Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Blok 15 Skenario 1

Dosen Fasilitator

Dr. Drg. Edrizal, SP.Ort

Oleh

Kelompok 8 :

1. Muhammad Harist Nasri (Ketua) 2010070110097


2. Muhammad Mizan Alhayah (Sekre) 2010070110019
3. Cinta Putri Dean 2010070110023
4. Oka Arfanadu 2010070110021
5. Siti Maghfirah 2010070110058
6. Rika Nur Islami 2010070110060
7. Malvina Aaliyya Kintaka 2010070110061
8. Ghaniyu 2010070110063
9. Pricilia Angellika 2010070110075
10. Atthahirah Nabila Moryka 2010070110080
11. Ireny Mariana 2010070110081
12. Mia Nur Aziza 2010070110088

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang kami ucapkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah, dan
Inayah-nya kepada kami. Sholawat beiringkan salam tak lupa
kami sanjungkan untuk nabi besar Muhammad saw yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang
penuh ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang pembengkakan yang semakin besar.

Dalam laporan tutorial skenario 1 blok 15 ini, kami


menyadari sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam
penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa tanpa
adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidak
mungkin hasil laporan tutorial skenario 1 blok 15 dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada Dr. Drg. Edrizal, SP.Ort sebagai dosen fasilitator kami
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah


diberikan kepada kami, semoga mendapatkan balasan dari
Allah SWT, serta Makalah Skenario 1 Blok 15 ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, dan para pembaca
umumnya.

Padang, 15 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I..............................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Menetapkan Permasalahan................................................................2

1.3 Tujuan Pembelajaran.........................................................................2

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................3

2.1 Klarifikasi Istilah.................................................................................4

2.2 Penetapan Masalah.............................................................................5

2.3 Curah Pendapat...................................................................................5

2.4 Menganalisis Masalah.........................................................................7

2.5 Tujuan Pembelajaran.........................................................................8

2.6 Belajar Mandiri...................................................................................8

2.7 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri...................................................8

BAB III.........................................................................................................18

PENUTUP...................................................................................................18

3.1 Kesimpulan........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengobatan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang


diberikan rumah sakit pada pasien. Dalam pengobatan diharapkan pasien
dapat sembuh. Upaya yang diberikan meliputi pemeriksaan, diagnose,
pemberian obat atau treatment dan pemulihan dari penyakit. Selama dalam
masa pengobatan, pasien mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan.
Apabila pasien dalam keadaan tidak sadar, perawatan sepenuhnya
tergantung pada pihak pemberi. Semua perbuatan pastilah mendatangkan
akibat termasuk tindakan pemberian pertolongan di pelayanan kesehatan.
Semua bentuk tindakan terhadap pasien pasti memiliki potensi resiko.
Menurut Joint Commission Internasional (JCI) dan World Health
Organitation (WHO) melaporkan bahwa beberapa negara terdapat 70%
kejadian kesalahan pengobatan meskipun, jika dilihat dari kasus ini,
permasalahan keselamatan pasien masih banyak terjadi termasuk di
Indonesia. Semua tindakan pelayanan kesehatan yang akan diberikan
kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak
memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus
memiliki standar dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar
tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan tindakan pelayanan kepada pasien. Selain itu, keselamatan
pasien juga tertuang dalam undang-undang. Sehingga tenaga kesehatan
tidak bisa lalai dalam melakkan pekerjaannya.(Ningsih and Endang Marlina,
2020)

1
2

1.2 Menetapkan Permasalahan


1. Apakah patient safety dengan pasien rumah sakit sama?
2. Apa kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan dari patient
safety?
3. Apa saja manfaat yang diperolah dari progam keselamatan pasien ?
4. Bagaiamana upaya serta langkah dalam patient safety?
5. Apa penyebab usulan yang terdapat pada skenario tidak banyak dan
terstruktur pada kedokteran gigi?
6. Bagaimana standar dalam pengaplikasian patient safety dalam
praktik kedokteran gigi?
7. Bagaimana peran pasien tersebut dalam mendukung dari program
keselamatan pasien itu sendiri?
8. Bagaimana bentuk tercipatanya patien safety ?
9. Apa contoh dari KTD, KNC, KTC,serta KPC?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi,konsep, dan
prinsip patient safety
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah serta upaya
patient safety
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujan dari patient
safety
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk kegagalan
patient safety
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak patient
safety terhadap pasien dan tenaga medis
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat alquran dan
hadist dari skenario
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 1
“Keselamatan Pasien yang Paling Utama”

Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang


membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman dan nyaman.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang diakibatkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan ataupun tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman dan
nyaman. Hal ini termasukjuga seperti ; assesment resiko,identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insident, dan tindak lanjutnya seperti implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambuil tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien
merupakan suatu upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
nyaman, dan aman.”patient safety” merupakan indikator yang paling utama
dalam sistem peleyanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan
dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi
insidenbagi pasien. Dalam Permenkes RI No.1591/MENKES/PER/VII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, insiden keselamatan pasien
adalah segala sesuatu yang terjadi secara sengaja atau tidak sengaja dan
kondisi mengakibatkan atau berpotensi untuk menimbulkan cidera pada
pasien, yang terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) , Kejadian
Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian
Potensial Cedera (KPC). Insiden keselamatan pasien sewaktu-waktu dapat
terjadi tanpa direncanakan yang dapat membahayakan pasien dan tidak
terpenuhi outcome dalam penyembuhan pasien. Insiden keselamatan pasien
dapat disebabkan karena beberapa hal yang tidak sesuai standar dalam
periode pelayanan pasien, pengobatan yang tidak memenuhi harapan untuk

3
4

perbaikan atau penyembuhan pasien, risiko dalam pengobatan dan


kedisplinan serta ketidakpatuhan pasien dalam minum obat. Menurut
Cooper, dkk (2018) klasifikasi dampak insiden keselamatan pasien dalam
pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien telah menjadi titik fokus
perawatan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Di bidang kedokteran
gigi,usulan ini tidak banyak atau tidak terstruktur,meskipun keselamatan
pasien menjadi salah satu keprihatinan yang melekat dalam praktik gigi.
Keslematan pasien ahrus sesuai dangan tujuan, langkah-langkah, manfaat,
sasaran danstandar dalam mengaplikasikan pada praktik kedokteran gigi.

Ayat Al-Qur’an tentang keselamatan dan kesehatan kerja


Q.S AR-RA’DU AYAT 11

Artinya :

“Bagi Manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, dimuka dan di belakang, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tidak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Sultan Muhammad Khan dari Afghanistan mennulis, “Keselamatan adalah


nafas terpenting agama dan pondasi agama. Tanpa keselamatan agama
bukan agama. “Mengingat ungkapan tersebut, maka kita perlu
merenungkan ayat suci Al-Qur’an sbb, “Dan tidak ada seorang pun dari
padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah
suatu kepastian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71). Pengertian orang
muslim akan nasibnya terdapat dalam ayat ini

2.1 Klarifikasi Istilah


1. Assesment resiko
Pengujian terhadap suatu resiko yang akan timbul;
2. Analisis insiden
5

Proses mengamati atau menyelidiki untuk mengamati insiden apa


yang terjadi dengan pasien tersebut
3. Outcome dalam penyembuhan
Pencapaian yang dicapai dari jasa yang dihasilkan

2.2 Penetapan Masalah


1. Apakah patient safety dengan pasien rumah sakit sama?
2. Apa kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan dari patient
safety?
3. Apa saja manfaat yang diperolah dari progam keselamatan pasien ?
4. Bagaiamana upaya serta langkah dalam patient safety?
5. Apa penyebab usulan yang terdapat pada skenario tidak banyak dan
terstruktur pada kedokteran gigi?
6. Bagaimana standar dalam pengaplikasian patient safety dalam
praktik kedokteran gigi?
7. Bagaimana peran pasien tersebut dalam mendukung dari program
keselamatan pasien itu sendiri?
8. Bagaimana bentuk tercipatanya patien safety ?
9. Apa contoh dari KTD, KNC, KTC,serta KPC?

