Implementation of Lean Thinking to Reduce Boarding Time of Patients from Emergency Unit to
Inpatient at Koja Hospital year 2017
*Email: theryoto@gmail.com
ABSTRAK
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menyebabkan peningkatan kunjungan pasien IGD dan
angka pasien boarding sehingga terjadi penumpukan (stagnasi) pasien di IGD. RSUD Koja telah menerapkan
manajemen tempat tidur dalam rangka mereduksi waktu boarding pasien IGD tetapi belum optimal, sehingga
dilakukan upaya untuk membantu mereduksi waktu boarding pasien IGD ke rawat inap dalam rangka perbaikan
yang berkelanjutan sesuai prinsip lean thinking. Penelitian operasional ini mencakup intervensi dengan siklus
PDCA (plan, do, check, action). Hasil penelitian menunjukkan penerapan lean thinking dapat mereduksi waktu
boarding pasien IGD ke rawat inap dari rata-rata 4 jam 45 menit 18 detik (34,92 %) menjadi 3 jam 25 menit 59
detik (68,25 %) dan menurunkan aktivitas non value added sebesar 2,02% (dari 93,16% menjadi 91,14%).
Delapan jenis waste yang teridentifikasi dapat dieliminasi kecuali waste jenis waiting. Dalam rangka perbaikan
yang berkelanjutan selanjutnya manajemen tempat tidur perlu ditetapkan sebagai persyaratan standard kerja untuk
menuju waktu boarding rata-rata menjadi 1 jam 45 menit 45 detik dengan aktivitas non value added kurang dari
89,83% di masa mendatang.
ABSTRACT
The implementation of the National Health Insurance Program (Program JKN) affects the increased number of
patients to emergency unit and boarding patients that resulting crowding in the emergency unit. Koja Hospital
has implemented bed management in order to reduce the boarding time of emergency unit patients but has not
succeeded, so an effort to help reducing the boarding time of emergency unit patients to inpatient in order to
continuous improvement was done using the lean thinking principle. This research uses operational research
method and intervention with PDCA (Plan, Do, Check, Action) cycle. The study revealed that lean thinking
approach could reduce the boarding time of emergency unit patients to hospitalization from the average of 4
hours 45 minutes 18 seconds (34.92%) to 3 hours 25 minutes 59 seconds (68.25%) and decrease the activity of
non value added at 2.02% (from 93.16% to 91.14%). Eight types of waste identified can be eliminated except
waiting. In order to continuous improvement, bed management should be set as standardized work for the goal of
average boarding time of 1 hour 45 minutes 45 seconds with non value added activities less than 89.83% in the
future.
1) Tingginya angka kunjungan pasien ke IGD, baik kesalahan medis, morbiditas dan mortalitas pasien serta
untuk pasien gawat darurat maupun pasien tidak meningkatnya pembiayaan kesehatan.
gawat darurat, yang melebihi kapasitas ruang dan
pelayanan IGD itu sendiri. The Canadian Association of Emergency Physicians
2) Adanya stagnasi pasien dengan indikasi rawat inap (CAEP) merekomendasikan solusi untuk mengatasi
di IGD (boarding). kepadatan di IGD:
1. Membangun patokan nasional sebagai kunci
Penyebab utama terjadinya boarding adalah out flow interval di IGD, antara lain :
obstruction, artinya pasien yang berindikasi rawat inap Time to PIA (Physician Initial Assessment)
belum dapat keluar dari IGD karena ruang rawat inap Rekomendasi: target satu jam (median), 3 jam
belum siap menerima pasien dari IGD. Akibat adanya (persentil ke-90).
boarding tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan Time to In-pasien Bed:
mortalitas, keterlambatan pemberian pengobatan yang a. Adalah interval dari keputusan admisi sampai
adekuat pada pasien sesuai penyakit yang diderita, pasien berangkat ke bangsal. Mencerminkan
terganggunya rasa nyaman pasien (tidak dapat ketersediaan tempat tidur pada saat masuk, serta
beristirahat dengan baik) akibat hiruk-pikuknya kondisi efisiensi administrasi rumah sakit dalam hal
IGD yang crowded sehingga berdampak pada proses menetapkan tempat tidur dan mengatur transfer
penyembuhan penyakitnya, penurunan mutu pelayanan perawatan dan transportasi.
dan kualitas kegiatan keselamatan pasien serta ruang b. Rekomendasi CAEP: target 2 jam (median) &
IGD akan mengalami kesulitan bila ada korban 8 jam (persentil ke-90).
bencana yang akan masuk ke IGD sewaktu-waktu. Overall length of stay di IGD (EDLOS)
Disamping itu manajemen rumah sakit perlu Adalah waktu dari kedatangan di triase / pendaftaran
menambah tenaga SDM untuk mengatasi crowding sampai dengan keberangkatan ke rumah atau
dan boarding. transfer ke bangsal. Mencerminkan pengalaman total
pasien, termasuk pelayanan dan menunggu.
The Joint Commission Accreditation merekomendasikan a. Low acuity discharged patients (CTAS IV atau
tidak melebihi waktu 4 (empat) jam untuk boarding V saat datang di IGD) :
dalam catatan pada Standard LD.04.03.11, Element of (CTAS=Canadian Triage and Acuity Scale,
Performance (EP) 6. Rata-rata lama waktu boarding ED=Emergency Department)
pasien IGD RSUD Koja ditampilkan dalam tabel 1. Rekomendasi: target 2 jam (median) dan 4 jam
(persentil ke-90);
Peneliti mengganggap manajemen tempat tidur RSUD b. High acuity discharges (CTAS I-III saat
Koja berbasis teknologi informasi adalah suatu lean kedatangan):
tools (sebagai kanban, error proofing dan visual Rekomendasi: target 4 jam (median) dan 8 jam
management), oleh karena itu peneliti bermaksud (persentil ke-90);
melakukan penelitian dengan pendekatan lean thinking c. Pasien yang teradmisi :
dengan lean tools manajemen tempat tidur untuk Rekomendasi: target 8 jam (median) dan 12 jam
mereduksi waktu boarding pasien IGD ke rawat inap di (persentil ke 90)
RSUD Koja. 2. Link ED length of stay benchmarks dengan insentif
dan investasi infrastruktur
TINJAUAN TEORITIS 3. Mandate a national ED repository of visit data
4. Optimize bed management and proactively plan
Kepadatan di IGD terjadi ketika permintaan untuk bed capacity
layanan darurat melebihi kemampuan IGD untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dalam kurun Selain mutlak meningkatkan jumlah tempat tidur,
waktu yang tepat. Kepadatan di IGD akan kapasitas rawat inap juga dapat diperbaiki dengan
mengakibatkan peningkatan penderitaan pada pasien, mengoptimalkan bed management. Strategi pengelolaan
berkepanjangan waktu tunggu, level pelayanan tempat tidur yang efektif harus lancar dengan tingkat
menurun, dan hasil yang kurang puas. Kepadatan di variabilitas dalam jumlah admisi dan discharge. Area
IGD dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi, fokus untuk manajemen yang baik meliputi; discharge
planning, kelancaran pembedahan, prosedur admisi, dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang tidak
perencanaan kapasitas, perencanaan operasional, dan membantu pasien atau tidak bernilai dalam proses
kebijakan rumah sakit untuk prioritas ketersediaan pengobatannya (Graban, 2012)
tempat tidur dan penggunaan tempat tidur. Hospital
overcapacity protocols, bersama dengan pemulangan Waste adalah segala hal yang tidak berguna (kegiatan
dipercepat (expedited discharges) dan proses discharge yang tidak bernilai tambah) dalam sebuah proses
resmi, akan meningkatkan aliran rumah sakit secara aktifitas dan harus disingkirkan. 80% atau lebih dari
keseluruhan. waktu yang dihabiskan pada proses layanan kesehatan
adalah waste, yang meliputi overtreatment pasien, gagal
Menurut Graban (2009), Lean dapat perbaiki masalah mengkoordinasi layanan, kompleksitas administrasi,
di rumah sakit karena: aturan yang memberatkan dan fraud dan lebih kurang
a) Lean memperlihatkan bgaimana detail dari sebuah 20% merupakan value added. Hanya 31-34% waktu
proses, memperbaiki dimana sebuah pekerjaan perawat yang dihabiskan bersama pasien dan sebagian
seharusnya dilakukan, dan oleh siapa pekerjaan itu besar waktu yang dihabiskan oleh pasien adalah waiting
dilakukan. (McManus, 2012). Vincent Gasperz menyingkatkan
