Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Peran Pasien dan Keluarga Sebagai Partner Dipelayanan


Kesehatan Untuk Mencegah Terjadinya Bahaya dan Advers
Event
Dosen pengampu Bela Novita A.S., S.Kep., M.K.M

Disusun oleh :

1. Ahmad Pujiyanto 18215007


2. Ajat Sudrajat 18215011
3. Aldini Aulia 18215012
4. Alya Ardina .O 182150
5. Anggeriyani 18215 020
6. Antika Suryaningtyas 18215025
7. Ayu Aulia 182150
8. Ayu Safitri 18215034
9. Ayu Sundari 18215035
10. Bellyta Nur Octaviani 18215038
11. Deslaranti 18215042
12. Dewi puji Astuti 18215045
13. Dhelia FadhilatusSururi 18215047
14. Dwi Amalia Susanti 18215054
15. Atika Mutia 18215248

STIKes YATSI Tangerang


Jl. Arya Santika No. 40A Bugel Margasari Karawaci

Kota Tangerang Tlp. (021) 55726558


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah “ peran pasien dan keluarga sebagai partner di pelayanan
kesehatanuntk mencegah bahaya dan adverse event”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Bela
Novita A.S., S.Kep., M.K.M yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang, 10 Desember 2019

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2. Tujuan...........................................................................................................................1
1.3. Masalah.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN.......................................................................................................3

2.1. Standar Keselamatan Pasien.........................................................................................3


2.2. Peran Keluarga Secara Aktif dalam Menjaga Keselamatan Pasien dalam Pelayanan
Kesehatan......................................................................................................................6
2.3. Penerapan 6 Sasaran Pasien..........................................................................................6
2.3.1. Ketetapan Identifikasi Pasien............................................................................6
2.3.2. Komunikasi Efektif...........................................................................................7
2.3.3. Pemberian Obat Secara Aman..........................................................................7
2.3.4. Ketetapan Tepat Lokasi....................................................................................7
2.3.5. Pengurangan Resiko Infeksi.............................................................................8
2.3.6. Pengurangan Resiko Jatuh................................................................................9

BAB III PENUTUP.................................................................................................................10

3.1. Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2. Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang
cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical
errors). kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang
telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan
tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan
perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near
Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan
karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap
petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh
karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta
mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan
diri pasien.
Keluarga merupakan unit paling dekat dengan pasien, dan merupakan perawat
utama bagi pasien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang
diperlukan pasien di rumah sakit. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia
jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan pasien harus dirawat
kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal perawatan di rumah sakit akan
meningkatkan kemampuan keluarga merawat pasien di rumah sehingga
memungkinkan pasien tidak kambuh atau dapat dicegah.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran keluarga dan pasien untuk mencegah bahaya
2. Untuk mengetahui standar keselamatan pasien rumah sakit.
3. Untuk mengetahui sasaran keselamatan pasien dan keluarga

1
1.3. Rumusan masalah
1. Apa itu patient safety ?
2. Siapa yang berperan dalam patient safety?
3. Apa peran keluarga dalam patient safety?
4. Apa peran pasien dan keluarga sebagai partner dalam pelayanan kesehatan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Standar Keselamatan Pasien


Dalam melakukan prosedur perawatan pada pasien, terdapat tujuh standar
keselamatan. Standar ini mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang
dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois,
USA, tahun 2002. Tujuh standar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Hak pasien

Standar : Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi


mengenai rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).

Kriteria :
a. Harus ada dokter sebagai penanggung jawab pelayanan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
c. Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya kejadian tidak diharapkan.

2. Mendidik pasien dan keluarga.

Standar : Rumah sakit harus mampu mendidik pasien dan keluarga mengenai
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Kriteria : Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan


keterlibatan pasien dimana pasien berperan sebagai partner dalam proses
pelayanan. Karena itu, rumah sakit harus memiliki sistem dan mekanisme untuk
mendidik pasien dan keluarga mengenai kewajiban dan tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga
memiliki kemampuan untuk :
a. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

3
Standar : Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

Kriteria :
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
b. Koordinasi pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan
sumber daya
c. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

4. Penggunaan metode-metode dalam peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi


dan program peningkatan keselamatan pasien.

Standar : Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja.

Kriteria :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan yang baik sesuai
dengan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit’.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.

Standar :
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien melalui penerapan ‘Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.’
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk mengidentifikasi
risiko keselamatan pasien dan program mengurangi kejadian tidak diharapkan.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi serta koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan
keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.

Kriteria :

a. Terdapat tim pendisiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.


b. Tersedia program proaktif untuk mengidentifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden atau kejadian tidak diharapkan.
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi.

