PEDOMAN
PELAYANAN
KIA DAN KB
UPTD PUSKESMAS
MAWASANGKA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya sehinggan UPTD Puskesmas Mawasangka Timur pada tahun 2023 ini mendapat
kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi UPTD Puskesmas Mawasangka Timur sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur, maka diperlukan pedoman
pelayanan KIA dan KB di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur.
Harapan kami agar pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat bagi UPTD
Puskesmas Mawasangka Timur, sehingga akreditasi di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur
berjalan lancer dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.
Halaman
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................. 3
C. Sasaran ................................................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................................... 3
E. Batasan Operasional ............................................................................................ 3
F. Landasan Hukum ................................................................................................. 4
A. Latar Belakang
luhur yang tidak merendahkan martabat sesuai dengan norma agama. Hak
manusia yang diakui secara internasional dapat diartikan bahwa setiap orang
sosial, suku, umur, agama, mempunyai hak yang sama untuk memutuskan
secara bebas dan bertanggung jawab kepada diri, keluarga dan masyarakat
mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta menentukan waktu kelahiran
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 305 per 100.000
kelahiran pada perempuan usia 15-19 tahun ( Age Specific Fertility Rate/
ASFR) sebesar 36 per 1000. Hasil kajian lanjut sensus penduduk 2010
kurang dari 20 tahun dan 92% meninggal saaat hamil atau melahirkan
anak pertama.
persiapan kondisi fisik, mental, dan sosial harus disiapkan sejak dini, yaitu
masa sebelum hamil juga diberikan kepada pasangan calon pengantin dan
masalah atau penyakit dan dapat ditangani secara dini.setiap ibu hamil
C. Sasaran
1. Tenaga KIA-KB puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
E. Batasan Operasional
Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana di Puskesmas
Mawasanngka Timur bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana secara efektif dan efisien.
Pemantapan pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana dewasa ini
diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua
fasilitas kesehatan.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke
fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan
pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.
F. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perseorangan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat kesehatan
Masyarakat
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan Seksual.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan penanggung jawab upaya KIA-KB dan
karyawan puskesmas yang terlibat dalam kegiatan upaya dikoordinir oleh
penanggung jawab UKM.
Sumber daya manusia yang wajib berpartisipasi dalam kegiatan KIA-KB
adalah:
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
d. Nutrisionis
e. Sanitarian
f. Promosi kesehatan
g. P2P
3. Jadwal Kegiatan
a. Pengaturan kegiatan KIA-KB dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tiga
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
b. Jadwal kegiatan KIA-KB dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada
awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
c. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan KIA-KB
dikoordinasikan oleh kepala puskesmas mawasangka timur.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
p
i
n
t Meja petugas
u
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas ruangan dan sarana imunisasidi UPTD Puskesmas Mawasangka Timur
meliputi :
Kegiatan Sarana-prasarana
• Meja, kursi
• Alat tulis
• Alat kesehatan
• Buku register, buku pencatatan kegiatan
• Lembar balik
• X banner
Dalam gedung
• Poster
• Blangko-blangko laporan
• Alat pelindung diri (masker dan
handscoon)
• Lemari
• Komputer set
• Lembar balik, poster, materi-materi
penyuluhan
Luar Gedung • Alat kesehatan
• Meja, kursi, ATK
BAB IV
TATALAKSANA KIA-KB
A. Ruang Lingkup
1. Kegiatan KIA-KB dilakukan di dalam gedung, amtara lain :
a. Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
b. Pelayanan Intra Natal Care (INC)
c. Pelayanan ibu nifas
d. Pelayanan KB
e. Pelayanan kesehatan neonatus
2. Kegiatan yang dilakukan diluar gedung meliputi jadwal, pelaksanaan dan hasil
pelaksanaan kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Pelaksanaan P4K
b. Pelaksanaan kelas ibu hamil
c. Pelaksanaan kelas balita
d. Kemitraan dengan dukun untuk melakukan persalinan di puskesmas
B. Strategi / Metode
Merupakan cara yang dilakuakan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya KIA-KB. Ada
tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi
Merupakan kegiatan untuk menyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada pengambilan
keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan
ini adalah untuk menyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan
bahwa program kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab
itu perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari
pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerinta, surat keputusan, surat instruksi, dana atau
fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan
dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat
berasal dari unusr informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh
dimasyarakat. Tujuannya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai upaya
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan berupa
lokakarya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat
Adalah srategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan
C. Langkah Kegiatan
Untuk terselenggaranya program KIA-KB di Puskesmas Mawasangka Timur, perlu di
tunjang dengan managemen yang baik . managemen KIA-KB di puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan puskesmas yang
efektif dan efesiensi di bidang KIA-KB.
Managemen KIA-KB di puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (DO)
3. Pengawasan ( Cek)
4. Tindak lanjut dari pengawasan ( Action)
Semua fungsi managemen tersebut harus dilakuakan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Penanggung jawab KIA merencanakan kegiatan kesehatan ibu dan anak pada RKA
(yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
2. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini petugas melakukan:
KESELAMATAN PASIEN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
tugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain:
1. Identifikasi resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaa. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan ririko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja atau occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang pertama yang terpapar terhadap masalah
kesehatan, untuk itu semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara
yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung
diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifatrutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu palayanan. Pengedalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan standar yang tekah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Ketetapan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP