Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO RUMAH

SAKIT

FAKTOR K3RS

Dosen Pengampu :

Alfan Najmi SKM.,

M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Afni Masnayanti 21001003


2. Monica Ignasia 21001008
3. Wulan Patricia 21001015

PROGRAM STUDI S1.ADMINISTRASI RUMAH


SAKIT FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL
BROS T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah manajemen resiko rumah sakit dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang etika profesi humas
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 08 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

HYPERLINK \l "_bookmark0" KATA PENGANTAR................................................................i

BAB I.....................................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................................3

1.1. LATAR BELAKANG..................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................Error! Bookmark not defined.

1.3 TUJUAN..................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II....................................................................................................................................6

PENDAHULUAN.....................................................................Error! Bookmark not defined.

2.1 RUMAH SAKIT......................................................................................................6

2.1.1. Pengertian, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit.......Error! Bookmark not defined.

2.1.2. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit.........................Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Keselamatan Kerja..................................................Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Definisi Kecelakaan Kerja...................................................................................6

2.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja...............................................................................7

2.2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja..............................................................................8

2.2.4. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja.....................Error! Bookmark not defined.

2.2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja............................Error! Bookmark not defined.

2.3. Kecelakaan Nihil ( Zero Incident )........................Error! Bookmark not defined.

BAB III.................................................................................................................................17

PENUTUP............................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................17

3.2 Saran..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang


menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan
medik, dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan tersebut
akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Oleh karenanya perlu
upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan
untuk melindungi masyarakat dan petugas rumah sakit akan bahaya
pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit.
Dalam era globalisasi, tuntutan pengelolaan program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat
sekitar Rumah Sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan
pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan
prasarana yang ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.
Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan pasal 23, bahwa Upaya Kesehatan Kerja harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang.
Rumah Sakit adalah suatu tempat kerja dengan kondisi seperti
tersebut diatas sehingga harus menerapkan Upaya Kesehatan Kerja
disamping keselamatan kerja. Rumah Sakit merupakan suatu industri
jasa yang padat karya, padat pakar, padat modal dan padat teknologi,
sehingga risiko terjadinya penyakit akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi, oleh karena itu upaya
K3 sudah menjadi suatu keharusan.Selain dituntut mampu
memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, Rumah Sakit
3
4

harus menjadi patient & profider safety (hospital safety) sehingga


mampu melindungi pasien, pengunjung, pekerja dan masyarakat
sekitar Rumah Sakit dari berbagai potensi bahaya di Rumah Sakit.
Untuk menunjang hal tersebut, Rumah Sakit harus melaksanakan dan
mengembangkan program K3 di Rumah Sakit (K3RS) seperti yang
tercantum dalam buku Standar pelayanan Rumah Sakit dan terdapat
dalam instrumen akreditasi Rumah Sakit.
Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan
Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan
secara terintegrasi dan menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja ?
b. Apa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?
c. Apa penyebab kecelakaan kerja ?
d. Bahaya apa yang dihadapi dalam rumah sakit atau instansi kesehatan ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
b. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja.
c. Untuk mengetahui bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit
atau instansi kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang


menyelenggarakan sarana kesehatan yang menyertakan upaya kesehatan
rujukan, dan dalam ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat, termasuk
didalamnya upaya pencegahan penyakit mulai dari diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat, perawatan intensif dan rehabilitasi orang sakit
sampai tingkat penyembuhan optimal, sedangkan menurut Kepmenkes RI
nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan.

2.2. Kecelakaan Kerja

2.2. 1 Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja tidak akan terjadi secara kebetulan, tetapi


ada penyebabnya. Oleh karena itu, peyebab kecelakaan harus
ditemukan agar tidak terjadi kejadian berulang dengan upaya
pencehaahan lebih lanjut dan kecelakaan kerja bisa dicegah (Butar,
2013). Berdasarkan UU RI Nomor 1 (1970), kecelakaan kerja
merupakan suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak
dikehendaki yang menyebabkan kacaunya sistem dan proses yang
telah direncanakan dan dapat 15 menimbulkan kerugian baik

6
7

kepada manusia, benda maupun harta. Menurut Raja (2018),


kecelakaan kerja adalah suatu keejadian yang tidak dapat disiapkan
penanggulangannya sehingga menyebabkan cidera yang nyata.
Kecelakaan kerja di suatu perusahaan dapat dicegah dengan
dibuatnya peraturan atau kebijakan, pengawasan kepatuhan pada
peraturan, standarisasi keselamatan kerja, pengarahan dan
penyuluhan, dan usaha efektif dari perusahaan dalam tindak lanjut
upaya keselamatan.

