OLEH
KELOMPOK 12
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Komunikasi pada
Keluarga, Kelompok, dan Masyarakat dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan.
Adapun makalah ini kami susun guna memenuhi tugas Komunikasi Keperawatan dengan
dosen I Gede Widjanegara, SKM. Kelompok kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini tersusun dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Komunikasi Keluarga, Kelompok dan Masyarakat........................................3
2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Keluarga, Kelompok dan Masyarakat...........................................4
2.3 Jenis-Jenis Komunikasi Keluarga, Kelompok dan Masyarakat........................................6
2.4 Fungsi Komunikasi dalam Keluarga, Kelompok dan Masyarakat...................................8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.8
2.6 Pola Komunikasi dan Interaksi dalam Keluarga.............................................................12
2.7 Tahap-Tahap Perkembangan Komunikasi Keluarga......................................................13
2.8 Klarifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya..............................................14
2.9 Pengaruh Kelompok/Masyarakat Terhadap Perilaku Komunikasi.................................16
2.10 Strategi Komunikasi dalam Keluarga, Kelompok dan Masyarakat................................17
BAB III.........................................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masyarakat, apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadisecara harmonis
tentu akan mempengaruhi perkembangan anak.
1.3 Tujuan
1. Apa Pengertian Komunikasi Keluarga, kelompok dan masyarakat?
2. Bagaimana Ciri-ciri komunikasi keluarga, kelompok dan masyarakat?
3. Apa Jenis-jenis komunikasi keluarga, kelompok dan masyarakat?
4. Apa Fungsi komunikasi dalam keluarga,kelompok dan masyarakat?
5. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga, kelompok dan
masyarakat
6. Bagaimana pola komunikasi dan interaksi dalam keluarga, kelompok dan masyarakat?
7. Bagaimana tahap-tahap perkembangan komunikasi keluarga?
8. Bagaimana klarifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya?
9. Bagaimana pengaruh kelompok/masyarakat terhadap perilaku komunikasi?
10. Bagaimana strategi komunikasi dalam keluarga, kelompok dan masyarakat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Keterbukaan (openess)
Keterbukaan adalah sejauh mana individu memiliki keinginan untuk terbuka dengan
orang lain dalam berinteraksi. Keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi
memungkinkan perilakunya dapat memberikan tanggapan secara jelas terhadap segala
pikiran dan perasaan yang diungkapkannya.
2. Empati (Empathy)
Empaty adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan
orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan ataupun tanggapan orang
tersebut.
3. Dukungan
Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam melakukan
aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih diharapkan dari
orang terdekat yaitu, keluarga.
5. Kesamaan (Equality)
Kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan dengan orang lain
dalam hal berbicara dan mendengarkan.
5
2.3 Jenis-Jenis Komunikasi Keluarga, Kelompok dan Masyarakat
2.3.1 Jenis-Jenis Komunikasi Keluarga
1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan
anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
6
a. Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil merupakan proses komunikasi antara tiga orang
atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota
beriteraksi satu sama lain. Dalam komunikasi ini mempunyai ciri mudah di
arahkan, seperti menejer dengan sekelompok karyawannya
Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari
komunikasi antar pribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi
antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan
dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal.
Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah
komunikasi antar pribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil.
Untuk ukuran mengenai kelompok kecil, beberapa ahli memberikan batasan
yang berbeda- beda. De Vito member batasan, bahwa kelompok kecil sebagai
sekumpulan orang kurang, lebih 5-12 orang. Ukuran kelompok kecil menurut
Kumar berkisar antara 15-25 orang.
Anggota- anggota kelompok kecil dapat berkomunikasi dengan mudah.
Sumber dan peneriaan informasi dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama.
Kelompok tersebut mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk
berinteraksi.
b. Komuniasi Kelompok Besar
Komunikasi ini adalah komunikasi kelompok yang karena jumlahnya yang
banyak, dalam situasi komuikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk
memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain, kecil sekali
kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan para komunika. Jadi
dalam komunikasi kelompok besar ini, hanya bersifat nalar dalam segi
penerimaannya. Ciri yang menonjol adalah wabah metal sering terjadi, serta
emosional lebih tinggi. Contohnya: pengajian, ceramah., seminar, forum.
7
Yaitu komunikasi kelompok untuk memecahkan sutu masalah social yang
dilakukan oleh sejumlah orang yang berbeda keahliannya. Biasanya yang tampil
dalam diskusi ini tiga atau tujuh orang dengan keahlian yang sangat erat seali
dengan masalah yang di bahas. Contoh pemecahan masalah kemacetan lalu lintas
yang elibatkan sosiolog, psikolog, ahli hukum dan pejabat kepolisian.
b. Forum
Pertemuan untuk membahas suatu topik yang menyangkut suatu
kepentingan umum. Forum ini bersifat speaker centered, yang terpusat pada
pembahasan. Dalam arti bahwa pembicaraan pada forum termasuk orang selain
menguasai topik yang dibahas, juga mempunyai nama di masyarakat, sehingga
pemikirannya berupa informasi penjelas yang disertai tanya jawab.
Contoh : pejabat yang turun kebawah.
c. Simposium
Komunikasi kelompok yang melibatkan tiga sampai lima pembicaraan
dengan spesialisasi yang berbeda untuk membahas berbagai aspek dari suatu topik
luas.
d. Brainsterming
Bisa juga di katakan urun rembug yaitu bentuk komunikasi kelompok untuk
memperoleh gagasan sebanyak- banyaknya dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya dari peserta yang dilibatkan. Tujuannya menghasilkan saran sebanyak-
banyaknya untukditetapkan salah satu daripada nya dalam rangka pemecahan
masalah. Contoh: penerapan dalam dunia pendidikan CBSA.
8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga, Kelompok dan
Masyarakat
2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga
Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain.
Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti
yang akan di uraikan berikut ini :
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran – gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia
berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana
penilaiannya terhadap segala yang berlangsung disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri
menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan
orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Jika seorang
ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu apa-apa, harus
di atur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus
saling berkaitan, saling lengkap-melengkapai. Perpaduan kedua citra itu menentukan
gaya dancara komunikasi.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis diakui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung
bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati,
diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi
di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat
informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang
9
berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus
diataati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan
berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
5. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat
untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh
orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan
secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili
suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut
untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara
sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak
kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing
yang harus dipahami.
10
Dalam kelmpok yang besar, partisipasi akan makin memusat pada orang yang
memberikankontribusi terbanyak. Komunikasi akan makin tersentralkan pada
orang- orang tertentu.
Makin banyak jumlah anggota, makin sedikit tersedia peluang untuk
berinteraksi dengan anggota lainnya dalam jarak waktu tertentu. Akibatnya,
sejumlah orang tidak mendapat kesempatan berinteraksi.
b. Jaringan Komunikasi.
Dalam sebuah ruangan, anda berbicara di depan, menghadapi barisan kursi
yang sejajar, diduduki oleh para hadirin. Pada kesempatan lain, anda bersaa
kawan- kawan anda duduk melingkar mi meja bundar. Perbedaan pengaturan
ruangan ini ternyata menimbukan perbedaan pola komunikasi.
c. Kohesi Kelompok.
Kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam
kelompok, dan mencegah meninggalkan kelompok. Ohesi elompok erat
hubungannya dengan kepuasan. Marquis, Guetzkow, dan Heyns mengamati
anggota- anggota yang menghadiri berbagai konferensi. Ia menemukan makin
koheresif kelompok yang diikuti, makin besar tingkat kepuasan anggota.
d. Kepemimpinan
Komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke
arah tujuan kelompok. Seorang pemimpin dapat di tunjuk atau muncul setelah
proses komunikasi kelompok. Apapun yang terjadi, kepemimpinan adalah faktor
yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
11
b. Tindak Komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota
berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun
nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk
menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction
Process Analysis (IPA).
c. Peran
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok
dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional
yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak
jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam
Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok
terkategorikan sebagai berikut:
1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah
atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan
upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang
tercapainya tujuan kelompok.
2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan
dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota
kelompok.
3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompok untuk
memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas
kelompok.
12
Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi – reaksi” yang
sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan –tulisan)
isyarat-isyarat nonversal, gambar-gambar dantindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena
itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan,
proses ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
2. Model Interaksional
Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R. Sementara model S-R
mengasumsikan manusia adalah pasif, model interaksional menganggap manusia jauh
lebih aktif. Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan makna yaitu
penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Berapa
konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna,
penafsiran, dan tindakan.
4. Model ABX
Pola komunikasi lainnya yang juga sering terjadi dalam komunikasi antara
anggota keluarga adalah model ABX yang dikemukakan oleh Newcomb dari
perspektif psikologi- sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A)
menyampaikan informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai sesuatu (X).
13
menguasai kira – kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun mereka memperoleh kira-kira
50 kata setiap bulan.
2. Keluarga dengan anak – anak usia sekolah
Anak – anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan pertambahan usia. Mereka
memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih merupakan
kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak – pihak di luar keluarga.
Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting ; penerimaan – penolakan dan
kontrol otonomi.
3. Keluarga dengan anak – anak remaja
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik sehubungan dengan
bertambahya kebebasan anak – anak. Masalah – masalah otonomi dan kontrol menjadi
sangat tajam pada tahun –tahun ini. Anak – anak remaja mulai mengalihkan komunikasi
dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan teman- teman sebaya. Karena
perubahan – perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami remaja, topik –topik
tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia remaja merupakan tantangan terbesar
bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan anak dapat mengatasi badai, komunikasi
selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya dapat disimpulkan dengan pertambahan usia,
hubungan kita dengan saudara- saudara kandung tetap penting.
14
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam,
artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-
unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja).
Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara
berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan
terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek
isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder
formal.
15
satusatunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok
keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi,
termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
16
sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi,
kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda
untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota,
usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan
seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota
berikutnya untuk setuju juga.
2. Fasilitasi Sosial
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku
individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang
yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan
dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita
kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi.
Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk
pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu,
peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
3. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu,
setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila
sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan menentang lebih keras.
17
1. Saling memahami antar anggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi seperti
apa yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar
proses komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
3. Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak terjadi
salah paham dan saling menyinggung antara anggota kelompok.
4. Saling menghargai anggota kelompok lain.
5. Jangan menyela pembicaraan orang lain.
6. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
suatu unit atau lingkungan masyarakat yang paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling
bawah dari satu lingkungan negara. Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai
kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam keluarga
dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaan.
Keberhasilan dalam keluarga/kelompok sangat ditentukan dari pola komunikasi dan interaksi
yang terjalin di antara mereka. Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat diartikan bahwa
Komunikasi keluarga/masyarakat adalah suatu proses penyampaian ide,perasaan dan pikiran
antara dua orang atau lebih sehingga terjadi perubahan sikap dan tingkah laku bagi semua yang
saling berkomunikasi.
3.2 Saran
Dari pembelajaran tentang Komunikasi pada Keluarga, Kelompok, dan Masyarakat,
diharapkan pembaca dapat memahami dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alfitra, Riki. 2017. Komunikasi Dalam Keluarga, Kelompok dan Masyarakat. Tersedia
pada : https://id.scribd.com/document/335906313/Komunikasi-Dalam-Keluarga-
Kelompok-Dan-Masyarakat . Diakses pada tanggal 05 oktober 2020.
Bianca, Laura. 2018. Jurnal Komunikasi Terapeutik Pada Keluarga, Kelompok dan
Masyarakat. Tersedia pada :
https://www.academia.edu/38717819/KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIE
N_KELUARGA_KELOMPOK_dan_MASYARAKAT. Diakses pada tanggal 05
Oktober 2020.
Dewi, Candra. 2018. Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Keluarga, Kelompok dan
Masyarakat. Tersedia pada:
https://www.academia.edu/38717819/KOMUNIKASI_TERAPUETIK_PADA_PASIE
N_KELUARGA_KELOMPOK_dan_MASYARAKA. Diakses pada tanggal 05
Oktober 2020.
20