A. Pengertian
Yang dimaksud dengan pemeriksaan fisik secara head to toe adalah pemeriksaan terhadap
keadaan fisik klien yang dilakukan mulai dari kepala sampai kaki.
B. Tujuan
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi kesehatan klien sehingga akan
memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawata kepada klien.
Beberapa hal yang perlu diamati untuk mengetahui keadaan umum klien yaitu :
b. Mobilitas klien
Apakah klien termasuk aktif (kooperatif) atau pasif, sikap terpaksa karena nyeri
c. Keadaan psikologis
Apakah klien tampak sedih, gembira, murung, dan lain-lain
Kulit
Kulit merupakan sistem tubuh yang paling besar.Kulit terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
luar (epidermis), bagian tengah (dermis) danbagian dalam (lapisan lemak subkutan) atau
Secara umum kulit befungsi untuk melindungi jaringan dibawahnya, sebagai persepsi
sensori, pengatur suhu tubuh, sintesa vitamin dansebagai tempat pengeluaran sekresi
keringat.
Beberapa organ tambahan yang terdapat pada kulit yaitu rambut, kuku, kelenjar sebasea,
Apakah terdapat :
Makula (perubahan warna kulit, tidak teraba, batas jelas, kurangdari 1 cm).
Papula (Menonjol, batas jelas, elevasi kulit yang padat, kurang dari0,5 cm).
Atrofi (Menipisnya kulit karena berkurangnya satu atau lebih lapisan kulit, kulit
Palpasi kulit untuk mengetahui suhu kulit, textur kulit (halus, kasar), turgor kulit.
Apakah rambut rontok, mudah dicabut atau tidak, terdapat kutu rambut (Pediculosis H.
b. Pengkajian Kepala
Pada bagian kepala terdapat organ-organ yang sangat penting seperti mata, hidung, mulut
dan telinga.
Oleh karena itu pada saat mengkaji kepala maka organ-organ tersebutdikaji.
Cara mengkaji :
MATA
Tujuan pengkajian mata adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata.
Inspeksi palpebra, terdapat ederna atau tidak, terdapat blepharitis / hordeolum, apakah
terdapat Ptosis (kelopak mata yang selalu tertutup atau tidak mampu membuka) atau
Amati sclera, apakah ikterik/tidak. Dengan cara 2 jari menarik palpebra, klien melihat ke
bawah.
daerah bola mata dengan kelopak mata atas dalam posisi tertutup. Bandingkan tekanan
Dalam keadaan normal, pupil berbentuk bulat, isokor, diameternya kira-kira 3 mm.
Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan dan mata kiri Secara bergantian.
Hasil pemeriksaan visus ditulis secara terpisah untuk mata kanan (OD) dan mata kiri
Pembilang menyatakan jarak antara kartu snellen dengan mata. Sedangkan penyebut
menyatakan jarak dimana suatu huruf tertentu harus dapat dilihat oleh mata yang normal,
Ex. Visus 5/5 artinya : pada jarak 5 m mata masih dapat melihat huruf yang seharusnya
Caramemeriksa :
Anjurkan klien untuk menutup mata kiri dengan satu tangan untuk memeriksa mata
kanan.
Anjurkan klien untuk membaca mulai dari huruf yang besarke yang kecil. Catat tulisan
Cara kerja :
Jelaskan tindakan.
Beritahu klien untuk melihat secara tetap pada titik-titik tertentu dan tidak berkedip.
Lepas kacamata.
Pegang optalmoskop, atur lensa pada angka 0, nyalakan dan arahkan pada pupil mata
dari jarak 30 cm kemudian temukan red reflex untuk melihat cahaya pancaran retina.
Bila red reflex sudah ditemukan lalu dekatkan optalmoskop pelan-pelan kearah mata
krien. Bila klien miopia maka atur kontrol kearah negatif (merah) dan bila klien
Amati fundus secara sistematis diawali dengan mengamati pembuluh darah besar.
catat bila ada kelainan. Amati warna makula, normalnya lebih terang daripada retina.