4
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain, dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden.
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan.
i. Tersedia sasaran terukur, serta pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standar :
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriteria :

a. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
mengenai keselamatan pasien
b. Mengintegerasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
c. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok guna mendukung
pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Standar :
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

Kriteria :

a. Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen


untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan
keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

5
2.2. Peran Keluarga Secara Aktif dalam Menjaga Keselamatan Pasien dalam
Pelayanan Kesehatan
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
2. Mengetahui dan melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab pasien
maupun keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.\
5. Mematuhi dan menghormati peraturan rumah sakit
6. .
7. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa dalam proses bersama
tim kesehatan mengelola pasien
8. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

2.3. Penerapan 6 Sasaran Pasien

2.3.1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Pasien  dalam keadaan tidak sadar, gelisah,  mengalami gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan proses pikir, mendapat obat 
bius, atau gangguan lain tidak mampu melakukan identifikasi diri dengan
benar selain itu pasien yang pindah ruang rawat atau bertukar tempat tidur saat
perawatan di rumah sakit berisiko mengalami ketidaktepatan identifikasi,
maka rumah sakit menyusun sistem untuk memastikan identifikasi pasien
sebagai individu yang akan menerima pelayanan adalah tepat dan jenis
pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut adalah sesuai.

Peran Pasien dan keluarga untuk memastikan ketepatan identifikasi


pasien adalah:

a. Memberikan data diri yang tepat pada saat mendaftar sesuai dokumen data
diri yang dimiliki. Data utama yang diperlukan adalah  nama dan tanggal
lahir
b. Selama rawat inap pasien dipakaikan gelang. Pasien dan keluarga harus
memahami fungsi gelang dan patuh menggunakan  gelang tersebut selama
rawat inap karena gelang tersebut dipakai oleh tim kesehatan guna
memastikan kebenaran identitas dan faktor risiko pasien saat memberikan
pelayanan.
 Gelang warna biru untuk laki-laki  dan gelang warna merah muda
untuk perempuan dipakai untuk identifikasi
 Gelang warna merah dipasangkan pada pasien yang memiliki riwayat
alergi
 Gelang warna kuning dipasangkan pada pasien yang memiliki risiko
jatuh

6
c. Pasien atau keluarga kooperatif saat dilakukan verifikasi identitas  oleh
petugas saat akan melakukan tindakan, memberikan obat, mengambil
preparat untuk pemeriksaan laborat dan lain-lain.

2.3.2. Komunikasi Efektif


Pasien yang menjalani rawat inap dikelola oleh dokter dan berbagai
profesi lain sebagai tim dengan menerapkan sistem komunikasi yang efektif
untuk memberikan pelayanan

Peran pasien dan keluarga mewujudkan komunikasi efektif adalah:

a. Menunjuk atau menetapkan anggota keluarga yang diberi kewenangan


untuk berkomunikasi dengan tim kesehatan. Penunjukkan ini diperlukan
untuk memastikan komunikasi berlangsung efektif dan berkesinambungan,
tidak mengalami rantai komunikasi yang panjang dan kompleks yang
berisiko menyebabkan perubahan makna isi informasi.
b. Memberikan informasi dan data terkait kondisi pasien kepada tim
kesehatan dengan benar dan  jelas.
c. Memberikan informasi pada petugas bila ada kejadian tidak diharapkan.
d. Meminta informasi yang diperlukan kepada tim kesehatan

2.3.3. Pemberian Obat Secara Aman


Pemberian obat merupakan bagian yang mengambil porsi dominan dalam tata
kelola pasien rawat inap.

Peran serta keluarga dalam menjamin keamanan pemberian obat adalah :

a. Memberikan informasi yang lengkap tentang riwayat obat yang pernah


dipergunakan sebelum masuk rumah sakit
b. Memberikan informasi tentang riwayat alergi atau reaksi yang dialami saat
menggunakan obat tertentu
c. Mendukung pengawasan pemberian obat selama rawat  inap dengan cara
memastikan identitas pasien benar, menanyakan jenis obat yang diberikan,
tujuan pemberian, dosis dan waktu pemberian obat

2.3.4. Ketepatan Tepat-Lokasi, Tepat-Produksi, Tepat-Pasien Oprasi


Tindakan operasi merupakan salah satu prosedur yang mungkin
dilakukan pada pasien untuk mengatasi masalah kesehatannya. Bagian tubuh
yang akan dioperasi bisa meliputi bagian yang bersisi (misalnya tangan atau
kaki kanan dan kiri, mata kanan dan kiri) atau bagian yang multipel level
(misalnya tulang belakang) atau bagian yang multipel struktur (misalnya jari
tangan) dengan demikian diterapkan sistem untuk memastikan tindakan tepat-
lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien

7
Salah satu prosedur yang dilakukan sebelum tindakan operasi adalah 
proses verifikasi. Peran pasien dan keluarga dalam proses verifikasi praoperasi
adalah memberikan informasi yang benar dan bekerja sama secara kooperatif 
Proses yang dilakukan meliputi :
a. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
Proses ini dilakukan dengan membuat tanda pada lokasi yang dioperasi.
Penandaan lokasi operasi ini melibatkan pasien, dibuat oleh dokter yang
akan melakukan tindakan dan dilaksanakan saat pasien dalam keadaan
sadar .Tanda ini tidak boleh dihapus dan harus terlihat sampai saat akan
disayat.
b. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan
yang relevan tersedia, diberi label dengan baik
c. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus yang dibutuhkan.

