Disusun oleh :
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya. dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dosen
yang telah memberikan tugas kepada kami, kami juga mengucapkan terima kasih
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient safety...................................................................................3
2.2 Safety Tujuh Langkah Menuju Keselamatan pasien di Rumah Saki.................3
2.2 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di RS Provinsi...........................3
2.3 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di RS Kabupaten.......................3
2.4 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di Puskesmas............................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
iii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staff Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),
dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi
dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak
menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak
dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan
seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan
obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap
preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang
tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi,
kegagalan alat atau system yang lain. Dalam kenyataannya masalah medical error dalam
sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, yang hanya terlihat
sedikit dibagian puncaknya namun besar diakarnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
a. Apakah pengertian dari management patient safety?
b. Langkah – Langkah patient safety di Rumah sakit dan Puskesmas
c. Monitoring Evaluasi Patient Safety
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient Safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Mutu pelayanan yang
berkualitas dan keselamatan pasien berakar pada pekerjaan sehari-hari setiap
profesional perawatan dalam memberikan pelayanan (Depkes RI, 2008)
Proses dan hasil pelayanan tersebut harus mampu memberikan jaminan bagi
pelanggan sehingga terbebas dari risiko dan menggambarkan mutu pelayanan yang
berkualitas di rumah sakit (Cahyono, 2008). Keselamatan pasien (patient safety) adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Mengacu kepada standar keselamatan pasien pada Lampiran I, maka rumah sakit
harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan
pasien.
3
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis
yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan
“Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai
berikut:
Langkah penerapan:
Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus
dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah
pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan
kepada staf, pasien dan keluarga.
4
2. MEMIMPIN DAN MENDUKUNG STAF
Langkah penerapan:
2) Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi
mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
Langkah penerapan:
5
1) Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan nonklinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan
terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf;
3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
B. Untuk Unit/Tim:
Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Langkah penerapan:
6
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi
juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.
Langkah penerapan:
7
A. Untuk Rumah Sakit:
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa
depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.
Langkah penerapan:
1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk
menentukan solusi setempat.
8
5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan. B. Untuk Unit/Tim :
3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.
9
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosocomial.
10
balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan
maupun pemulihan.
5. Kesehatan
Lingkungan Tujuan :
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga
faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya
penyakit di masyarakat.
6. Pengobata
n Tujuan :
Memberi pengobatan dan perawatan di Puskesmas (khusus untuk Puskesmas
perawatan).
7. Penyuluhan kesehatan
masyarakat Tujuan :
Meningkatkan kesadaram penduduk akan nilai kesehatan, melalui upaya
promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilaku
nya menjadi perilaku sehat.
8. Laboratorium
Tujuan :
Memeriksa sediaan (specimen) darah, soutum, feses, untuk membantu
menegakkan diagnose penyakit. Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan
penunjang program lain seperti program pengobatan, KIA,KB, dan P2M.
9. Kesehatan
sekolah Tujuan :
Meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
10. Perawatan kesehatan
masyarakat Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comperehensive
health care) kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan
mengikutsertakan keluarga dan kelompok masyarakat di sekitarnya.
b. Mebantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatannya
sendiri dan cara-cara penanggulangannya di sesuaikan dengan batas-
batas kemampuan mereka.
11
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan
keluarganya
11. Kesehatan jiwa
Tujuan :
Untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
12. Kesehatan
gigi Tujuan :
Menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi
kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan
gigi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Terjadinya kecelakaan di beberapa tempat pelayanan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien menjadi tolak ukur bagaimana
semestinya keselamatan pasien itu menjadi dasar utama dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien sehingga sangat penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang berkompeten dalam menerapkan langkah-langkah menuju keselamatan
pasien (patient safety) agar pasien senantiasa merasa aman dan nyaman dalam
menerima pelayanan di institusi pelayanan kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Regina pung pung, A., 2014. Patient Safety Administrasi dan Manajemen Kesehatan,
(online), (www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm).
14