Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga Pedoman Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien UPT Puskesmas
Sedau, dapat terselesaikan dengan baik.
Resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu diidentifikasi dan
dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat
yang dilayani. Penerapan manajemen resiko dan keselamatan pasien menjadi kunci dalam
pelayanan yang bermutu di Puskesmas. Penyusunan Pedoman Manajemen Resiko dan
Keselamatan Pasien bertujuan untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan
masyarakat melalui penerapan manajemen resiko dalam seluruh aspek pelayanan
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini
dapat mempermudah petugas dalampenyelenggaraan pelayanan.
Ns. Junaidi,S.Kep
NIP. 19730415 199203 1 007
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................ivv
DAFTAR ISTILAH.........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II MANAJEMEN RESIKO DAN KESELAMATAN PASIEN PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS...................................................................................................................3
A. Manajemen Resiko...............................................................................................................3
1. Lingkup Manajemen Resiko.............................................................................................3
2. Tahapan Manajemen Resiko.............................................................................................3
3. Perangkat Manajemen Resiko...........................................................................................5
B. Konsep Keselamatan Pasien...............................................................................................11
C. Upaya Keselamatan Pasien.................................................................................................12
1. Sasaran Keselamatan Pasien...........................................................................................12
2. Insiden Keselamatan Pasien............................................................................................14
3. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien...........................................................................15
4. Mengelola Resiko Dalam Pelayanan Klinis....................................................................15
5. Meningkatkan Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Obat...........................................15
6. Meningkatkan Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Laboratorium............................16
7. Meningkatkan Keselamatan Pasien Melalui Pengendalian Infeksi................................17
D. Manajemen Resiko Lingkungan Fisik................................................................................17
BAB III MANAJEMEN RESIKO PENYELENGGARAAN UKM.............................................18
BAB IV PENYUSUNAN REGISTER RESIKO..........................................................................19
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN............................................................................20
BAB VI PENUTUP.......................................................................................................................21
LAMPIRAN..................................................................................................................................22
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR ISTILAH
Keselamatan pasien adalah upaya untuk menurunkan resiko cedera yang sebenarnya tidak perlu
terjadi dalam pelayanan kesehatan sampai pada batas minimum yang dapat diterima.
Keselamatan pasien di sarana pelayanan kesehatan adalah upaya yang dirancang untuk
mencegah terjadinya outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan yang tidak aman
atau kondisi laten di sarana pelayanan kesehatan.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan oleh tatakelola klinis
bukan karena latar belakang kondisi pasien.
Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah terjadi penanganan klinis yang tidak sesuai pada pasien,
tetapi tidak terjadi cedera.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau upaya
pencegahan segera dilakukan.
Kondisi Potensi Cedera (KPC) adalah suatu keadaan yang mempunyai potensi menimbulkan
cedera.
Kejadian Sentinel adalah kejadian tidak diharapkan yang berakibat kematian atau cedera fisik
atau psikologis yang serius.
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu proses untuk mengekplorasi semua faktor yang
mungkin berhubungan dengan suatu kejadian dengan menanyakan apa kejadian yang terjadi,
mengapa kejadian tersebut terjadi, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian
tersebut tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah suatu pendekatan untuk mengenali dan
menemukan kemungkinan terjadinya kegagalan pada sistem dan strategi untuk mencegah
terjadinya kegagalan tersebut.
Kesalahan (error) adalah deviasi antara apa yang dikerjakan dengan apa yang seharusnya
dikerjakan, kegagalan dari tindakan yang direncanakan dalam mencapai hasil yang diharapkan.
Resiko adalah probabilitas terjadinya insiden.
Hazard adalah suatu keadaan, agen atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cedera.
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Pedoman ini juga dapat digunakan dalam upaya keselamatan pasien dan penerapan manajemen
resiko sebagaimana dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
BAB II
MANAJEMEN RESIKO DAN KESELAMATAN PASIEN PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
7
A. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah suatu proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, dan
meminimalkan resiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
1. Lingkup Manajemen Resiko
a. Resiko yang terkait dengan pelayanan pasien atau kegiatan pelayanan kesehatan
adalah resiko yang mungkin dialami oleh pasien atau sasaran kegiatan UKM, atau
masyarakat akibat pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas, misalnya: resiko yang
dialami pasien ketika terjadi kesalahan pemberian obat.
b. Resiko yang terkait dengan petugas klinis yang memberikan pelayanan adalah resiko
yang mungkin dialami oleh petugas klinis ketika memberikan pelayanan, misalnya
perawat tertusuk jarum suntik sehabis melakukan penyuntikan.
