Anda di halaman 1dari 15

“Pendokumentasian Pelaporan Insiden Kejadian Nyaris

Cedera (KNC)”

Dosen Pembimbing :

Ninik Ambar Sari, S. Ke., Ns., M. Kep

Nama Kelompok 9 :

1. Bunga Ayu Aprillia Putri (1820005)


2. Erian Ayu Meiyanti (1820015)
3. Farizky Yovie (1820017)
4. Izza Ully Putri S. (1820025)
5. Nevanza Vitra O. A. (1820036)
6. Romy Putra Perdana (1820050)
7. Siska Rahmawati (1820054)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang
telah memberikan bantuan dalam menyusun makalah mengenai
Pendokumentasian Pelaporan Insiden Kejadian Nyaris Cidera (KNC).
Diantaranya adalah Orang Tua, Dosen mata kuliah Dokumentasi
Keperawatan Ninik Ambar Sari, S. Ke., Ns., M. Kep dan lain-lain. Dengan adanya
penyusunan makalah tentang Pendokumentasian Pelaporan Insiden Kejadian
Nyaris Cidera (KNC), kita dapat mengetahui tentang Pendokumentasian
Pelaporan Insiden Kejadian Nyaris Cidera (KNC) secara mendasar dan mendalam
dan keterkaitannya dengan ilmu Keperawatan.
Penulis menyadari mungkin dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua

Surabaya, 6 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3

2.1 Definisi Keselamatan Pasien (Pasien Safety)...........................................3


2.2 Jenis-jenis Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit..........................3
2.3 Standar Keselamatan pasien di Rumah Sakit...........................................4
2.4 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.........................5
2.5 Strategi Pengendalian Kejadian Nyaris Cedera.......................................6

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................7

3.1 Insiden Keselamatan pasien di Rumah Sakit...........................................7


3.2 Metode Pelaporan insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit..............7
3.3 Kasus dan Prosedure Penanganan Kejadian Nyaris Cedera....................9

BAB IV PENUTUP...........................................................................................11

4.1 Kesimpulan..............................................................................................11
4.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan pelaporan data tentang kejadian tidak diharapkan (KTD) dan
kejadian nyaris cidera (KNC) belum banyak dilakukan oleh rumah sakit di
seluruh Indonesia. Data yang dimiliki Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) dari tahun 2006-2011 berdasarkan jenis kejadian, KTD
sebanyak 249 laporan, KNC sebanyak 283 laporan. Berdasarkan unit
penyebab, dari keperawatan terdapat 207 laporan, farmasi 80 laporan,
laboratorium 41laporan, dokter 33 laporan, sarana prasarana 25 laporan
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Indonesia 2011).
Dari latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis berpendapat bahwa
saat ini mutu pelayanan kesehatan telah memasuki era keselamatan pasien.
Hal ini didasari dari penetapan kelulusan akreditasi RS untuk pencapaian ke
level paripurna. Peningkatan mutu pelayanan dan upaya keselamatan pasien di
rumah sakit sudah merupakan sebuah gerakan universal kearah paradigma
baru yaitu quality-safety. Hal ini juga sesuai dengan penetapan standar utama
yang harus dipenuhi pada penilaian akreditasi versi baru yaitu penerapan
standar sasaran keselamatan pasien.
Dari pemaparan penulis terhadap permasalahan diatas bahwa masih
kurangnya pencapaian penerapan enam indikator sasaran keselamatan pasien
khususnya di ruangan rawat inap RSUP Dr. M.Djamil Padang, maka penulis
tertarik untuk meneliti penerapan upaya pencapaian standar sasaran
keselamatan pasien bagi profesional pemberi asuhan dalam peningkatan mutu
pelayanan di rawat inap RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2016. Penelitian ini
berdasarkan kepada pendekatan sistem yang meliputi aspek masukan (input),
proses dan keluaran (output).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana menangani Kejadian Nyaris Cidera?

1
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara Mengatasi dan membuat
laporan apabila terjadi Kejadian Nyaris Cidera.

1.4 Manfaat
Agar mahasiswa lebih mengetahui bagaimana cara Mengatasi dan
Membuat laporan apabila terjadi Kejadian Nyaris Cidera.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defini Keselamatan Pasien (Pasien Safety)


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kementerian Kesehatan
RI, 2009).
Menurut Depatemen Kesehatan (2006) keselamatan pasien rumah sakit
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Salah satu tujuan penting dari penerapan sistem keselamatan pasien di rumah
sakit adalah mencegah dan mengurangi terjadinya Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) dalam pelayanan kesehatan.
Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang seharusnya tidak
terjadi. Insiden Keselamatan Pasien ini meliputi Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan
Kejadian Sentinel.
Keselamatan pasien merupakan hak Pasien. Pasien berhak memeperoleh
keamanaan dan keselamatan dirinya selama masa perawatan di Rumah Sakit
(Kemenkes,2009). UU No 36/2009 Pasal 53 (3) tentang kesehatan
menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan
nyawa pasien. Keselamatan pasien telah menjadi prioritas untuk layanan
kesehatan seluruh dunia (Choo, et al. 2010).