2.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Menurut Raja (2018), mengutip dari penelitian ILO


(Organisasi Perburuhan Internasional), kecelakaan kerja di
klasifikasikan menjadi :

 Jenis Kecelakaan Kerja


1. Terjatuh
2. Tertusuk jarum
3. Tertimpa benda jatuh
4. Terkena arus listrik
5. Kebakaran
6. Teerpeleset
7. Jenis lain atau kecelakaan lain

 Penyebab Kecelakaan Kerja


3 Bahan zat radiasi
4 Lingkungan
Kerja 5
8

2.2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja

Faktor penyebab kecelakaan kerja dikemukakan oleh H.W.


Heinrich pada tahun 1930 dengan nama teori domino. Menurut teori
domino, 88% kecelakaan disebabkan karena tidakan tidak aman
(unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan hal hal yang tidak
berkaitan dengan manusia yaitu 10% disebabkan karena kondisi yang
tidak aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan oleh takdir tuhan
(Raja, 2018). Faktor penyebab kecelakaan digolonggkan atas :

1. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe action)


Adalah suatu kesalahan terhadap prosedur keselamatan kerja yang
dapat berpeluang terjadi kecelakaan. Misalnya, tidak mau
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, tidak mengikuti arahan
atau metode dan prosedur kerja yang ada, kurangnya pendidikan dan
pengalaman yang mengakibatkan salah pengertian terhadap suatu
perintah, menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai kewenangan,
mengangkat beban berlebihan, dan bergurau berlebihan. Tindakan ini
dapat mmbahayakan diri sendiri dan orang lain yang dapat berakhir
dengan kecelakaan.
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition)
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya dan
mngkin dapat langsung mengakibatkan kecelakaan. Misalnya,
peralatan yang digunakan dalam melakukan suatu pekerjaan tidak
layak pakai, terpapar kebisingan dan radiasi, pencahayaan kurang,
sistem peringatan berlebihan, tata letak area kerja tidak baik, dan tidak
adanya prosedur kerja yang dapat dijadikan acuan kerja.
9

Dari uraian unsafe action dan unsafe condition, faktor yang


menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yaitu :

a. Faktor pekerja. Adapun beberapa faktor dari pekerja yaitu :

 Umur
Menurut Apriluana et al. (2016), Umur dan kecelakaan
kerja tidak berhubungan karena berdasarkan periode
kehidupan, kestabilan hidup dan cara berfikir menjadi baik
xketika telah berada di umur yang cukup karena tingkat
kemampuan dan kekuatan sesorang akan menjadi lebih matang
dalam bekeja.

 Jenis Kelamin
Menurut Apriluana et al. (2016), Apapun jenis kelaminnya
tidak mempengaruhi kelalaian kecelakaan kerja karena jenis
kelamin laki laki dan perempuan memiliki kesempatan yang
sama dalam penggunaan APD keselamatan. Walaupun laki laki
dan perempuan memiliki perbedaan fisik dan psikis sehingga
menilai atau menganalisa kecelakaan kerja dengan melihat
jenis kelamin adalah suatu hal yang penting. Perempuan
cenderung memiliki fisik yang lebih lemah dari laki laki
karena perbedaan fisik, daya tahan, postur tubuh dan otot.

 Masa Kerja
1

Sama seperti usia, masa kerja yang lama akan membuat


seseorang lebih banyak pengalaman dan keahlian yang
memumpuni dalam bekerja sehingga lebih sedikit
kecenderungan terjadi kecelakaan kerja dari pada karyawan
dengan masa kerja sedikit. Menurut Aprilyanti (2017), faktor
18 yang mempengaruhi produktivitas seseorang dalam bekerja
adalah lama bekerja. Seharusnya ketrampilan dan kemampuan
melakukan pekerjaan semakin meningkat sesuai lama masa
kerja seseorang. Masa kerja adalah tingkat penguasaan
seseorang dalam penguasaan seseorang dalam pelaksanaan
aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pengerjaan.

 Pengetahuan
Pengetahuan adalah seseorang tahu terhadap suatu objek
melalui indera yang dimiliki. Pengetahuan merupakan domain
yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.
 Sikap

Sikap adalah cerminan rasa seseorang terhadap sesuatu.


Bisa situasi, kejadian atau orang orang. Apabila timbul
perasaan senang maka disebut sikap positif, sedangkan apabila
timbul perasaan tidak senang disebut perasaan negatif.

 Kepatuhan
Kepatuhan terhadap prosedur pelaksanaan kerja
berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja. Semakin
patuh responden, kejadian kecelakaan kerja semakin kecil.
Apabila responden atau individu tidak patuh terhadap
1

prosedur, maka dapat menimbulkan tingginya kecelakaan


kerja.

b. Faktor organisasi/manajemen

 Sosialisasi Kerja

Sosialisasi K3 berhubungan dengan terjadinya kecelakaan


kerja. Petugas K3 wajib memasang gambar gambar
keselamatan kerja dan semua bahan pembinaan keselamatan
lainnya pada tempat tempat yang mudah terlihat.

Menurut pendapat Muhyadi dan Chandra (2008), dengan


diberikannya penyuluhan, pekerja akan lebih memahami dan
dapat berperilaku sehat serta baik ditempat kerja maupun
diluar tempat. Kepuasan kerja meningkat ketika mereka
menyadari bahwa perusahaan peduli dengan kesehatan dan
keselamatan mereka.

 Pengawasan
Pengawasan adalah inti dalam pengaruh pengetahuan, sikap
dan kepatuhan terhadap keselamatan kerja setiap pekerja atau
karyawannya. Menurut pendapat Uyun & Widowati (2022),
pengawasan atau controlling adalah sebuah kegiatan
mengendalikan pekerja supaya menaati peraturan organisasi
1

dan dapat bekerja sesuai dengan rencana. Peran pengawas


dalam perusaahaan sangat penting guna memastikan segala
kegiatan pekerja yang dilakukan di lingkungan kerja agar
tercapai pekerjaan yang efektif dan efisien. Tanggungjawab
dan wewenang pengawas untuk menegur pekerja yang lalai
dan beperilaku tidak aman diperlukan agar dapat
menumbuhkan kesadaran dalam bekerja.

 Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang baik akan memberikan motivasi
bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan. Jika lingkungan
kerja buruk, akan menimbulkan turunnya produktivitas
karyawan dalam melakukan pekerjaan

Menurut pendapat Syariffudin & Parma (2020), lingkungan


kerja adalah kondisi dimana dapat membuat karyawan bekerja
sesuai dengan kondisi lingkungan itu sendiri. Lingkungan
kerja yang tidak nyaman dan aman akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan, serta menurunkan semangat karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2.3 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dirumah Sakit


(K3RS)

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) salah satu


bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas daripencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
1

atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kitapelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju
(dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan
prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga
tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang#undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja
harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi
gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena
seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu
komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk
menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam Undang-Undang
nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan
di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang. jika memperhatikan isi dari pasal di
atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam
1

kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat


menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi Bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan
kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi,
gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di
atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS,
para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.

2.4 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk


memberikan iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi,
setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang
ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak#pihak yang bersangkutan (Rika ampuh sadiguna, 2009).
Sedangkan menurut Rizky argama (2006), tujuan dari
dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja. Beberapa tujuan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak
karyawan dan perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktifitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan kepada karyawannya.
1

2.5 Penyebab Kecelakaan Kerja


Faktor- faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu: :
1. Keadaan tempat lingkungan Kerja
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.
b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c. pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang
kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang
tidak tepat.
b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
4. pemakaian Peralatan Kerja
a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau
rusak.
b.Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan
yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a. Stamina pegawai yang tidak stabil.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai


yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah,
motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat,
dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja
1

terutama fasilitas kerjayang membawa risiko bahaya.


2.6 Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja diRumah Sakit
( K3RS)
Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS)
agar kesehatan dan keselamatan kerja di ruma sakit (K3RS), dapat di
pahami secarah utuh, perlu diketahui pengertian 3 (tiga komponen yang
saling berinteraksi, yaitu :
a. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gigi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja
agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
b. Beban kerja adalah beban fisik dan beban mental yang
harus di tanggung oleh pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek


perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Penyebab kecelakaan kerja
sering terjadi karena faktor kelalaian individu/ petugas atau ke tidak
perhatian petugas kesehatan dalam menjalankan tugasnya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja bahaya yang dihadapi
dalam rumah sakit :
a. Bahaya kebakaran dan ledakan dari bahan yang mudah
terbakar atau meledak (obat-obatan).
b. Bahan beracun, korosif dan kaustik.
c. Bahaya radiasi, luka bakar, syok akibat aliran listrik.
d. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam.
e. Bahaya infeksi dari kuman, Virus atau parasit.

17
18

3.2 Saran

Agar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit


tercapai akan dibuat perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan
pengawasan yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi penerapan
budaya K3 di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal “PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (MK3)


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
“. Puji Winarni Rahayuningsih, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

KES MAS Vol. 5, No. 1, Januari 2011


Jurnal “KAJIAN ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3RS
DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG”. Novie E. Mauliku. Stikes A. Yani
Cimahi.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


432/menkes/sk/iv/2007. Tentang Pedoman manajemen kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/menkes/sk/viii/2010. Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal), Volume 2, Nomor 1, Januari 2014.
Analisa Komitmen Manajemen Rumah Sakit terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada RS Prima Medika Pemalang. Azza Ivana, Baju Widjasena,
Siswi Jayanti. Mahasiswa Peminatan K3 Universitas Undip.

19

Anda mungkin juga menyukai