Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESELAMATAN PASIEN DAN KESEHATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU : Ns. I Wayan Edi sanjana,S.Kep., M.Kep

DI SUSUN OLEH :

I GUSTI AGUNG AYU MAHARANI 2114201009

NI KADEK MITA KRISTINA 2114201011

NI KETUT EKA YONI 2114201029

NI PUTU SERI ASTITI 2114201055

ANAK AGUNG AYU WINDA YULIA WAHYUNDARI 214201062

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

PRODI TK 2/A SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat-
Nya sehingga kelompok kami bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Keselamatan Pasien Dan Kesehatan Kerja” ini dengan baik. Kami berharap agar
makalah ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran.

Makalah yang kami buat ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan. Atas
dasar itu, kami berharap agar teman- teman maupun dosen mau memberikan saran,
masukan dan kritiknya untuk pembuatan makalah ini. Hal tersebut sangat penting bagi
kami nantinya untuk meningkatkan kualitas makalah kelompok kami kedepannya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen serta kami
juga mengucapkan terimakasi kepada pihak anggota kelompok yang juga sudah
membantu dalam mengerjakan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................................................i

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

Daftar Isi...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Pengertian IPSG.............................................................................................................3

2.2 Komponen IPSG (6 Sasaran Keselamatan Pasien).................................................... 6

2.3 Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien Pada Ranah Keperawatan Gerontic....7

2.4 Analisis Mengenai Dampak Penerapan Keselamatan Pasien di Fasilitas Kesehatan


................................................................................................................................................8

BAB III PEUTUP.................................................................................................................15

Kesimpulan...........................................................................................................................15

Saran.....................................................................................................................................15

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan pasien (pasien safety) merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dirumah sakit, hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah
sakit. Keselamatan pasien merupakan penghindaran, pencegahan dan perbaikan
dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses
pelayanan kesehatan (Triwibowo, 2013).
Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
akreditas rumah sakit edisi 1 Kemenkes 2011 (dalam Nursalam, 2016) ditujukan
pada sasaran yang meliputi 6 elemen tentang keselamatan pasien yang dikenal
dengan Internasional Pasien Safety Goals (IPSG), yang terdiri dari: ketepatan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan
obat yang perlu di waspadai, kepastian tepat-lokasi tepat-prosedur tepat-pasien
operasi, pengurangan resiko infeksi, dan pengurangan resiko pasien jatuh. Perawat
sebagai tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar dirumah sakit memiliki peran
yang dituntut untuk selalu berperilaku baik dalam menerapkan keselamatan pasien
sehingga memiliki peran kunci dalam menentukan keberhasilan akreditas rumah
sakit.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian IPSG

2. Komponen IPSG ( 6 Sasaran Keselamatan Pasien )

3. Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien Pada Ranah Keperawatan (


Gerontic)

4. Analisis Mengenai Dampak Penerapan Keselamatan Pasien Di Fasilitas


Kesehatan

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perawat dalam
Penerapan IPSG (International Patient Safety Goals) di Rumah Sakit.

1
1.4 MANFAAT

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan

referensi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam penerapan IPSG.
Selain itu juga diharapkan dapat memperkuat teori yang ada terkait perilaku perawat
dalam penerapanan IPSG

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IPSG

IPSG atau International Patient Safety Goal adalah sebuah standar yang
diterbitkan oleh Joint Commission International (JCI) sebagai bagian dari standar
kualitas dan keselamatan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien.

Standar yang dimaksudkan adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien yang diharapkan, semaksimal mungkin. Keseluruhan standar JCI
memiliki 2 bagian yang terdiri dari 12 bab yang mencakup lebih dari 300 standar dan
1000 elemen penilaian yang hrus dicapai untuk mendapatkan akreditasi dan sertifikasi
dari JCI

2.2 KOMPONEN IPSG ( 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN)

Salah satu standar tersebut adalah International Patient Safety Goals (IPSG) yang terdiri dari
6 standar baku. Berikut adalah 6 Goals Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (IPSG) yang
dikutip dari laman JCI :

IPSG 1 – Identifikasi Pasien Secara Tepat

(Identify Patients Correctly)

Menggunakan minimal 2 identitas pasien dengan kombinasi sebagai berikut:

- Nama lengkap dan tanggal lahir, atau

-Nama lengkap dan nomor medical record, atau

-Nama lengkap dan alamat

IPSG 2 – Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif

(Improve Effective Communication)

-Melakukan proses feedback saat menerima instruksi per telepon

3
-Melakukan hand over saat serah terima pasien

-Melakukan critical result dalam waktu 30 menit

-Menggunakan singkatan yang dibakukan

IPSG 3 – Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang Membutuhkan Perhatian

(Improve the safety of High-Alert Medications)

-Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi diruang perawatan (termasuk


potassium chloride/KCL dan Sodium chloride/NaCl >0.9%)