2.2 Jenis-Jenis Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


1) Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis.

3
2) Kejadian nyaris cedera (KNC)/ Near Miss merupakan suatu insiden yang
tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), dapat terjadi karena:
a. "keberuntungan" (misalnya pasien yang menerima suatu obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat).
b. "pencegahan" (misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan
suatu obat dengan dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan).
c. "peringanan" (misalnya pasien secara tidak sengaja telah diberikan
suatu obat dengan dosis lethal, segera diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan cidera yang
berarti).
Kejadian Nyaris Cedera mengacu pada salah satu definisi dalam
literatur safety management sebagai suatu kejadian yang berhubungan
dengan keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir
pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau
berkembang (Aspden, 2004). KNC juga diungkapkan sebagai kejadian
yang berpotensi menimbulkan cedera atau kesalahan, yang dapat dicegah
karena tindakan segera atau karena kebetulanm dimana hasil akhir pasien
tidak cedera (Medical Human Reseources, 2008).
KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak
diharapkan, frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering
terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dana pembentukan
sistem dapat dibuat sehingga cedera aktual tidak terjadi. Sebagian besar
kasus KNC memberi dampak pada pada penyebab insiden atau proses
hingga kejadian nyaris cedera itu terjadi (Mustikawati, 2011).

2.3 Standar Keselamatan Pasien di rumah sakit


Standar Keselamatan pasien berdasarkan “Buku Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang diterbitkan pada tahun 2006.

4
Menguraikan tentang Standar Keselamatan Pasien, yang dimana standar
tersebut terdiri dari tujuh standar, yaitu :
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

2.4 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


Salah satu startegi dalam merancang sistem keselamatan pasien adalah
bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil
tindakan guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan
melaporkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan. Kegagalan aktif
(petugas yang melakukan kesalahan) atau yang berkombinasi dengan konsisi
laten akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan berupa kejadian nyaris
cedera (KNC), KTD, atau bahkan kejadian yang menyebabkan kematian atau
cedera serius (sentinel). Berhenti sampai tahap melaporkan saja tentu tidak
akan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, yang lebih penting adalah
bagaimana melakukan suatu pembelajaran dari keselahan tersebut sehingga
dapat diambil solusi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali
(Iskandar, 2014).
Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu layanan,
yang merupakan bagian penting dalam proses belajar dan pembenahan ke
dalam revisi dari kebijakan, termasuk standar prosedur operasional (SPO) dan
panduan yang ada. Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian
nyaris cedera (KNC) dan kejadian sentinel. Pelaporan insiden dilakukan
secara internal dan eksternal. Pelaporan internal dilakukan dengan

5
mekanisme/ alur pelaporan keselamatan pasien rumah sakit di lingkungan
internal rumah sakit. Pelaporan eksternal dilakukan dengan pelaporan dari
rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam lingkup rumah sakit, unit
kerjakeselamatan pasien rumah sakit melakukan pencatatan kegiatan yang
telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit.
(Departemen Kesehatan, 2008).

2.5 Strategi Pengendalian Kejadian Nyaris Cedera (KNC)


Program keselamatan pasien (patient safety) adalah program yang
bertujuan untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena sebagian besar
KTD dapat merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya
dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang komprehensif dengan
melibatkan pasien berdasarkan hak-haknya (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Adanya program keselamatan pasien rumah sakit merupakan suatu sistem
dimana rumah sakit menerapkan asuhan pasien yang lebih aman, meliputi
kegiatan pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko, implementasi solusi agar dapat meminimalkan timbulnya
risiko,meminimalisir angka kejadian nyaris cedera, pelaporan dan analisis
kejadian, proses belajar dari kejadian, perencanaan tindak lanjut kejadian,
serta strategi pencegahan terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Dengan adanya program keselamatan pasien yang dilaksanakan di setiap
rumah sakit, diharapkan dapat mengurangi jumlah insiden keselamatan pasien,
yang dimana dapat berpedoman pada 7 Standar Keselamatan pasien yang
berdasarkan pada “Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
yang diterbitkan pada tahun 2006.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Insiden Kesalamatan Pasien di Rumah Sakit


Kejadian Nyaris Cidera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur
safety management sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan
keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan,
yang dapat di cegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang
(Aspden, 2004).
Kejadian Nyaris Cidera (KNC) juga diungkapkan sebagai kejadian yang
berpotensi menimbulkan cidera atau kesalahan, yang dapat dicegah karena
tindakan segera atau karena kebetulan dimana hasil akhir pasien tidak cidera
(Medical Human Reseources, 2008).
Kejadian Nyaris Cidera lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian
tidak diharapkan, frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering
terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dana pembentukan sistem
dapat dibuat sehingga cidera aktual tidak terjadi. Sebagian besar kasus KNC
memberi dampak pada penyebab insiden atau proses hingga kejadian nyaris
cidera itu terjadi (Mustikawati, 2011).

