Oleh :
Ni Kadek Risnawati
NIM. P07124220122
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Barang Nyangkut Habis
Operasi: Antara Insiden dan Kelalaian” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu penugasan Mata Pasien Safety pada Program Studi Profesi Bidan di
Politeknik Kesehatan Denpasar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, karena keterbatasan maupun pengalaman yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan pengalaman
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................6
C. Manfaat Penulisan...............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
A. Simpulan............................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure of a planned
action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to
achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu
kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit atau pun tempat pelayanan
kesehatan memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera
akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko. Keselamatan pasien terutama berkaitan dengan penghindaran, pencegahan dan perbaikan
hasil buruk atau injuri yang berasal dari perawatan kesehatan itu sendiri. Ini harus membahas
4
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah
sakit atau pun tempat pelayanan kesehatan harus memiliki standar tertentu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam
menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-
undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas
Masalah dugaan malpraktik medik, akhir-akhir ini, sering diberitakan di media masa.
Masyarakat hanya melihat dampak dan akibat yang timbul dari tindakan malpraktik tersebut.
Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan,
memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis yang secara tidak langsung dikaji dari aspek
hukum dalam pelayanan kesehatan, karena penyebab dugaan malpraktek belum tentu disebabkan
oleh adanya kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Mengingat masalah
keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera di fasilitas pelayanan
kesehatan yang merupakan acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk
melaksanakan kegiatannya. Melihat fenomena di atas, maka kami melalui makalah ini akan
membahas tentang tentang salah satu kasus malpraktik di Indonesia yang diterbitkan di media
online.
5
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk menganalisa satu contoh kasus
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu mahasiswa dapat memahami contoh
kasus malpraktik dalam kesehatan yang tidak menerapkan konsep pasien safety.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient
safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak
lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko,
7
identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi
masyarakat
penanggulangan KTD
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu :
3. Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
8
5. Keselamatan ”bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah
sakit.
setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan
apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
1. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang
2. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah
3. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat
9
4. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius.
D. Contoh kasus
Kasus atas nama Ny ‘SS’ perempuan 24 tahun asal Tambakromo, Blora, Jawa
pemberitaan Kompas, terdapat patahan jarum yang tertinggal di alat kelamin Ny ‘SS’
Pada saat kejadian dugaan kelalaian salah satu bidan di puskesmas tersebut,
jarum patah dan bidan menduga patahan jatuh ke lantai. Setelah itu bidan meminta
Tiga hari usai melahirkan, S datang ke Puskesmas untuk kontrol serta memastikan
bahwa memang tidak ada yang tertinggal dalam tubuhnya. Pihak puskesmas lantas
10
pemeriksaan PM menunjukkan terdapat patahan jarum sepanjang 3 sentimeter yang
tertinggal di area vital S. Dari situ, S akhirnya mesti menjalani operasi lagi di RSU C.
E. Analisa kasus
Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa bidan tersebut lalai dalam menjalankan
saat kejadian jarum patah bidan tersebut memastikan kembali patahan jarum memang
jatuh ke bawah atau memeriksa di vagina pasien apakah patahan jarum tertinggal di
dalamnya sehingga kejadian tertinggalnya jarum jahit di alat kelamin pasien tidak
terjadi.
Disamping itu juga, terkait dengan hal ini bidan tidak mengaplikasikan konsep
patient safety dengan benar, terbukti dari kesalahan akibat tidak melakukan tindakan
Hal tersebut diatur dalam PMK RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
a. Asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko,
b. Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya; dan
11
Keterkaitannya kasus ini dengan undang-undang no. 38 tahun 2014 Dalam Praktik
Pelayanan Keperawatan,
Perundang-undangan;
diterimanya; dan
Evaluasi
Berdasarkan kasus diatas solusi untuk pemecahan masalah mengenai bidan yang
lalai meninggalkan patahan jarum jahit di alat kelamin pasien. Bidan harus
mengetahui standar keselamatan pasien sesuai dengan uraian DepKes, sebagai berikut
a.Hak pasien
12
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
BAB III
A. Simpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari pemaparan materi sebelumnya, yaitu petugas
kesehatan wajib menerapkan konsep pasien safety dan mempehatikan konsep dasar pemberian
tindakan sehingga meminimalkan human error yang dapat merugikan pihak pasien.
B. Saran
Dari pembuatan makalah ini, adapun saran yang bisa penulis berikan yaitu mahasiswa
dan peraktisi medis dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang pasien
safety, kewenangan profesi dan hukum yang mengatur tentang kebidanan, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas dan bertanggung jawab dan tenaga medis terlindung
secara hukum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Erwin Santosa, Sp.A. 2015. Kuliah Manajemen Risiko.S2 Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
https://tirto.id/barang-nyangkut-habis-operasi-antara-insiden-dan-kelalaian-cHbH , M Faisal
tanggal 14 Juli 2018
14