Amati diskus optikus, normalnya bentuk rnelingkar, warna merah muda agak kuning,
setelah selesai pengkajian, teteskan teteskan mata klien dengan pilocarpine 2 % untuk
c. Pengkajian Telinga
3. Tetinga dalam, terdiri dari labirin yang bertulang dan bermembran yang meliputi
karakteristiknya.
o Palpasi tragus dan tulang mastoid : jika ada peradangan akan timbul nyeri tekan,
o Inspeksi membran timpani : ada kelainan atau tidak, normalnya bentuk utuh,
3. Test Rinne
Caranya :
a. Getarkan garputala.
d. Angkat garputala dan pegang di depan telirrga kiri kliendengan posisi garputala
4. Test Weber
Caranya :
a. Getarkan garputala.
b. Letakkan garputala di tengah-tengah dahi klien atau diatas puncak kepaia klien.
5. Test Schwabach
Caranya :
a. Getarkan garputala.
c. Anjurkan klien untuk memberitahu jika sudah tidak mendengar suara getaran
lagi.
Cara mengkaji :
o Sekresi hidung : catat karakeristiknya seperti kental/cair, warna putih jernih atau kehijau-
o Ada atau tidak peraclangan membran mukosa hidung, terdapat polip atau tidak.
1. Sinus frontalis
3. Sinus maksilaris
Aspek yang dikaji meliputi bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi, palatum dan faring.
Cara mengkaji :
penyangga gigi)
Inspeksi lidah : bagaimana kebersihannya, lidah yang kotor akan ditemui pada
2. Demam thypoid
3. Klien koma.
Perhatikan sekitar tepi lidah apakah hiperemik atau ticlak, selain itukaji pergerakan
Palpasi lidah dengan cara klien disuruh menjulurkan lidahnya kemudian pegang lidah
dengan kassa sterir lalu palpasi ridahterutama bagian belakang dan bagian-bagiannya.
o Inspeksi tiroid dengan cara klien dianjurkan untuk menelankemudian amati gerakan
kelenjar tiroid pada takik suprasternal.Normalnya tidak terlihat kecuali pada klien yang
kurus.
o Palpasi thyroid dengan cara nreletakkan dua tangan pada area fossasuprasternal dengan
posisi dari belakang klien, anjurkan klien untukmenelan, dalam keadaan normal tidak
5+acm
Untuk memeriksa daerah thorax, perlu diingat kembali hal-hal sebagai berikut
c. Linea midclavikularis, yaitu garis vertikal yang sejajar dengan garis midsternal dan
d. Linea axilaris anterior, yaitu garis yang memanjang ke bawahdari lipatan axilaris
anterior.
e. Linea aksilaris posterior, yaitu garis yang memanjang ke bawahdari lipatan aksilaris
posterior.
f. Linea midaksilaris, yaitu garis vertikal yang memanjang kebawah dimulai dari
h. Linea midskapularis, yaitu garis vertikal yang terletak padadinding dada sejajar
daerah scapula.
j. Daerah interskapularis, yaitu daerah dinding belakang dada yangterletak diantara dua
scapula.
Pigeon chest (bentuk dada yang ditandai dengan diameter transversal sempit,
mengecil).
Pernafasan Kusmaul, yaitu pernafasan yang cepat dan dalam,misalnya pada klien
kanan.
Pada saat palpasi tentukan ada/tidak keluhan nyeri tekan,kemudian raba dan rasakan
getaran dinding dada sewaktu klienmengucapkan kata "tujuh puluh tujuh" atau disebut
a. Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat apek paru-paru
Pemeriksaan Vocal fremitus bertujuan untuk membandingkan bagian mana yang lebih
Perkusi dinding thorax dilakukan dengan cara mengetukdengan jari tengah tangan kanan
pada jari tengah tangan kiriyang ditempelkan dengan erat di dinding dada di
celahintercostal.
c. Pekak adalah suara perkusi jaringan yang padat seperti padakasus adanya cairan di
stetoskop.
1. Suara napas
a. Vesikuler
Suara nafas vesikuler terdengar di semua lapangan paru yang normal.Bersifat halus, nada
b. Broncho vesikuler
Suara nafas ini terdengar di percabangan broncus dantrakea, sekitar sternum dan regio
dengan ekspirasi.
c. Bronchia
Suara nafas ini terdengar di daerah trakea (leher).Bersifatkasar, nada tinggi, inspirasi rebih
Bila didapat suara broncho vesikuler atau bronchial dilapangan paru merupakan suatu
kelainan.
