Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN

Disusun sebagai penugasan mata kuliah Etika Keperawatan

Disusun oleh :

MEGA IKE SHERLY OCTAVIA, Amd. Kep


NIM : 202002T051

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


PROGRAM NON REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


2020
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN

TUJUAN :

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Etika Keperawatan selain itu makalah
ini disusun untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pemahaman diri penulis maupun
pembaca “

DISUSUN OLEH :

NAMA : Mega Ike Sherly Octavia, Amd. Kep

NIM : 202002T051

KELAS :A

DISAHKAN OLEH Banyuwangi, 10 Oktober 2020


Dosen Pembimbing Penulis

Ns. Muhammad Al Amin, S. Kep, M.Kes Mega Ike Sherly Octavia, Amd. Kep

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Etika Keperawatan tepat waktu.
Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah ini menjadi tugas Etika
Keperawatan, selain itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan juga berterima kasih kepada Bapak Ns. Muhammad Al Amin,
S.Kep.,M.Kes selaku dosen yang telah memberi tugas ini kepada kami.
Penulis berharap semoga dengan makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menginspirasi kepada semua orang. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka, penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Demikian semoga makalah yang penulis buat dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Banyuwangi, 10 Oktober 2020


Penulis

Mega Ike Sherly Octavia, Amd. Kep

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
1.2 Tujuan Etika Keperawatan
1.3 Pendekatan dalam Etika Keperawatan
1.4 Tipe-Tipe Etika Keperawatan
1.5 Teori dalam Etika Keperawatan
1.6 Prinsip Etika Keperawatan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Etika keperawatan adalah Etika (Yunani kuno “ethikos” berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah
cabang utama filsafah yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk dan tanggung jawab. Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat
terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan
perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi
senantiasa mengabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanan bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara
holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik
sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami
konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara
sembarangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apakah tujuan dari etika keperawatan?
3. Bagaimana pendekatan dalam etika keperawatan?
4. Apa saja tipe-tipe etika keperawatan?
5. Apa saja teori-teori etika keperawatan?
6. Apa saja prinsip-prinsp etika keperawatan?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan
2. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan
3. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakan keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Menurut Suhaemi (2010), kata etika berasal dari Yunani yaitu Ethos, yang berhubungan dengan
pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-
undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi
digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan
atas nilai dan situasi individu yang dilayani.

Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik
secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis, karena profesi
bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu. Faktor
teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang (pemakaian mesin dan teknik
memperpanjang usia, legalisasi abortus, pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan
genetika, penelitian yang menggunakan subyek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang
menyangkut nilai, hak-hak manusia, dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan
mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode
etik yang disusunnya. Etika profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau
kewajiban bagi anggota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain, dimana anggota
profesi memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang dipergunakan untuk membuat
keputusan yang memengaruhi orang lain. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice
discipline, yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi yang menyangkut
hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi dan dapat memberikan
dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan. Keperawatan sebagai suatu pelayanan
profesional bertujuan untuk tercapainya kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat
mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat. Ini berarti masyarakat memberi kepercayaan bagi
perawat untuk terus menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan.
Untuk menjamin keprcayaan ini, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan,
metodologi, dan dilandasi pula dengan etika profesi. Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika
profesi keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu
perawat. Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan masyarakat
sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan kode etik yang telah
disepakati.

2.2 TUJUAN ETIKA KEPERAWATAN


Menurut Suhaemi (2010), etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku
moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan
kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Secara umum
tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien
kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.

Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku Suhaemi 2010, tujuan
etika profesi keperawatan adalah mampu :

 Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan


 Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan
 Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di pertanggungjawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentan etika profesi keperawatan adalah perawat
sendiri, tenaga kesehatan lainnya, dan etika yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
ialah masyarakat/orang awam yang menggunakan ukuran dan nilai umum sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Menurut National League for Nursing (NLN [Pusat pendidikan keperawatan milik
perhipunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi 2010, pendidikan etika keperawatan bertujuan
:
 Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan
mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
 Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan tentang
baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
 Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik.
 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktik
keperawatan profesional. Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini melalui dilema etik,
artinya konflik yang dialami, yang memerlukan pengambilan keputusan yang baik dan benar
dipandang dari sudut profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan, kesehatan dan keperawatan.
 Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan
dalam praktik dan dalam situasi nyata.

Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keperawatan yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang timbul dalam
keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya diajarkan, tetapi harus
ditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan, tidak saja di pendidikan, tetapi
dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.

2.3 PENDEKATAN dalam ETIKA KEPERAWATAN


Sebelum membahas tentang masalah etika, perawat penting memahami metode pendekatan
yang digunakan dalam diskusi permasalahan etika. Ladd.J (1978 dikutip oleh Frell;lih.
mcCloskey,1990 dalam buku Suhaemi, 2010) menyatakan ada 4 metode utama yaitu :

 Metode Otoritas, menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan berdasarkan pada
otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok
manusia, atau institusi seperti majelis ulama, dewan geraja, atau pemerintah. Penggunaan
metode ini terbatas hanya pada penganut yang dipercaya.
 Metode Consensum Hominum, menggunakan pendekatan berdasarkan pada persetujuan
masyarakat luas atau pada sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu
masalah. Segala sesuatu yang diyakini bijak, dan secara etika dapat diterima, dimasukkan
dalam keyakinan.
 Metode Pendekatan Intuisi atau self-evidence, dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan
pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknikintuisi. Metode ini terbatas hanya pada
orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.
 Metode Argumentasi / metode Sokratik, menggunakan pendekatan dengan mengajukan
pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat. Metode analitik ini
digunakan untuk memahami fenomena etika.

