Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KOMPREHENSIF

MINGGU KE-2

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KEGAWATDARURATAN


MATERNAL NEONATAL PADA NY. H UMUR 30 TAHUN
G2P1A0 UK 9 MG DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU(KET) DI RSUP PERSAHABATAN
JAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Holistik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Disusun oleh :
SHOPIATUN FATHONA
NIM. P01740522019

Pembimbing Akademik:

ROLITA EFRIANI,SST,M.Keb.
NIP.199308272020122010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Seminar Kasus Berjudul

Asuhan Kebidanan Holistik Kegawatdaruratan Materna Neonatal


Pada Ny. H Umur 30 Tahun G2P1A0 UK 9 MG Dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) Di RSUP
Persahabatan Jakarta

Disusun Oleh:

SHOPIATUN FATHONA
NIM. P0 1740522019

Telah mendapat persetujuan pada tanggal ................. untuk memenuhi


tugas Stase Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Pada Program
Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu

Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Rolita Efriani,SST,M.Keb. Syamsiah,AMKeb.SKM


NIP.199308272020122010 NIP. 198111222005012001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, M.Keb


NIP.1980121020021220002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Laporan ini terwujud
atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bunda Yuniarti, SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bunda Rolita Efriani,SST,M.Keb selaku dosen pembimbing akademik.
4. Ibu Syamsiah,AMKeb.SKM selaku pembimbing lahan.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Jakarta, Juni 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................4
C. Manfaat........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kehamilan.......................................................................................6
B. Konsep Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)...........................................9
BAB III KASUS
A. Pengkajian Data Subjektif...........................................................................12
B. Pengkajian Data Objektif.............................................................................15
C. Analisa Data.................................................................................................17
D. Penatalaksanaan...........................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran utama Sustainable Development Goals (SDGs) yang berkaitan


dengan kesehatan ibu adalah mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (World Health
Organization, 2019). Berdasarkan data Kemenkes RI (2019), secara umum
terjadi penurunan rasio angka kematian ibu di Indonesia sejak tahun 2015-2019
yaitu dari 305 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 88,3 per 100.000 kelahira
hidup.Terjadi penurunan rasio angka kematian ibu di Indonesia namun masih
dibawah sasaran utama SDGs. Pada tahun 2019, penyebab kematian ibu
terbanyak adalah perdarahan 30,32% (1280 kasus), hipertensi dalam kehamilan
25,25% (1066 kasus), dan infeksi 4,9% (207 kasus) (Kemenkes RI, 2019).

Penyebab kematian ibu tertinggi adalah perdarahan. Perdarahan dapat


terjadi pada kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan atau masa nifas.
Perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah kehamilan ektopik
terganggu. Kehamilan ektopik terganggu dapat menyebabkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu. Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel
telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan
peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu. Sebagian besar
kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan
isthmus (Dewi, 2016).

Terjadinya Kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba-tiba pada


seluruh kasus kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
suatu kegawatdaruratan dalam obstetri yang perlu penanganan segera. Perlunya
diagnosis dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat
pentingnya kelangsungan hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya.

1
Dampak dari kehamilan ektopik terganggu bagi kelangsungan reproduksi ibu
adalah menurunkan fungsi reproduksi selanjutnya dengan meningkatkan risiko
terjadinya infertilitas (Dewi dan Risilwa, 2017).

Kejadian kehamilan ektopik di dunia adalah 0,25-2,0% dari seluruh


kehamilan (Yadav et al., 2017). Di Amerika Utara, kehamilan ektopik terjadi
pada 19,7 kasus dari 1000 kehamilan, dan merupakan penyebab mortalitas
utama pada kehamilan trimester pertama. Angka kejadian di negara
berkembang kejadiannya dipercaya lebih tinggi lagi, tetapi data yang spesifik
belum diketahui. Secara umum di Indonesia, kejadian kehamilan ektopik
berkisar 5-6 perseribu kehamilan (Khairani, 2018).

Bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan dalam menjalankan tugas dan


fungsinya adalah mampu melaksanakan skrining dan deteksi dini faktor-faktor
risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu dengan penatalaksanaan rujukan
yang tepat. Faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu meliputi
umur, gravida, riwayat kesehatan, riwayat kebidanan yang lalu, dan riwayat
kontrasepsi memiliki peranan yang cukup besar terhadap kejadian kehamilan
ektopik terganggu (Fitriany dkk., 2014).

Hal ini sesuai dengan penelitian Triana (2019) menyatakan bahwa ibu yang
mengalami kehamilan ektopik terganggu lebih banyak pada ibu yang berumur
< 20 dan >35 tahun yaitu 66,7%. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan
antara umur ibu dengan kejadian kehamilan ektopik terganggu yaitu
didapatkan p value sebesar 0,024 < α 0,05 (Triana, 2019). Usia terbaik untuk
hamil adalah 20-35 tahun. Hamil diusia kurang dari 20 tahun memiliki risiko
tinggi terjadinya komplikasi dalam kehamilan oleh karena organ reproduksi
yang belum matang dan masih dalam masa pertumbuhan. Sedangkan hamil
diusia lebih dari 35 tahun juga memiliki risiko tinggi terjadinya komplikasi
oleh karena fungsi reproduksi wanita sudah terjadi penurunan (Komariah dan
Nugroho, 2020).

2
Gravida juga memiliki peranan terhadap terjadinya kehamilan ektopik
terganggu. Semakin meningkatnya jumlah kehamilan akan meningkatkan
risiko terjadinya kehamilan ektopik terganggu, hal ini dikaitkan dengan riwayat
kehamilan terdahulu seperti riwayat abortus dan riwayat kehamilan ektopik
terdahulu yang merupakan faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik
terganggu (Prasanna et.al, 2016).

Kejadian kehamilan ektopik terganggu juga meningkat pada ibu yang


memiliki riwayat kesehatan dan riwayat kebidanan yang lalu dengan persentase
sebesar 94,6%, riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu memiliki hubungan
dengan kejadian kehamilan ektopik terganggu (Fitriany dkk, 2014). Faktor
risiko penting riwayat kesehatan dan riwayat kebidanan yang lalu terhadap
kejadian kehamilan ektopik terganggu meliputi penyakit radang panggul,
riwayat operasi sebelumnya, dan riwayat abortus (Yadav et al., 2017).

Infeksi menular seksual oleh bakteri Chlamydia Trakomatis dapat


mengakibatkan kerusakan pada tuba yang dapat meningkatkan kejadian
kehamilan ektopik terganggu (Aisyah dan Amanda, 2019). Penyakit menular
seksual seperti klamidia, gonorea dan sebagainya yang timbul karena infeksi
bakteri inilah, hasil konsepsi yang seharusnya menempel pada rahim gagal
mencapai rahim dan justru tumbuh dan berkembang ditempat lain. Penyakit
radang panggul juga akan sangat mempengaruhi perjalanan hasil konsepsi
sehingga tidak dapat mencapai rahim untuk berkembang. Riwayat kehamilan
ektopik sebelumnya, riwayat operasi tuba juga dapat mengakibatkan hasil
konsepsi menuju rahim terhambat (Pratiwi, 2019).

Salah satu faktor risiko kehamilan ektopik terganggu adalah kegagalan


penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan metode untuk mencegah
kehamilan namun masih bisa terjadinya kegagalan dari penggunaannya.
Beberapa kegagalan alat kontrasepsi yang memiliki risiko kehamilan ektopik
terganggu adalah tubektomi (sterilisasi tuba), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

3
(AKDR), kontrasepsi darurat (EC) estrogen dosis tinggi, dan minipills yang
hanya mengandung progestin (Aling dkk., 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan Holistik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dengan
menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan
hasil asuhannya dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
a.Melakukan pengkajian data subjektif asuhan kebidanan kegawatdaruratan
pada ibu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
b. Melakukan pengkajian data objektif asuhan kebidanan kegawatdaruratan
pada ibu dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
c. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan
diagnosa dan masalah aktual kegawatdaruratan pada ibu dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
d.Melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada ibu
dengan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) dengan melakukan
kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan lebih lanjut.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan maternal neonatal secara menyeluruh dengan
berkolaborasi bersama tenaga kesehatan lainnya. Serta dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara langsung, sekaligus
penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada
kasus kegawatdaruratan maternal neonatal misalnya kasus Kehamilan
Ektopik Terganggu (KET).

4
2. Manfaat Bagi RSUP Persahabatan Jakarta
Laporan komprehensif ini dapat di jadikan dokumentasi di RSUP
Persahabatan Jakarta.