b) Lean membantu seorang pemimpin melihat dan menjadi sebuah akronim yang disebut dengan
memahami bahwa sistem merupakan masalah DOWNTIME, yang berarti sebagai berikut:
yang harus diperbaiki di rumah sakit. D : Defects
c) Pembelajaran lean merupakan pembelajaran O : Overproduction
berkesinambungan dan merupakan pembangunan W : Waiting
professional dari karyawan N : Not utilizing employees knowledge, skill and
abilities
Terdapat lima prinsip dalam lean thinking untuk T : Transportation
meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan dengan I : Inventories
memperbaiki aliran dari sebuah pelayanan kepada M : Motion
pelanggan dan menghilangkan waste, yakni: (Womack E : Excess processing
dan Jones (2009)
1. Specifiy value – berdasarkan sudut pandang pasien. Penerapan lean dapat menggunakan salah satu atau
2. Identify the value stream or patient journey – semua beberapa tools antara lain adalah Kanban, 5 S, Kaizen,
langkah value-added digambarkan dengan Error Proofing dan Visual Management. Dan untuk
menghubungkan satu bagian dengan bagian perbaikan yang berkelanjutan dapat menggunakan
lainnya (value stream), mengeliminasi langkah siklus Kaizen, yaitu dengan kegiatan Plan-Do-Check-
yang tidak menghasilkan value. Act (siklus PDCA).
3. Make the process and value flow – mengeliminasi
penyebab delay Bed management yang dikelola dengan baik akan
4. Let the customer pull – menghindari pemaksaan berdampak pada kualitas pelayanan yang efektif dan
kerja ke proses atau departemen berikutnya; efisien, yang merupakan tujuan pendekatan lean
membiarkan suatu kegiatan “ditarik” sesuai dengan thinking.
dibutuhkan.
5. Pursue Perfection – perbaikan proses yang terus METODOLOGI PENELITIAN
menerus.
Desain penelitian ini menggunakan metode operational
Konsep kunci dari lean thinking adalah value. Value research, baik kuantitatif maupun kualitatif. Sumber
adalah kemampuan untuk memberikan produk atau data berasal dari data primer, yang didapatkan dari
layanan yang memang konsumen inginkan dengan observasi langsung terhadap proses pelayanan pasien
waktu minimal saat konsumen mulai meminta suatu boarding di IGD sampai dengan penyelesaian proses
produk atau layanan hingga layanan itu diberikan admisi rawat inap di RSUD Koja pada shift pagi, sore
dengan harga yang pantas (Joosten, 2009). Value dalam dan malam, masing-masing 3 (tiga) pasien selama 7
hal ini berdasarkan persepektif pasien dan didapatkan (tujuh) hari berturut-turut, dengan total berjumlah 63
dengan menghilangkan waste (Chan, 2014). Waste (enam puluh tiga) pasien masing-masing pada awal
bulan Maret 2017 (current state) dan minggu ketiga time ditampilkan dalam tabel 3. Dengan valye stream
bulan April 2017 (evaluasi ulang pasca intervensi). Dan mapping ditampilkan dalam gambar 1 dan tabel 4.
wawancara mendalam dan FGD (Focus Group
Discussion) dengan informan. Hasil FGD menetapkan 3 (tiga) permasalahan
peringkat tertinggi untuk dilakukan intervensi dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN rangka penerapan Kaizen (continuous improvement)
ditampilkan dalam tabel 5. Dan tindakan-tindakan
Current state untuk mengeliminsasi waste ditampilkan dalam tabel 6.
Hasil current state dari 63 pasien yang diobservasi, total Evaluasi ulang hasil intervensi
lama waktu boarding pasien IGD tersebut memerlukan
waktu rata-rata 4 jam 45 menit 18 detik, dengan waktu Hasil evaluasi ulang setelah intervensi sebagai berikut:
terpendek selama 1 jam 28 menit 43 detik (kasus - Total waktu boarding pasien IGD memerlukan
penyakit anak) dan terpanjang selama 10 jam 26 menit waktu rata-rata 3 jam 25 menit 59 detik, dengan
29 detik (kasus penyakit paru). Lama waktu boarding waktu terpendek selama 27 menit 44 detik (kasus
dari ke-63 pasien yang diobservasi yang memenuhi penyakit anak) dan terpanjang selama 9 jam 2 menit
standard yang direkomendasikan oleh The Joint 51 detik (kasus penyakit paru).
Commission Accreditation hanya berjumlah 22 pasien - Waktu boarding paling lama masih dihabiskan
atau 34,92 % (ditampilkan dalam tabel 2). untuk proses penempatan, dengan lead time rata-
rata 3 jam 2 menit 45 detik, dengan waktu terpendek
Waktu boarding diatas paling lama dihabiskan untuk 7 menit 46 detik dan terpanjang 8 jam 40 menit 41
proses penempatan, dengan lead time rata-rata butuh detik. Sedangkan lead time untuk proses admisi,
waktu 4 jam 21 menit 59 detik, dengan waktu terpendek rata-rata butuh 23 menit 14 detik, dengan waktu
1 jam 11 menit 12 detik dan terpanjang 9 jam 50 menit terpendek 19 menit 34 detik dan terpanjang 33
13 detik. Sedangkan lead time untuk proses admisi, rata- menit 55 detik.
rata selama 23 menit 19 detik, dengan waktu terpendek - Waktu (cycle time) untuk proses penempatan
18 menit 57 detik dan terpanjang 36 menit 16 detik. banyak terbuang untuk aktivitas menunggu
penempatan. Rata-rata pasien membutuhkan waktu
Waktu untuk proses penempatan banyak terbuang menunggu penempatan sebanyak 3 jam 2 menit,
akibat aktivitas menunggu penempatan. Rata-rata dengan waktu terpendek 7 menit dan terpanjang 8
pasien membutuhkan waktu untuk aktivitas menunggu jam 40 menit.
penempatan sebanyak 4 jam 20 menit, dengan waktu - Waktu (cycle time) untuk proses penempatan
terpendek 1 jam 7 menit dan terpanjang 9 jam 48 menit. ketempat tidur kosong relatif tidak begitu bervariasi,
Aktivitas menunggu penempatan ini merupakan dengan rata-rata 45 detik, mulai dari waktu
aktivitas yang non value added. Aktivitas yang non terpendek 37 detik sampai dengan waktu terpanjang
value added pada proses admisi adalah aktivitas menuju 60 detik.
bagian Admisi. Aktivitas ini menghabiskan waktu rata- - Waktu (cycle time) untuk menunju bagian Admisi,
rata 5 menit 47 detik, dengan waktu terpendek 3 menit perlu rata-rata 5 menit 45 detik, mulai dari waktu
24 detik dan terpanjang 14 menit 43 detik. terpendek 3 menit 55 detik sampai dengan waktu
terpanjang 11 menit 51 detik.
Sedangkan aktivitas yang value added pada proses - Waktu (cycle time) untuk proses Adimisi sedikit
penempatan membutuhkan rata-rata lama cycle time bervariasi, dengan rata-rata 17 menit 29 detik, mulai
selama 1 menit 59 menit dengan range antara 1 menit 4 dari waktu terpendek 15 menit 1 detik sampai
detik sampai 3 menit 21 detik. Dan aktivitas yang value dengan waktu terpanjang 23 menit 2 detik.
added pada proses admisi membutuhkan rata-rata lama - Lama waktu boarding dari ke-63 pasien yang
cycle time selama 17 menit 32 menit dengan range diobservasi saat evaluasi ulang yang memenuhi
antara 15 menit 22 detik sampai 23 menit 2 detik. standard waktu boarding tidak lebih dari 4 jam
sesuai rekomendasi The Joint Commission
Hasil analisis lean terhadap aktivitas-aktivitas proses Accreditation dalam catatan pada Standard
selama boarding dengan hasil dan rata-rata lama cycle
LD.04.03.11, Element of Performance (EP) 6, - Berdasarkan data dan value stream mapping dari
berjumlah 43 pasien atau 68,25 %. current state dan evaluasi ulang, peneliti mengusulkan
rata-rata lama waktu yang dibutuhkan pasien
Kesimpulan hasil intervensi yang dilakukan bahwa boarding IGD ke untuk mendapatkan kepastian
waktu boarding dapat direduksi dari rata-rata 4 jam 45 rawat inap pada future state sebagai roadmap
menit 18 detik menjadi 3 jam 25 menit 59 detik dan perbaikan ditampilkan dalam tabel 10.
meningkatkan prosentase jumlah pasien yang
memenuhi waktu < 4 jam dari 34,92 % menjadi 68,25 Dan dengan future state value stream mapping
%. Hal ini menunjukan bahwa intervensi yang ditampilkan dalam gambar 3.
dilakukan dapat meningkatkan pencapaian target waktu
boarding sesuai dengan standard waktu boarding Upaya perbaikan yang dilakukan untuk mengurangi
dalam catatan pada Standard LD.04.03.11, Element of rata-rata waktu tunggu pasien pada waktu menunggu
Performance (EP) 6 dari The Joint Commission penempatan menjadi 1 jam 30 menit (dari 3 jam 2
Accreditation (ditampilkan dalam tabel 8). menit), waktu proses penempatan ke tempat tidur
kosong tetap (45 detik), waktu menuju ke bagian
Analisis lean hasil evaluasi intervensi ditampilkan Admisi menjadi 5 menit (dari 5 menit 45 detik) dan
dalam tabel 9. waktu proses admisi menjadi 10 menit (dari 17 menit
- Lead time proses penempatan menurun bila 31 detik), serta total lama waktu boarding rata-rata
dibanding dengan current state, yaitu dari 275 jam menjadi 1 jam 45 menit 45 detik (dari 3 jam 25 menit
14 menit 38 detik menjadi 191 jam 53 menit 43 59 detik). Dengan demikian prosentase aktivitas non
detik. value added menjadi 1 jam 35 menit (89,83%) dan
- Lead time proses admisi tidak menurun bila prosentase aktivitas value added menjadi 10 menit 45
dibanding dengan current state, hali ini dikarena detik (10,17%).
updating aplikasi sistem admisi masih dalam proses
penyelesaian. Untuk dapat mencapai hasil sebagaimana diusulkan
dalam future state. Peneliti mengusulkan beberapa
Dan value stream mapping saat evaluasi ulang hasil perbaikan kepada manajemen rumah sakit, antara lain:
intervensi ditampilkam gambar 2.
- Dari tabel analisis lean dan hasil value stream a. Perbaikan Jangka Pendek
mapping saat evaluasi ulang dapat terlihat, bahwa
prosentase aktivitas value added ada sebesar 8,86 % Adalah perbaikan yang dapat diselesaikan dalam
dan prosentase aktivitas non value added sebesar waktu kurang dari 6 (enam) bulan.
91,14 %, dan adanya waste jenis waiting. Bila Kegiatan/tindakan dalam rangka perbaikan jangka
dibandingkan dengan current state, prosentase pendek, sebagai berikut:
akitivitas value added pada evaluasi ulang ini
meningkat 2,02 % dan prosentase aktivitas non 1. Eliminasi waste-waste pada proses admisi,
value added menurun 2,02 %. antara lain :
- Waste yang ditemukan selama evaluasi ulang a. Menerapkan metode error proofing pada
adalah waste jenis waiting, waste lain yang aplikasi sistem admisi.
ditemukan pada current state sudah dapat b. Menyederhanakan pemberian general
dieliminasikan, kecuali waste pada proses admisi. conscent.
Masih ditemukannya waste pada aktivitas proses 2. Eliminasi waste-waste pada waktu menunggu
admisi dikarenakan aplikasi sistem admisi sampai penempatan, antara lain :
selesai waktu penelitian masih dalam proses a. Menerapkan metode heijunka dan metode
updating. Just In Time (JIT), di mana perawat
- Pengulangan siklus PDCA perlu dilakukan sebagai pelaksana penanggung jawab pasien dapat
upaya untuk melakukan perbaikan secara terus langsung melakukan akses penempatan
menerus dan dapat ditanamkan menjadi budaya pasien boarding ke tempat tidur kosong
organisasi. setelah dokter memberi keputusan bahwa
pasien perlu menjalani rawat inap karena dilayani karena kapasitas penuh RSUD
penyakit yang dideritanya. Koja sedang penuh.
3. Eliminasi waste-waste pada proses penempatan, 3. Penyediaan 1 (satu) ruangan kerja khusus
antara lain : manajemen tempat tidur yang tersentralisasi
a. Menerapkan metode error proofing pada sebagai “pusat komando”.
aplikasi sistem penempatan pasien ke
tempat tidur kosong. Dari hasil current state, kegiatan yang non value added
4. Eliminasi waste-waste pada proses pemulangan sangat menonjol (93,16%) karena cycle time yang
pasien dengan manajemen tempat tidur, antara cukup panjang pada aktivitas menunggu penempatan,
lain : hal ini sesuai dengan prinsip pull system, dimana proses
a. Menerapkan metode heijunka dan JIT, penempatan baru dapat dilaksanakan apabila sudah ada
dimana perawat pelaksana penanggung tempat tidur kosong yang sesuai dengan jenis penyakit,
jawab pasien dapat langsung melakukan jenis kelamin dan umur pasien. Hal ini dapat terjadi
akses perencanaan pulang dan pemulangan karena kurangnya pengetahuan pemahaman manajemen
pasien di layar monitor manajemen tempat tempat tidur atau ada masalah pada budaya
tidur. kerja/perilaku petugas.
b. Menetapkan manajemen tempat tidur ini
sebagai STANDARDIZED WORK, Menurut Gaspersz (2011) suatu perusahaan dianggap
karena berperan dalam pull system untuk lean enterprise apabila ratio value to waste mencapai
manajemen pasien rawat inap. minimum 30%. Dengan hasil kegiatan non value
5. Pelatihan sistem manajemen tempat tidur untuk added sampai dengan 93,16% ini berarti pelayanan
perawat dan petugas admisi, terutama bila ada pasien boarding IGD untuk mendapatkan kepastian
rivisi SPO. rawat inap di RSUD Koja masih termasuk dalam un-
lean enterprise, sehingga perlu upaya perbaikan dalam
b. Perbaikan Jangka Panjang
rangka efisiensi pelayanan sesuai prinsip lean thinking.
Adalah perbaikan yang dapat diselesaikan dalam
waktu lebih dari 6 (enam) bulan. Lamanya waktu boarding sangat dipengaruhi oleh sifat
Kegiatan/tindakan dalam rangka perbaikan jangka dan jenis penyakit yang diderita oleh pasien. Baik pada
panjang, sebagai berikut: current state maupun saat evaluasi ulang terlihat bahwa
1. Melaksanakan aktivitas KAIZEN (continuous waktu boarding kasus penyakit anak paling pendek dan
improvement) untuk sistem manajemen tempat waktu boarding kasus penyakit paru paling panjang.
tidur, minimal setiap 6 (enam) bulan. Hal ini dapat terjadi karena umumnya kasus penyakit
2. Merencanakan dan melaksanakan protocol full anak bersifat akut sehingga LOS (length of stay) di
capacity, antara lain: rawat inap lebih singkat dibandingkan dengan kasus
a. Merubah fungsi peruntukan kamar rawat penyakit paru, yang umumnya bersifat kronis dan
inap sesuai jenis penyakit untuk terima membutuhkan LOS yang lebih lama, sehingga
pasien dengan jenis penyakit lain (misal: mempengaruhi BTO (bed turn over) dimana tempat
kamar rawat inap penyakit saraf yang tidur untuk penyakit akut akan lebih cepat kosong /
kosong, untuk sementara dapat ditempati tersedia dan sebaliknya tempat tidur untuk penyakit
oleh pasien dengan sakit penyakit dalam). kronis akan lebih lama kosong / tersedia.
b. SPO discharge planning sesuai clinical
pathway penyakit. Hasil evaluasi ulang setelah intervensi menunjukkan
c. Penyediaan 1 (satu) ruangan untuk adanya peningkatan prosentase jumlah pasien dari
rawat inap sementara. 34,92 % menjadi 68,25 % untuk pencapaian waktu
d. Penyediaan 1 (satu) ruangan untuk boarding tidak melebih 4 (empat) jam, hal ini berarti
pasien pulang tetapi belum dijemput adanya reduksi waktu boarding pasien IGD ke rawat
keluarga. inap.
e. Bekerja sama dengan rumah sakit lain untuk
menerima rujukan pasien yang belum dapat Hasil ini sama dengan hasil perhitungan total pasien
boarding untuk bulan Maret dan April 2017 yang
diambil dari data yang tersimpang dalam SIM-RS bahwa pelayanan pasien boarding IGD untuk
dimana ada peningkatan jumlah pasien boarding mendapatkan kepastian rawat inap di RSUD Koja
masuk rawat inap dari 77,02% di bulan Maret 2017 masih termasuk dalam un-lean enterprise.
menjadi 83,97% di bulan April 2017 (ditampilkan Diperlukan sebuah upaya perbaikan untuk
dalam tabel 11). mengefisiensikan pelayanan.
2. Intervensi yang dilakukan dalam rangka kaizen
Pencapaian waktu boarding yang tidak melebihi 4 (countinuous improvement) berupa pelatihan
(empat) jam adalah rekomendasi dari The Joint tentang Sistem Manajemen Tempat Tidur
Commission Accreditation dalam catatan Standard berbasis teknologi informasi, penambah peralatan
LD.04.03.11, Element of Performance (EP) 6. komputer dengan jaringan kabel fiber optic dan
rivisi Standar Prosedur Operasional Pemulangan
Sebagai tindak lanjut, manajemen tempat tidur perlu Pasien Rawat Inap dengan Manajemen Tempat
ditetapkan sebagai STANDARDIZED WORK di future Tidur.
state. Hal ini perlu dilakukan mengingat konsep The 3. Hasil intervensi dilakukan dalam rangka
Lean House dengan standaridized work sebagai perbaikan yang berkelanjutan (continuous
landasannya untuk mencapai goal dari lean (safety, improvement) menunjukkan bahwa manajemen
quality, time, cost dan morale), dan future state tempat tidur yang diterapkan dapat mereduksi
dilaksanakan dengan pertimbangan : waktu boarding pasien IGD ke rawat inap.
1. Budaya kerja petugas sudah lebih baik karena 4. Waste pada current state, ditemukan 8 (delapan)
petugas sudah memiliki pengetahuan tentang jenis waste, yaitu waiting, motion, over production,
operasional manajemen tempat tidur berbasis defect, excess processing, not utilizing employees,
teknologi informasi, serta bersikap dan berperilaku inventory dan transportation.
yang lebih bertanggung jawab dalam bekerja. 5. Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi
2. Penerapan Heijunka dan Just in Time (JIT) demi belum optimalnya manajemen tempat tidur
ada pemerataan pekerjaan untuk petugas-petugas berdasarkan fishbone diagram, yaitu faktor man,
yang ada di IGD, rawat inap dan bagian Admisi faktor methode, faktor machine dan faktor
untuk segera mengambil tindakan langsung di environment. Sedang faktor money dianggap
manajemen tempat tidur tanpa rasa ragu dan bukan masalah karena menjadi tanggung jawab
menunda pekerjaan. pihak manajemen rumah sakit.
3. Updating aplikasi proses admisi yang terintegrasi 6. Pada evaluasi ulang didapatkan value stream
demi mempercepat proses pelayanan. mapping nya sudah menunjukkan adanya
4. Implementasi protocol full capacity sebagai peningkatan kegiatan value added sebesar 2,02%,
antisipasi pasien tidak dapat diterima di rawat inap walaupun sebagian besar waktu masih digunakan
sesuai kebutuhan medis nya karena penuh. untuk kegiatan non value added (waste) sebesar
91,14 %, sedangkan kegiatan value added hanya
Demi sustainable dan kesempurnaan operasional sebesar 8,86 % dari total lama proses. Dengan
manajemen tempat tidur, perlu dilakukan continuous demikian perlu upaya perbaikan terus menerus
improvement sesuai prinsip lean thinking dengan selalu untuk mengefisiensikan pelayanan.
memperhatikan pengetahuan pemahaman manajemen 7. Waste pada evaluasi ulang, ditemukan hanya19
tempat tidur dan budaya kerja/perilaku petugas. waste jenis waiting, yang masih ada pada saat
menunggu penempatan dan menginfokan keluarga
KESIMPULAN DAN SARAN atau pengantar pasien untuk penyelesaian
administrasi raat inap, walaupun ada penurunan
Kesimpulan rata-rata lama waktu tunggu. Sedangkan waste
pada proses admisi belum dapat dieliminasi
1. Pada current state value stream mapping karena aplikasi sistem admisi masih dalam proses
diketahui bahwa sebagian besar waktu digunakan update.
untuk kegiatan non value added (waste) sebesar 8. Prosentase jumlah pasien yang memenuhi waktu
93,16 %, sedangkan kegiatan value added hanya boarding < 4 jam sesuai rekomendasi The Joint
sebesar 6,84 % dari total lama proses, menunjukkan
Commission Accreditation meningkat dari 34,92 3. Melaksanakan seluruh usulan jangka pendek
% menjadi 68,25 %. dalam waktu yang kurang dari 6 (enam) bulan,
9. Usulan perbaikan menghasilkan future state value lalu dilakukan siklus PDCA kembali.
stream mapping, dengan meningkatkan kegiatan 4. Melaksanakan seluruh usulan jangka panjang
value added menjadi 10,17 % dan menurunkan dalam rangka penyempurnaan sistem manajemen
kegiatan non value added menjadi 89,83 %, tempat tidur
berupa : 5. Integrasikan sistem manajemen tempat tidur
a. Usulan perbaikan jangka pendek, dengan dengan aplikasi SIM-RS lain sebagai dasar
tools error proofing, heijunka, dan just in penerapan e-hospital.
time (JIT) serta pelatihan.
b. Usulan perbaikan jangka panjang, dengan DAFTAR PUSTAKA
membuat protokol full capacity dan aktivitas
Proudlove, N.C., et.al., 2003, Can good bed management solve the overcrowding in accident
kaizen (continuous improvement) serta and emergency departments? Emerg.Med.J.;20:149155,
“pusat komando” manajemen tempat tidur. doi:10.1136/emj.20.2.149
Boyle A., et.al., 2012, Review Article Emergency Department Crowding : Time for
Saran InterventionsandPolicyEvaluations,EmergencyMedicineInternational,Volume
2012,ArticleID838610,8pages,doi:10.1155/2012/838610,HindawiPublishing
Corporation
1. Menjadikan manajemen tempat tidur ini sebagai The Canadian Association of Emergency Physicians, Position Statement on Emergency
STANDARDIZED WORK. DepartmentOvercrowding,BoardApprovedJune2009
JointCommissionPerspectives,2012,Volume32,Issue7,,JointCommissiononAccreditation
2. Melaksanakan aktivitas KAIZEN (continuous of Healthcare Organizations, APPROVED: Standards Revisions Addressing
improvement) untuk sistem manajemen tempat PatientFlowThroughtheEmergencyDepartment
Toussaint,J.S.,et.al.,2013,ThePromiseofLeaninHealthCare, MayoClinProc.;88(1):74-82
tidur, minimal setiap 6 (enam) bulan.
Tabel 4. Analisis Lean pada Aktivitas-Aktivitas Pasien Boarding Sampai dengan Masuk Ruang Rawat Inap
Tabel 8. Jumlah Pasien Observasi dengan Lama Waktu Boarding (Evaluasi Ulang)
Waktu Proses
Analisis lean Proses Admisi Total
Pendaftaran
Total NVA (Waiting) 191 jam 6 menit 6 jam 2 menit 15 detik 197 jam 8 menit 15 detik
47 menit
Total VA 18 jam 21 menit 29 detik 19 jam 9 menit 12 detik
43 detik
191 jam 53 menit
Lead time 24 jam 23 menit 44 detik 216 jam 17 menit 27 detik
43 detik
Prosentase value added = (Total NVA/Total lead time) x 100% = 8,86 %
Prosentase non value added = (Total VA/Total lead time) x 100% = 91,14 %
Tabel 10. Perbandingan Rata-Rata Lama Waktu yang dibutuhkan Pasien Boarding IGD untuk Mendapatkan Kepastian Rawat Inap
Antara Current State, Saat Evaluasi Ulang dan Future State
Future State:
- Total lama proses (lead time) : 1 jam 45 menit 45 detik
- Prosentase value added : 10,17 %
- Prosentase non value added : 89,83 %
Tabel 11. Jumlah Pasien dengan Lama Waktu Boarding Bulan Maret dan April 2017
(Dari Data SIMRS)
Layar Monitor
Layar Monitor
Layar Monitor
Total VA = 10 menit
45 detik (10,17%)
Total NVA = 1 jam 35
menit (89,83%)
Waiting Time Waiting Time