IPSG 4 – Meningkatkan Benar Lokasi, Benar Pasien, Benar Prosedur Pembedahan

(Ensure Correct-Site, Correct-Procedure, Correct-Patient Surgery)

-Melakukan site marking

-Menggunakan dan melengkapi surgical checklist

-Melakukan time out

IPSG 5 – Mengurangi Risiko Infeksi

(Reduce the risk of health care-Associated Infections)

Melakukan cuci tangan:

-Sebelum kontak dengan pasien

-Sebelum melakukan tindakan aseptic

-Setelah kontak dengan cairan tubuh

-Setelah kontak dengan pasien

-Setelah kontak dengan lingkungan pasien

4
IPSG 6 – Mengurangi risiko pasien cedera karena jatuh

(Reduce the risk of patient harm resulting from falls)

-Melakukan pengkajian awal dan berkala mengenai risiko pasien jatuh.

-Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang terindetifikasi.

2.3 Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien Pada Ranah Keperawatan ( Gerontic)

Untuk meningkatkan keselamatan pasien maka perawat harus memahami 6 sasaran


penting keselamatan pasien, 6 sasaran keselamatan pasien ranah keperawatan
Gerontic tersebut sebagai berikut :

1) Ketepatan identifikasi pasien


Ketepatan identitas pasien Gerontic merupakan sasaran pertama yang harus
diperhatikan pasien untuk mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan
selama di rumah sakit. Perawat harus memperhatikan apakah identitas pasien
Gerontic sudah benar atau tidak, untuk memastikan ketepatan identitas pasien perawat
harus mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yang digunakan
oleh pasien, selain itu perawat juga bisa menanyakan langsung kepada pasien
mengenai nama pasien, umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien tetapi
pasien Gerontic terkadang memiliki riwayat lupa maka bisa ditanyakan lebih jelas
kepada keluarganya. Ketepatan identitas pasien Gerontic sangat wajib diperhatikan
untuk menghindari kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan maupun
pemberian terapi, salam pemberian terapi dan asuhan keperawatan dapat
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pasien selama dirumah sakit, dampak yang
sangat besar akan dialami oleh pasien apabila perawat teledor dalam memberikan
terapi dan asuhan keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali identitas pasien.

2) Peningkatan komunikasi yang efektif


Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akan

5
diberikan perawat terhadap pasien Gerontic. Sebelum perawat menangani pasien ,

6
perawat harus mengumpulkan data-data yang dimiliki oleh pasien yang tentunya
didaapat dari pasien itu sendiri maupun keluarga. Apabila perawat tidak memiliki
komunikasi yang efektif maka perawat tidak akan bisa mendapat data objektif dari
pasien, apabila perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya terhadap
pasien maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah nya kepada perawat,
selain itu apabila perawat tidak dapat berkomunikasi secara efektif kepada pasien
maka dia tidak akan mengetahui hal penting apa saja yang harus dia tanyakan kepada
pasien, bukan malah mendapat informasi penting dengan pasien ,perawat malah
mendapatkan hal tidak penting bahkan membuat pasien marah kepadanya.
Komunikasi efektif selain dilakukan perawat kepada pasien, dilakukan juga terhadap
perawat dengan tenaga medis yang lainnya, apabila perawat tidak dapat
berkomunikasi secara efektif terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan pasien maka juga akan mempengaruhi keselamatan pasien.
Misalnya data yang perawat dapat dari pasien A adalah B, namun karena perawat
tidak dapat mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga medis yang lain, baik
itu dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga medis lainnya bukan memahami
pasien A dengan data B malah berasumsi pasien A dengan data C dikarenakan
kesalahan perawat dalam menyampaikan komunikasi kepada tenaga medis lainnya,
ini dapat berbahaya kepada keselamatan pasien karena beda data yang diberi beda
pula layanan kesehatan yang akan diterima.

3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien yang bertujuan untuk
membantu pasien untuk pulih kekeadaan semula atau membantu pasien mengurangi
rasa sakit yang dialaminya, maka dari itu perawat harus mengawasi dan mewaspadai
pemberian obat kepada pasien untuk mencapai tujuan dari pemberian obat itu. Salah
satu cara untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan memperhatikan
proses pemberian obat. Ada 30 prinsip pemberian obat yang harus diperhatikan
perawat dalam memberikan obat kepada pasien, prinsip ini sudah sangat berkembang
yang awalnya hanya 7 prinsip benar pemberian obat berkembang menjadi 30 prinsip
benar pemberian obat, perkembangan ini bukan untuk menambah beban kerja perawat
namun merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan pasien yang
diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat.

7
Meningkatkan keamanan obat merupakan cara untuk menghindari kesalahan-
kesalahan dalam pemberian obat, apabila pasien salah menerima obat maka akan
berakibat fatal untuk kesehatan pasien. Umumnya pemberian obat kepada pasien
dilakukan oleh bagian farmasi atau apoteker namun tak jarang ini menjadi tugas
perawat diakibatkan oleh minimnya tenaga kesehatan dibidang tersebut. Jika
pemberian obat diberikan oleh farmasi ataupun apoteker perawat tak juga harus lepas
tangan sepenuhnya terhadap pemberian obat kepada pasien, perawat juga harus
mewaspadai ataupun memantau proses pemberian obat tersebut, agar obat yang
diberikan kepada pasien benar dan tepat.

