DISUSUN OLEH
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit rumah sakit yang
memberikan pelayanan gawat darurat untuk mencegah terjadinya morbiditas dan
meminimalkan terjadinya mortalitas pada semua pasien (Jadmiko, 2014).
Peningkatan akses masyarakat memanfaatkan fasilitas IGD sebanding dengan
peningkatan jumlah kunjungan pasien sehingga mengakibatkan IGD berada dalam
kondisi overcrowded atau kepadatan pasien dengan segala konsekuensinya
sekaligus menjadi masalah krisis nasional dan internasional (Ningsih, 2015).
Length of Stay adalah lama waktu pasien berada pada area khusus disebuah rumah
sakit yaitu lama waktu pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat mulai dari
pendaftaran sampai secara fisik pasien meninggalkan Instalasi Gawat Darurat
(Radclif, 2011 dalam Ismail 2017 ). Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang/tahun
datang mengunjungi IGD. Tidak jarang terjadi penumpukan pasien atau
overcrowded yang menjadi masalah serius yang terjadi di IGD, dimana hal ini
menyebakan waktu tunggu yang lama dan ketidakpuasan pasien terhadap
pelayanan di IGD. Yoon et all, 2003 menjelaskan bahwa terlambatnya proses
penanganan serta LOS pasien di IGD merupakan kunci untuk mengukur
terjadinya overcrowded di IGD. Waktu dianggap sebagai alat yang penting untuk
mengukur kualitas dari pelayanan di IGD. Masalah waktu tunggu yang panjang
dan lama menunjukkan IGD yang buruk dengan sumber daya yang kurang
berhasil dan tidak terkoordinasi dengan baik (Bukhari et all, 2014). Pada instalasi
gawat darurat total LOS dan waiting time digunakan untuk melihat tingkat
kepadatan dan kinerja klinis, LOS yang memanjang berhubungan erat dengan
kualitas dari triage dan kinerja pelayanan keperawatan di IGD (Yoon, 2003).
TINJAUAN KONSEP
Menurut Azrul 2005 dalam Ismail 2017 yang dimaksud gawat darurat
(emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life
saving).Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi
khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat
kesehatannya belum jelas.
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan
kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat
disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan
yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim
ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit.Meskipun telah majunya
sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit
memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk
mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang
paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi. IRD yaitu suatu tempat /
unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus
dan peralatan yang memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.
Instalasi pelayanan pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit terutama
dalam hal kedaruratan berdasrkan kriteria standart baku.
2.2 Kriteria IGD
1. IGD harus buka 24 jam
2. IGD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban
yang memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh
memggangu / mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat
darurat.
3. IGD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care
dilakukan ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik
4. IGD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya
dalam penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)
5. IGD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat sekitarnya.
6. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang
terletak antara ruang “triage “(ruang penerimaan pasien) dengan ruang
tindakan
7. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di
depan pintu
8. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
9. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga
10. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.
Menurut jurnal oleh Jennifer L. Wiler MD, MBA, et.all tahun 2012
dengan judul Predictors of patient length of stay in 9 emergency departments
Pasien gawat darurat telah menunggu lama dan panjang selama dekade terakhir,
menunjukkan bahwa masalah ED crowding memburuk di seluruh Amerika
Serikat. Meningkat ED LOS telah dikaitkan dengan negatif hasil-hasil seperti
peningkatan angka kematian dan komplikasi, penurunan kepuasan, dan tingkat
yang lebih tinggi dari ED crowding. Metode penelitian ini menggunakan
retrospektif termasuk 9 ULN dari seluruh Amerika Serikat. Gawat darurat metrik
operasional sehari-hari dikumpulkan dari tahun kalender 2009.lokasi penelitian
yang berpartisipasi dipilih berdasarkan keragaman geografis mereka, kepentingan
peneliti lokal, dan berbagai sensus tahunan selama masa studi ED LOS yang
berkepanjangan memiliki hubungan negatif yang diketahui pada kepuasan pasien
dan hasil kualitas. LOS gawat darurat ditentukan oleh beberapa faktor termasuk
masalah sensus berbasis rumah sakit yang memiliki efek hilir pada crowding ED
dan LOS pasien. Banyak yang telah melaporkan faktor-faktor yang
mempengaruhi LOS pasien ED dari satu institusi. Namun, sepengetahuan kami,
ini adalah studi validasi multicenter pertama yang dilakukan untuk menentukan
prediktor ED LOS pasien.
Menurut Putri and Dewi,2009 dengan judul length of stay pasien prioritas
2 Medikal Instalasi Gawat Darurat Rsup Dr.Mohammd Hoesin Palembang.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif (case study),sampel yang
digunakan purposive sampling variabel independen: rawat penuh, jumlah SDM,
lamanya surat perawatan diberikan, observasi dan stabilitas pasien unitpenunjang
lainnya variabel Dependen Length Of Stay Instalasi Gawat Darurat instrument
dalam penelitian onservasi,wawancara, dokumen dan analisa datanya
menggunakan kualititatif dari hasil penelitian ini didapatkan data rata rata
kunjungan pasien pada bulan juli sampai dengan bulan September 51,48%
nerjenis kelamain perempuan, dengan 42,88% di antaranya menggunakan jaminan
kesehatan BPJS kelas 1 dan rata rata lama perawatan di IGD terjadi Length Of
Stay 8-24 jam dengan presentase 46,24%. Untuk Length Of Stay terlama pada
bulan September dengan 28 jam 58 menit. Berdasarkan hasil penelitian dapat
dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Leng Of Stay pasien di P2
medikal di antaranya ruang rawat inap penuh,jumlah SDM, lamanya surat
perawatan diberikan observasi dengan stabilitas pasien, unit penunjang terkait,
serta jumlah pasien yang menumpuk.
PEMBAHASAN
Kesimpulan