Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien
baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan
PENGERTIAN
pasien secara komprhensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun
kedokteran.
Untuk mencari masalah keperawatan
TUJUAN Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran
Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengobatan
1. Pasien baru
KEBIJAKAN 2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
- Penlight,
- kartu snelen / gambar-gambar,
- lampu sorot/ senter kecil
- spatel
- speculum hidung
- speculum telinga
PERALATAN
- garputala
- cermin
- stetoskop
- hammer reflex
- meteran
- alat tulis
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan daerah yang diperiksa)
Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin
1 Created by
Team teaching
Lihat dan catat mengenai warna (biru: sianosis dan merah; peningkatan hb)
bentuk: clubbing karena hypoxia pada kanker paru, beau’s lines pada penyakit
difisisensi fe/anemia fe
Palpasi
Catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill normal <3 detik
(pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik).
1 Created by
Team teaching
Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa
kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan
kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat (ingat pasien tidak boleh
melirik untuk hasil akurat).
Palpasi kedua bola mata
Pasien disuruh duduk
Minta pasien untuk pejamkan mata kemudian raba kedua mata dan tekan secara
ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan
akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri
tekan.
Normalnya : lunak kiri dan kanan sama, tidak nyeri
1 Created by
Team teaching
- Pegang garpu tala (GT) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan
- Letakkan GT pada prosesus mastoideus klien
- Menganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak merasakan getaran
- Kemudian angkat GT dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar
jarak 1-2 cm, dengan posisi parallel dengan daun telinga.
- Mengistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak. - Mencatat hasil
pemeriksaan
Tes weber
- Pegang garputala pada pangkalnya dan pukulkan ke telapak atau buku jari tangan
yang berlawanan
- Letakan tangkai garu tala yang bergetar di puncak kepala pasien tanyakan kepada
pasien apakah terdengar bunyi.
Tes Swebeck
- Untuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa
- Dekatkan GT pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga
pemeriksa.
Palpasi
Tragus : palpasi adanya nyeri tekan pada tragus.
1 Created by
Team teaching
PARU / PULMONALIS
Inspeksi
Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati gerkkan
paru.
Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak Palpasi ekspansi paru:
Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada di bawah
papilla, anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi
costa ke-10, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai menempel, dan jari-jari di
regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas
dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.
Palpasi Taktil vremitus posterior dan anterior:
Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi
supra scapula (posisi posterior) .
Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata “Sembilan-sembilan” (nada
rendah)
Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa
mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau
setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru
Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah
Ulangi/lakukkan pada dada anterior
Perkusi
Atur pasien dengan posisi supinasi
Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5
tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas
paru hepar dan jantung: redup)
Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.
Auskultasi
Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak
Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas
pelan kemudian dalam dan dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/ wheezing/ creckels
JANTUNG/CORDIS
Inspeksi
Amati denyut apek jantung pada area midsternum lebih kurang 2 cm disamping
bawah xifoideus.
Palpasi
Merasakan adanya pulsasi
Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan
spasium interkosta ke-2 kiri letak pulmonal kiri.
Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui
area
trikuspidalis/ventikuler amati adanya pulsasi
Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri
dimana akan ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal
impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.
Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum
Perkusi
Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri,
Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung
kanan. Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah
jantung Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.
Auskultasi
Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat ekspirasi selesai
Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5
sambil menekan arteri carotis
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral
(bikuspidalis) dan tikuspidalis pada waktu sistolik.
1 Created by
Team teaching
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris
(aorta dan pulmonalis) pada saat diastolic.
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…” S4: pada pasien hipertensi
“DEE..-LUB-DUB”.
Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot Lakukan uji
kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa
1 Created by
Team teaching
dan bandingkan tangan ka.ki
Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas
dan bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa
menariknya
dari yang lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan
Persendiaan/articulasi:
Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi. Palpasi
persendian apakah ada nyeri tekan
Refleks Patella
Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi
Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada
Pukul tendon patella, kaji refleks
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
1 Created by
Team teaching