Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

Disusun Oleh :
Reni Ezidara 21100701700
Gandy Al Hafid 21100701700
Zikri Hidayat 2110070170067
Azka Nazifah Ulya 2110070170086
Tania Turrahmi Defadri 2110070170087
Fitra Aurelia Ronata 2110070170088

Dosen Pengampu : Ns. Fatimah S.Kep, M.Kep

PROGRAM SERJANA TERAPAN FAKULTAS VOKASI


PRORAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “RUANG LINGKUP K3 DALAM
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami yaitu ibu
Ns.Fatimah, S.Kep, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keselamatan Kesehatan Kerja yang telah
membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Oleh karena
itu, kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok kami khususnya, dan juga untuk kita semua.

Padang, 29 September 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Ruang Lingkup K3........................................................................................................6
2.2 Ruang Lingkup K3 Dalam Keperawatan Anestesiologi................................................7
2.3 Peran Penata Anestesi Dalam Penerapan K3.................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu salah satu bentuk usaha untuk
membuat tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, hingga dapat
kurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang selanjutnya
dapat tingkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menyebabkan
korban jiwa ataupun kerugian materi untuk pekerja dan entrepreneur, namun dapat juga
mengganggu sistem produksi secara detail, mengakibatkan kerusakan lingkungan yang
selanjutnya akan beresiko pada orang-orang luas.
Penata anestesi adalah suatu profesi yang memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam
melayani pasien di ruang operasi. Seorang penata harus bisa melayani pasien dengan sepenuh
hati sebagai seorang penata harus dapat memahami masalah yang dijhadapi oleh pasien.
Untuk itu penata memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan
intelektual, teknikal, dan interpersonal.
Ruang bedah rumah sakit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
penyelanggaraan pelayanan medik di sarana pelayanan kesehatan dalam rangka mendukung
UU No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, maka perlu disusun persyaratan teknis fasilitas
ruang operasi rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan
dan kesehatan kerja. Banyak penyakit yang timbul berhubungan dengan pekerjaan, baik
karena kondisi lingkungan tempat kerja maupun jenis aktivitas dalam pekerjaan. Oleh karena
itu dengan adanya UU No. 36 Tahun 2009 BAB XII yang merupakan upaya kesehatan kerja,
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Dengan demikian dapat
meminimalkan risiko yang akan terjadi.
Kondisi keselamatan kerja (K3) perusahan diindonesia secara umum diperkirakan
termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga
kerjanya, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Faktor keselamatan kerja menajdi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan ada gilirannya pada kinerja institusi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup K3?
2. Bagaimana ruang lingkup K3 dalam Kep.Anestesiologi?
3. Apa saja peran penata anestesi dalam penerapan K3?
4.
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan ruang lingkup K3
2. Untuk menjelaskan ruang lingkup K3 dalam Kep.Anestesiologi
3. Untuk mendeskripsikan apa saja peran penata anestesi dalam penerapan K3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup K3


A. Definisi K3
K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Tujuan K3 adalah
mencegah, megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK)
serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat.dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, upaya
kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS Rumah sakit merupakan
perusahaan yang memiliki kegiatan operasional jasa pelayanan. kesehatan bagi masyarakat
dimana sangat membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas, untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pihak rumah sakit maka dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu
kepuasan kerja pada perawatnya. Dengan adanya kepuasan kerja perawat maka diharapkan
mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Untuk mampu menciptakan tingkat pelayanan yang berkualitas dibutuhkan perawat yang
memiliki kualitas pula kemampuan untuk menarik dan menpertahankan tenaga kerja yang
berkualitas dan cakap merupakan kebutuhan prasyarat sukses bagi sebuah perusahaan. reputasi
perusahaan merupakan modal pokok yang mencerminkan pada kemampuan perusahaan untuk
memuaskan ke Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit
serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit kerja. Tujuannya adalah untuk
menciptkan tempat keja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin
resiko kecelakaan dan penyakit.
B. Kebijakan K3
Kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan di Indonesia Relevansi kebijakan K3
Nasional dengan tugas perawat :

1. Pemberi asuhan keperawatan

2. Penyuluh dan konselor bagi klien

3. Pengelola pelayanan keperawatan

4. Peneliti keperawatan

5. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

6. Pelaksanaan tugas dalam keterbatasan tertentu

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat ,manusia dan moral agama. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja
secara a,man malakukan pekerjaannya sehari-hari utnuk mengingaktakn produksi dan
produktifitas nasional. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai persoalan
disekitarnya dan pada dirinya yang dapat meinmpah dan mengganggu dirinya serta pelaksanaan
pekerja. Dengan demikian, jelaslah bahwa kesalamatan kerja adalah suatu yang penting untuk
perlindungan tenaga kera, sehingga kecelakaan yang timbul akibat mesin, proses pengolahan,
lingkunag kerja dan sebgaainya haru diberantas dan dikembalikan.