2.4 TIPE ETIKA KEPERAWATAN


Menurut Dalami (2010), tipe-tipe etika keperawatan terbagi menjadi 3, yaitu :

1. Bioetik
Bioetik merupakan suatu studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang
muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum
dan teologi.
 Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment
atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
 Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang
mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap
pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika
lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori etik, dan prinsip etik terhadap masalah-masalah
pelayanan kesehatan.
2. Etik Klinik /clinical ethics
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contohnya, adanya persetujuan atau penolakan dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespons permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-
sia).
3. Etik Keperawatan / nursing ethics
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

2.5 TEORI ETIKA KEPERAWATAN


Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis praktik profesional
(Fry,1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila
terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori
etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.

1. Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani “telos” yang artinya “akhir”. Istilah teleologi dan
utilitarianisme sering digunakan saling bergantian. Teleologi merupakan suatu doktrin yang
menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat
terjadi. Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan “the end justifies the means” atau
makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kelly,1987 dalam buku Suhaemi, 2010).
Teori teleologi atau utilitarianisme dapat dibedakan menjadi rule utilitarianisme dan act
utilitarianisme. Rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan
bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan
kepada manusia. Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas, tidak melibatkan aturan umum,
tetapi berupaya menjelaskan pada situasi tertentu dengan pertimbangan terhadap tindakan
apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidakbaikan sekecil-kecilnya
pada individu. Contoh penerapan teori ini adalah bayi yang lahir cacat lebih baik diijinkan
meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat.
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani “deon”yang artinya “tugas” berprinsip pada aksi
atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau
konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam konteks ini, perhatian
difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat memberikan penentu
apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Kant berpendapat bahwa prinsip
moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan
imperative. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien
harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataannya sangat
menyakitkan. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan
pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibunya
karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan
buruk secara moral. Secara lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi 5 prinsip
penting yaitu : kemurahan hati, keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991 dalam
buku Suhaemi, 2010).

2.6 PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN


Prinsip bahwa kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam
hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan (Suhaemi,2010). Fungsi kode etik menurut
Hipocrates :

 Menghindari ketegangan antar manusia


 Memperbaiki status kepribadian
 Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan

Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam praktik keperawatan menurut
Kozier & Erb (1990) dalam buku Suhaemi (2010) :

 Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan. Standar ini akan
melindungi perawat dan pasien.
 Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional, memperbaiki, dan
memelihara standar tersebut.
 Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan diikuti orang-orang dalam
profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota profesional.
 Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat keputusan dalam
situasi keperawatan.

Prinsip moral mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku yang etis dan dalam
pemecahan masalah etik. Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu
tindakan dilarang, diperlukan, atau diizinkan dalam suatu keadaan. Terdapat 3 prinsip moral yang
sering digunakan dalam diskusi moral (Johnstone, 1989, dalam buku Suhaemi, 2010), yaitu :
 Otonomy (autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa Latin yaitu autos yang berarti sendiri dan nomos yang artinya
aturan. Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :
a. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya.
b. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui kllien dalam
membuat suatu pilihan.
c. Memberitahukan klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
d. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut.
e. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Perawat yang menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai
profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalnya dokter, ahli farmasi, dan sebagainya.
 Non-maleficience
Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya/cedera bagi orang
lain. Johnson (1989) dalam buku Suhaemi (2010) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai
orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik. Beneficience
merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain.
 Justice (keadilan)
Keadilan (justice) merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan
yang dilakukan untuk semua orang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik, tetapi dalam
hal ini persamaan mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan
seseorang. Dalam aplikasinya, prinsip ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersifat komplementer
sehingga kadang-kadang menimbulkan masalah dalam berbagai situasi.

Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut :


 Otonomy (autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi ini merupakan bentuk respek terhadap seseorang
atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
 Berbuat baik (beneficience)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Terkadang dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
 Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan. Nilai ini ditujukan dalam
praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
 Tidak merugikan (non-maleficienci)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis selama perawat
memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.
 Kejujuran (veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran, yang berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.
 Menepati janji (fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain, dimana perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
klien.
 Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip ini adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tentang kesehatan klien,
kecuali atas ijin klien diluar area pelayanan.
 Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan
dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat. Secara umum tujuan etika
profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada
perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan.
Ada beberapa etika keperawatan, yaitu bioetik, clinical ethics (etik klinik), nursing ethics (etik
keperawatan). Teori dasar etika keperawatan merupakan penuntun untuk membuat keputusan etis
praktik profesional (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010). Teori etik digunakan dalam pembuatan
keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan
beberapa teori etik yang secara garis besar, yaitu teori teleologi dan teori deontologi.
Sedangkan prinsip-prinsip dalam etika keperawatan yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan,
tidak merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan, serta akuntabilitas.

B. SARAN
Sebagai seorang calon perawat ataupun perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari
etika keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan
praktik keperawatan dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta : TIM


Nisya, R. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta : Dunia Cerdas
Suhaemi, M. 2010. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktik. Jakarta : EGC
Wulan, K. 2011. Pengangtar Etika Keperawatan. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka Raya
Hendrik. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai