Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MAKALAH PENUGASAN KELOMPOK 5

“Mengenali Kejadian Tidak Diharapkan pada Paien Safety”

Ledy Hera Selva 18031002

Faliatasya A.N 18031004

Ade Tiya Dinata 18031012

Sari Fitri Wahyuni 18031014

Yuni Hermanita 18031015

Syarifah Khairun Nadia 18031023

Sri Yuliana 18031025

Novia Putri 18031031

Prodi Keperawatan
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
2019

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 19 November 2019

Tim Penyusun

Kelompok 5

ii
Daftar Isi

Kata pengantar ...................................................................................……………. i

Daftar Isi ........................................................................………………………….. ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Tujuan Penulisan 1
1.3 Manfaat Penulisan 2

BAB II Pembahasan

2.1 Keselamatan pasien ……...…………………………………………………….. 3

2.2 Budaya Keselamatan Pasien ……...…………………………………………… 3

2.3 Manfaat Keselamatan Pasien ……...…………………………………………… 4

2.4 Insiden Keselamatan Pasien ……...…………………………………………… 4

2.5 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien meningkatkan Kualitas dan

Keselamatan Pasien ………………………………………...…………...……… 5

2.6 Strategi Pengendalian Kejadian ……...………………………………………… 6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan 7

Daftar pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Kesalahan
yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian
Tidak Diharapkan/KTD). Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan
suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Dalam kenyataannya masalah
medical error dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena
yang terdeteksi umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan saja.
Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari
perhatian kita semua.

Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang


Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya
pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical error dan memberikan
keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan mengajak semua stakeholder
rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan pasien di rumah sakit.

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui keselamatan pasien
- Untuk mengetahui budaya keselamatan pasien
- Untuk mengetahui Manfaat Keselamatan Pasien
- Untuk mengetahui insiden keselamatan pasien
- Untuk mengetahui Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien meningkatkan Kualitas dan
Keselamatan Pasien
- Untuk mengetahui Strategi Pengendalian Kejadian

1
1.3 Manfaat
- Agar mahasiswa menambah wawasan tentang keselamatan pasien
- Agar mahasiswa dapat menurunkan kejadian tidak diharapkan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien adalah prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan. Menurut Depkes
RI (2008) keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Dalam Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan psien


rumah sakit,dikatakan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan
(KTD), kejadian nyaris cidera (KNC), Kejadian tidak cidera(KTC),dan Kejadian potensial
cidera (KPC). Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian umah
sakit diberbagai negara maju seperti amerika, denmark, dan australia masih ditemukan KTD
dengan rentan 3,2-16,6%. Dengan data-data tersebut, berbagai negara segera melakukan
penelitian dan mengembangkan sistem keselamatan pasien (depkes, 2008)

Salah satu tujuan keselamatan pasien yaitu menurun nya KTD yang merupakan bagian
dari insiden keselamatan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusunlah sasaran
keselamatan pasien yang bertujuan mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
Sasaran menyoroti bagian – bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
yang ada. Oleh karna itu jika rumah sakit ingin menurunkan kejadian insiden keselamatan
pasien maka rumah sakit harus menerapkan budaya keselamatan pasien.

2.2 Budaya Keselamatan Pasien

Budaya keselamatan pasien merupakan faktor penting untuk memahami upaya untuk
memajukan perawatan pasien yang aman. Hasil ini memberikan implikasi kualitas pelayanan

3
untuk kepemimpinan rumah sakit. Ketika para pemimpin memprioritaskan budaya
keselamatan, resiko terhadap pasien mungkin telah diperbaiki dengan pergantian staff dan
peningkatan produktifitas. Hal ini dapat dijadikan imfestasi dalam sistem keselamatan paien
untuk memberikan perawatan handal dan aman (Brown&wollosin,2013). Untuk
meningkatkan budaya keselamatan pasien, kesadaran perawat tentang penting nya
keselamatan pasien juga perlu ditingkatkan. Sasaran IV keselamatan pasien adalah ketepatan
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi. Penerapan sasaran tersebut salah satunya
dengan penggunaan checklist bedah.

2.3 Manfaat Keselamatan Pasien

1. Budaya safety meningkat dan berkembang


2. Komunikasi dengan pasien berkembang
3. Kejadian tidak diharapakn (KTD) menurun
4. Risiko klinis menurun
5. Keluhan berkurang
6. Mutu pelayan Rumah Sakit meningkat
7. Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan kepercayaan diri
yangmeningkat

2.4 Insiden Keselamatan Pasien

Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan kram (penyakit, cedera, cacat, kematian dan
lain – lain). hasil penelitian menemukan bahwa 13,6% yang bekerja di ICU menghadapi
potensi ancaman terhadap insiden keselamatan pasien, dimana 48,8% dari insiden tersebut
adalah jatuh dan sebagian besar perawat yaitu 88% tidak pernah mendokumentasikan insiden
tersebut. Oleh Karena itu kesadaran perawat tentang keselamatan pasien harus ditingkatkan
dan pengetahuan yang terkait harus terus di update dengan sering memberikan pelatihan
kepada perawat. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan budaya pelaporan dan respon
tidak menghukum terhadap kesalahan misalnya dengan melakukan evaluasi pada sitem
pelaporan agar bisa diketahui penyebabnya. Selain itu, perlu adanya tindak lanjut bagaimana
caranya untuk menurunkan angka kejadian insiden misalnya dengan mencari akar

4
permasalahan agar dapat ditemukan atau didesain sistem yang baru sehingga tidak terjadi
insiden serupa serta adanya umpan balik kepada unit pelapor agar mereka mengetahui sebab
terjadinya insiden (Permadhi, 2013).

Berbagai alasan diungkapkan untuk tidak melaporkan insiden keselamatan pasien, hal
ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Marius Brostrom Kousgaard, dkk
(2012) yang bertujuan untuk mengeksplorasi alasan untuk tidak melaporkan insiden
keselamatan pasien dalam praktek umum. Alasan utama untuk tingkat pelaporan rendah
karena kurangnya kegunaan praktis, masalah waktu dan usaha di klinik sibuk dengan prioritas
yang bersaing, dan pertimbangan kesesuaian dalam kaitannya dengan profesional lainnya.
Kurangnya pelaporan tentang insiden keselamatan pasien dapat juga disebabkan karena
praktisi sering mengalami masalah keamanan yang mereka sendiri bisa menyelesaikan
masalah tersebut.

2.5 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien meningkatkan Kualitas dan Keselamatan Pasien

Salah satu startegi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah bagaimana
mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil tindakan guna memperaiki
efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui
sistem pelaporan. Kegagalan aktif (petugas yang melakukan kesalahan) atau yang
berkombinasi dengan konsisi laten akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan berupa
kejadian nyaris cedera (KNC), KTD, atau bahkan kejadian yang menyebabkan kematian atau
cedera serius (sentinel). Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan
insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan
kejadian sentinel. Pelaporan insiden dilakukan secara internal dan eksternal. Pelaporan
internal dilakukan dengan mekanisme/ alur pelaporan keselamatan pasien rumah sakit di
lingkungan internal rumah sakit. Pelaporan eksternal dilakukan dengan pelaporan dari rumah
sakit ke KKP-RS nasional. Dalam lingkup rumah sakit, unit kerjakeselamatan pasien rumah
sakit melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan
kepada Direktur rumah sakit. (Departemen Kesehatan, 2008).

Penelitian yang dilakukan Morag dkk (2012) yang bertujuan untuk mengembangkan
sistem pelaporan untuk mengumpulkan laporan masalah untuk membangun database untuk
memandu kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan

5
pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan perawat mengalami kesalahan
medis dari setiap hari untuk setiap minggu. 6% dari sampel tidak pernah melaporkan
kesalahan mereka sendiri, sementara setengah melaporkan kesalahan mereka sendiri "jarang
atau kadangkadang".Tingkat budaya keselamatan pasien adalah positif dan signifikan
berkorelasi dengan tingkat pelaporan kesalahan. Budaya keselamatan Pasien, tempat lahir,
kejadian error, dan tidak memiliki gelar keperawatan akademis merupakan prediktor
signifikan dari pelaporan kesalahan.

2.6 Strategi Pengendalian Kejadian

Program keselamatan pasien (patient safety) adalah program yang bertujuan untuk
lebih memperbaiki proses pelayanan, karena sebagian besar KTD dapat merupakan kesalahan
dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang
komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan hakhaknya (Departemen Kesehatan RI,
2006). Adanya program keselamatan pasien rumah sakit merupakan suatu sistem dimana
rumah sakit menerapkan asuhan pasien yang lebih aman, meliputi kegiatan pengkajian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko, implementasi solusi agar
dapat meminimalkan timbulnya risiko,meminimalisir angka kejadian nyaris cedera, pelaporan
dan analisis kejadian, proses belajar dari kejadian, perencanaan tindak lanjut kejadian, serta
strategi pencegahan terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kementerian
Kesehatan RI, 2011).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Budaya keselamatan pasien sangat terkait dengan kejadian insiden keselamatan


pasien. Dengan meningkatnya budaya keselamatan pasien maka angka kejadian insiden
keselamatan pasien dapat diminimalkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan penerapan budaya keselamatan pasien untuk meminimalkan insiden
keselamatan pasien adalah dengan melakukan pelaporan insiden keselamatan pasien, baik
KNC, KPC, KTC apalagi KTD. Namun, masih banyak praktisi keperawatan yang
mengabaiakan pelaporan insiden karena menganggap insiden tersebut masih bisa ditangani
dengan sendirinya atau mereka tidak melaporkan jika tidak terjadi cedera pada pasien dan
hanya melaporkan jika sudah terjadi cedera.

Oleh karena itu, kesadaran tentang budaya keselamatan pasien masih perlu
ditingkatkan. motivasi untuk melaporkan jika ada insiden keselamatan pasien juga perlu
ditingkatkan, karena laporan dapat menjadi penaganan dini terhadap insiden keselamatan
pasien di masa yang akan dating serta mencegah insiden yang sama untuk terjadi kembali.

7
Daftar Pustaka

Najihah. (2018). Budaya keselamatan pasien dan insiden keselamatan pasien di rumah sakit:
literature review. Journal of islamic nursing. Volume 3. Nomor 1. Makassar: universitas
muslim indonesia

Anda mungkin juga menyukai