Disusun Oleh:
NPM : 018.01.3608
PRODI S1 KEPERAWATAN
T.A 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1. LatarBelakang............................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah......................................................................................................................6
3. Tujuan Pasien safety..................................................................................................................6
4. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
1. Pengertian Patient safety............................................................................................................7
2. Langkah-langkah pasien safety..................................................................................................8
3. 7 standar keselamatan pasien.....................................................................................................9
4. Aspek Hukum Patient safety.......................................................................................................10
5. Manajemen Patient safety............................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II. Kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca
agar dapat mengetahui tentang Peran Perawat dan Komunikasi dalam Melaksanakan Patient Safety.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan
makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin Ya Rabbal Alamin.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena
keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat
dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau
observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi,
metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak
layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow
up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi,
kegagalan alat atau system yang lain.
4. Manfaat
1. Pengertian Patient safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya
kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Meliputi: assessment risiko,identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Keselamatan pasien menurut Vincent (2008), penghindaran, pencegahan
dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Menurut
World Health Organization (WHO), keselamatan pasien adalah tidak adanya bahaya yang
mengancam kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien dari sesuatu yang tidak
diinginkan selama proses perawatan
2. Langkah-langkah pasien safety
2.1 Mendidik Pasien dan Keluarga
Standarnya adalah Rs harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Kriteria nya adalah keselamatan dengan
pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam
proses pelayanan. Dan dengan adanya pendidikan yang dilakukan maka diharapkan
pasien dan keluarga dapat :
a. Memberikan info yang jelas,benar,lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi intruksi
a. Perhatikan nama obat,rupa dan ucapan yang mirip (look alike,sound alike medication
names)
b. pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan layanan
g. Gunakan alat injeksi sekali pakai
h. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
a. Hak Pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan).
1. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.
1. Pasal 5 ayat (2), menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
2. Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala
bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
3. Pasal 24 ayat (1), menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode
etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
4. Pasal 53 ayat (3), menyatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.
5. Pasal 54 ayat (1), menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan non
diskriminatif.
a. Hak pasien, pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkunan KTD
b. Pendidikan bagi pasien dan keluarga, rumah sakit harus mendidik pasien
dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien
c. Keselamatan pasien dalam kesinambambungan pelayanan, rumah sakit
menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga
dan antar unit pelayanan.
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan keselamatan pasien, rumah sakit harus mendisain proses baru
atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja
melalui pengumpulan data, menganalsis secara intensif KTD, dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Pendidikan bagi staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
3.1 Kesimpulan
Hal yang dapat kami simpulkan adalah bahwa untuk mewujudkan patient safety butuh upaya
dan kerjasama dari berbagai pihak tenaga kesehatan, karena keselamatan pasien (patient safety)
adalah hal terpenting yang perludi perhatikan,tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan
lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberikan dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Penatalaksanaan patient
safety dalam rumah sakit, puskesmas, pusat, kabupaten, dan provinsi, sudah seharusnya dilakukan
secara optimal.
3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa perawat harus memiliki pengetahuan mengenai patient safety
serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri
pasien. Sebagai tenaga kesehatan wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standar
pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek
tindakan yang kita berikan. Rumah Sakit juga harus memiliki standar tertentu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang
baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. (eds), Committee in Health Care Quality in
America, Institute of Medicine. To Err is Human: Building a Safer Health System.
Washington DC, National Academy Press. 2000.
2. Brennan TA, Leape LL, Laird NM, et al., Incidence of adverse events and
negligence in hospitalized patients — results of the Harvard Medical Practice Study I . N Engl
J Med1991; 324:370
3. Thomas EJ, Studdert DM, Burstin HR, Orav EJ, Zeena T, et al. Incidence and types
of adverse events and negligent care in Utah and Colorado. Med Care,2000;38(3):261-71–6.
4. Classen DC, Resar R, Griffin F, Federico F, Frankel T, et al. ‘Global Trigger Tool”
shows that adverse events in hospitals may be ten times greater than previously measured.
Health Affairs, 2011;30(4):581-9.
5. Aranaz-Andrés JM, et al. 2011. Prevalence of adverse events in the hospitals of five
Latin American countries: results of the 'Iberoamerican Study of Adverse Events'
(IBEAS). BMJ Qual Saf. 2011 Dec;20(12):1043-51. doi: 10.1136/bmjqs.2011.051284. Epub
2011 Jun 28.
6. John Hopkins University. 2013/2016. https://hub.jhu.edu/2016/05/03/medical-errorsthird
leading-cause-of-death/
7. IHI/NPSF. 2017. New Survey Finds 21 Percent of Americans Report Personal Experience
with Medical errors.
8. Singh H, Meyer and Thomas EJ.. The frequency of diagnostic errors in outpatient
care: estimations from three large observational studies involving US adult populations. BMJ
Qual Saf 2014;23:727–731.
9. ECRI Institute. 2018. Diagnostic Errors Top ECRI Institute’s Patient Safety
Concerns for 2018.
10. Utarini A, Koentjoro T, At Thobari J. Accreditation of health care organization,
health professional and higher education institution for health personnel, Health Project V,
Central Java Province. Centre for Heal th Service Managament, Faculty of
Medicine, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta, 2000.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Jakarta. 2017.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Manajemen Keselamatan Pasien.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/MANAJEMEN-
KESELAMATAN-PASIEN-FinalDAFIS.pdf
13. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). 2015. Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident Report). Jakarta.
14. The Joint Commission. Sentinel Event Data Summary. 2017
15. Nappoe, SA. Mengapa Keselamatan Pasien Sangat Sulit Diterapkan di Indonesia.
2017. https://www.mutupelayanankesehatan.net/19-headline/2564-mengapakeselamatan-
pasien-sangat-sulit-diterapkan-di-indonesia
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
17. NHS Improvement. Our approach to patient safety: NHS Improvement’s focus in
2017/18. October 2017.
18. Ministry of Health Malaysia. 2017. Guidelines on Implementation Incident
Reporting & Learning System 2.0. for Ministry of Health Malaysia Hospitals.
19. KKP-RS. Laporan Insiden Keselamatan Pasien. 2011;2011(April)