Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DOKUMENTASI PELAPORAN KEJADIAN TIDAK CIDERA

DOSEN PEMBIMBING :
Ninik Ambar Sari, S. Ke., Ns., M. Kep

NAMA KELOMPOK :

1. Ghora Nanggala P (1820021)


2. Imam Afandi (1820023)
3. Muhammad Yusuf (1820033)
4. Nevi Nur Aisyah (1820037)
5. Mozarifna S (1820030)
6. Dicky Arga Y (1820008)
7. Suci Agnes A (1820056)

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang
telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah mengenai dokumentasi
pelaporan kejadian tidak cidera.

Dengan adanya penyusunan makalah tentang dokumentasi pelaporan


kejadian tidak cidera. Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini
belum sepenuhnya sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 12 September 2019

Penuli

2
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Kejadian........................................................................... 5
2.2 Macam-Macam Kejadian.................................................................. 5
2.3 Pelaporan Insiden Keselamatan ....................................................... 6
2.4 Tujuan Pelaporan Insiden Keselamatan ......................................... 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Metode Pelaporan .............................................................................. 8


3.2 Alur Pelaporan ................................................................................... 9
3.3 Kasus dan Prosedur Penanganan KTC........................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 12
4.2 Saran ................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patient safety adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien dirumah
sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Program keselamatan pasien
dirumah sakit merupakan tempat yang paling kompleks, terdapat ratusan
macam obat, ratusan tes dan prosedur dan beragam profesi serta latar
belakang sumber daya manusia yang memberikan pelayanan kepada pasien
selama 24 jam secara terus menerus (Depkes 2008).
Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Menurut
institute of medicine (1999) kesalahan medis didefinisikan sebagai suatu
kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak
seperti yang diharapkan, atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu
tujuan.
Rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan harus memperhatikan
dan menjamin keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang
berisiko tinggi terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien yang
diakibatkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan terhadap keselamatan paling

5
sering disebabkan oleh kesalahan manusia terkait dengan resiko dalam
keselamaytan dan hal ini disebabkan oleh kegagalan sistem dimana sistem
individu tersebut bekerja (riasan,2009)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara menangani kejadian tidak cedera?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui kejadian tidak cedera secara terperinci

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kejadian


Kejadian adalah Situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yg tidak seharusnya terjadi. Menurut Departement
Kesehatan RI (2008), analisis kejadian berisiko dalam proses pelayanan
kefarmasian seperti kesalahan penulisan resep (perscreption error), kejadian
obat yang merugikan (adverse drug events), kesalahan pengobatan
(medication errors) dan reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction)
menempati kelompok urutan utama dalam keselamatan pasien yang
memerlukan pendekatan sistem untuk mengelola, mengingat kompleksitas
keterkaitan kejadian antara ”kesalahan merupakan hal yang manusiawi”.
Menurut Buku Pedoman Pelaporan Keselamatan Pasien pada tahun 2008.
Kejadian tidak cidera adalah suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien
tetapi tidak timbul cidera.

2.2 Macam - Macam Kejadian


Menurut Departemen Kesehatan RI, 2008 menyatakan Insiden
keselamatan pasien/ patient safety incident merupakan kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak

6
seharusnya terjadi (dapat dicegah). Adapun beberapa jenis insiden adalah
sebagai berikut :

1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis.

2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden


yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), dapat terjadi karena:
 “keberuntungan” (misalnya pasien yang menerima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat).
 “pencegahan” (misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan
suatu obat dengan dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan).
 “peringanan” (misalnya pasien secara tidak sengaja telah diberikan
suatu obat dengan dosis lethal, segera diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan cidera yang
berarti).
2.3 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di rumah sakit
Salah satu startegi dalam merancang sistem keselamatan pasien
adalah bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera
diambil tindakan guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk
mengenali dan melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem
pelaporan. Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi resiko,
salah satunya dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem
analisis. Dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan akan mengajak semua
orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya atau potensi bahaya yang
dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting untuk memonitor upaya

7
pencegahan terjadinya kesalahan sehingga diharapkan dapat mendorong
dilakukannya investigasi selanjutnya.

Kegagalan aktif (petugas yang melakukan kesalahan) atau yang


berkombinasi dengan konsisi laten akan menyebabkan terjadinya suatu
kesalahan berupa kejadian nyaris cedera (KNC), KTD, atau bahkan
kejadian yang menyebabkan kematian atau cedera serius (sentinel).
Berhenti sampai tahap melaporkan saja tentu tidak akan meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien, yang lebih penting adalah bagaimana
melakukan suatu 20 pembelajaran dari keselahan tersebut sehingga dapat
diambil solusi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali (Iskandar,
2014). Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu
layanan, yang merupakan bagian penting dalam proses belajar dan
pembenahan ke dalam revisi dari kebijakan, termasuk standar prosedur
operasional (SPO) dan panduan yang ada.Rumah sakit wajib untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak
diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian sentinel.

Pelaporan insiden dilakukan secara internal dan eksternal. Pelaporan


internal dilakukan dengan mekanisme/ alur pelaporan keselamatan pasien
rumah sakit di lingkungan internal rumah sakit. Pelaporan eksternal
dilakukan dengan pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam
lingkup rumah sakit, unit kerjakeselamatan pasien rumah sakit melakukan
pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan
kepada Direktur rumah sakit. (Departemen Kesehatan, 2008).

2.4 Tujuan pelaporan insiden keselamatan pasien


a. Rumah Sakit ( internal)
 terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien di rumah sakit
 diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah

8
 didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada
pasien agar dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian hari.
b. KKPRS ( eksternal)
 Diperolehnya data angka insiden keselamatan pasien
 Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan bagi rumah sakit lain
 Ditetapkannya langkah-langkah praktis keselamatan pasien untuk
rumah sakit di indonesia.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode pelaporan

Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang


meliputi kejadian tidak diharpakan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
dan kejadian sentinel, berdasarkan Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (2008). Pelaporan insiden dapat dilakukan dengan dua cara
,seperti secara internal dan eksternal. Pelaporan internal dilakukan dengan
mekanisme/ alur pelaporan keselamatan pasien rumah sakit di lingkungan
internal rumah sakit. Pelaporan eksternal dilakukan dengan pelaporan dari
rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam lingkup rumah sakit, unit kerja
keselamatan pasien rumah sakit melakukan pencatatan 21 kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit.

Adapun ketentuan terkait pelaporan insiden sesuai dengan Panduan


Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2008) akan di jabarkan sebagai
berikut:

1. Insiden sangat penting dilaporkan karena akan menjadi awal proses


pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

9
2. Memulai pelaporan insiden dilakukan dengan membuat suatu sistem
pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur pelaporan,
formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus
disosialisasikan pada seluruh karyawan.

3. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial


terjadi ataupun yang nyaris terjadi.

4. Pelapor adalah siapa saja atau semua staf rumah sakit yang pertama
menemukan kejadian atau yang terlibat dalam kejadian.

5. Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden


mulai dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan,
bagaimana cara mengisi 22 formulir laporan insiden, kapan harus
melaporkan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam sistem
pelaporan dan cara menganalisa laporan.

3.2 Alur Pelaporan


Alur pelaporan insiden kepada tim keselamatan pasien di RS
a. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah
sakit, wajib segera ditinjaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
b. Setelah ditinjaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan
mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/sift kepada
atasan langsung.
c. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada atasan
langsung pelapor
d. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
resiko terhadap insiden yang dilaporkan.
e. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang
akan dilakukan antara lain:
 Grade biru: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu

10
 Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
 Grade kuning: investigasi komperehensif / Analisis akar
masalah, waktu maksimal 45 hari
 Grade merah: investigasi komperehensif / analisis akar
masalah, waktu maksimal 45 hari.
f. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS.
g. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan
laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
investigasi lanjutan atau tidak.
h. Untuk grade kuning / merah, Tim KP di RS akan melakukan analisis
akar masalah / Root Cause Analysis (RCA)
i. Setelah menganalisis akar masalah, Tim KP akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
j. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada
direksi.
k. Unit kerja membuat analisa kejadian disatuan kerjanya masing-
masing
l. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tin KP di RS.

3.3 Kasus dan prosedur penanganan Kejadian Tidak Cidera

Kejadian tidak cedera adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien


tetapi tidak menimbulkan cedera. Contohnya:

1. pasien meminum paracetamol dan tidak ada reaksi apapun, tetapi dokter
tidak meresepkan paracetamol.

2. Pasien duduk di kursi yang rusak dan tidak layak namun pasien tidak
terjatuh dan kondisinya baik-baik saja.

Beberapa langkah prosedur Penanganan Kejadian Tidak Cidera :

11
1. Tuliskan pada formulir insiden internal setiap menemukan kejadian
tidak Cedera/ Near Miss (KTC)

2. Lapor pada atasan setiap menemukan insiden.

3. Atasan Unit Pelapor meriksa laporan insiden, lakukan


penggradingan oleh atasan.

4. Lakukan investigasi sesuai dengan grading resiko setelah lapor ke


KKPRS

5. Lakukan Investigasi sederhana jika grading resiko Biru dan Hijau.

6. Grading Kuning dan merah Lakukan Investigasi komprehensif oleh


Komitekeselamatan Pasien dan Tim RCA.
7. Hasil investigasi di laporkan ke KKP-RS setelah selesai dari tindak
lanjut investigasi.
8. Buat laporan bulanan dalam bentuk laporan data pada unit yang
terkait insiden.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan awal


proses adanny aperubahan dalam pelayanan di rumah sakit, khususnya
sebagian dari peningkatan mutu pelayanan. Diharapakan panduan pencatatan
dan pelaporan ini dapat menjadi acuan pencatatan dan pelaporan insiden di
rumah sakit dalam melaksanakan sistem pelaporan dan analisis insiden pada
khususnya. Hasil analisis dan tindak lanjut ini akan menjadi pembelajaran
untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang


memberikan pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi
pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko. Pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga
medis kepada pasien mengacu kepada tujuh standar pelayanan pasien rumah
sakit yang meliputi hak pasien, mendididik pasien dan keluarga, keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode- metode
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan komunikasi
merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. keselamatan
pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang

13
diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU Rumah Sakit No. 44
tahun 2009.

4.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik


dan benar sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan
terjamin keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Komalawati, Veronica. 2010. Community&Patient Safety Dalam Perspektif


Hukum Kesehatan.

Lestari, Trisasi. Konteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan


Langkah Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol
II/Nomor.04/2006 Hal.1-3

Pabuti, Aumas. 2011. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah
Sakit. Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of
Andalas University, Indonesia

15
16

Anda mungkin juga menyukai