c. Resiko yang terkait dengan petugas non klinis yang memberikan pelayanan adalah
resiko yang mungkin dialami petugas non klinis, seperti petugas kebersihan, petugas
sanitasi, petugas lapangan ketika melaksanakan kegiatan pelayanan.
d. Resiko yang terkait dengan sarana tempat pelayanan adalah resiko yang mungkin
dialami oleh petugas, pasien, sasaran kegiatan pelayanan, masyarakat, maupun
lingkungan akibat fasilitas pelayanan.
e. Resiko finansial adalah resiko kerugian finansial yang mungkin dialami oleh
Puskesmas akibat pelayanan yang disediakan.
f. Resiko lain diluar lima resiko di atas adalah resiko-resiko lain yang tidak termasuk
pada lingkup resiko a. sampai dengan e., misalnya kecelakaan ambulans, kecelakaan
kendaraan dinas yang digunakan.
2. Tahapan Manajemen Resiko
Tahapan manajemen resiko dimulai dengan menetapkan lingkup manajemen resiko,
dilanjutkan dengan kajian resiko, mengenal resiko, menganalisis resiko, mengevaluasi
resiko, dan diakhiri dengan menentukan tindakan terhadap resiko. Setiap tahapan proses
manajemen resiko harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan. Tiap tahapan manajemen resiko perlu dimonitor, diaudit, ditinjau, dan
memerlukan dukungan internal.
8
Gambar 1. Proses Manajemen Resiko
c. Kajian Resiko
1) Kajian tingkat keparahan resiko (severity assessment)
Jika diidentifikasi ternyata terdapat sekian banyak resiko atau maka dapat
dilakukan kajian tingkat keparahan resiko dari resiko-resiko yang dikenali
tersebut, demikian juga jika terjadi suatu kejadian, maka dapat dikaji tingkat
keparahan dari insiden tersebut.
2) Root Cause Analysis (RCA)
Jika terjadi suatu insiden yang masuk kategori resiko ekstrem dan resiko tinggi,
maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut dengan membentuk tim RCA, jika
kejadian termasuk resiko rendah atau resiko minimal maka dilakukan investigasi
sederhana oleh atasan langsung.
3) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Untuk memperbaiki suatu proses pelayanan agar minim dari resiko dapat
dilakukan analisis dengan menggunakan instrument FMEA.
9
d. Evaluasi Resiko
Setiap resiko atau kejadian harus dievaluasi apakah memerlukan tindak lanjut atau
tidak. Jika perlu tindak lanjut maka harus disusun rencana tindak lanjut terhadap
resiko atau kejadian tersebut.
e. Menyusun rencana dan melaksanakan tindakan/treatment terhadap resiko
Jika dari hasil evaluasi diperlukan tindak lanjut terhadap resiko, maka perlu disusun
rencana aksi yang berisi kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
akibat resiko dan melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi insiden terkait
dengan resiko tersebut
3. Perangkat Manajemen Resiko
Beberapa perangkat manajemen resiko yang dapat digunakan antara lain :
1 2 3 4 5 Dampak
5
4
3
2
1
Probabilitas
Jika terjadi suatu insiden, harus dilakukan severity assessment, jika hasil kajian
masuk kategori merah (resiko ekstrem) dan kuning (resiko tinggi), maka harus
dilakukan Root Cause Analysis. Jika masuk kategori hijau (resiko sedang), atau biru
(resiko rendah), maka cukup dilakukan investigasi sederhana.
11
causes)
8 Desain dan implementasikan Gantt chart
perubahan sementara (Design
and implement interim
changes)
9 Identifikasi sistem mana yang Flow chart, cause effect diag,
terlibat (akar penyebab) FMEA, tree analysis (analisis
(Identify which systems are pohon), barrier analysis
involved (the root causes))
10 Pendekkan/kurangi daftar akar
penyebab (Prune the list of
root causes)
11 Pastikan/konfirmasikan akar
penyebab (Confirm root
causes)
12 Cari dan identifikasi strategi FMEA
pengurangan resiko (Explore
& identify risk-reduction
strategies)
13 Formulasikan tindakan Brainstorm, flow chart, cause
perbaikan (Formulate effect diagram (diagram sebab
improvement actions) akibat)
14 Evaluasi tindakan perbaikan
yang diajukan (Evaluate
Proposes Improvement
Actions)
15 Desain perbaikan (Design Gantt chart
improvements)
16 Pastikan rencana diterima
(Ensure acceptability of the
action plan)
17 Terapkan rencana perbaikan PDCA, critical path
(Implement the Improvement
Plan)
18 Kembangkan cara pengukuran
efektiftifitas dan pastikan
keberhasilannya (Develop
measures of effectiveness and
ensure their success)
19 Evaluasi penerapan rencana Run chart, control chart,
perbaikan (Evaluate histogram
implementation of
improvement plan)
20 Lakukan tindakan tambahan
(Take additional action)
21 Komunikasikan hasilnya
(Communicate the results)
12
strategi untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut. FMEA digunakan untuk
mengkaji suatu desain atau prosedur secara rinci dengan cara mengenali model-model
kegagalan atau kesalahan yang mungkin terjadi pada suatu proses, melakukan penilaian
terhadap setiap model tersebut, mencari akar penyebab terjadinya, mengenali akibat dari
model-model tersebut, dan mencari solusi dengan melakukan perubahan desain atau
prosedur. Jadi hasil akhir dari FMEA adalah disusunnya desain baru atau prosedur
baru.
Adapun langkah-langkah menggunakan FMEA adalah sebagai berikut:
1) Membentuk tim FMEA yang terdiri dari orang-orang yang menjadi pemilik
proses.
2) Menetapkan tujuan analisis, keterbatasan yang dimiliki tim tersebut, dan
menyusun jadwal kegiatan tim untuk melaksanakan FMEA
3) Menetapkan peran dari setiap anggota tim saat melakukan analisis dengan
FMEA.
4) Menggambarkan alur proses yang ada sekarang.
5) Mengenali model-model kegagalan atau kesalahan pada proses tersebut.
6) Mengenali penyebab terjadinya kegagalan atau kesalahan untuk setiap model
tersebut.
7) Mengenali akibat dari kegagalan untuk setiap model tersebut.
8) Melakukan penilaian terhadap setiap model kegagalan atau kesalahan.
9) Menghitung Risk Priority Number (RPN).
10) Menentukan batasan (cut-off point) RPN untuk menentukan urutan prioritas
dari model-model yang diidentifikasi
11) Menyusun kegiatan untuk mengatasi (design actions/solution).
12) Menentukan cara memvalidasi untuk menilai keberhasilan solusi yang
direncanakan.
13) Menggambarkan alur proses yang baru.
13
7 terjadi sangat tidak seminggu sekali
tinggi
14
ringan
15
kumulatif
16
Gambar 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian yang tidak diharapkan (Swiss
Cheeze Model)
17
identifikasi pasien pada saat cara yang relatif tidak
pasien dalam pendaftaran dan berubah
pelayanan akan Menyusun prosedur
melaksanakan identifikasi pasien
tindakan maupun Sosialisasi
pemberian obat pelaksanaan
identifikasi pasien
Kepatuhan
melaksanakan
identifikasi pasien.
Monitoring dan tindak
lanjut terhadap
kepatuhan identifikasi
pasien
2 Komunikasi Kepatuhan 100 % Menyusun kebijakan
efektif dalam melaksanakan komunikasi efektif
pelayanan prosedur transfer dalam pelayanan
Kepatuhan Menyusun prosedur
melaksanakan komunikasi efektif
prosedur operan dalam pelayanan
Kepatuhan Melaksanakan
melaksanakan komunikasi efektif
SBAR pada dalam pelayanan
pelaporan kasus sesuai prosedur
Kepatuhan Memonitor dan
melaksanakan menindak lanjut
TBK pada saat pelaksanaan
menerima komunikasi efektif
instruksi dokter dalam pelayanan
dengan menggunakan
indicator yang telah
ditentukan
3 Tidak Kepatuhan 100 % Menyusun kebijakan
terjadinya pelabelan obat dan prosedur
kesalahan LASA pelabelan obat High
pemberian obat Kepatuhan 100 % Alert dan obat LASA
pelabelan obat Melaksanakan
High Alert prosedur pelabelan
Kepatuhan dengan benar
pelaksanaan 5 100 % Melaksanakan 5 benar
benar dalam dalam pemberian obat
pemberian obat Melakukan monitoring
dan tindak lanjut
upaya penyediaan obat
yang aman dengan
menggunakan
indicator yang sudah
ditetapkan
4 Tidak Kepatuhan 100 % Menyusun kebijakan
terjadinya terhadap dan prosedur untuk
kesalahan pelaksanaan mencegah kesalahan
prosedur prosedur prosedur tindak klinis
tindakan tindakan yang Melaksanakan
kritis tindakan klinis sesuai
Kepatuhan 100 % prosedur dan
melakukan melakukan double
double check check agar tidak
pada tindakan terjadi salah sisi atau
agar tidak terjadi salah orang
salah sisi Melakukan monitoring
Kepatuhan dan tindak lanjut
melakukan 100 % dengan menggunakan
18
double check indikator yang sudah
pada tindakan ditetapkan
agar tidak salah
orang
19
dilakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung untuk segera dilakukan upaya
tindak lanjut, paling lambat keseluruhan upaya tindak lanjut sudah dapat diselesaikan
dalam waktu 12 hari.
