Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Kementrian Kesehatan RI
Disusun Oleh :
Kelompok 8 (D3 Keperawatan Tingkat 3B)
Dosen Pembimbing :
Ns. Rivan Firdaus., SST., M.Kes
Kementrian Kesehatan RI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Patient Safety dalam
Home Care ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak Ns. Rivan Firdaus, SST,. M. Kes pada mata kuliah Home Care Nursing. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Patient Safety dalam
Home Care bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Rivan Firdaus, SST., M. Kes,
selaku dosen mata kuliah Home Care Nursing yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ...................................................................................... 17
iii
B. Saran................................................................................................. 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2013, kesalahan medis (medical error) menjadi penyebab kematian
ketiga di Amerika Serikat, sekitar lebih dari 250.000 kematian per tahun. Survei
terbaru tahun 2017 masih menemukan sekitar 21% pasien memiliki pengalaman
1
kesalahan medis. Ketika kesalahan medis terjadi, itu turut berdampak pada
kesehatan fisik dan emosional pasien, finansial/keuangan serta hubungan keluarga.
Di Amerika Serikat, setiap tahun 1 dari 20 orang dewasa mengalami kesalahan
diagnostik (diagnostic error). Kesalahan diagnostik bisa memiliki konsekuensi
serius, yang dapat menyebabkan kesenjangan perawatan, prosedur yang tidak
perlu, tes ulang (repeat testing) dan membahayakan pasien. ECRI Institute
menyatakan bahwa banyak kematian di rumah sakit yang dengan perjalanan alami
penyakit mungkin merupakan hasil dari kesalahan diagnostik. Di Indonesia,
penelitian Utarini et al. menunjukkan bahwa angka KTD sangat bervariasi, untuk
kesalahan diagnosis yaitu 8,0% hingga 98,2% dan kesalahan pengobatan sebesar
4,1% hingga 91,6%. Terus berkembangnya penelitian tentang keselamatan pasien
di berbagai daerah, namun sampai saat ini belum ada studi nasional. Fasilitas
pelayanan kesehatan harus dapat menjamin keamanan dan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, pengaturan
keselamatan pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud patient safety?
2. Apa saja komponen – komponen patient safety?
3. Apa saja masalah – masalah yang berhubungan dengan patient safety di
rumah?
4. Apa tindakan yang berhubungan dengan patient safety?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud patient safety
2. Untuk mengetahui komponen – komponen pada patient safety
3. Untuk mengetahui masalah – masalah yang berhubungan dengan patient
safety di rumah
4. Untuk mengetahui tindakan yang berhubungan dengan patient safety
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi
solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes RI, 2008).
Menurut Nursalam (2011), pasien safety adalah penghindaran, pencegahan dan
perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari
proses pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk
menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada
4
pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu
sendiri maupun pihak rumah sakit (Cecep,
2013).
Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal – hal sebagai berikut :
5
C. Masalah Patient Safety dalam Home Care
1. Kekurangan Cairan
Kekurangan cairan terjadi akibat tidak adanya keinginan pasien untuk minum
karena alasan mual, lupa dan tidak haus. Secara normal kebutuhan cairan tubuh
manusia berkisar antara 30-50 cc/kg berat badan dalam sehari. Penghitungan
kebutuhan cairan dilakukan dengan mengitung Berat Badan dikalikan 30-50 cc/24
jam. Tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi cairan tubuh pasien adalah :
2. Jatuh
Jatuh pada pasien home care bisa terjadi akibat tempat tidur pasien yang tidak
layak, set pengaman yang tidak baik atau pasien yang gelisah. Jatuh bisa terjadi
6
akibat pasien yang mengalami gangguan keseimbangan, gangguan fungsi alat
gerak, keterbatasan penglihatan, lantai yang licin, kamar mandi yang jauh, dan
keteledoran perawat. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai masalah baru, seperti
cedera, fraktur dan trauma yang mengakibatkan pasien malas bergerak. Tindakan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada pasien adalah :
3. Dekubitus
Dekubitus atau luka akibat tekanan merupakan masalah safety yang cukup serius.
Kerusakan integritas kulit akibat tekanan yang terus menerus pada sisi tubuh yang
sama dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi, hipoksia jaringan dan kematian sel
yang berkahir pada timbulnya luka dari yang ringan berupa warna kemerahan
hingga terjadi ulkus. Resiko pada dekubitus :
7
• Tempat tidur yang kotor
• Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada kuku.
• Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
8
Penyakit yang mungkin terjadi akibat personal hygiene yang kurang optimal :
• Stomatitis
• Oral Candidiasis
• Serumen
• Smegma dan vaginitis
• Luka akibat garukan
• Selulitis
• Kutu
• Bau mulut
• Kulit terasa gatal
• Dermatitis
9
h. Khusus penderita diabetes mellitus dilakukan perawatan kaki setiap hari
c. Tindakan Perawatan
Tindakan perawatan sangat diperlukan dalam upaya mencegah
terjadinya infeksi silang. Tindakan tersebut meliputi:
• Cuci tangan sebelum ke pasien, sebelum menyentuh tubuh pasien,
setelah melakukan suatu tindakan, setelah menyentuh tubuh pasien
dan setelah meninggalkan ruangan pasien.
• Cuci tangan dilakukan dengan air mengalir atau bahan cuci tangan
berbasis alcohol.
10
• Gunakan prosedur septic-aseptik pada pasien
• Gunakan Alat Pelindung Diri sesuai kondisi pasien
• Jika perawat/care giver sedang sakit dan berisiko menularkan
sebaiknya tidak kontak dengan pasien
• Perbaiki status gizi pasien
• Lakukan perawatan chateter dan infus setiap hari
• Ganti selang kateter setiap minggu
• Ganti IV-line setiap 3 hari.
• Untuk pasien yang rentan batasi pengunjung. Gunakan pakaian
khusus pengunjung.
• Gunakan handshoen untuk tindakan yang berisiko kontak dengan
mukosa, darah dan cairan tubuh pasien.
• Cegah pnemonia dengan cara sebagai berikut
➢ Latih nafas dalam,
➢ Latih batuk efektif,
➢ Latihan meniup balon,
➢ Lakukan massage pada titik paru dan tenggorokan,
➢ Hindari minum atau makan dengan posisi tidur,
➢ Monitoring suara nafas dan batuk pasien
• Observasi dahak pasien
11
• Keluarga harus menggunakan sarung tangan yang tidak steril tetapi
disposibel saat menolong pasien BAB, BAK makan dan minum.
• Pisahkan plastic penyimpanan bahan sisa perawatan dan
buatkan tempat penyimpanan jarum dan benda tajam.
• Simpan makanan yang tidak terpakai di lemari pendingin
• Hubungi dokter penanggungjawab jika ada pasien diare.
12
yang menggunakan otot sendi. Kontraktur bisa terjadi pada alat gerak
yang sehari – harinya aktif.
Kontraktur adalah kelainan atau “pemendekan permanen” dari
otot atau sendi yang terjadi saat jaringan lunak di bawah kulit berkurang
kelenturannya dan tidak dapat meregang. Kondisi ini juga dapat
mengenai tendon dan ligament, dan dapat terjadi di seluruh bagian
tubuh. Gejala utama dari kontraktur, yaitu :
• Nyeri pada bagian tubuh yang mengalami kontraktur
• Peradangan
• Pergerakan yang terbatas atau jangkauan gerak yang terbatas
• Pemendekan otot
13
• Lutut
• Pergelangan tangan dan kaki
• Jari – jari tangan dan kaki
• Otot tangan dan kaki
4. Medication Error
a. Definisi
Medication error merupakan tindakan yang sangat berisiko
mengancam keselamatan pasien. Medication error terjadi akibat
kesalahan diagnosis, kesalahan pemilihan obat, reaksi alergi obat, efek
samping obat, dosis yang tidak sesuai, cara pemberian yang salah serta
waktu pemberian yang tidak sesuai waktunya.
14
• Pantau efek samping obat (lambung, hepar dan ginjal)
• Bicarakan jika reaksi obat tidak diharapkan
• Kolaborasi untuk penggantian atau perubahan dosis dan cara
pemberian
• Selalu siapkan obat – obat emergency dalan home care kit perawat
15
• Berikan dukungan moral dan spiritual serta kehangatan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan
pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Adapun untuk memperoleh keselamatan pasien pada pelayanan home care ialah
dengan melaksanakan dan memperhatikan komponen – komponen yang ada pada
keselamatan pasien, agar dapat terwujud mutu pelayanan kesehatan yang baik serta
aman bagi pasien.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Selain
itu kami selaku penulis berharap agar kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat
menerapkan ilmu – ilmu tentang keperawatan yang telah dibahas dalam makalah
ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
18