2.3 Curah Pendapat


1. Apakah patient safety dengan pasien rumah sakit sama?
Standar keselamatan pasien telah diatur dalam peraturan menteri
kesehatan, yang seharusnya diterapkan sama pada setiap rumah sakit
2. Apa kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan dari patient
safety?
Adanya ketidak patuhan pasien mengikuti prosedur rumah sakit,
keteledoran operator seperti kesalahan membaca resep dan dalam
memberikan dosis obat, terjadi akibat alat yang tidak beroperasi
dengan baik, kesalahan diagnosis dan kegagalan dalam melakukan
pencegahan terhadap pasien, pelayanan pencegahan yang terlambat
6

dan kesalahan prosedur keterampilan, komunikasi merupakan yang


terpenting apabila tidak baik antara atasan dan bawahan bisa
menyebabkan keslahan operator.
3. Apa saja manfaat yang diperolah dari progam keselamatan pasien ?
Akan terciptanya budaya keselamatan dan pasien dalam kedaman
aman dan nyaman, menurunnya angka kejadian dan mengurangi
insiden cedera, serta mengurangi kesalahan prosedur.
4. Bagaiamana upaya serta langkah dalam patient safety?
Pada saat melakukan tindakan medis melalakuakn dengan prosedur,
strelisasi dan fasilitas yang memadai, menerapkan budaya
keselamatan dan berani mengungkapkan bila terjadi kesalahan,
membangun kesadaran diri dari pasien dan operator, saling
berkomunikasi dengan pasien, mencegah cedara dengan
mengimplementasi dengan sistem rumah sakit, menaikan kualitas
peralatan yang digunakan.
5. Apa penyebab usulan yang terdapat pada skenario tidak banyak dan
terstruktur pada kedokteran gigi?
Dikarenakan anggapan bidang kedokteran gigi hanya pada gigi dan
mulut sehingga resiko kecil, dan dokter gigi mendirikan praktik
sendiri sehingga seseorang mudah dalam megambil tindakan,
kurangnya kesadaran pasien.
6. Bagaimana standar dalam pengaplikasian patient safety dalam
praktik kedokteran gigi?
Dengan cara memenuhi hak pasien seperti memberikan hak kepada
pasien dan keluarganya atas informasi pelayanan dan perawatan,
budaya keselamatan dan mengoptimalkan kerjasama operator dan
pasien.
7. Bagaimana peran pasien tersebut dalam mendukung dari program
keselamatan pasien itu sendiri?
Dengan kesadaran pasien atas hak dan kewajibannya, komunikasi
yang baik, pasien mengikuti langkah langkah sesuai keselamatan
pasien dirumah sakit.
7

8. Bagaimana bentuk tercipatanya patien safety ?


Meningkatnya keberhasilan outcome dangan penangan dari pasien,
terjadinya peningkatan akuntabilitas rumah sakit di masyarakat,
menurunnya kejadian yang tidak diharapkan dirumah sakit, tidak
terjadinya insiden yang berpotensi cedera pada pasien seperti
KTD,KNC,KTD, dan KPC
9. Apa contoh dari KTD, KNC, KTC,serta KPC?
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien seperti pasien jatuh dari kursi
roda, KNC (Kejadian Nyaris Cedera) adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien seperti pemberian obat salah dosis
tetapi segera di perbaiki, KTC (Kejadian Tidak Cedera) adalah
insiden yang sudah terpapar ke pasien seperti salah dosisobat tetapi
tidak mengakibatkan cedera, tetapi tidak timbul cedera, KPC
(Kondisi Potensial Cedera) adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

2.4 Menganalisis Masalah

Patient Safety

Langkah Serta
Definisi Tujuan
Upaya

Bentuk Kegagalan Patient


Safety

Dampak Terhadap Pasien


& Tenaga Medis

Alquran &
Hadist
8

2.5 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi,konsep,


dan prinsip patient safety
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah serta
upaya patient safety
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujan dari patient
safety
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk kegagalan
patient safety
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak patient
safety terhadap pasien dan tenaga medis
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat alquran dan
hadist dari skenario

2.6 Pembelajaran Mandiri


Pada Tahap ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan
mencari berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran pembelajaran baik dari web journal, buku, maupun dari
pakarnya secara langsung.
2.7 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi,konsep,


dan prinsip patient safety
Keselamatan pasien adalah disiplin di sektor perawatan kesehatan
yang menerapkan metode ilmu keselamatan menuju tujuan mencapai
sistem pemberian perawatan kesehatan yang dapat dipercaya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 11 tahun 2017
keselamatan pasien merupakan sesuatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi assesment risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
9

kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta


implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak menggambil tindakan yang
seharusnya diambil.

Prinsip patient safety (Depkes RI, 2008)


Tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakitterdiri dari:
1) Kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien
2) Komitmen pelayanan kesehatan berorientasi patient safety
3) Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebabinsiden
terkait patient safety
4) Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety
5) Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasiententang
faktor risiko insiden terkait patient safety
6) Kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebabmasalah
terkait patient safety
7) Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadianyang
terjadi untuk mencegah kejadian berulang

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan langkah serta


upaya patient safety
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
1) Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien.
Ciptakan budaya adil dan terbuka
2) Memimpin dan mendukung staf.
Tegakkan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
diseluruh Fasilitas pelayanan Kesehatan anda.
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
Bangunsistemdanprosesuntuk mengelola risiko dan
mengindentifikasi kemungkinan terjadinya kesalahan
4) Mengembangkan sistem pelaporan
10

Pastikan staf anda mudah untuk melaporkan insiden secara


internal (lokal ) maupun eksternal (nasional).
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Kembangkan cara-cara berkomunikasi cara terbuka dan
mendengarkan pasien.
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien.
Dorongstafuntukmenggunakananalisaakarmasalah
gunapembelajaran tentang bagaimana dan mengapa terjadi
insiden.
7) Implementasi Solusi-Solusi untuk Mencegah Cidera
Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan
Pasien Pembelajaran lewat perubahan-perubahan didalam
praktek, proses atau sistem. Untuk sistem yang sangat komplek
seperti Fasilitas pelayananKesehatanuntukmencapai hal-
haldiatasdibutuhkan perubahan budaya dan komitmen yang tinggi
bagi seluruh staf dalam waktu yang cukup lama

Pelaksanaan patient safety


1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Look-Alike,
Sound-Alike Medication Names).
2. Pastikan identifikasi pasien.
3. Komunikasi secara benar saat serah terima / pengoperan
pasien.
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (Concentrated).
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
7. Hindari salah kateterdan salah sambung slang (Tube).
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai dan tingkatkan kebersihan
tangan (Hand Hygiene) untuk pencegahan lnfeksi nosokomial
(Trisasi Lestari.2006)
11

Langkah untuk Mengembangkan Budaya Keselamatan Pasien


(Hasting G., 2008)
1. Put the focus back on safety (kembali fokus ke keselamatan
pasien)
2. Think small and make the right thing easy to do (berpikir mudah
dan membuat langkah mudah untuk peningkatan pelayanan)
3. Encourage open reporting (mendorong sistem pelaporan terbuka)
4. Make data capture a priority (membuat sistem pencatatan sebagai
prioritas)
5. Use systems-wide approaches (gunakan pendekatan sistem yang
menyeluruh bukan individual)
6. Build implementation knowledge ( mengembangkan sistem
berpikir dan implementasi program)
7. Involve patients in safety efforts (melibatkan pasien dalam usaha
keselamatan)
8. Develop top-class patient safety leaders (mengembangkan
kepemimpinan keselamatan pasien yang berkualitas)

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujan dari


patient safety
Keselamatan pasien merupakan suatu upaya menjamin segala
tindakan dan aktivitas yang berhubungan dengan pasien yang
dilakukan oleh petugas kesehatan agar berlangsung dengan aman
dan tidak menimbulkan efek atau dampak yang membahayakan
bagi pasien melalui serangkaian aktivitas yang telah diatur
dalam perundang-undangan.Keselamatan pasien menjadi poin
penting dalam setiap tindakan medis baik tindakan medis ringan
maupun tindakan medis berat. Manfaat Berdasarkan penelitian
Maghfiroh & Rochmah (2017),.
Tujuan patient safety:
Adapun tujuan dari keselamatan pasien di rumah sakit di antaranya
adalah sebagai berikut:( Hetty Ismaniar. 2015).
12

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.


b. Meningkatnya akuntabilitas rumahsakit terhadap pasien dan
masyarakat.
c. Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien di rumahsakit.
d. Terlaksananya program pencegahan, sehingga Isi dan
Keselamatan Pasien dapat dihindari.
e. Upaya mencegah atau meminimalkan terjadinya insiden
keselamatan pasien yang bersifat merugikan.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk


kegagalan patient safety
World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 menyatakan
bahwa ada empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya insiden
keselamatan pasien, yaitu faktor organisasi, faktor kerja tim, faktor
lingkungan dan faktor individu. Dari keempat faktor tersebut, faktor
organisasi dan faktor kerja tim yang memiliki kontribusi besar untuk
menyebabkan terjadinya masalah keselamatan pasien. Faktor
organisasi ini meliputi budaya keselamatan, kepemimpinan dan
komunikasi. Sedangkan faktor kerja tim terdiri atas kerjasama tim
dan supervise.

Insiden keselamatan pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut


(WHO, 2018) :

a. Insiden berbahaya
Insiden yang dapat membahayakan dan merugikan pasien
sehingga planning perawatan tidak sesuai yang diharapkan.
b. Insiden tidak berbahaya
Insiden yang tidak menimbulkan bahaya dan kerugian pada
pasien.
c. Insiden nyaris berbahaya
Insiden yang tidak membahayakan pasien tetapi memiliki
potensi atau resiko untuk bahaya dan kerugian.
13

1) Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah


setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat,
kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event adalah suatu
kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (“commission”) atau karena tidak
bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease” atau
kondisi pasien.
3) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss adalah suatu insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak
menyebabkan cedera pada pasien.
4) Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar
ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena
“keberuntungan” (misal: pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan” (suatu obat
dengan reaksi alergi diberikan , diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya).
5) Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance”
adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbukan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
6) Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebagainya)
sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
14

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak patient


safety terhadap pasien dan tenaga medis
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) di fasilitas pelayanan kesehatan. Selain
faktor penyebab, dampak yang ditimbulkan dari Insiden
Keselamatan Pasien juga beragam salah satunya adalah menurunnya
kepuasan pasien sehingga berpengaruh terhadap mutu dari pelayanan
kesehatan tersebut. Pelayanan yang aman dapat meningkatkan
kepuasan pasien sehingga memberikan pengaruh yang baik terhadap
citra dari sebuah fasilitas pelayanan kesehatan
Menurutt Cooper, dkk (2018) klasifikasi dampak insiden
keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut.
Tidak ada kerugian
Proses pengobatan yang berjalan hingga selesai tanpa ada kerusakan
atau kerugian untuk pasien.
Contoh: Pasien menerima obat imunosupresif (azathioprine) tetapi
melewatkan pemantauan hematologis rutin selama beberapa bulan
tetapi tidak ada bahaya yang terjadi.
Tidak ada kerugian karena hasil mitigasi
Segala insiden yang berpotensi menyebabkan bahaya tetapi tidak
menimbulkan bahaya.
Contoh: Seorang petugas kesehatan yang kurang tepat
mengindikasikan aturan minum obat yang seharusnya dua kali sehari
tapi petugas menulisnya satu kali sehari. Petugas yang menyediakan
obat tersebut kepada pasien sebelumnya telah mencatat kesalahan
dan mengoreksi obat kembali.
Kerugian ringan
Insiden di mana pasien terluka tetapi tidak memerlukan intervensi
atau perawatan minimal
15

Contoh: Seorang dokter membuat kesalahan resep dan kemudian


sediaan obat tidak ada di apotik rumah sakit sehingga obat yang
dibutuhkan didapat dari apotik di luar rumah sakit. Pasien tidak
mendapatkan obat selama 3,5 jam yang membuat keluarga sangat
takut.
Kerugian sedang
Pasien yang memerlukan perawatan medis jangka pendek untuk
penilaian dan perawatan ringan baik di UGD atupun bangsal rumah
sakit.
Contoh: Seorang petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah
rutin ke pasien diabetes untuk memberikan insulin. Pada saat
kunjungan ditemukan gula darah pasien dalam batas aman untuk
pemberian insulin. Kemudian pada hari yang sama pasien ditemukan
hipoglikemia, pasien tidak memberitahu petugas bahwa 30 menit
sebelum petugas datang pasien sudah mendapatkan terapi insulin.
Pasien sementara dirawat dirumah sakit untuk memantau gula darah
satu hari.
Insiden perusakan berat
Pasien mengalami insiden yang berdampak jangka panjang atau
permanen pada fisik, mental ataupun sosialnya sehingga
mempersingkat harapan hidupnya.
Contoh: Seorang anak epilepsi diresepkan untuk mendapatkan
fenobarbital dengan gejala mengantuk dan mengalami penurunan
kesadaran selama tiga hari. Konsentrasi fenobarbital dalam darah
pasien ditemukan snagat tinggi ketika diperiksa, label pabrik
memberikan kekuatan 25 mg/ ml tetapi label farmasi di fasilitas
kesehatan salah mengindikasikan obat tersebut dengan 25 mg/ 5 ml
dan anak tersebut sudah menerima obat sebanyak 5 kali dosis yang
sudah diresepkan.
Kematian
16

Insiden yang terjadi dalam masa pengobatan. Dapat terjadi karena


kurang tepat dalam penegakkan diagnosis, penanganan awal, dan
lain sebagainya.
Contoh: Keluarga pasien menelpon seorang dokter dengan
melaporkan keadaan pasien seperti merasa tidak enak badan, muntah
dan ada ruam merah di perut kemudian seorang dokter mendiagnosis
pasien dengan penyakit virus dan menganjurkan keluarga untuk
memberikan obat anti muntah. Beberapa jam kemudian keadaan
pasien memburuk dan dibawa ke UGD, pasien didiagnosis
septikemia meningkokus dan meninggal.
Insiden yang kurang detail
Insiden di mana informasi tidak memadai untuk mengevaluasi
keparahan bahaya sehingga dapat berisiko kesalahan dalam hasil
perawatan
Contoh: Seorang pasien memberikan sampel untuk uji histologi dan
sitologi tetapi pasien tidak memberikan keterakan pada label pot
seperti nama, tanggal dan umur.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan ayat alquran


dan hadist dari skenario
Alquran
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”. (asy-Syarh: 7-8)
Ayat tersebut juga memberi isyarat tentang pentingnya sebuah
perencanaan dalam satu pekerjaan
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan
dan hati, semuanya akan diminta pertanggung jawabannya” (surat Al
– Isra’ ayat 36)
17

Sebagai seorang tenaga medis tentunya memiliki tanggung


jawab yang besar dalam hal keselamatan pasien. Selain itu seorang
tenaga medis juga akan selalu dituntut untuk long life learning agar
selalu dapat memperbaharui ilmu yang dimilikinya juga demi
keselamatan pasien

Hadist
َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬
‫صلَّى هللا عليه وسلَّ َم‬ ِ ‫ع َْن َأبِي َس ِع ْي ٍد َس َع ْد ْب ِن ِسنَا ِن ْال ُخ ْد ِري َر‬
‫ض َرا َر‬ َ َ‫ ال‬: ‫قَا َل‬
ِ َ‫ض َر َر َوال‬
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh melakukan perbuatan yang
bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain."
(HR Ibnu Majah, No 2340 dan 2341).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau


menghindarkan cidera padapasien akibat perawatan medis dan
kesalahanpengobatan. Pada prinsipnya keselamatan pasien bukan berarti
harus tidak ada risiko sama sekali agar semua tindakan medis dapat
dilakukan, melainkan mengurangi risiko yang terjadi. Tujuan dari patient
safety adalah (a). terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit;
(b) meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat;(c). Menurunnya KTD di Rumah Sakit, dan (d). Terlaksananya
prorgam-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulanganKTD.

18
19

DAFTAR PUSTAKA

Emanuel, L., Berwick, D., & Conway, J. (2008). What exactly


ispatient safety? Advances in Patient Safety, 1–18.
KOHN, L. T., CORRIGAN, J. M. & DONALDSON, M. S. 2000. To
Err is Human : Building a Safer Health System, Washington, National
Academy Press.
Pabuti, Aumas. (2011). Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
(KP) Rumah Sakit. Proceedings of expert lecture of medical student of
Block 21st of Andalas University, Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2017). Keselamatan Pasien .
Jakarta : Menteri Kesehatan.
Salawati Liza .2020. Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Jurnal Averrous Volume 6
No.1 Mei 2020 Page 98-107
Tutiany, lindawati & Krisanti, P. 2017. Bahan Ajar Keperawatan:
Manajemen Keselamatan Pasien. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hal-37-49
Vincent, C. (2010). Patient Safety (2nd Edition). Wiley-
Blackwell:London, UK.
WHO. 2018. Classification of patient-safety incidents in primary
care. https://www.who.int/bulletin/volumes/96/7/17-199802/en/

Anda mungkin juga menyukai