20
obat yang diminta pada resep, memperhatikan penggunaan obat yang masuk kategori
obat yang perlu diwaspadai maupun obat LASA, berhati-hati terhadap penggunaan
singkatan, penataan tempat kerja, menata obat dengan teliti, dan melakukan edukasi
pada pasien.
Pada waktu pemberian obat dapat terjadi salah obat, salah dosis, salah orang, salah rute,
dan salah waktu, sehingga perlu dipastikan lima benar dalam pemberian obat: benar
orang, benar obat, benar dosis, benar rute, dan benar waktu pemberian obat.
Efek samping obat, reaksi alergi harus dimonitor dengan baik. Monitoring yang tidak
memadai akan berakibat terhadap terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat.
Upaya yang dapat dilakukan oleh Puskesmas agar lebih aman dalam penggunaan obat
antara lain dilakukan dengan cara:
penggunaan nama obat generic, memberikan obat secara khusus untuk tiap pasien,
belajar dan mempraktikan mencatat histori pemakaian obat, memperhatikan obat-obat
yang sering menimbulkan kejadian tidak diharapkan dan obat-obat beresiko tinggi yang
perlu diwaspadai, menggunakan referensi, menerapkan lima benar dalam pelayanan
obat, melakukan komunikasi yang jelas dalam pelayanan obat, membiasakan diri untuk
melakukan pemeriksaan kembali (double check), dan melaporkan serta belajar jika
terjadi kejadian tidak diharapkan.
21
pemeriksaan, kesalahan pemrosesan spesimen. Kesalahan yang mungkin terjadi pada
paska analitik antara lain adalah: salah menginput data hasil pemeriksaan,
miskomunikasi tentang hasil pemeriksaan baik oral maupun tulisan, kesalahan dalam
menuliskan laporan hasil, kegagalan mengkomunikasikan hasil kritis, salah interpertasi
hasil pemeriksaan.
Upaya-upaya untuk meminimalkan kejadian kesalahan tersebut perlu dilakukan dengan
mengidentifikasi akar masalah untuk perbaikan. Proses atau disain pelayanan
laboratorium secara berkesinambungan dilakukan perbaikan dengan menerapkan
Failure Mode and Effect Analysis.
22
BAB III
MANAJEMEN RESIKO PENYELENGGARAAN UKM
23
BAB IV
PENYUSUNAN REGISTER RESIKO
24
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
25
BAB VI
PENUTUP
Pedoman keselamatan pasien dan manajemen resiko disusun sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas baik dalam pelayanan klinis maupun dalam
penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan masyarakat. Pedoman ini dapat digunakan oleh para
praktisi dan karyawan yang bekerja di Puskesmas dalam menyiapkan Puskesmas membangun
sistem pelayanan yang minimal resiko dan mengupayakan keselamatan pasien dan pengunjung.
26
LAMPIRAN
LAPORAN INSIDEN
(Sifat Rahasia, tidak boleh difotocopy, wajib dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam)
27
Apabila ya, isi bagian dibawah ini. Pembuat Penerima
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah Laporan :............................ Laporan :...........................
diambil pada Unit kerja tersebut Paraf :............................ Paraf :............................
untuk mencegah terulangnya kejadian yang Tgl Terima :............................ Tgl Lapor :............................
sama?
………………………………………………… Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor)
………………..................................................... BIRU HIJAU KUNING MERAH
....................... NB. * = pilih satu jawaban
I. DATA PASIEN
1. NAMA PASIEN :
2. TANGGAL LAHIR :
3. JENIS KELAMIN :
4. PENANGGUNG JAWAB BIAYA:
5. TANGGAL MASUK PUSKESMAS:
28
IV. SOLUSI DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT
PELAPOR
KEPALA PUSKESMAS
29