4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi


Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran
keselamatan pasien ke empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak
terjadinya kesalahan yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah
sakit. Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat
pertama kali, perawat harus mengetahui mana bagian yang harus dioperasi, jangan
sampai terjadi kesalahan yang seharusnya dioperasi bagian perut sebelah perut kanan
karena kurangnya perhatian perawat mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah
terjadi pembedahan diperut sebelah kiri, selain itu memperhatikan lokasi operasi
bukan hanya diperhatikan oleh perawat namun semua tenaga medis yang akan
membantu tindakan operasi termasuk dokter.
Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang harus diketahui adalah prosedur
yang akan dilakukan, ketepatan prosedur merupakan langkah kedua setelah
mengetahui lokasi, jangan sampai karena perawat lalai untuk memahami prosedur
yang akan dilakukan sehingga berakibat buruk pada pasien pacsa atau pra operasi,
setelah lokasi sudah benar, prosedur yang akan dilakukan sudah diketahui dan sudah
tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi. Tepat operasi bisa terjadi seiring
bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan lokasi, ketepatan prosedur sehingga
terciptalah ketepatan operasi, untuk mencapai ketepatan operasi perawat harus
mendata ulang ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan
tepat prosedur yang dilaksanakan.

5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

8
Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya sarang penyakit dan tempat seorang
pasien Gerontic berharap dapat sehat dan tak merasa kesakitan. Sasaran penting
keselamatan pasien ke lima meruapakan pengurangan resiko infeksi, infeksi sangat
mudah terjadi dirumah sakit, mulai dari kelalaian perawat dalam memperhatikan alat-
alat yang digunakan pasien dalam pengobatan dirumah sakit hingga kelalaian perawat
menjaga kebersihan diri sebelum menangani pasien. Umumnya pasien kerumah sakit
untuk sehat ,namun kelalaian-kelalaian yang dilakukan tenaga medis malah membuat
pasien terinfeksi penyakit baru, hal ini lah yang harus dihindari agar angka kecelakaan
dirumah sakit dapat kerkurang.
Kecelakaan dirumah sakit bukan hanya pasien dalam keadaan fisik luar yang
terganggu namun juga keadaan fisik dalam dan keadaan fisiologisnya. Maka dari itu
perawat harus memahami bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat
pelayanan kesehatan, salah satu caranya bisa selalu memastikan setiap alat kesehatan
yang digunakan ditubuh atau sebelum digunakan dalam keadaan bersih dan steril
kemudia selalu membersihkan diri serta menggunakan alat pelindung diri sebelum,
saat dan setelah melakukan interaksi dengan pasien. Saat ini sangat marak terjadi
infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi perawat mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan sasaran ke lima ini untuk meningkatkan angka
keselamatan pasien dirumah sakit.

6. Pengurangan resiko pasien jatuh


Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui perawat adalah resiko jatuh. Masih
sering terjadi pasien Gerontic yang jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin
kekamar mandi. Hal ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus memastikan
keselamatan pasien selama berada dirumah sakit, merawat harus memastikan bahwa pasien
tidak terjatuh selama dirumah sakit karena ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien.
Namun mengenai pasien jatuh tak mesti perawat 24 jam harus bersama pasien dan menjaga
pasien agar tak jatuh. Perawat dapat memberika pendidikan kesehatan dan keselamatan
terhadap keluarga pasien yang menjaga untuk memperhatikan keadaan pasien dan selalu
mendampingi pasien pada saat ingin berjalan kekamar mandi, dan selalu memperhatikan
keselamatan pasien selama ditempat tidur.

9
2.4 Analisis Mengenai Dampak Penerapan Keselamatan Pasien Di Fasilitas Kesehatan

DAMPAK YANG DIHASILKAN JIKA MELAKSANAKAN KESELAMATAN PASIEN

1. akan terbangun kesadaran akan nilai Pasien. Ciptakan dan budaya yang terbuka dan adil.

2.mau memimpin dan mendukung staf. membangun komitmen, fokus dan jelastentang
keselamatan pasien.

3. dapat mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan proses


pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang potensial bermasalah.

4. dapat engembangkan sistem pelaporan. Pastikan staf agar dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden, serta rumahsakit mengatur pelaporan kepada KKPRSsekarang berubah
menjadi KNKP.

5. dapat melibatkan dan dapat berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara-cara


komunikasi yang terbuka dengan pasien

6. dapat belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong staf untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian terjadi.

7. dapat mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien. Gunakan


informasi yang ada tentang kejadian/maslahuntuk melakukan perubahan sistem pelayanan

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai