APLIKASI MOBILE
MANAJEMEN JAMINAN MUTU
Disusun Oleh :
2022
i
KATA PENGANTAR
Pertama – tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat dan kenikmatan
yang ALLAH SWT berikan, dengan rahmat dan kenikmatan yang diberikan saya
bisa menyelesaikan makalah pembahasan Pencegahan insiden keselamatan pasien
melalui aplikasi mobile dengan semaksimal mungkin dan tepat waktu
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAMPIRAN……………………………………………………………...………17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Potensial Cedera (KPC); Kejadian Nyaris Cedera (KNC); Kejadian Tidak Cedera
(KTC); Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan kejadian sentinel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Patient Safety
Menurut (WHO, 2011) keselamatan pasien merupakan pengurangan risiko
bahaya yang tidak perlu terkait dengan perawatan kesehatan seminimal mungkin.
Sedangkan menurut International of Medicine (IOM) mengartikan konsep
keselamatan pasien (patient safety) sebagai freedom from accidental injury.
Accidental injury disebabkan karena error yang terdiri dari kegagalan dalam suatu
perencanaan ketika ingin mencapai tujuan, melakukan tindakan yang salah
(commission) dan/atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KPRS) menjelaskan tentang keselamatan pasien yang bebas dari
cedera yang seharusnya tidak terjadi atau potensial cedera akibat dari pelayanan
kesehatan yang disebabkan oleh error (Wardhani, 2017). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
3
seharusnya diambil (omission), dan bukan karena “underlying disease” atau
kondisi pasien.
a. Jenis Sistem
Sistem pelaporan berfokus pada pembelajaran dan berkontribusi terhadap
desain ulang sistem. Sistem pelaporan mungkin berusaha untuk menangani
berbagai tujuan. Keseimbangan dalam satu system antara tujuan
akuntabilitas publik dan pembelajaran untuk perbaikan. Tujuan utama dari
sistem pelaporan akan menentukan beberapa fitur desain dan apakah
laporan bersifat sukarela atau wajib serta apakah laporan tersebut disimpan
dengan penuh kerahasiaan atau dilaporkan ke publik.
1) Pembelajaran
4
Pelaporan insiden keselamatan pasien dapat mengarah pada
pembelajaran dan peningkatan keselamatan pasien. Hasil laporan
dapat memperingatkan akan adanya bahaya serta dapat
menghasilkan pengalaman atau wawasan terkait kegagalan sistem
yang ada dan dapat menghasilkan rekomendai perbaikan untuk
memberikan praktik terbaik yang diikuti oleh semua orang.
Data insiden keselamatan pasien dari hasil laporan menjadi
dasar untuk dilakukan analisis masalah. Setiap organisasi
pelayanan kesehatan menyelidiki atau mencari penyebab insiden
yang terjadi dengan invesitigasi, hasil investigasi yang baik akan
menghasilkan pengetahuan tentang factor penyebab insiden terjadi
dan merumuskan dan menyebarkan rekomendasi untuk perubahan
sistem.
2) Akuntabilitas
Beberapa sistem pelaporan yang ada dikembangkan untuk
meminta pertanggungjawaban institusi pelayanan kesehatan agar
memastikan praktik yang aman. Sistem akuntabilitas didasarkan
bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan
bahwa setiap institusi pelayanan kesehatan membuat tindakan
pencegahan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang aman.
b. Proses Pelaporan Mobile
1) Apa yang dilaporkan
a) Jenis laporan
Sistem pelaporan mobile biasanya mencoba untuk
mengungkap kejadian buruk dan kejadian yang berpotensi
menyebabkan peristiwa buruk atau jenis insiden tertentu
seperti kesalahan pengobatan atau cedera yang serius.
b) Jenis Insiden
Insiden keselamatan pasien adalah peristiwa atau keadaan
yang dapat mengakibatkan, atau memang mengakibatkan,
kerugian yang tidak perlu bagi pasien.
5
Jenis insiden merupakan istilah yang menggambarkan
untuk kategori insiden yang disepakati bersama yang terdiri
dari insiden yang sifatnya umum. Jenis-jenis insiden yang
telah disepakati yaitu Reportable Circumstance, Near Miss,
No Harm Incident, dan Adverse Event.
- Reportable circumstance yaitu situasi dimana
terdapat potensi bahaya yang signifikan, tetapi tidak
ada insiden yang terjadi.
- Near miss yaitu peristiwa yang dapat
mengakibatkan insiden yang tidak diinginkan
namun tidak sampai terjadi.
- No harm incident yaitu insiden yang terjadi pada
pasien namun tidak menimbulkan kerugian
- Adverse event yaitu insiden yang merugikan pasien
2) Siapa yang melaporkan
Sistem pelaporan insiden harus menentukan siapa yang akan
melaporkan kejadian. Pelaporan dilakulan oleh organisasi dan
pemberi pelayanan kesehatan seperti dokter maupun perawat.
Beberapa sistem pelaporan juga memungkinkan dilakukan oleh
pasien, keluarga dan konsumen lainnya untuk melakukan
pelaporan. Namun secara umum, sistem pelaporan dan
pembelajaran meminta laporan dari tenaga kesehatan pemberi
layanan dan atau organisasi.
6
laporan yang potensial. keterlibatan pasien dalam sistem
keselamatan pasien memiliki peran. Pasien dapat melaporkan
masalah yang tidak teridentifikasi yang dapat membantu organisasi
pelayanan kesehatan memahami letak penyebab masalah. Laporan
dari pasien memungkinkan lebih baik daripada penyedia pelayanan
untuk mengidentifikasi masalah atau kegagalan di seluruh
rangkaian perawatan.
3) Bagaimana cara melaportkan
Metode pengiriman laporan insiden berbeda-beda. Pengiriman
laporan dapat berdasarkan infrastruktur dan teknologi local
setempat. Pelaporan dapat dilakukan dengan mengirim laporan
tertulis, sistem berbasis Web atau bisa diakses dengan aplikasi
mobile yang memusatkan dan menggabungkan beberapa laporan
kedalam database yang terstruktur. Selain itu laporan juga dapat
melalui faks, dan telpon yang merupakan metode pelaporan yang
paling banyak dilakukan.
Proses yang efisien dapat diatur untuk menerima laporan
melalui email atau internet (mobile apk), bagi pengguna yang
memiliki teknologi ini dapat dengan mudah dan cepat meskipun
tentunya sistem ini cukup mahal.
a. Informasi Pasien
7
Informasi pasien merupakan data yang terkait pasien yang mengalami
insiden. namun dalam memberikan informasi ini diharapkan
mendeskripsikan secara anonym dan data tersebut tidak membahayakan
privasi pasien. Oleh karena itu, data yang ditampilkan adalah nama, usia
dan jenis kelamin.
1) Nama
2) Jenis Kelamin
3) Usia
b. Waktu
Waktu terjadi insiden yaitu tanggal dan waktu saat terjadi insiden
keselamatan pasien.
c. Lokasi
Lokasi yang dimaksud disini adalah lingkungan tempat terjadinya
insiden keselamatan pasien.
d. Agen yang Terlibat
Agen yang terlibat yang dimaksud adalah produk, perangkat,
orang, atau elemen apapun yang terlibat terjadinya insiden.
1) Penyebab: sesuatu yang berkontribusi pada insiden keselamatan
pasien
2) Factor Kontribusi: agen manapun yang dianggap berperan terhadap
asal mula atau perkembangan insiden atau sesuatu yang meningkatka
risiko insiden.
3) Faktor Mitigasi: sesuatu yang mencegah perkembangan insiden yang
merugikan atau untuk mengurangi risiko insiden.
e. Jenis Insiden
Jenis insiden yang dimaksud adalah istilah deskriptif atau kategori yang
terdiri dari insiden secara umum yang telah dikategorikan berdasarkan
kesepakatan bersama atau yang berlaku secara international dan nasional.
f. Hasil Insiden
Hasil insiden yang dimaksud adalah semua dampak pada pasien atau
rumah sakit yang disebabkan oleh insiden.
8
g. Hasil tindakan
Hasil tindakan yang dimaksud adalah semua tindakan yang diberikan
terkait terjadinya insiden. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi
tindakan langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan pasien
dan rumah sakit. Selain itu, informasi ini dibuat untuk memperbaiki situasi
yang timbul terhadap outcome pasien maupun organisasi dengan alasan
untuk mencegah insiden yang berulang.
h. Peran Pelapor
Peran pelapor yang dimaksud adalah peran yang diperankan oleh orang
yang mengumpulkan atau melaporkan informasi insiden yang terjadi. Hal
ini bertujuan untuk menganalisis sumber informasi yang beragam dan
cara-cara yang berbeda dalam mendeskripsikan insiden yang terjadi.
9
4. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena
suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(ommission), bukan karena underlying diseases/kondisi pasien.
