Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

(LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PATIENT SAFETY)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata Kuliah Pasien Safety

Disusun oleh :

1. Astuti Rahmawati P1337424423136


2. Rut Asnayati Rewa P1337424423135

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN

PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang atas rahmat-Nya dan

karunia-Nya. dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari

Makalah adalah “LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN PASIEN SAFETY”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dosen

yang telah memberikan tugas kepada kami, kami juga mengucapkan terima kasih

kepada pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari

studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan

kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga

makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang

berkepentingan pada umumnya.

Semarang, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient safety...................................................................................3
2.2 Safety Tujuh Langkah Menuju Keselamatan pasien di Rumah Saki.................3
2.2 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di RS Provinsi...........................3
2.3 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di RS Kabupaten.......................3
2.4 Langakah-langkah pelaksanaan patient safety di Puskesmas............................4

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan...........................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staff Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors).
Menurut Institute of Medicine (1999). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak
terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),
dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi
dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak
menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak
dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan
seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan
obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap
preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang
tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi,
kegagalan alat atau system yang lain. Dalam kenyataannya masalah medical error dalam
sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, yang hanya terlihat
sedikit dibagian puncaknya namun besar diakarnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
a. Apakah pengertian dari management patient safety?
b. Langkah – Langkah patient safety di Rumah sakit dan Puskesmas
c. Monitoring Evaluasi Patient Safety

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian management patient safety.
2. Mengetahui Tujuh Langkah Menuju Keselamatan pasien di Rumah Sakit
3. Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan patien safety di RS Provinsi.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain.
1 Bagi Penulis, tulisan ini dapat menambah wawasan penulis mengenai pengertian
patient safety, Mengetahui Tujuh Langkah Menuju Keselamatan pasien di
Rumah Sakit, langkah-langkah pelaksanaan patient safety di RS Provinsi,
Kabupaten, dan Puskesmas.
2 Bagi Pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi kepada para pembaca
mengenai pengertian patient safety, Mengetahui Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan pasien di Rumah Sakit , langkah-langkah pelaksanaan patient
safety di RS Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Patient Safety

Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Mutu pelayanan yang
berkualitas dan keselamatan pasien berakar pada pekerjaan sehari-hari setiap
profesional perawatan dalam memberikan pelayanan (Depkes RI, 2008)
Proses dan hasil pelayanan tersebut harus mampu memberikan jaminan bagi
pelanggan sehingga terbebas dari risiko dan menggambarkan mutu pelayanan yang
berkualitas di rumah sakit (Cahyono, 2008). Keselamatan pasien (patient safety) adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

2.2 TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Mengacu kepada standar keselamatan pasien pada Lampiran I, maka rumah sakit
harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan
pasien.
3
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit,
kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis
yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan
“Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.

Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai
berikut:

1. MEMBANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN


Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

Langkah penerapan:

A. Bagi Rumah Sakit:

Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus
dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-langkah
pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan
kepada staf, pasien dan keluarga.

1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan


akuntabilitas individual bilamana ada insiden.

2) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di


rumah sakit.

3) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan


pasien. B. Bagi Unit/Tim:

1) Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara mengenai


kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.

2) Demonstrasikan kepada tim anda ukuran-ukuran yang dipakai di rumah


sakit anda untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan
terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang
tepat.

4
2. MEMIMPIN DAN MENDUKUNG STAF

Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang

Keselamatan Pasien di rumah sakit.

Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit:

1) Pastikan ada anggota Direksi atau Pimpinan yang bertanggung jawab


atas Keselamatan Pasien

2) Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat


diandalkan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan Keselamatan
Pasien

3) Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat Direksi/Pimpinan


maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit

4) Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf


rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur
efektivitasnya. B. Untuk Unit/Tim:

1) Nominasikan “penggerak” dalam tim anda sendiri untuk memimpin


Gerakan Keselamatan Pasien

2) Jelaskan kepada tim anda relevansi dan pentingnya serta manfaat bagi
mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien

3) Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.

3. MENGINTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO

Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikas


dan asesmen hal yang potensial bermasalah.

Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit:

5
1) Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan nonklinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan
terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf;

2) Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko


yang dapat dimonitor oleh direksi/pimpinan rumah sakit;

3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.

B. Untuk Unit/Tim:

1) Bentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isu-isu


Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada manajemen
yang terkait;

2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses


asesmen risiko rumah sakit;

3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan


akseptabilitas setiap risiko, dan ambillah langkahlangkah yang tepat
untuk memperkecil risiko tersebut;

4) Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke


proses asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.

4. MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN

Memastikan staf dapat melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit:

Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam maupun


ke luar, yang harus dilaporkan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit. B. Untuk Unit/Tim:

6
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi
juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.

5. MELIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN

Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan

pasien. Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit:

1) Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas menjabarkan


cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden
dengan para pasien dan keluarganya.

2) Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar


dan jelas bilamana terjadi insiden.
3) Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar
selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya. B. Untuk Unit/Tim:

1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan


keluarganya bila telah terjadi insiden

2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana


terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas
dan benar secara tepat

3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada


pasien dan keluarganya.

6. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN


PASIEN

Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.

Langkah penerapan:

7
A. Untuk Rumah Sakit:

1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.

2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas criteria


pelaksanaan Analisis Akar Masalah (root cause analysis/RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun
melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses
risiko tinggi. B. Untuk Unit/Tim:

1) Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis insiden.

2) Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa
depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

7. MENCEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI


SISTEM KESELAMATAN PASIEN

Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan


perubahan pada sistem pelayanan.

Langkah penerapan:

A. Untuk Rumah Sakit:

1) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem
pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk
menentukan solusi setempat.

2) Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (struktur dan


proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk
penggunaan instrumen yang menjamin keselamatan pasien.

3) Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang


direncanakan.

4) Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite Nasional


Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

8
5) Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden yang dilaporkan. B. Untuk Unit/Tim :

1) Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk


membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.

2) Telaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat tim anda dan


pastikan pelaksanaannya.

3) Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut
tentang insiden yang dilaporkan.

Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang


komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit. Dalam pelaksanaan,
tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus serentak. Pilih langkah-
langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakan di rumah sakit. Bila
langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah yang belum
dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini telah dilaksanakan dengan baik rumah sakit
dapat menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.

2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Patient Safety di RS Provinsi


Pelaksanaan patient safety meliputi sembilan solusi keselamatan pasien di RS
Provinsi (WHO Collaborating Center for Patient safety, 2 May 2007) antara lain sebagai
berikut.
1. Perhatikan nama obat, rupa, dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medications names).
2. Pastikan identitas pasien.
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat.
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
7. Hindari salah kateter dan salah sambung selang.
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai.

9
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosocomial.

2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Patient Safety di RS Kabupaten


1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit rumah sakit di
wilayahnya.
2. Melakukan avokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran
terkait dengan program keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit.

2.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Patient Safety di Puskesmas


1. Kesehatan ibu dan
anak Tujuan Umum :
a. Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbility) di
kalangan ibu. Kegiatan program ini ditunjukkan untuk menjaga
kesehatan ibu selama kehamilan, pada saat bersalin dan saat ibu
menyusui.
b. Dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.
2. Keluarga berencana
(KB) Tujuan :
Untuk jangka panjang program KB bertujuan menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga akan berkembang Normal Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
3. Pemberantasan penyakit
menular Tujuan :
Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan mengurangi berbagai
risiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya penyebaran suatu
penyakit menular.
4. Peningkatan
gizi Tujuan :
Menibgkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi
kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi (Ibu hamil dan

10
balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan
maupun pemulihan.
5. Kesehatan
Lingkungan Tujuan :
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga
faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya
penyakit di masyarakat.
6. Pengobata
n Tujuan :
Memberi pengobatan dan perawatan di Puskesmas (khusus untuk Puskesmas
perawatan).
7. Penyuluhan kesehatan
masyarakat Tujuan :
Meningkatkan kesadaram penduduk akan nilai kesehatan, melalui upaya
promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilaku
nya menjadi perilaku sehat.
8. Laboratorium
Tujuan :
Memeriksa sediaan (specimen) darah, soutum, feses, untuk membantu
menegakkan diagnose penyakit. Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan
penunjang program lain seperti program pengobatan, KIA,KB, dan P2M.
9. Kesehatan
sekolah Tujuan :
Meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
10. Perawatan kesehatan
masyarakat Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comperehensive
health care) kepada pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan
mengikutsertakan keluarga dan kelompok masyarakat di sekitarnya.
b. Mebantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatannya
sendiri dan cara-cara penanggulangannya di sesuaikan dengan batas-
batas kemampuan mereka.

11
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan
keluarganya
11. Kesehatan jiwa
Tujuan :
Untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
12. Kesehatan
gigi Tujuan :
Menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi
kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan
gigi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan hal utama dalam pelayanan


kesehatan. Pelayanan yang bermutu tidak cukup dinilai dari kelengkapan teknologi,
sarana prasarana yang canggih dan petugas kesehatan yang profesional, melainkan
12
perlu dilihat proses pelayanan dan hasil pelayanan yang diberikan. Proses dan hasil
pelayanan tersebut harus mampu memberikan jaminan bagi pelanggan sehingga
terbebas dari risiko dan menggambarkan mutu pelayanan yang berkualitas.
Sistem kesehatan dunia bahkan menerapkan paradigma pelayanan kesehatan
menuju keselamatan pasien (patient safety). Paradigma keselamatan pasien menjadi
salah satu penilaian untuk mengetahui mutu pelayanan kepada pasien.
Aspek kinerja SDM ini sangat diperlukan dalam implementasi sistem
keselamatan pasien rumah sakit. Penerapan sistem ini sangat dipengaruhi oleh
kinerja individu yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja organisasi. Perawat
sebagai salah satu komponen SDM sangat penting dalam penerapan keselamatan
pasien.

3.2 Saran
Terjadinya kecelakaan di beberapa tempat pelayanan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien menjadi tolak ukur bagaimana
semestinya keselamatan pasien itu menjadi dasar utama dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien sehingga sangat penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia yang berkompeten dalam menerapkan langkah-langkah menuju keselamatan
pasien (patient safety) agar pasien senantiasa merasa aman dan nyaman dalam
menerima pelayanan di institusi pelayanan kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nenny, dkk., 2014. Konsep Manajemen Keselamatan Pasien Berbasis Program di


RSUD Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, (online),
(pustaka.unpad.ac.id>upload2014/01.htm.,diakses tanggal 31 agustus 2017)

Regina pung pung, A., 2014. Patient Safety Administrasi dan Manajemen Kesehatan,
(online), (www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm).

14

Anda mungkin juga menyukai