1. Suartini
2. Arik Satawa
3. Eka kusumawati
4. Heny sulistiawati
5. Putu liawan
PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK
a. Palpasi ringan
b. Palpasi dalam (bimanual)
Cara pemeriksaan Palpasi :
1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian yang
akan diperiksa.
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilex.
3. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi
otot.
4. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.
5. Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis
6. Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi
4. Auskultasi.
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang
disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus.
Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi :
o Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai 100 ml.
Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10% sampai 50% tergantung pada
ruang hampa fisiologik tiap individu.
o Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan
yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan
regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif, asal lubang trakheostomi
cukup besar (paling sedikit pipa 7).
o Proteksi terhadap aspirasi.
o Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada
pasien dengan gangguan pernafasan.
o Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
o Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
o Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh
tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal.
Pemeriksaan fisik head to toe
1. Bantu pasien duduk berhadapan dan tinggi yang sejajar dengan anda.
2. Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital, bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lessi,
massa.
3. Lanjutkan pada pengamatan gigi, anjurkan pasien untuk membuka mulut.
4. Atur pencahayaan yang memadai, bila perlu gunakan penekan lidah, agar gigi tampak jelas.
5. Amati posisi, jarak, gigi rahan atas dan bawah, ukuran, warna, lesi, atau adanya tumor pada setiap
gigi. Amati juga akar-akar gigi, dan gusi secara khusus.
6. Periksa setiap gigi dengan cara mengetuk secara sistematis, bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas,
bawah, serta anjurkan pasien untuk member tahu bila merasa nyeri sewaktu giginya diketuk.
7. Perhatikan pula cirri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian antara lain kenersihan mulut, bau
mulut.
8. Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan kesimetrisannya. Minta pasien menjulurkan lidah
dan amati kelurusan, warna, ulkus dan setiap ada kelainan.
9. Amati warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan, ulkus, dan perdarahan pada
selaput lendir semua bagian mulut secara sistematis.
10. Lalu lanjutkan pada inspeksi faring, dengan menganjurkan pasien membuka mulut dan menekan
lidah pasien kebawah sewaktu pasien berkata “ah”. Amati kesimetrisan uvula pada faring.
Cara palpasi mulut
1. Lepaskan baju pasien dan tampakkan badan pasien sampai batas pinggang.
2. Atur posisi pasien (posisi diatur bergantung pada tahap pemeriksaan dan kondisi pasien). Pasien
dapat diminta mengambil posisi duduk atau berdiri.
3. Yakinkan bahwa perawat sudah siap (tangan bersih dan hangat), ruangan dan stetoskop disiapkan.
4. Beri penjelasan kepada pasien tentang apa yang akan dikerjakan dan anjurkan pasien tetap rileks.
5. Lakukan inspeksi bentuk dada dari empat sisi : depan, belakang, sisi kanan, dan sisi kiri pada saat
istirahat (diam), saat inspirasi dan saat ekspirasi. Pada saat inspeksi dari depan, perhatikan area
klavikula, fosa supraklavikularis dan fosa infraklavikularis, sternum, dan tulang rusuk. Dari sisi
belakang, amati lokasi vertebra servikalis ke-7 (puncak scapula terletak sejajar dengan vertebra
torakalis ke-8), perhatikan pula bentuk tulang belakang dan catat bila ada kelainan bentuk. Terakhir,
inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui adanya kelainan, misalnya bentuk
barrel chest.
6. Amati lebih teliti keadaan kulit dada dan catat bila ditemukan adanya pulsasi pada interkostal atau
di bawah jantung, retraksi intrakostal selama bernapas, jaringan parut, dan tanda – tanda menonjol
lainnya.
Cara palpasi dinding dada