Kejadian tidak diharapkan (KTD) mencakup:
10
2.5 Hambatan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Sistem pembelajaran dilakukan untuk mencegah insiden agar tidak berulang
kembali. Hal ini diawali dengan melaporkan setiap insiden. Setiap hambatan
pelaporan insiden menjadi penghalang dalam meningkatkan budaya keselamatan
pasien. Petugas kesehatan diharapkan memiliki sikap dan perilaku melaporkan
insiden yang terjadi dilingkungan perawatan. Sikap memiliki hubungan yang kuat
dengan budaya keselamatan pasien terhadap pelaporan insiden. Oleh karena itu
menumbuhkan sikap yang baik dari setiap tenaga kesehatan sangat diperlukan
untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien. Meskipun demikian hal ini
tidaklah mudah, jika hambatan-hambatan pelaporan belum dapat diatasi dengan
baik. Berikut terdapat beberapa hambatan dalam melaporkan insiden keselamatan
pasien, antara lain :
11
Kurangnya anonimitas dan kerahasian menjadi salah satu
hambatan dalam melaporkan insiden. Adanya pengalaman yang negative
oleh pelapor terkait kurangnya anonimitas pelaporan insiden.
e. Sistem Pelaporan
Sekarang ini system pelaporan insiden sudah memasuki zamannya
teknologi yang mengakibatkan adanya Ambiguitas dari formulir pelaporan
yang berbasis teknologi dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
teknologi. Selain itu adanya perbedaan budaya antar fasilitas pelayanan
kesehatan, budaya seperti adanya dorongan dan diingatkan secara terus
menerus untuk melaporkan setiap insiden namun hal tersebut tidak berlaku
di rumah sakit lainnya.
f. Tidak dianggap sebagai kewajiban
Kurangnya kesadaran akan manfaat dari pelaporan insiden mempengaruhi
kepatuhan dalam pelaporan. Melaporkan insiden keselamatan pasien tidak
dianggap sebagai kewajiban dan tidak dianggap sebagai tanggung jawab
pribadi.
g. Faktor organisasi
Kurangnya umpan balik dan pembelajaran dan kurangnya kejelasan
mengenai bagaimana manfaat, proses, tanggapan dan konsekuensi setelah
pelaporan, Tidak adanya umpan balik setelah melakukan pelaporan
insiden. Selain itu kurangnya pelaksanaan akan perubahan. Pelapor lebih
memungkinkan untuk melaporkan insiden secara aktif ketika mereka
melihat suatu perubahan positif dari hasil tersebut
h. Siapa yang akan melapor
Tidak ada keputusan yang jelas mengenai siapa yang akan melakukan
pelaporan ketika dalam kondisi terjadi insiden keselamatan pasien yang
melibatkan lintas professional kesehatan. dokter ataupun perawat merasa
bahwa perawat lebih cenderung yang melakukan pelaporan, terutama
perawat dengan masa kerja lebih sedikit. Selain itu adanya stigma bahwa
dokter memiliki hirarki yang tinggi disbanding tenaga kesehatan yang lain.
i. Waktu
12
Dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan proses pelaporan. Pelaporan
insiden perlu diprioritaskan dalam beban kerja sehingga dapat memberikan
laporan yang sesuai, pelapor memiliki komitmen untuk menghasilkan
laporan yang akurat akan tetapi terbatas dengan waktu dan sumber daya.
Pelapor merasa tidak memiliki banyak waktu, sibuk dan banyak prioritas
pekerjaan yang lain, melaporkan insiden menyebabkan sedikitnya waktu
perawatan kepada pasien berkurang
13
BAB III
KESIMPULAN
3
3.1 Kesimpulan
Pelaporan insiden merupakan tahap awal sebagai sistem pembelajaran
untuk mencegah insiden yang berulang agar dapat meningkatkan budaya
keselamatan pasien. Sehingga sangat penting untuk menciptakan budaya
pelaporan disetiap institusi pelayanan kesehatan. Dengan meningkatnya
jumlah laporan insiden akan tergambarkan budaya dan motivasi untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan kepada pasien. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan budaya
keselamatan pasien untuk meminimalkan insiden keselamatan pasien adalah
dengan melakukan pelaporan insiden keselamatan pasien, baik KNC, KPC,
KTC apalagi KTD. Dengan meningkatnya budaya keselamatan pasien maka
angka kejadian insiden keselamatan pasien dapat diminimalkan.
3.2 Saran
Penjelasan mengenai insiden keselamatan pasien sudah sangat kompleks,
sudah seharusnya masyarakat maupun petugas Kesehatan mulai
memperdulikan tentang pelaporan insiden keselamatan pasien. Dengan adanya
14
teknologi saat ini bukan suatu hal yang mustahil untuk melaporkan kejadian-
kejadian yang mengakibatkan cidera dengan menggunakan aplikasi mobile
milik rumah sakit tertentu atau melaporkaannya melalui website rumah sakit
tersebut. Mengingat untuk setiap keluhan yang disampaikan oleh pasien akan
selalu direspon oleh pihak rumah sakit karena untuk meningkatkan pelayanan
Kesehatan dirumah sakit tersebut dan menjadi budaya dalam melayani pasien.
15
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization. (2009). Patient safety curriculum guide for medical
Schools
16
LAMPIRAN
17