Di susun oleh :
Kelompok 4
Tingkat 1B
1. Juli rahmawati
2. Jubaida riring
3. Siti saharia rumeon
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari ibu demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................ 5
A. KESIMPULAN................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menurut unang undang republic indonesia No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan
sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas. Keselamatan pasien (patient
safety) adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
tidak di ambil, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden,tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keselamatan pasien?
2. Apa saja kebijakan yang mendukung keselamatan pasien?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep keselamatan pasien
2. Untuk mengetahui kebijakan apa saja mendukung keselamatan pasien?
3.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian lain tentang keselamatan pasien yaitu menurut Emanuel (2008), yang
menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah disiplin ilmu di sektor perawatan
kesehatan yang menerapkan metode ilmu keselamatan menuju tujuan mencapai sistem
penyampaian layanan kesehatan yang dapat dipercaya. Keselamatan pasien juga
merupakan atribut sistem perawatan kesehatan; Ini meminimalkan kejadian dan
dampak, dan memaksimalkan pemulihan dari efek samping. Keselamatan pasien
terutama berkaitan dengan penghindaran, pencegahan dan perbaikan hasil buruk atau
injuri yang berasal dari perawatan kesehatan itu sendiri. Ini harus membahas kejadian
yang mencakup rangkaian "kesalahan" dan "penyimpangan" terhadap kecelakaan
Adapun istilah insiden keselamatan pasien yang telah dikenal secara luas berikut
definisinya yaitu:
1) Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident adalah setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm
(penyakit, cedera, cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2) Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying
disease” atau kondisi pasien.
3) Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss adalah suatu insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
4) Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena “keberuntungan” (misal: pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan”
(suatu obat dengan reaksi alergi diberikan , diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).
5) Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” adalah kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbukan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
6) Kejadian Sentinel (Sentinel Event) yaitu suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian
tubuh yang salah. Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi (misalnya Amputasi pada kaki yang salah, dan sebagainya) sehingga
pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Instruksi dosis tidak tepat yang salah pada resep Actonel mengakibatkan pasien
mengkonsumsi obat mingguan setiap hari, tidak dikoreksi oleh apoteker
Pneumotoraks iatrogenik akibat pemberian injeksi nyeri yang tidak tepat untuk
fibromyalgia.
Komponen urin abnormal terjadi pada penderita yang salah dengan nama yang
sama, diobati salah pasiennya yang berada di panti jompo, plus mengalami
keterlambatan dalam merawat pasien asli yang memiliki hasil abnormal.
Antimalaria yang diresepkan untuk pasien dengan pengobatan antiepilepsi yang
bisa mengakibatkan interaksi serius jika pasien tidak mendapat pendapat kedua.
Digunakan peralatan yang tidak benar saat mengambil spesimen untuk pengujian
laboratorium selama operasi kecil, sehingga mengakibatkan kerusakan spesimen
secara tidak disengaja
Pasien yang salah menanggapi panggilan di ruang tunggu, catatan dimasukkan ke
file pasien lain
B. Kebijakan yang mendukung patient safety
Kebijakan-kebijakan yang mendukung ‘’patient safety’’ atau keselamatn pasien adalah
sebagai berikut.
a. Pasal 43 UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan
insiden,menganalisis,dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak di harapkan.
3. RS melakukan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidanggi
keselamatan pasien yang di tetapkan oleh mentri
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien di buat secara ananim dan ditunjukan
untuk mengoreksi system dalam rangka meningkattkan keselamatan pasien
C. Langkah – langkah kegiatan pelaksanaan patient safety
a. Di rumah sakit
1. Rumah sakit agar membentuk tim keselamatan pasien di rumah sakit,dengan
susunan organisasi sebagai berikut : dokter,, sebagai angggota :dokter gigi,dan
perawat
2. Rumah sakit agar mengembangkan system informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke komite keselamatan pasien
rumah sakit ( KKPRS ) secara rahasia
4. Rumah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuan langkah menuju keselaatan pasien di rumah sait .
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan
standar – standar pelatihan yang baru di kembangkan
b. Di provinsi / kabupaten kota
1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien di rumah sakit diwilayahnya
2. Melakukan advokasi kepemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien di rumah sakit
c. Dipusat
1. Membentuk komite keselamatan pasien di rumah sakit dibawah perhimpunan
rumah sakit seluruh Indonesia
2. Menyusun panduan nasional tentang keselamatan pasien di rumah sakit
3. Mengembangkan uji laboraturium program keselamatan pasien .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mewujudkan patient safety butuh upaya dan kerjasama dari berbagai piak
karena pasien safety merupakan upaya seluru komponen sarana pelayanan
kesehatan sehingga dapat disimpilkan bahwa dalam perencanaan kebijakan
kesehatan perlu dilakukan perumusan masalah kebijakan itu sendiri kemudian
merencanakan kebijakan kesehatan dan menganalisis dasar dasar dalam membuat
kebijakan kesehatan untuk terwujudnya perencanaan pelayanan kesehatan yang
maksimal. Oleh karena itu pentingnya diciptakan kebijakan dalam pelayanan
keseatan supaya mempunyai tujuan bersama yang bersifat jelas karena kebijakan
dapat diartikan sebagai tujuan bersama
DAFTAR PUSTAKA