5
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil simpulan dari penatalaksanaan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan pada Ny. H umur 30 tahun G2P1A0 UK 9 Mg dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) yaitu sebagai berikut :
1.Dalam asuhan kebidanan dilakukan pengambilan data subjektif didapatkan hasil Ny. H
umur 30 tahun G2P1A0 UK 9 Mg dengan Kehamilan Ektopik Terganggu mengeluh keluar
darah sejak 3 minggu yang lalu, paling banyak darah keluar 2 minggu terakhir dan nyeri
perut hebat sudah sejak 2 hari yang lalu. Sesuai dengan patofisiologi kehamilan ektopik
terganggu (KET) yaitu Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil
konsepsi (zigot) sebelum turun dalam rahim, tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan
dari perjalanan hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan
tempat ideal untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran
pembuluh darah oleh proses proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya pembuluh
darah. Gangguan perjalanan hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi yang
menyebabkan perlekatan saluran telur. Pembuluh darah pecah karena tidak mempunyai
kemampuan berkontraksi maka perdarahan tidak dapat dihentikan dan tertimbun dalam
ruang abdomen. Perdarahan tersebut menyebabkan perdarahan tuba yang dapat mengalir
terus ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri pelvis yang hebat dan akan
menjalar ke bahu (Dewi, 2016: 47-48).

2. Hasil pemeriksaan fisik untuk pengambilan data objektif pada pemeriksaan umum tekanan
darah rendah yaitu 98/58 mmHg, kemudian pada pemeriksaan fisik pada mata conjungtiva
anemis, pemeriksaan abdomen terdapat nyeri pada perut bagian bawah ketika di palpasi
dan terdapat perdarahan di vagina serta di lakukan pemeriksaan penunjang seperti USG
hasilnya terdapat kantong kehamilan di luar rahim dan pemeriksaan HB hasilnya : 9,2
gr/dl.

21
3. Diagnosa pada kasus ini didapatkan Ny. H umur 30 tahun G2P1A0 UK 9 Mg dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
4. Penatalaksanaan asuhan pada kasus ini tindakan dengan melakukan kolaborasi dengan
dokter SpOG untuk melakukan tindakan lebih lanjut seperti tindakan laparotomi.
5. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. H umur 30 tahun G2P1A0 UK 9 Mg dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengalaman melakukan pengkajian dan pengambilan
keputusan dalam melaksanakan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal
2. Bagi Bidan
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada kasus kehamilan ektopik terganggu (KET).

22
DAFTAR PUSTAKA

Aling, D.M.R., Kaeng, J.J dan Wantania, J. 2014. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi dengan
Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu di BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado
Periode 2009-2013. Jurnal EClinic, 2(3).
Asyima. 2018. Hubungan Paritas dan Umur Ibu Terhadap Kejadian Kehamilan Ektopik
Terganggu (KET) di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Delima
Pelamonia, 2(2):87-92
Dewi, N.A.T., 2016. Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Ekasari, W.U. 2015. Pengaruh Umur ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan Berat Lahir Bayi
Terhadap Asfiksia Bayi pada Ibu Preeklampsia Berat. UNSPasca Sarjana.
Firman F. 2018. Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi 2. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : kemenkes dan JICA (Japan
International Cooperation Agency .
Khairani,Y.2018.EpidemiologiKehamilanEktopik.https://www.alomedika.com/penyakit/
obstetrik-danginekologi/kehamilan-ektopik/epidemiologi. diakses tanggal 1 Februari 2021.
Komariah, S. dan Nugroho, H. 2019. Hubungan Pengetahuan, Usia Dan Paritas Dengan Kejadian
Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Aisyiyah Samarinda. Jurnal Kesehatan Masyarakat Uwigama, 5(2): 83-93. Kristianingsih,
A. dan Halimah, A. 2018. Hubungan Keterpaparan Asap Rokok Dengan Kejadian
Kehamilan Ektopik di RSIA Anugerah Medical Center Kota Metro Tahun 2016. Jurnal
kebidanan, 4(1): 30-33.
Manuaba, ida bagus Gde. 2013. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta : EGC.
Norma, N dan Dwi, M., 2018. Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus Dilengkapi
Contoh Askeb. Edisi 3. Nuha Medika. Yogyakarta.
Pantikawati Ika dan Saryono.2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha
Medika.
Pratiwi, A.M., 2019. Patologi Kehamilan: Memahami Berbagai Penyakit dan Komplikasi
Kehamilan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu kebidanan. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Jakarta.

23
Prasanna, B., Jhansi, CB., Swathi, K., Mahaboob, V. 2016. A Study on Risk Factors and Clinical
Presentation of Ectopic Pregnancy in Woman Attending a Tertiary Care Centre. IAIM,
3(1): 90-96.
Ratnawati, A. (2020). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: PUSTAKA BARU.
Santoso, B. 2016. Analisis Faktor Risiko Kehamilan Ektopik. Jurnal Ners, 6(2): 164-168.
Yulaikhah, L. (2019). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53).PRESS.

24

Anda mungkin juga menyukai