Bila tidak terdengar sama sekali hal ini diseberbkan karenaparu-paru dalam keadaan
lain. Umumnya hal ini disebabkan oleh adanya proses pemadatani konsoridasiparu.
b. Pectoriloquy : suara terdengar jauh dan tidak jelas(nggerenyem). Terdapat pada kasus
c. Egoplrony : suara bergema seperti scorang yang hidungnya tersumbat (bindeng) dan terasa
besar.
3. Suara tambahan
Pada pernafasan normal tidak dijumpai suara tambahan.suara tambahan menunjukkan adanya
a. Rales, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh eksudat lengketsaat saluran halus pernafasan
mengembang padainspirasi.
Suara rales tidak hilang bila klien disuruh batuk.Ralesseringkali ditemui pada peradangan
b. Ronchi, adalah bunyi yang tak terputus yang terjadi olehadanya getaran dalam lumen
saluran pernf'asan akibat penyempitan, kelainan selaput lendir atau akibat adanya sekret
kental atau lengket. Ronchi terjadi akibat terkumpulnya cairan mukus dalam trakea atau
bronkus-bronkirs besar. ciri khas ronchi adalah nada rendah dansangat kasar terdengar
baik pada inspirasi maupunekspirasi. ciri lain ronchi adalah akan hilaing bila kliendisuruh
batuk.
pada fase inspirasi dan atauekspirasi, tetapi biasanya lebih jelas pada ekspirasi.wheezing
terjadi karena ada eksudat lengket tertiup aliranudara dan bergetar nyaring.
d. Pleural Friction Rub, yaitu suara bunyi yang terdengarkering, seperti suara gosokan
ampras pada kayu. suara ini terjadi karena peradangan pleura, terdengar sepanjang fase
h. Pengkajian Jantung
Cara mengkaji :
o Inspeksi ictus cordis, yaitu pada area intercostal kelima linea midclavikula kiri.
o Perkusi jantung untuk mengetahui batas-batas jantung : ada pembesaran / tidak. Batas-
o Perkusi jantung dilakukan dengan cara meletakkan jari tengah tangan kiri sebagai
plesimeter (landasan) pada dincling tlada dan jari tengah tangan kanan yang mengetuk.
o Bunyi jantung pertama (s1) timbul akibat penutupan katup Mitral dan Trikuspid
sedangkan bunyi jantung kedua (s2) timbul akibat penutupan katup Aorta dan pulmonal.
o S1 terdengar lebih keras daripada S2 tetapi nada S1 lebih rendah sedangkan nada S2
tinggi.
o Bunyi jantung tambahan (BJ III) dapat didengar di daerah Katup Mitral.
i. Pengkajian Payudara
b. Payudara terletak secara bilateral pada dinding anterior dada di intercostal kedua sampai
keenam atau ketujuh, mengandungjaringan glandula lobulus, jaringan fibrosa dan jaringan
adiposa.
c. Pada saat mengkaji payudara, perawat juga harus mengkaji riwayat kesehatan keluarga
klien, misalnya adanya anggota keluarga yang menderita kanker payudara, apakah klien
mempunyai anak, dan lain-lain. Karena biasanya kanker payudara lebih banyak terjadi
pada wanita dengan usia diatas 50 tahun atau pada wanita yangpada usia 30 tahun belum
rnempunyai anak.
d. Cara mengkaji :
Inspeksi area kulit di sekitar payudara mengenai warna, lesi, vaskularisasi dan edema
serta warna areola (pada wanita hamil umumnya tampak lebih gelap).
tekan.
Palpasi setiap payudara dengan teknis bimanual dengan caragerakan memutar terhadap
dinding dada dari tepi menuju areola dan memutar searah jarum jam.
j. Pengkajian Abdomen
a. Dalam melakukan pengkajian pada abdomen, perawat harus memahami struktur anatomi
b. Pembagian batas-batas perut diilustrasikan dengan empat kuadran atau sembilan regio.
c. Cara mengkaji :
Inspeksi kulit di sekitar abdomen mengenai lesi, jaringan parut, bekas luka dan lain-lian.
rongga perut. Bunyi perkusi normal pada abdomen yang normal adalah timpani. Jika
terjadi pembesaran hati/limpa maka bunyi perkusi menjadi redup, sedangkan jika
Perkusi pada pinggang (ginjal) yaitu pada daerah dindingabdomen belakang pada
infeksi sarurankemih.
Palpasi pada daerah abdomen dapat dilakukan dengan palpasi ringan (perawat
meletakkan telapak tangan pada perut pasiendengan jari-jari paralel terhadap perut
kemudian menekan dengan kedalaman 1 cm) dan palpasi dalam (dengan kedalaman
palpasi 4-5cm).
Yang harus dicatat pada saat palpasi adalah ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, konsistensi
Palpasi hepar dengan cara nreletakkan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi
kanan, kemudian bergerak mengikuti irama nafas klien, pada saat klien inhalasi, rasakan
Palpasi lien dengan cara bimanual yaitu tangan kiri perawat menyangga bagian bawah
tulang rusuk kiri klien kemudian tangan kanan perawat melakukan palpasi pada area
tersebut.
Palpasi ginjal dengan cara meletakkan tangan kiri di bawah panggul dan elevasikan
ginjal ke arah anterior kemudian tangankanan perawat diletakkan pada dinding perut
anterior pada garismidklavikula pada tepi bawah batas kosta, lalu tekankan tangan kanan
secara langsung sementara klien rnenarik nafas panjang, kemudian rasakan ada
pembesaran atau tidak. pada orang dewasa yang normal, ginjal tidak teraba tetapi pada
b. Genetalia
1) Pria
nodula.
inspeksi lubang uretra, normalnya terletak di tengah gland penis. Ada/tidak sekresi
Palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, nodul dan adanya cairan yang
keluar.
Palpasi scrotum dan testis dengan cara menggunakan ibu jari dan tiga ]'ari yang
2) Wanita
Inspeksi labia mayora, Iabia minora, klitorus dan nreatus uretra, ada I tidak
c. Anus
Pada pengkajian daerah anus, atur posisi krien sim atau knee chest.
keganasan.
Gunakan sarung tangan dan beri jelly pada jari telunjuk kemudian masukkan perlahan-
lahan ke daram anus dan rektum, palpasi untuk mengetahui adanya nodul, massa serta
nyeritekan.
l. Pengkajian ekstremitas
gerakan:
a) Fleksi
b) Ekstensi
c) Rotasi
d) Adduksi
e) Abduksi
f) Lateral fleksi
b. Nilai 1, jika tidak ada gerakan tetapi terlihat adanya kontraksi otot.
d. Nilai 3, jika mampu menahan tegak tetapi tidak mampu melawan dorongan
pemeriksa.
e. Nilai 4, jika gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan.
(kekuatan utuh).
Bila posisi klien duduk, lengan bawah pronasi rileks diatas paha.
Bila posisi klien tidur terlentang, lengan ditaruh diatas bantal, lengan bawah dan
Respon normal berupa fleksi dari siku dan tampak kantraksi otot biseps.
b. Refleks Triceps
Bila posisi klien duduk, lengan bawah pronasi rileks diatas paha.
Bila posisi klien tidur terlentang, lengan ditaruh diatas bantal, lengan bawah dan
Respon normal berupa ekstensi dari siku dan tampak kontraksi otot triseps.
c. Refleks patella
Bila posisi klien duduk, kaki tergantung relaks di di tepi tempat tidur, tangan
Bila posisi klien tidur terlentang, maka tangan atau lengan bawah pemeriksa berada
ditaruh di bawah lutut klien, kliendalam keadaan fleksi sendi lutut kira-kira 20
derajat dan tumit klien harus tetap berada di atas tempat tidur.
Respon normal berupa gerakan ekstensi dari tungkai bawah disertai dengan
d. Refleks babinski
Posisi klien berbaring dan relaksasi dengantungkai diluruskan.
Telapak kaki digores dengan benda berujung agar tajam dariarah tumit menyusur
Respon refleks berupa dorsofleksi dari ibu jari dan biasanya disertai dengan