2.3.5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan


Rumah sakit  merupakan tempat yang memungkinkan berkumpulnya
berbagai jenis kuman sedangkan pasien yang sedang dirawat memiliki daya
tahan tubuh relatif rendah dengan demikian diperlukan suatu proses bersama
untuk mencegah timbulnya infeksi lain yang tidak berhubungan dengan
penyakit utama pasien.

Peran pasien dan keluarga dalam pengurangan risiko terkait pelayanan


kesehatan adalah :

a. Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar


Keluarga memiliki kemungkinan sering kontak dengan pasien,  maka
untuk melindungi diri sendiri dan melindungi pasien dari perpindahan
kuman disarankan keluarga menerapkan prosedur cuci tangan yang benar
pada 5 (lima) momen yaitu saat sebelum kontak dengan pasien, sesudah
kontak pasien, sesudah ke toilet, sebelum dan sesudah makan. Perlu
diperhatikan juga bahwa lingkungan sekitar pasien berisiko terpapar
kuman maka disarankan mencuci tangan sesudah kontak dengan
lingkungan pasien (meja, alat tenun, tempat tidur dsb),
Guna memperoleh hasil cuci tangan yang optimal Pasien dan keluarga
disarankan mencermati dan mengikuti petunjuk 6 (enam) langkah mencuci
tangan yang diberikan oleh petugas atau panduan cuci tangan yang ada di
rumahsakit
b. Membatasi pengunjung pasien
Selama pasien dirawat di rumah sakit seyogyanya pasien tidak
berinteraksi dengan banyak orang karena berisiko terpapar kuman dari
pengunjung dalam keadaan pertahanan diri yang relatif rendah dengan
demikian peran keluarga diperlukan untuk membatasi pengunjung yang
kontak dengan pasien
c. Menerapkan etika batuk yang benar

8
Keluarga dan pengunjung yang batuk berisiko menyebarkan kuman
melalui partikel halus di udara dengan demikian bila sedang mengalami
batuk keluarga perlu menggunakan masker atau menerapkan tehnik
perlindungan yang benar saat batuk yaitu menutup mulut dan hidung
menggunakan lengan.

2.3.6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Individu yang sedang sakit memiliki keterbatasan dalam pengamanan
diri termasuk menghindari jatuh. Rumah sakit  mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko dengan melakukan pengkajian faktor-faktor yang dapat
menyebabkan jatuh seperti, penggunaan obat, gaya jalan dan keseimbangan,
alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien, riwayat jatuh saat berjalan
atau saat istirahat baring di tempat tidur.

Peran pasien dan keluarga dalam mencegah jatuh saat dirawat di rumah
sakit adalah
a. Pastikan penanda pasien beresiko jatuh berupa gelang kuning dipakai pasien
b. Jangan melepas atau memindah kartu kuning yang dipasang petugas dekat
tempat tidur pasien atau di depan kamar pasien karena kartu tersebut
merupakan penanda untuk mewaspadai pasien yang  beresiko jatuh
c. Keluarga atau pasien perlu memastikan diri untuk memahami informasi yang
diberikan  oleh petugas agar dapat mendukung tindakan pencegahan jatuh.
Informasi yang perlu diketahui adalah:
 faktor resiko jatuh yang teridentifikasi seperti obat yang dipergunakan,
kesadaran pasien, keseimbangan saat berjalan,dll
 tindakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan
 cara untuk minta bantuan
 cara menggunakan bel atau sarana komunikasi di ruangan
 cara mengatur pengamanan tempat tidur
 pengggunaan tali pengaman, dll

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan kesehatan yang
diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu kepada tujuh standar pelayanan
pasien rumah sakit yang meliputi hak pasien, mendididik pasien dan keluarga,
keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode- metode
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf
tentang keselamatan pasien, dan komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien. Selain mengacu pada tujuh standar pelayanan tersebut,
keselamatan pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang
diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44 tahun
2009.

3.2. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan
benar sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin
keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Patricia Putri. 2016. Peran Keluarga Menjaga Keselamatan Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit. Pantiwilasa.com. update 8 Desember 2019. Pukul 22. 00 WIB.
http://pantiwilasa.com/majalahkasih/detailpost/peran-keluarga-menjaga-keselamatan-
pasien-rawat-inap-di-rumah-sakit

Saufa Ghadira. 2018. Makalah tentang prosedur keselamatan pasien.


Seputarkuliahkesehatan,com. Update 9 Desember 2019. Pukul 00.30

11

Anda mungkin juga menyukai