3.2 Metode Pelaporan Insiden Kesalamatan Pasien di Rumah Sakit


Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak diharapkan (KTD)
dan Kejadian Centinel, berdasarkan panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (2008).
Pelaporan insiden dapat dilakukan dengan dua cara, seperti secara internal
dan eksternal. Pelaporan internal dilakukan dengan mekanisme atau alur
lapora keselamatan pasien rumah sakit dilingkungan internal rumah sakit.
Pelaporan eksternal dilakukan dengan pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS
nasional.

7
Dalam lingkup rumah sakit, unit kerja keselamatan pasien rumah sakit
melakukan pencatatan 21 kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan
kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit.

A. Alur pelaporan Insiden Kepada Tim Keselamatan Pasien di Rumah


Sakit (Internal)
1. Apabila terjadi sesuatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit,
wajib segera ditindaklanjuti (dicegah/ ditangani) untuk mengurangi
dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
2. Lalu segera membuat laporan insidennya dengan mengisi Formulir
Laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan langsung.
(Paling lambat 2 x 24 jam).
3. Setelah itu segera menyerahkan kepada Atasan langsung pelapor.
(Atasan langsung disepakati sesuai keputusan manajemen :
Supervisiour/ Kepala Bagian/ Instalasi/ Departemen/ Unit).
4. Atasan lansung memeriksa laporan dan melakukan grading resiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang
akan dilakukan sebagai berikut:
Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung.
Waktu maksimal 1 minggu.
Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung.
Waktu maksimal 2 minggu.
Grade kuning : Investigasi komprehensif/ Analisis akar masalah/
RCA oleh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
Grade merah : Investigasi komprehensif/ Analisis akar masalah/
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah itu laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke
Tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan regrading.

8
8. Untuk grade kuning/ merah, Tim KP di RS akan melakukan analisis
akar masalah/ Root Cause Analysis (RCA)
9. Lalu Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta “Pembelajaran” berupa : Petunjuk/ “Safety Alert”
untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan
balik kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di
Rumah Sakit
12. Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing-
masing
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikann oleh Tim KP di Rumah Sakit.

B. Alur Pelaporan Insiden Ke KKPRS- Komite Keselamatan Pasien


Rumah Sakit ( Eksternal)
Laporan hasil investigasi sederhana/ analisis akar masalah/ RCA
yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan solusi
oleh Tim KP di RS (internal) / pimpinan RS dikirimkan ke KKPRS
dengan melakukan entry data (e-reporting) melalui website resmi
KKPRS : www.buk.depkes.go.id

3.3 Kasus dan Prosedure penanganan Kejadian Nyaris Cidera


Kejadian nyaris cidera adalah suatu insiden yang belum sampai
terpaparkan ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
Contoh Kasusnya adalah :
“Seseorang Tenaga Medis (Perawat) akan memberikan obat kepada pasien
yang namanya sama, dan Ia tidak sengaja salah identitas pasien yang mau Ia
berikan Obat tetapi sebelum tindakan tersebut sampai ke pasien, diketahui
oleh Seseorang Tenaga Medis (Perawat) yang lain.”

9
Beberapa langkah prosedur Penanganan Kejadian Nyaris Cidera :
1. Tuliskan pada formulir insiden internal setiap menemukan Kejadian
Nyaris Cedera/ Near Miss (KNC)
2. Setelah itu lapor pada atasan setiap menemukan insiden.
3. Lalu Atasan Unit Pelapor meriksa laporan insiden, lakukan
penggradingan oleh atasan.
4. Setalah itu dilakukan investigasi sesuai dengan grading resiko setelah
lapor ke KKPRS
5. Setelah dilakukan Investigasi sederhana jika grading resiko Biru dan
Hijau.
6. Jika Grading Kuning dan Merah dilakukan Investigasi komprehensif oleh
Komite keselamatan Pasien dan Tim RCA.
7. Setelah Hasil investigasi di laporkan ke KKP-RS selesai lau di tindak
lanjuti investigasi.
8. Lalu Buat laporan bulanan dalam bentuk laporan data pada unit yang
terkait insiden.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Kejadian nyaris
cedera (KNC)/ Near Miss merupakan suatu insiden yang tidak menyebabkan
cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) dan apapun
kejadian meskipun cuman Kejadian nyaris cidera tetap membuat laporan, agar
tidak terulangi kembali kejadian tersebut.

4.2 Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca dapat membaca makalah ini agar
lebih memahami tentang Pendokumentasian Pelaporan Insiden Kejadian
Nyaris Cidera (KNC) ini, karena Pendokumentasian Pelaporan Insiden
Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sangatlah penting bagi kehidupan atau luang
lingkup tenaga medis.

11
DAFTAR PUSTAKA

DepKes. Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat.


Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. DepKes RI : 2006
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. Pedoman Indikator Mutu Pelayanan
Keperawatan Klinik di Sarana Kesehatan. Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan : 2008
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) (PATIENT SAFETY INCIDENT REPORT). Jakarta :
2015

12

Anda mungkin juga menyukai