan, Masih dapat bekerja pada
kerugian kecil dan tidak hari/shift yang sama
menimbulkan dampak serius
21
terhadap kelangsungan bisnis
3 Sedang Cedera berat dan dirawat Kehilangan hari kerja
dirumah sakit, tidak dibawah 3 hari
menimbulkan cacat tetap,
kerugian finansial sedang
4 Berat Menimbulkan cidera parah Kehilangan hari kerja 3 hari
dan cacat tetap dan kerugian atau lebih
finansial besar serta
menimbulkan dampak serius
terhadap kelangsungan usaha
5 Bencana Mengakibatkan korban Kehilangan hari kerja
meninggal dan kerugian selamanya
parah bahkan dapat
menghentikan kegiatan usaha
selamanya
22
Dari risk matrix di atas kemudian dapat dihitung skor risiko dan prioritas untuk
melakukan tindakan perbaikan. Untuk menghitung skor risiko adalah sebagai
berikut:
23
Jenis Temuan Sumber Level
No Resiko L C S
Hazard Hazard hazard resiko
1 Resiko pasien yang Resiko tertusuk Jarum spuit 3 3 9 tinggi
bahaya dirawat jarum Jarum IV
mekanik merupakan Wing
pasien akut neddle
dimana kondisi
vascular
mengalami
colaps dan
berkali-kali
dilakukan
penusukan baik
untuk IVL
maupun laborat
banyak peralatan Resiko Bedside 3 2 6 sedang
elektromedis kejatuhan monitor
yang digunakan peralatan medis Ventilator
pada 1 pasien Tersandung Infus pump
kabel listrik Syringe
pump
rerata pasien Tekanan port Oksigen 3 2 6 sedang
menggunakan oksigen resiko sentral
oksigen yang terlepas
terpasang secara
sentral
tampak lantai Permukaan Lantai 1 2 2 rendah
pecah maupun lantai tidak rata
retak
2 Hazard pasien total care Pesawat rongten Portable 3 3 9 tinggi
radiasi bila portable rongten
membutuhkan
pemeriksaan
diagnostic
rongten
dilakukan
diruang
perawatan
3 Hazard pasien total care Suara monitor Bedside 2 1 2 rendah
kebisingan terpasang bed dan suara monitor
monitor dan ventilator Ventilator
ventilator, bila
terdapat trouble
maka secara
otomatis alarm
akan berbunyi
4 Hazard pasien total care Kabel-kabel alat Bedside 2 2 4 rendah
listrik terpasang medis monitor
berbagai bergelantungan Ventilator
peralatan Infus pump
elektro-medis Syringe
sehingga banyak pump
kabel yang
bergelantungan
5 Iklim kerja ruang intensif Ruangan berAC Air 2 2 4 rendah
memiliki lembab conditioner
fasilitas AC
sebanyak …
buah dengan
settting suhu … ͦ
C, dan tidak ada
sinar matahari
secara langsung,
sehingga tampak
ruangan
berjamur
6 Biologi pasien total care Transmisi Virus 4 3 12 tinggi
dengan berbagai tertular bakteri 24
macam diagnosa virus/bakteri
penyakit dari pasien
7 Kimia Dalam Cairan/bahan Trisept 3 2 6 sedang
melakukan desinfektan, Hand
2.4 Sistem Manajemen Resiko/Standard Pelayanan Di Tempat Kerja
2.4.1 Tahap Persiapan (komitmen dan Kebijakan)
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang harus membuat perencanaan efektif agar
tercapai keberhasilan penerapan sistem manajemen K3RS dengan sasaran yang
jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3RS di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3RS diantaranya self
assessment, akreditasi K3RS dan sistem manajemen K3RS.
25
Perencanaan meliputi:
Diantaranya adalah:
Chemical agent.
Phisical agent.
Biological agent.
Psicological agent.
Ergonomical agent.
26
Harus mempetimbangkan peraturan perundang- undangan, bahaya potensial,
dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan atau indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian.
4. Indikator Kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.
5. Program Kerja
2.4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan K3 meliputi:
27
b. Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja.
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi k3RS adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa langkah yang diambil untuk mengetahui dan menilai
sejauh mana proses program dan kegiatan K#RS itu berjalan secara efektif dan
efisien.