2.2 Ruang Lingkup K3 Dalam Keperawatan Anestesiologi


A. Pengertian K3 Dalam Keperawatan Anestesiologi
Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber
daya manusia khususnya anestesi (dokter/penata) dengan sumber daya manusia yang ada
dikamar operasi pada umumnya pasien, maupun kamar operasi melalui upaya pencegahan
kecelakan kerja dan akibat kerja dipelayanan anestesi.
B. Ruang Lingkup Kerja
1. Lingkungan Kerja
 Lokasi aktifitas bekerja (kamar operasi, gawat darurat, dan ICU)
 Kondisi lingkungan kerja (tata udara, penerangan, dan kelembapan)
2. Alat Kerja dan Bahan
 Peralatan anestesi
 Gas anestesi
3. Metode Bekerja
 Pemilihan jenis anestesi, kepatuhan penggunaan APD
C. Kebijakan Terkait Dengan K3
1. Pedoman kerja atau pelayanan anestesi
 Standar fasilitas (fasilitas pendukung agar pelayanan anestsi yang aman)
 SPO (SPO pemeriksaan karyawan baru, cek kesehatan tahunan, SPO kebakaran)
 Pengembangan pendidikan : pelatihan K3 RS, simulasi kebajaran
 Tatalaksana pelayanan : K3 RS (Pre, Intra, dan Pasca)
2. Pedoman organisasi anestesi
 Struktur organisasi
 Uraian jabatan
 Tata hubungan kerja
 Laporan kinjera
3. Potensi risiko dalam pelayana anestesi
 Kimia (gas anestesi, formalindehyde)
 Fisik (tata udara, suhu dingin, radiasi, pencahayaan)
 Ergonomik (posisi statsis, mendorong, mengangkat)
 Psikososial (stress, siff, jam kerja memanjang)
 Biologi (cairan tubuh)
2.3 Peran Penata Anestesi Dalam Penerapan K3
Peran Penata Anestesi adalah untuk merencanakan, melakukan anamnesis, tindakan dan
evaluasi dalam Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi dan juga perawat anestesi adalah salah
satu tenaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi dengan pasien yang intensitasnya tinggi
dibandingkan komponen lainnya. Pelayanan keperawatan anestesi yang diberikan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Keselamatan pasien (patient safety) adalah permasalahan yang sangat
penting dalam setiap pelayanan kesehatan sehingga keselelamatan merupakan tanggung jawab
dari pemberi jasa pelayanan kesehatan disetiap unit perawat baik akut maupun kronis harus
berfukus pada keselamatan pasien baik dalam tatanan rumah sakit.

Perawat anestesiologi dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya


khususnya selama melaksanakan tugas baik di rumah sakit, ICU, klinik atau masyarakat.
Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat anestesi
dituntut bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat anestsi. Perawat
anestesi sangatlah berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
sehigga pelayanan yang diberikan dapat lebih optimal dan berkualitas tanpa melupakan tingkat
kesehatan dan keselamatan bagi pemberi asuhan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Definisi K3. K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit) adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan
penyakit akibat kerja di rumah sakit. kesehatan bagi masyarakat dimana sangat
membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas, untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pihak rumah sakit maka dapat dilakukan dengan cara membentuk
suatu kepuasan kerja pada perawatnya. Untuk mampu menciptakan tingkat
pelayanan yang berkualitas dibutuhkan perawat yang memiliki kualitas pula
kemampuan untuk menarik dan menpertahankan tenaga kerja yang berkualitas
dan cakap merupakan kebutuhan prasyarat sukses bagi sebuah perusahaan.
Peran Penata Anestesi adalah untuk merencanakan, melakukan anamnesis,
tindakan dan evaluasi dalam Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi dan juga
perawat anestesi adalah salah satu tenaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi
dengan pasien yang intensitasnya tinggi dibandingkan komponen lainnya.
Pelayanan keperawatan anestesi yang diberikan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Perawat anestesiologi dituntut untuk bertanggung jawab
dalam setiap tindakannya khususnya selama melaksanakan tugas baik di rumah
sakit, ICU, klinik atau masyarakat.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi &Praktik Keperawatan Profesional.

Jakarta : EGC.

R.H. Simamora. (2019). Documentation Of Patient Identification Into The Electronic System to
Improve the Quality of Nursing Service. Internasional Journal Of Sciiebtific & Technology
Research, Vol 08(09),1884- 1886.
Departement Kesehatan RI. (2011). Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai