Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PATIENT SAFETY

KEBIJAKAN PATIEN SAFETY DAN PATIENT SAFETY DALAM


PERSPEKTIF HUKUM

DOSEN PEMBIMBING : DESI WIDIYANTI,SST,M.Keb

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. DENA AYU DHEA (P0 1740522002) 4. RITA M. (P0 1740522015)


2. ENGGRAINI P. (P0 1740522005) 5. SARA JANUARINI (P0 1740522017)
3. NIA FEBRIYANI (P0 1740522011) 6. SHOPIATUN F. (P0 1740522019)

PRODI : PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Patient Safety dengan judul Kebijakan
Patient Safety dan Patient Safety Dalam Perspektif Hukum.

Penyusunan makalah ini bersumber dari semua data yang kami peroleh baik dari media
cetak, media elektronik, serta bimbingan dari dosen mata kuliah. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada Bunda Desi Widiyanti,SST,M.Keb selaku dosen mata kuliah
Patient Safety, rekan-rekan prodi Profesi Bidan Tahun 2022 Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang kami banggakan, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak dalam menyusun makalah ini
sehingga dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat bagi kita semua, terutaman
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Wassalamualaikum wr.wb.

Bengkulu, Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kerahasiaan Informasi Klien………….......................................................... 3
B. Informed Choice……………………………………………………………... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran...................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan Pasien (Patient Safety) masih menjadi isu global dunia dan nasional
bagi pelayanan kesehatan di Indonesia. Patient Safety adalah komponen penting dari
mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari
manajemen mutu rumah sakit.
. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di pelayanan
kesehatan yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity)
yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” pelayanan
kesehatan yang terkait dengan kelangsungan hidup pelayanan kesehatan. Kelima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap pelayanan kesehatan.
Namun harus diakui kegiatan institusi di pelayanan kesehatan dapat berjalan apabila ada
pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan
hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra pelayanan kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya,
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. Rumusan Masalah
1.Hukum Kesehatan Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Keselamatan Pasien?
2.Apa yang dimaksud Keselamatan Pasien Dalam Perspektif ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kebijakan Keselamatan Pasien ?
2. Mengetahui apa yang dimaksud Keselamatan Pasien Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Patient Safety

1. Definisi Keselamatan Pasien


Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana fasilitas pelayanan kesehatan
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Dalam kenyataannya masalah
medical error dalam di fasilitas pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es,
karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan
saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput
dari perhatian kita semua. Untuk mengatasi hal ini, di Indonesia, telah dikeluarkan
Kepmen nomor 496/Menkes/SKIV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis
prima di pelayanan kesehatan yang jauh dari medical error dan memberikan keselamatan
bagi pasien.

3
2. Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu sistem dimana fasilitas pelayanan
kesehatan membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait risiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko

3. Kebijakan keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:


a. Fasilitas pelayanan kesehatan melaksanakan sistem keselamatan pasien
b. Fasilitas pelayanan melaksanakan 7 langkah menuju keselamatan pasien
c. Fasilitas pelayanan kesehatan wajib menerapkan standar keselamatan pasien
d. Evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien akan dilakukan melalui program akreditasi
fasilitas pelayanan kesehatan

4.Kebijakan Departemen Kesehatan tentang keselamatan pasien rumah sakit


a.Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
b.Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c.Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

B. Patient Safety Dalam Perspektif Hukum

1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum


a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009 “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus
mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
b. Pasal 32n UU No.44/2009 “Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

4
c. Pasal 58 UU No.36/2009
“Setiap orang berhak menuntut Ganti Rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam Pelayanan kesehatan yang diterimanya.”
d. “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.

2. Pasal 43 UU No.44/2009 Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien


a. Fasilitas pelayanan kesehatanwajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan
angka kejadian yang tidak diharapkan
c. Fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaporkan kegiatan keselamatan pasien
kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh
menteri
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien

Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan


pasien. Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko

5
3. Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan


tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak diinginkan di
fasilitas pelayanan kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.Dalam
Pasal 1 peraturan menteri kesehatan yang dimaksud dengan:

Pasal 1
a. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

Pasal 2
Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada BAB III Penyelenggaraan Keselamatan Pasien Bagian Kesatu Standar, Tujuh
Langkah Menuju, dan Sasaran Keselamatan Pasien
a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien
b. Penyelenggaraan Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan:

6
1) standar Keselamatan Pasien
2) sasaran Keselamatan Pasien dan
3) tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien

Sistem pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menjamin pelaksanaan
a. Asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien
b. Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya; dan
c. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Standar Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi
standar :
a. Hak pasien
b. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
c. Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
peningkatan Keselamatan Pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan PasienPendidikan bagi
staf tentang Keselamatan Pasien, dan
f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.

Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi
tercapainya hal-hal :
a. Mengidentifikasi pasien dengan benar
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai

7
d. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan
pada pasien yang bena
e. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan, dan
f. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c terdiri atas:
a. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien, dan
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mewujudkan patient safety butuh upaya dan kerjasama dari berbagai pihak karena
pasien safety merupakan upaya dari seluruh komponen sarana pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan keselamatan kesehatan khususnya
pada tahap perencanaan kebijakan kesehatan perlu dilakukan perumusan masalah
kebijakan itu sendiri, kemudian merencanakan kebijakan kesehatan dan menganalisis
dasar-dasar dalam membuat kebijakan kesehatan untuk terwujudnya perencanaan
kesehatan masyarakat Indonesia yang maksimal.
Diharapkan dengan sistem keselamatan pelayanan kesehatan tersebut tanggung
jawab pemerintah dan para pemberi pelayanan dalam melayani kesehatan semua
rakyatnya dapat tercapai sehingga angka kesehatan masyarakat dapat meningkat. Oleh
karena itu pentingnya diciptakan kebijakan dalam pelayanan kesehatan supaya
mempunyai tujuan bersama yang bersifat jelas karena kebijakan dapat diartikan sebagai
tujuan bersama.

B. Saran
Semoga makalah ini Menambah pemahaman mengenai Pengertian kebijakan dan
mengetahui isu isu kebijakan kesehatan. Dan rencana terhadap isu – isu kebijakan dapat
dilaksanakan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Balsamo RR and Brown MD. (1998). Risk Management. Dalam: Sanbar SS, Gibofsky A,
Firestone MH, LeBlang TR, editor. Legal Medicine. Edisi ke-4. St Louis: Mosby.

9
Cahyono JBS. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran.
Jakarta: Kanisius. Departemen Kesehatan RI. Panduan nasional keselamatan pasien
rumah sakit (patient safety). Edisi ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.

Frankel A, Gandhi TK, Bates DW. (2003). Improving patient safety across a large integrated
health care delivery system. International Journal for Quality in Health care. 2003; 15
suppl. I: i31 – i40.

Ghandi TK, Lee TH. (2017). Patient safety beyond the hospital. N Engl J Med. 2010; 363 (11):
1001-3. Kementerian Kesehatan Ri. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11. (2017). Keselamatan Pasien. Wachter RM, Shanahan J, Edmanson K, editor.
(2008). Understanding patient safety. New York: McGraw-Hill Companies.

Lestari, Trisasi. (2006). Konteks Mikro dalam Implementasi Patient Safety: Delapan Langkah
Untuk Mengembangkan Budaya Patient Safety. Buletin IHQN Vol II/Nomor.04/2006
Hal.1-3

Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005

Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of National
Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15
November 2006.

10

Anda mungkin juga menyukai