3. Melaksanakan audit K3
BAB 3
ANALISA JOURNAL INTERVENSI
2.1. Jurnal 1
28
b Judul Jurnal : Intensive Care Unit Workforce: Occupational
Health and Safety
c Pengarang : Melek Nihal Esin dan Duygu Sezgin
d Tahun Publikasi : 2017
e Sumber Jurnal : DOI: 10.5772/intechopen.68308
IntechOpen - Open Science Open Minds |
IntechOpen
Pembahasan Jurnal :
2.2 Jurnal 2
29
perspectives
www.ijhsdm.org
Pembahahasan Jurnal :
30
Temuan penelitian ini dapat menginformasikan perawat dan manajer
keperawatan tentang penyebab kegagalan kerja dan dapat menyajikan pendekatan
baru untuk perencanaan dan lebih memperhatikan keselamatan, kepedulian, dan
menjaga kesehatan pasien. Karena berbagai kegagalan klinis dalam sistem
kesehatan dan perawatan, sebagian besar studi di bidang ini telah menangani
kasus kegagalan tetapi penelitian ini dengan menerapkan teknik FMEA berusaha
menyelidiki semua proses asuhan keperawatan dan mengidentifikasi kemungkinan
kegagalan untuk mengelola risiko dari semua faktor yang menyebabkan kegagalan
2.3 Jurnal 3
31
Pengarang : Iwan M. Ramdan, Abd. Rahman
Pembahasan Jurnal :
Objek dalam penelitian ini adalah bahaya dan risiko kesehatan dan
keselamatan kerja dari proses pekerjaan perawat yang bekerja di IGD RSD dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor yang terdiri dari 10 orang perawat laki-
laki dan 8 orang perawat perempuan. Data primer diambil dengan cara observasi
dan wawancara kepada perawat serta divalidasi dengan Kepala Bidang
Keperawatan dan Kepala Ruangan IGD. Data sekunder berasal dari IGD untuk
mendukung dalam penilaian likelihood, exposure, dan consequence tingkat risiko.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara yang
terdiri dari pertanyaaan terbuka secara umum dan khusus untuk menentukan
likelihood, exposure, dan consequence. Form JHA (Job Hazard Analysis)
digunakan untuk mengetahui setiap langkah pekerjaan dan bahaya yang mungkin
timbul, dan alat perekam digital untuk merekam wawancara dan kamera untuk
mengambil foto kegiatan yang menjadi objek penelitian.
32
berdasarkan tabel penilaian risiko semikuantitatif, dan untuk menentukan nilai
risiko terlebih dahulu diperkirakan nilai konsekuensi, paparan, dan peluang,
selanjutnya nilai risiko dihitung berdasarkan rumus “William Fine“. Setelah nilai
risiko diperoleh, maka nilai risiko tersebut dibandingkan dengan tabel standar
level risiko dari “William Fine” untuk mengetahui tingkatan risiko yang terdapat
pada tahapan kerja perawat di IGD. Validitas dan reliabilitas data penelitian
menggunakan metode triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi data
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa tindakan perawat IGD RSD dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor terdiri dari 3 kategori, yaitu mandiri,
delegasi, dan mandat. Delegasi merupakan tindakan keperawatan yang paling
banyak dilakukan, yaitu sebesar 65%, disusul tindakan mandiri sebanyak 30%,
dan terkecil tindakan mandat sebesar 5%.
33
program vaksinasi, serta melengkapi beberapa peralatan dan meja tindakan yang
aman
34
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari hasil analisa risiko bahaya tersebut diatas, maka managemen resiko
yang sudah dilakukan di RSSA antara lain:
1. Peningkatan SDM petugas
a. Pembentukan tim K3RS yang bertanggungjawab terhadap semua
pelaksanaan program K3 di rumah sakit dengan menggunakan referensi
dari akreditasi K3RS yang terus terupdate pada setiap tahunnya
b. Mengadakan workshop dan pelatihan tentang K3RS (terutama dalam
35
penggunaan APD) secara berkala dan kontinyu yang diikuti oleh seluruh
karyawan dengan jadwal bergantian. kegiatan ini bersifat wajib diikuti
oleh seluruh karyawan dan terdapat sanksi materi bila tidak mengikuti
kegiatan tersebut.
c. Pemantauan dan evaluasi berkala oleh tim K3RS melalui sub tim
manajemen resiko dan budaya keselamatan rumah sakit yang tergabung
dalam tim mutu di setiap satuan kerja yang ada di seluruh RSUD dr
saiful anwar malang
d. Membuat visual display mengenai penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dengan melibatkan tim PKRS dan membuat Standard Operating
Procedure (SOP) penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Visual
display ini dipasang di beberapa tempat untuk memberikan himbauan
kepada para karyawan agar selalu menggunakan APD dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
a. Observasi dan pengontrolan secara berkala terhadap sumber kebisingan
di ruangan yaitu suara alarm di monitor atau ventilator
b. Pelaksanaan swab rutin dan berkala terhadap semua area, antara lain
swab lantai, tembok dan sarana prasana yang terdapat diruangan. swab
ini bertujuan untuk pengendalian mikroba dan jamur
c. Pemeliharaan lantai ruangan, penggantian keramik bila ada yang pecah
atau rusak
d. Monitoring dan perbaikan AC secara berkala, setting suhu dan tekanan
ruangan tepat sesuai standart
e. Mengurangi pencemaran udara oleh bahan kimia yang berbahaya dengan
menggunakan cairan pembersih, disinfektan dan sabun cuci tangan yang
direkomendasikan oleh PPI
3. Sarana Prasarana
a. Monitoring secara berkala terhadap ketersediaan APD, safety box,
spillkit, APAR dan peralatan lain yang menunjang pelaksanaan program
K3RS
b. Monitoring, perbaikan dan update oleh IPSAM secara berkala terhadap
fungsi semua sarana prasana yang ada
36
c. Peremajaan sarana prasarana yang ada sesuai dengan update terbaru
4. Beban kerja
a. Penempatan petugas sesuai dengan profesi dan ruang lingkup kerjanya
b. Monitoring evaluasi tentang beban kerja dan burnout karyawan oleh
komite keperawatan secara berkala
c. Identifikasi dan pemantauan kejadian bullying terhadap karyawan
melalui Pelaksanaan program komite keperawatan dan etik
5. Manajemen dan kebijakan rumah sakit
a. Melakukan rencana tindak lanjut terhadap setiap KTD yang dilaporkan
oleh tim K3RS setelah dilakukan Root Case Analisis
b. Memberikan feedback kepada satker terhadap pencapaian pelaksanaan
program K3RS
37
b. Perbaikan akses jalan untuk kelancaran mobilitas pasien
c. Perbaikan penempatan kabel yang berserakan. Karena pada lingkungan
kerja banyak terdapat kabel-kabel yang berserakan dilantai dan para
petugas yang kurang memperhatikan penempatan kabel-kabel tersebut,
maka rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah dengan memberikan
tempat khusus buat kabel. Tempat khusus dibuat dengan mengklip kabel
pada tembok, sehingga tidak menganggu atau berserakan pada lantai
d. Memastikan penempatan bedsite monitor, infus pump, syringe pump,
ventilator dan peralatan lain sesuai pada tempatnya, tertata rapi dan
benar-benar tidak mengganggu aktifitas dan keamanan petugas atau
pasien
4. Rekomendasi perbaikan sarana prasarana
a. Koordinasi dengan IPSAM, Teknik dan pengadaan mengenai peralatan
yang digunakan di ruangan, Melakukan perbaikan dengan cepat pada
peralatan yang mengalami masalah atau kerusakan
b. Sosialisasi dan pelatihan oleh IPSAM kepada petugas atau perawat pada
setiap terdapat peralatan medis atau nonmedis versi terbaru yang akan
digunakan
5. Rekomendasi ketepatan beban kerja
a. Tidak dilakukan rotasi petugas dalam waktu yang terlalu cepat (< 3
bulan). Pada masa pandemic covid 19 saat ini menjadikan perawat atau
petugas harus bergiliran melakukan dinas di incovit, hal ini
menimbulkan stress tersendiri bagi petugas dan meningkatkan beban
kerja yang akan berakibat pada menurunnya kualitas kerja petugas
b. penempatan petugas sesuai dengan profesi dan ruang lingkup kerja harus
benar-benar ditertibkan kembali. Hal ini sudah dikerjakan di lingkungan
kerja RSSA tetapi masih ada petugas yang ditempatkan tidak sesuai
dengan profesinya (misal, bidan yang ditempatkan di bank darah atau di
radiologi)
c. Penegasan kembali melalui surat keputusan atau nota dinas mengenai
jobdisk dari setiap petugas medis maupun non medis
38
39
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Khorasani, E., Yarmohammadian, M., Atighechian, G., & Jazi, M. (2014). Risk
assessment in the intensive care unit; nurse′s perspectives. International
Journal of Health System and Disaster Management, 2(3), 147.
https://doi.org/10.4103/2347-9019.142196
Latief, A. et al. (2016). UKK ERIA. Buku panduan pelayanan emergensi, Rawat
Intermediate dan Rawat Intensif Anak. h.1-42.
Yuantari, C., & Nadia, H. (2018). Analis Resiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Petugas Kebersihan di Rumah Sakit. Faletehan Health Journal,
5(3), 107–116. https://doi.org/10.33746/fhj.v5i3.20
41