Anda di halaman 1dari 8

SOP RESTRAINT PADA ANAK

A. Pengertian
Restraint (psikiatrik) secara umu mangacu pad sutu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi
gerakan ekstremitas individu yang berperilaku diluar kendali yang
bertujuan memberikan keamana fisik dan psikologis individu.
Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika
dengan intervensi vebal, chemical restraint mengalami
kegagalan.Seklusi merupakan bagian dari restraint fisik yaitu
dengan menempatkan klien disebuah ruangan tersendiri untuk
membatasi ruang gerak dengan tujuan meningkatkan keamanan
dan kenyamanan klien.
B. Tujuan
1. Untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan anak
2. Memfasilitasi pemeriksaan
3. Membantu dalam pelaksanaan uji diagnostik dan prosedur
terapeutik
C. Indikasi penggunaan restrain
Penggunaan tekhnik pengendalian fisik (restrain) dapat diterpkan
dalam keadaan :
Pasien yang membutuhkan diagnose atau perawatan dan tidak bisa
menjadi kooperatif karena suatu keterabatasan, missal : pasien
dibawah umur, pasien agresif atau aktif dan pasien yang memiliki
retardasi mental.
Ketika keamanan pasien ataau orang lain yang terlibat dalam
perawatan dapat terancam tanpa pengendalian fisik (restraint).
Ssebagai bagian dari suatu perawatan ketika pasien dalam
pengaruh obat sedasi.
D. Kontraindikasi penggunaan restrain
Penggunaan teknik pengendalian fisik (restraint) tidak boleh diterapkan dalam
keadaan yaitu:
1. Tidak bisa mendapatkan izin tertulis dari orang tua pasien untuk melaksanakan
prosedur kegiatan.
2. Pasien anak kooperatif.
3. Pasien anak memiliki komplikasi kondisi fisik atau mental
Penggunaan teknik pengendalian fisik (restraint) pada anak dalam penatalaksanaanya
harus memenuhi syarat-syarat yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan kepada pasien anak mengapa pengendalian fisik (restraint)
dibutuhkandalam perawatan, dengan harapan memberikan kesempatan kepada
anak untuk memahami bahwa perawatan yang akan diberikan sesuai prosedur dan
aman bagi pasien maupun keluarga yang bersangkutan.
2. Memiliki izin verbal maupun izin tertulis dari psikiater yang menjelaskan jenis
teknik pengendalian fisik yang boleh digunakan kepada pasien anak dan
pentingnya teknik pengendalian fisik yang dapat digunakan terhadap pasien
berdasarkan indikasi-indikasi yang muncul.
3. Adanya dokumen yang menjelaskan kepada orang tua pasien anak maupun
pihak keluarga pasien yang bersangkutan mengapa pengendalian fisik (restraint)
dibutuhkan dalam perawatan.
4. Adanya penilaian berdasarkan pedoman rumah sakit dari pasien yang
pernahmenjalankan pengendalian fisik (restraint) untuk memastikan bahwa
pengendalian fisik tersebut telah diaplikasikan secara benar, serta memastikan
integritas kulit dan status neurovaskular pasien tetap dalam keadaan baik.

Alasan mengapa perlu digunakan teknik pengendalian fisik (restraint) adalah


karena tenaga kesehatan harus mengutamakan kebutuhan kesehatan pasien, teknik
pengendalian tersebut dapat dilaksanakan dengan cara menjaga keamanan pasien
ataupun keluarga yang bersangkutan, mengontrol tingkat agitasi dan agresi pasien,
mengontrol perilaku pasien, serta menyediakan dukungan fisik bagi pasien.
E. Persiapan alat
F. Macam macam restraint pada anak
1. Teknik jacket atau vest restrain
a. Prosedur
1) Tahap preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c) Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Memberikan salam dan memanggil nama klien
b) Memperkenalkan diri
c) Menyebutkan kontrak dan tujuan
d) Menjaga privasi
3) Tahap kerja
a) Memilih alat restrain yang tepat
b) Memasang restrain pada klien dengan cepat dan tepat
c) Bantu klien duduk jika tidak ada kontra indikasi
d) Pasang jaket restrain ketubuh pasien. Jaket ini seperti baju tidak
berlengan dan ada dua buah tempat tali disamping kanan dan kiri
untuk lewat tali dan kedua ujung tali dibawa mengelilingi bawah
kasur.
e) Pastikan tidak ada bagian vast yang berkerut dibagian punggung
pasien.
f) Masukkan genggaman tangan diantara restrain dn pasien untuk
memastikan bahwa pernafasan tidak dibatasi oleh restrain.
g) Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur
h) Mengamankan restrain dari jangkuan klien
i) Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
j) Memeriksa bagian tubuh yang direstrain
k) Memperhatikan respon klien
4) Tahap terminal
a) Menimpulkan kegiatan yang teleh dilakukan
b) Menjelaskan alasan dilakukannya direstrain
c) Mengakhiri kegiatan restrain
5) Dolumentasi
a) Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon klien
Vest restrain juga bisa digunakan dengan kondisi klien membutuhkan
duduk di kursi agar tidak jatuh kedepan, denga cara yang sama, hanya saja
ini diikatkan dikursi roda bukan ditempat tidur.

2. Baju restrain
a. Prosedur
1) Tahap preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c) Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Memberikan salam dan memanggil nama klien
b) Memperkenalkan diri
c) Menyebutkan kontrak dan tujuan
d) Menjaga privasi
3) Tahap kerja
a) Memilih alat restrain yang tapet
b) Memasang restrain pada klien dengan cepat dan tepat
c) Pegang pundak klien dan tangan yang agrasif, berjalaan dibalakang
klien dan tetap posisi menyerbu
d) Pakaikan baju dangan cepat
e) Handle tangan klien kebelakang, seperti orang diborgol
f) Mengamankan restrain dari jangkauan klien
g) Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
h) Memeriksa bagian tubuh yang direstrain
i) Memperhatikan respon klien
4) Tahap terminasi
a) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan
b) Menjelaskan alasan dilakukannya direstrain
c) Mengakhiri kegiatan restrain
5) Dokumentasi
a) Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon klien

3. Teknik elbow restrain


Restrain ini digunakan pada umumnya untuk anak-anak atau bayi guna mencegah
anak menekuk tangan dan mencapain insisi atau alat terapeutik lain yang
menempel pada anak.
a. Prosedur
1) Tahap preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c) Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Memberikan salam dan memanggil nama klien
b) Memperkenalkan diri
c) Menyebutkan kontrak dan tujuan
d) Menjaga privasi
3) Tahap kerja
a) Memasang restrain pada klien dengan cepat dan tepat
b) Pegang lengan klien
c) Pasang ikatan keklien
d) Masukkan satu jari sebelum diikat agar tidak terlalu kencang
e) Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur
f) Mengamankan restrain dari jangkauan klien
g) Menyediakaan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
h) Memeriksa bagian tubuh yang direstrain
i) Memperhatikan raspon klien
4) Tahap terminsi
a) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan
b) Menjelaskan alasan mengapa direstrain dilakukan
c) Mengakhiri kegiatan restrain
5) Dokumentasi
a) Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon klien

4. Teknik restrain ekstremitas


Restrain yang digunakan untuk membatasi gerak ekstemitas.
a. Prosedur
1) Tahap preinteraksi
a) Mengumpulkan data tentang klien
b) Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c) Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi
a) Memberikan salam dan memanggil nama klien
b) Memperkenalkan diri
c) Menyebutkan kontrak dan tujuan
d) Menjaga privasi
3) Tahap kerja
a) Memilih alat restrain yang tepat
b) Memasang restrain pada klien dangan cepat dan tepat
c) Amankan klien dan posisikan klien kekasur dalam keadaan tengkurap
dengan satu tangan dibelakang sedangkan perawat lainnya memegangi
kaki
d) Ikat atau beri restrain dari tangan yang dominan (paling kuat) tangan
berikutnya, kaki yang dominan, kemudian kaki berikutnya
e) Ikat dengan cara membuat simpul clove restrain kemudian ikatkan
pada lubang dibawah tempat tidur, begitu seterusnya. Pada saat
mengikat gunakan satu jari untuk menahan agar ikatan tidak terlalu
kuat (bisa membunuh klien)
f) Posisi pengikatan adalah satu tangan berada diatas dan satu tangan
disamping
g) Hinder mengikat restrain pada side rail tempat tidur
h) Mengamankan restrain dari jangkauan klien
i) Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
j) Memeriksa bagian tubuh yang direstrain
k) Memperhatikan respon klien
4) Tahap terminasi
a) Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan
b) Menjelaska alasan dilakukannya diresrtain
c) Mengkhiri kegiatan restrain
5) Dokumentasi
a) Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon klien
5. Teknik mummy restrain
Teknik ini dilakukan untuk bayi agar tidak bergerak dan jatuh atau untuk
mengontrol pergerakan selama pemeriksaan.
Bentuknya seperti gurita atau grito, bedanya ada dua lapis, la[isan pertama diikat
ketempat tidur sedangka lapisan kedua diikat ke bayi atau anak saperti gurita.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN

JL. Dr. SITANALA TANGERANG 15121 TELP : (021) 5522250 (021) 55733740
FAX : (021) 5522250

LEMBAR OBSERVASI
Nama Mahasiswa
NIM
Hari/Tanggal Ujian
Tindakan

N KEGIATAN 0 1 2
O
Identifikasi kebutuhan pasien
Jelaskan tujuan prosdur dan tindakan yang akan dilakukan
Persiapaan alat :
Jaket atau vest restrain
Tutup sampiran
Cuci tangan
Tahap tindakan
Posisikan pasien untuk duduk atau berbaring
Pasang jaket restrain ketubuh pasien. Jaket ini seperti baju tidak
berlengan dan ada dua buah tempat tali disamping kanan dan kiri untuk
lewat tali dan kedua ujung tali dibawa mengelilingi bawah kasur.
Pastikan tidak ada bagian vast yang berkerut dibagian punggung pasien.
Masukkan genggaman tangan diantara restrain dn pasien untuk
memastikan bahwa pernafasan tidak dibatasi oleh restrain.
Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur
Mengamankan restrain dari jangkuan klien
Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan
Memeriksa bagian tubuh yang direstrain
Memperhatikan respon klien
Tahap terminasi
Menimpulkan kegiatan yang teleh dilakukan
Menjelaskan alasan dilakukannya direstrain
Mengakhiri kegiatan restrain
Dokumentasi
Catat tindakan yang telah dilakukan dan respon klien
Jumlah
Total nilai

Keterangan :
Nilai 2 : tindakan dilakukan sempurna
Nilai 1 : tindakan dilakukan tidak sempurna
Nilai 0 : tindakan tidak dilakukan sama sekali
Presentase :
Nilai lulus ujian parktek minimal 7 (3,25)

Mahasiswa yang diuji Penguji

(..) ()

Anda mungkin juga menyukai