Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN

PROGRAM KIA KB

PUSKESMAS PAKIS AJI

JEPARA

TAHUN 2020

i
Kata Pengantar

Atas rahmat hidayah-Nya kami panjatkan puji syukur kepada Allah


SWT sehingga dapat menyusun pedoman penyelenggaraan program KIA.

Terima kasih kami sampaikan kepada kepala UPTD Puskesmas Pakis


Aji, Teman-teman Keluarga Besar Puskesmas Pakis Aji, Lintas Sektor serta
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas motivasinya
dan keterlibatanya sehingga dokumen ini dapat tersusun.

Sepenuhnya kami menyadari Keterbatasan yang ada sehingga


dokumen ini masih banyak kekuranganya, Untuk itu saran senantiasa kami
harapkan guna perbaikan.

Jepara, 2020

Pemegang Program KIA

Eni Kusumawati
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tujuan Pedoman..................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup pedoman....................................................................... 2

D. Batasan Operasional

E. Landasan hukum .................................................................................... 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN......................................................................... 5

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ....................................................... 5

B. Distribusi Ketenagaan ........................................................................... 5

C. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 5

BAB III STANDAR FASILITAS................................................................................ 6

A. Denah Ruang ......................................................................................... 6

B. Standar Fasilitas .................................................................................... 6

BAB IV TATA LAKSANA PELAYAN

BAB V LOGISTIK...................................................................................................... 13

BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN ………………………………

BAB VII KESELAMATAN KERJA............................................................................. 14

BAB VII PENGENDALIAN MUTU............................................................................ 17

BAB IX PENUTUP........................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan program KIA adalah tercapainya hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
untuk menuju Norma Keluarga Kecil dan Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatkan kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang secara optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan
kualitas manusia seutuhnya, dan untuk mengukur keberhasilan suatu
kegiatan perlu dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari evaluasi
program KIA adalah untuk memantau perkembangan pelayanan KIA di
tempat pelayanan.
Hasil Evaluasi pelayanan Program KIA Puskesmas dilakukan
berdasarkan laporan bulanan KIA dari PWS (Pemantauan Wilayah
Setempat) yang meliputi K1, K4, deteksi dini faktor resiko oleh tenaga
kesehatan, deteksi dini faktor resiko oleh masyarakat, persalinan Nakes,
kunjungan nifas (KF), penanganan komplikasi kebidanan, rujukan kasus
kebidanan, P4K, ANC terpadu, kunjungan neonatal, kunjungan bayi,
kunjungan balita, Audit Maternal Perinatal ( AMP ), penanganan kasus
neonatal resti tertangani, penjaringan murid SD/MI dan lain-lain.
Kesulitan program KIA sangat berkaitan dengan fungsi manajemen
dalam hal monitoring dan evaluasi. Manajemen pelayanan kesehatan di
seluruh fasilitas pelayanan memerlukan informasi adekuat sehingga bisa
melakukan manajemennya, dimana salah satu fungsi tersebut adalah
monitoring dan evaluasi ini bergantung pada sistem informasi yang
berjalan dimana salah satu sistim informasi tersebut adalah pencatatan
dan pelaporan. Sistim monitoring dan evaluasi merupakan faktor yang
sangat penting dalam pelaksanaan fungsi manajemen pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diketahui bahwa data yang
dibuat oleh bidan sebagian besar masih manual, sehingga tidak bisa
langsung diakses. Data yang dibutuhkan terutama untuk kebutuhan
evaluasi kegiatan program KIA di Puskesmas meliputi ketersediaan data
dan informasi yang relevan sesuai kebutuhan.

B. VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI PUSKESMAS PAKIS AJI


- VISI
Menjadi Puskesmas yang bermutu dengan pelayanan yang
komprehensif menuju masyarakat Pakis Aji yang sehat dan mandiri
2022
- MISI
1. Menggerakkan pemberdayaan masyarakat secara mandiri dengan
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang
komprenhensif dengan mengutamakan promotif dan preventif
- MOTTO
Melayani dengan ramah bijak dan cermat

- TATA NILAI
S : Santun
A : Aktif
K : Koordinatif/ Kompak
U : Unggul
R : Ramah
A : Akuntabel
- KOMITMEN
1. Melayani dengan ikhlas dan sepenuh hati
2. Saling berkoordinasi, bekerja sama dan menjaga keharmonisan
antar rekan sejawat
3. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas melalui PPK-BLUD
Puskesmas Pakis Aji
- TUJUAN
Peningkatan pelayanan kesehatan Puskesmas Pakis Aji yang
bermutu dan terjangkau
- JANJI LAYANAN
Kesehatan dan keselamatan Anda adalah kepuasaan Kami

C. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak agar tercapai kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil dan Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatkan kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang secara optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
1) Sebagai pedoman dalam peningkatan kemampuan ibu
( pengetahuan, sikap dan perilaku ), dalam mengatasi ibu dan
keluarganya dengan menggunakan tehnologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga dasa wisma posyandu
dan sebagainya.
2) Sebagai pedoman dalam meningkatkan upaya pembinaan
kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, dasawisma, posyandu serta di sekolah
taman kanak-kanak.
3) Sebagai pedoman dalam meningkatkan jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
dan ibu menyusui.
4) Sebagai pedoman dalam meningkatkan jangkauan pelayanan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas ibu meneteki, bayi dan balita.
5) Sebagai pedoman dalam meningkatkan kemampuan dan peran
serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk
mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak prasekolah
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarga.

D. Sasaran
Sasaran pedoman program KIA adalah :
1. Pemegang program KIA
2. Pelaksana kegiatan KIA
3. Pemegang program terkait

E. Ruang Lingkup Pedoman


Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Pemantapan upaya pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada
kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Pelayanan peningkatan Ante Natal Care ( ANC ) sesuai standar bagi
seluruh ibu hamil di fasilitas kesehatan
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten di faslitas kesehatan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standart di
fasilitas kesehatan
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan
5. Peningkatan deteksi dini resiko dan komplikasi kebidanan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun oleh masyarakat
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus secara
adekuat dan pemantauan oleh tenaga kesehatan
7. Peningkatan pelayanan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan bagi seluruh anak balita sesuai standar di
semua fasilitas kesehatan
9. Pelayanan calon pengantin
10. Pelayanan IVA
11. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar di semua fasilitas
kesehatan
12. Peningkatan kemitraan

F. Batasan Operasional
1. Pelayanan Ante Natal
Pelayanan Ante Natal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya yang
dilaksanakan sesuai standar pelayanan ante natal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan kebidanan
2. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten
3. Pelayanan KF/Nifas
Pelayanan KF 3 adalah pelayanan pada ibu nifas paling sedikit 3 kali
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
4. Pelayanan kesehatan pada Neonatus
Pelayanan kesehatan pada neonatus adalah pelayanan pada neonatus
sesuai standar paling sedikit 3 kali yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten
5. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
risiko dan komplikasi kebidanan
6. Penanganan Komplikasi Kebidanan
7. Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu
dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif
13 sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan.
8. Pelayan neonatus dengan komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,
kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di
polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah
sakit pemerintah/swasta
9. Pelayanan kesehatan pada bayi
Pelayanan kesehatan pada bayi adalah pelayanan kesehatan pada
bayi sesuai standar paling sedikit 4 kali yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten
10. Pelayanan kesehatan pada anak balita
Pelayanan kesehatan pada anak balita adalah pelayanan kesehatan
pada anak balita minimal 2 kali yang diberikan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten.
11. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan

G. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009
2. PERMENKES No. 75 tahun 2014
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dokter, Bidan Puskesmas, Bidan Desa, Analis, Petugas Gizi, Petugas
Penyuluh Kesehatan / Promkes, P2P, Kesling.
B. Distribusi Ketenagaan
No SDM Distribusi Keterangan
1 Dokter  LINPROG Pelaksanaan
 Bintek Bidan kegiatan sesuai

 Kelas Ibu hamil jadwal

 Kelas Sabusi
 Pembinaan dukun
bayi
 Penyuluhan KRR
 ANC terpadu
2 Bidan  LINPROG Pelaksanaan
 Bintek Bidan kegiatan sesuai

 Kelas Ibu hamil jadwal

 Kelas Sabusi
 Pembinaan dukun
bayi
 Penyuluhan KRR
 ANC terpadu
 Kunjungan rumah
pada kasus
kebidanan
 Kunjungan PKD
 AMP
3 Analis  ANC terpadu Pelaksanaan
 Program Sidora kegiatan sesuai

 VCT, Hb, Goldar, jadwal

HbsAg, Ibu hamil


dan capeng
4 Petugas Gizi  Kelas Ibu hamil Pelaksanaan
 Kelas Sabusi kegiatan sesuai

 ANC terpadu jadwal

 Penyuluhan KRR
5 Promkes  Kelas Ibu hamil Pelaksanaan
 ANC terpadu kegiatan sesuai
 Penyuluhan KRR jadwal
 Penjaringan murid
SD/MI
6 P2P  Kelas Ibu hamil Pelaksanaan
 VCT Ibu hamil dan kegiatan sesuai
capeng jadwal
 ANC terpadu
7 Petugas Kesling  Kelas ibu hamil, Pelaksanaan
 ANC terpadu kegiatan sesuai

 kelas sabusi jadwal

C. Jadwal Kegiatan Upaya KIA


Jadwal Kegiatan Upaya KIA
No Jenis Kegiatan Lokasi Waktu Pelaksana
1 Kelas ibu hamil 8 Desa Januari s/d Dokter,bidan,gizi
Desember
2020
2 Kelas Sabusi 8 Desa September Dokter,bidan gizi
s/d
November
2020
3 Pembinaan dukun Puskesmas Januari s/d Dokter
bayi Desember Bidan
2020
4 ANC Terpadu(VCT, 8 Desa Januari s/d Dokter ,dokter
HbsAg, Goldar, Hb Desember gigi,analis
ibu hamil dan 2020 Bidan
capeng) P2, Gizi
5 Pelacakan kasus Sesuai Sesuai Bidan,dokter
kematian neonatus kasus kasus
dan maternal
6 Kunjungan rumah 8 Desa Januari s/d Bidan,dokter,gizi
ibu hamil resti Desember
2020

8 Bintek Bidan PKD Januari s/d Dokter


8 BDD Desember Bidan
2020 Lintas Program
9 LINPROG Puskesmas Januari Dokter
s/d, Bidan
Desember Pemegang
2020 program
10 Lomba Balita Sehat Puskesmas April 2020 Dokter gigi
Bidan
Gizi
PKK
11 Monev kegiatan Puskesmas April, Ka. Puskesmas
dan kinerja KIA Desember Penanggung
2020 jawab UKM
Pelaksana KIA
12 Sidora (Siaga 8 Desa Maret s/d Dokter,bidan ,an
Donor Darah) Desember alis
2020
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. Standar Fasilitas

No Kriteria Perlengkapan
1 Ada ruang untuk  Ventilasi yang baik (jendela
konseling kesehatan terbuka, kipas angin)
 Penerangan yang baik
 Tersedia kursi
 Almari untuk penyimpanan KIE
 Almari untuk penyimpanan APE
 Lembar balik / materi
penyuluhan
2 Tersedia ruang PKPR  Gabung dengan ruang konseling
(Klinik Peduli Remaja)
2 Tersedia materi Poster pendidikan/brosur/leaflet
konseling / penyuluhan  Tentang gizi ibu hamil, bayi, dan
yang dibutuhkan balita
 Imunisasi
 KB ( Keluarga Berencana )
 Cara menyusui yang benar dan
ASI Eksklusif
 HIV/AIDS, Hepatitis, PMS
3 Dokumen di Puskesmas  Kohort Ibu hamil
 Register ibu hamil
 Register MTBS
 Register KB
 Buku KIA
 Formulir laporan ke Dinas
Kesehatan
 Kantong persalinan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN UPAYA KIA

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Analisa Situasi PWS Kesehatan Ibu dan anak
Kegiatan analisa PWS dikerjakan setiap bulan oleh pelaksana KIA
berdasar dari laporan kegiatan KIA dari Bidan Desa, Bidan Praktik
Mandiri, RS dan Klinik di wilayah kerja Puskesmas Pakis aji. Hasil
analisa dilaporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jepara untuk dilakukan rencana tindak lanjut pada
masalah yang ditemukan.
a. Kegiatan Pencapaian cakupan bumil K1
 Kegiatan pencapaian cakupan K1 ibu hamil adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh data ibu hamil tanpa
memandang usia kehamilan yang mendapatkan pelayanan
antenatal.
 Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendata dan memantau
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pakis Aji
 Indikator target yang ditetapkan adalah 100% dari sasaran
 Sumber data ibu hamil meliputi
 Kunjungan ibu hamil di Puskesmas dan PKD
 Kunjungan ibu hamil di BPM di wilayah kerja
Puskesmas Pakis Aji
 Kunjungan ibu hamil oleh bidan dan kader
b. Kegiatan pencapaian cakupan bumil K4
 Kegiatan pencapaian cakupan bumil kunjungan 4 kali (K4)
adalah kegiatan pencatatan ibu hamil dengan kunjungan
antenatal 4 kali yang memenuhi standar :
 Trimester 1 minimal 1 kali
 Trimester 2 minimal 1 kali
 Trimester 3 minimal 2 kali
 Tujuan kegiatan ini adalah untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil, berupa pelayanan antenatal sesuai
standar, deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan
penanganan komplikasi
 Target yang ditetapkan 95%
c. Kegiatan pencapaian cakupan Resti Bumil
 Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang
mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan.
2. Pelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan
dengan standar pelayanan kebidanan.
Pelayanan ANC standar meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus serta intervensi umum dan
khusus. Dalam penerapannya terdiri dari :
1. Timbag berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas )
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skreening status imunisasi Tetanus Toxoid ( TT ) yang diberikan
7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes laboratorium ( rutin dan khusus )
9. Tata laksana kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi ( P4K ), KB Pasca persalinan meliputi :
a. Pemeriksaan laborat rutin mencakup pemeriksaan golongan darah,
Hb, protein urin, gula darah puasa ,HbSag,VCT,sifilis
b. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan
beresiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah : Hepatitis B, HIV,
TBC, cacingan dan talasemia.
c. Ditetapkan pula bahwa frekwensi pelayanan NC adalah minimal 4
kali selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minimal 1 kali pada trimester pertama
2) Minimal 1 kali pada trimester ke dua
3) Minimal 2 kali pada trimester ke tiga

3. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada
prinsipnya pertolongan persalinan harus memperhatikan hal-hal
berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke fasilitas yang lebih
tinggi
4. Melaksanakan IMD ( Inisiasi Menyusu Dini )
5. Memberi injeksi vitamin K1 dan zalp mata pada bayi baru lahir.
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
pertolongan persalinan adalah : Dokter spesialis kebidanan, dokter, dan
bidan.

4. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan sesuai standar
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Untuk komplikasi ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas.
Ibu nifas melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan
ketentuan waktu kunjungan sebagai berikut :
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari
setelah persalinan
b. Kunjungan ke dua pada waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14
hari)
c. Kunjungan ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-
42 hari)
Pelayanan yang diberikan adalah :
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
b. Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam
c. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
e. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU 2 kapsul
f. Pelayanan KB pasca persalinan
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pada ibu nifas
adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, serta perawat.

5. Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan pada neonatus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang kompeten
kepada neonatus sedikitnya 3 kali selama periode 0-28 hari setelah
lahir baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
a. Kunjungan neonatal pertama ( KN 1 ) kurun waktu 6-48 jam
setelah lahir
b. Kunjungan neonatal ke dua ( KN 2 ) kurun waktu 3-7 hari setelah
kelahiran
c. Kunjungan neonatal ke tiga ( KN 3 ) kurun waktu 8-28 hari setelah
kelahiran.
Pelayanan kesehatan neonatus dasar dilakukan secara
komprehensif, melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir
dan pemeriksaan dengan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda
( MTBM ) untuk memastikan keadaan sehat, yang meliputi :
a. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir :
1) Perawatan tali pusat
2) ASI Eksklusif
3) Injeksi vitamin K1
4) Imunisasi HB 0

b. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM


1) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan adanya
bahaya
2) Pemberian imunisasi HB 0
3) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk pencegahan
hipotermi
4) Penanganan kasus dan rujukan bila diperlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan neonatus
adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

6. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus


oleh Tenaga Kesehatan maupun Masyarakat.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
resiko dan komplikasi kebidanan.
Faktor resiko pada ibu hamil adalah :
a. Primi gravida kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun
d. KEK
e. Anemia dengan Hb < 11 gr/dl
f. Tinggi badan < 145 cm
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya
h. Sedang / pernah menderita penyakit kronis
i. Riwayat kehamilan yang buruk
j. Riwayat persalinan dengan SC / vacum
k. Riwayat nifas dengan perdarahan
l. Riwayat penderita kencing manis
m. Kelainan jumlah janin
n. Kelainan besar janin
o. Kelainan letak dan presentasi janin
p. Penambahan berat badan ibu hamil normal adalah 9-12kg masa
kehamilan
q. Komplikasi pada kehamilan, bersalin dan nifas antara lain :
1) KPD
2) Perdarahan pervaginam
a. Ante partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
b. Intra partum : robekan jalan lahir
c. Post partum : atonia uteri, retplas, plasenta inkarserata
3) Hipertensi dalam kehamilan
4) Ancaman persalinan premature
5) Infeksi berat pada persalinan
6) Distosia : partus macet, persalinan tak maju
7) Infeksi masa nifas
Faktor resiko pada neonatus, tanda-tanda komplikasi pada neonatus
adalah :
a. Tidak mau menyusu
b. Riwayat kejang
c. Bergerak hanya jika dirangsang
d. Tarikan dinding dada
e. Merintih
f. Nanah banyak di mulut
g. Pusar kemerahan
h. Mata cekung dan cubitan kulit kembali lambat

7. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan pada ibu
dengan komplikasi untuk mendapatkan penanganan definitif sesuai
standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu poned
adalah :
a. Pelayanan Obstetric :
1) Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas
2) Pencegahan komplikasi dan penanganan hipertensi kehamilan
3) Pencegahan dan penanganan infeksi
4) Penanganan partus lama
5) Penanganan abortus
6) Stabilisasi komplikasi obstetric untuk dirujuk dalam transportasi
rujukan
b. Pelayanan Neonatal :
1) Pencegahan dan penanganan asfiksia
2) Pencegahan dan penanganan hipotermi
3) Penanganan BBLR
4) Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus
5) Stabilisasi komplikasi neonatal untuk dirujuk dalam transportasi
rujukan

8. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi


Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dengan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian oleh dokter/bidan/perawat
terlatih di PKD, Puskesmas, PONED, Rumah Sakit, dalam peningkatan
akses dan kualitas penanganan komplikasi neonatus tersebut antara
lain penyediaan Puskesmas mampu PONED dengan target setiap
kabupaten 4 Puskesmas PONED.

9. Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan sedikitnya 4 kali selama periode 29
hari sampai 11 bulan setelah lahir dengan jadwal kunjungan sebagai
berikut :
a. Kunjungan pertama pada umur 29 hari sampai 2 bulan
b. Kunjungan ke dua pada umur 3-5 bulan
c. Kunjungan ke tiga pada umur 6-8 bulan
d. Kunjungan ke empat pada umur 9-11 bulan

10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan
intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan
(golden period) dimana terbentuk kecerdasan, berfikir, berbicara serta
pertumbuhan mental yang intensif dan awal pertubuhan moral.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat
kesehatan suatu negara.

11. Pelayanan KB yang Berkualitas


Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan
sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka
kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang
telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta meningkatkan
fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.
Pelayanan KB Bertujuan untuk menunda / merencanakan
kehamilan. Bagi PUS yang ingin menjarangkan kehamilan, dapat
menggunakan metode KB meliputi :
a. KB alamiah ( KB kalender, pantang berkala )
b. Metode KB hormonal ( KB suntik, pil, susuk )
c. Metode KB non hormonal ( IUD, Kondom, MOW, MOP )
Tenaga kesehatan yang dapat memberi pelayanan KB adalah
dokter spesialis kandungan, dokter, bidan dan perawat.

12. Pelayanan Capeng


Calon pengantin merupakan garda terdepan dalam membentuk
sebuah keluarga yang akan dibina oleh sebab itu calon pengantin
harus memeriksakan kesehatan sebagai syarat menuju rumah tangga
yang sehat pula terutama bagi calon ibu wajib mendapatkan
pelayanan kesehatan.

13. Pelayanan IVA


Pelayanan IVA adalah pelayanan untuk mendeteksi CA serviks dan
kanker payudara pada PUS dan WUS. PUS adalah usia 15-45 tahun,
WUS adalah usia 15-55 tahun (sudah pernah menikah)

14. Peningkatan Pengetahuan Sasaran KIA


Keberhasilan indikator kinerja KIA ditentukan oleh banyak faktor ,
salah stunya adalah kompetensi pelaksana dan pengetahuan sasaran.
Peningkatan pengetahuan sasaran menjadi tolok ukur keberhasilan
program KIA. Peningkatan pengetahuan sasaran KIA antara lain
melalui pertmuan kelas ibu hamil, kelas ibu balita dan penyuluhan
kesehatan.

15. Peningkatan Kemitraan


Kemitraan sangat mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan
program KIA. Hal ini dikarenakan pelaksanaan program KIA
melibatkan berbagai elemen masyarakat dan lintas program terkait.
Sehingga diperlukan kerja sama antara lintas program dan lintas
sektoral secara berkesinambungan. Kemitraan program KIA antara
lain dengan program Gizi, Promkes, P2 dan Kesling. Sedangkan
kemitraan KIA dengan lintas sektoral antara lain denan semua SKPD,
Perangkat desa, TOMA, TOGA, Kader kesehatan, Dukun bayi.
BAB V
LOGISTIK

Kelengkapan yang harus ada di ruang upaya KIA


A. Di Puskesmas
1. Ruang untuk almari / rak untuk menyimpan dokumen KIA
2. Kursi
3. Meja
4. Regester ibu hamil, KB, MTBS
5. Formulir laporan ke Dinas Kesehatan
6. Buku dan formulir rujukan
B. Di Desa
1. Kohort ibu hamil, bayi dan balita
2. Kursi
3. Meja
4. Formulir laporan
5. Buku register
6. Buku rujukan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan Upaya KIA perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan :
1. Kelas Ibu Hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada saat senam hamil terjadi cidera tulang
belakang ibu hamil jika tidak dilakukan dengan teknik yang tepat.
Antisipasi saat senam hamil adalah pemberitahuan dahulu sebelum
senam hamil dilakukan dengan tehnik yang benar.
2. Swiping pada ibu hamil K1 dan K4
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis ibu hamil
karena dikunjungi petugas kesehatan. Antisipasi yang dapat dilakukan
adalah memberikan penjelasan secara perlahan-lahan kepada ibu hamil
bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam
kandungan
3. Evaluasi Kegiatan Upaya KIA
Resiko yang mungkin terjadi adalah kesalahan penghitungan target
sasaran yang dilakukan oleh karyawan puskesmas atau lintas sektor
terkait. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah validasi data ulang target
sasaran
4. Kunjungan rumah pada ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis petugas
puskesmas maupun lintas sektoral terkait akibat tidak berkenannya ibu
hamil atas kunjungan yang dilakukan petugas. Antisipasi yang dapat
dilakukan adalah pendekatan psikis secara perlahan-lahan dengan
menjelaskan pada ibu hamil bahwa kunjungan ini dapat bermanfaat
untuk ibu dan bayi dalam kandungan sehingga dapat meminimalkan
resiko yang mungkin terjadi.
5. Pelacakan kasus kematian maternal / neonatal
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis karyawan
puskesmas akibat tidak berkenannya keluarga / ibu atas kunjungan
yang dilakukan oleh petugas yang bisa mengingatkan kejadian kematian
ibu / neonatal. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan
kepada keluarga bahwa kunjungan ini untuk mengantisipasi tidak
terulangnya kejadian yang sama pada keluarga yang lain.
BAB VII
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM KIA-KB perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinana yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan:
A. Posyandu
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
adalah kemungkinan jatuhnya karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
dalam perjalanan menuju posyandu maka harus diantisipasi supaya savety
dalam berkendara.
B. Kelas ibu hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
saat senam hamil terjadi cedera tulang belakang pada petugas saat melatih
senam hamil. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah agar lebih memahami
teknik yang benar pada senam hamil.
C. Sweeping KI-K4
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis karyawan puskesmas
dan lintas sector terkait karena tidak berkenan nya keluarga ibu untuk
dikunjungi oleh karyawan puskesmas dan lintas sector terkait.
D. Pembinaan dukun bayi
Resiko yang terjadi adalah kemungkinan terjadinya kesalahpahaman informasi
antara karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dengan dukun bayi
dikarenakan factor usia dukun bayi, sehingga petugas bisa terkena dampak
yang dilakukan oleh dukun bayi. Antisipasi yang dilakukan adalah petugas
secara perlahan menyampaikan informasi kepada dukun bayi dengan jelas dan
diadakan sesi tanya jawab.
E. Evaluasi kegiatan UKM KIA-KB
Resiko yang mungkin terjadi adalah kesalahan penghitungan target sasaran
yang dilakukan oleh karyawan puskesmas atau lintas sector terkait. Antisipasi
yang dapat dilakukan adalah validasi data ulang target sasaran.
F. Kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis karyawan puskesmas
dan lintas sector terkait akibat tidak berkenan nya ibu hamil atas kunjungan
yang dilakukan petugas. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah pendekatan
psikis secara perlahan dengan menjelaskan pada ibu hamil bahwa kunjungan ini
sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam kandungan sehingga dapat
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
G. Pelacakan ke rumah kasus kematian maternal/neonatal
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis terganggunya psikis
karyawan puskesmas dan lintas sector terkait akibat tidak berkenan nya
keluarga/ibu itu sendiri atas kunjungan yang dilakukan petugas yang bisa saja
mengingatkan kejadian kronologi kematian ibu/bayi.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan kepada keluarga bahwa
kunjungan ini sangat bermanfaat untuk data kesehatan sehingga bisa untuk
mengantisipasi tidak terulangnya kejadian yang sama pada keluarga yang lain.
H. Kajian kasus kematian maternal/neonatal di Puskesmas
Resiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kesalahpahaman antar petugas
atau bidan desa, karena harus menjelaskan kronologi kematian ibu/bayi.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah sebelum pelaksanaan kegiatan
dibacakan maksud dan tujuan kegiatan tersebut kepada sasaran yang intinya
untuk mengkaji penyebab kematian supaya tidak terulang kembali oleh petugas
yang lain jika kasus tersebut bisa diatasi dengan cepat dan tepat.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah proses deteksi adanya penyimpangan dan


perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan.
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan KIA dimonitor dan menggunakan
indikator sebagai berikut :
1. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
2. Ketepatan metoda yang digunakan
3. Tercapainya indikator KIA
4. Permasalahan dibahas setiap pertemuan mini loka karya
Indikator pemantauan upaya KIA adalah PWS KIA yang meliputi :
a. Akses Pelayanan Ante Natal ( cakupan K1 )
Adalah cakupan ibu hamil pertama kali mendapatkan pelayanan yang
dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA,
sasaran yang digunakan PWS KIA.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan ANC
oleh tenaga kesehatan X 100
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

b. Cakupan K4
Adalah cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC sesuai
standar minimal 4 kali, yaitu pada triwulan pertama 1 kali, pada
triwulan ke dua 1 kali, pada triwulan ke tiga 2 kali.
Rumus yang digunakan adalah
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan 4 kali pelayanan ANC sesuai
standar
X 100
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun 1 tahun

c. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan


Adalah cakupan ibu yang bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
yang kompeten sesuai standar.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh nakes yang kompeten sesuai
standar
X 100
Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah tertentu dlm kurun 1
tahun
d. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan ( KF 3 )
Cakupan pelayanan ibu pada masa 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin
sesuai standar.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah ibu nifas yang mendapatkan 3 kali pelayanan sesuai standar
X 100
Jumlah sasaran ibu nifas di suatu wilayah tertentu dlm kurun 1 tahun

e. Cakupan pelayanan kesehatan Neonatus 0-28 hari ( KN lengkap )


Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit 3 x pelayanan dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48
jam, 1 kali pada hari ke 3-7, 1 kali pada hari ke 8-28 hari setelah lahir di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Rumus yang digunakan :
Jumlah neonatus yang memperoleh pelayanan 3 kali
X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

f. Deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat


Adalah cakupan ibu hamil dengan resiko atau komplikasimyang
ditemukan oleh kader / dukun bayi / masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi
atau masyarakat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100
20 % jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

g. Cakupan penanganan komplikasi Kebidanan ( PK )


Cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah tertentu
pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara devinitive sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitive
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100
20 % jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
h. Cakupan penanganan komplikasi neonatus
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitive
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapatkan penanganan
definitive
oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100
15 % jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

i. Cakupan pelayanan anak Balita


Adalah cakupan anak balita ( 12-59 bulan ) yang memperoleh pelayanan
sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun, perkembangan minimal 2 kali setahun, pemberian vitamin A 2
kali setahun
Rumus yang digunakan :
Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standar
di wilayah kerja tertentu
X 100
Jumlah sasaran Balita di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

j. Cakupan KB aktif
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang menggunakan
alat kontrasepsi ( alkon ) dibandingkan dengan PUS ( Pasangan Usia
Subur ) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Rumus yang digunakan :
Jumlah peserta KB aktif di suatu wilayah kerja tertentu
X 100
Jumlah seluruh PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
BAB IX
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pedoman pemberdayaan Upaya KIA dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak agar
tercapai kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera ( NKKBS ). Meningkatkan derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya, sebagai
pedoman dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan balita serta sebagai pedoman
dalam meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak pra sekolah terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarga.

B. Saran
Untuk mencapai tujuan pedoman pemberdayaan Upaya KIA harus
melaksanakan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, selain dengan
menggunakan pedoman pelayanan KIA, petugas kesehatan juga harus
memberdayakan masyarakat agar masyarakat lebih sadar akan penting
nyakesehatan

Anda mungkin juga menyukai