Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LENGTH of STAY DI

RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD dr.ABDOER RAHEM


SITUBONDO

DISUSUN OLEH

TIM STASE GADAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

2019/2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Evidence Based Nursing (EBN) Faktor-faktor yang mempengaruhi Length Of Stay


(LOS) di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdoer Rahem Situbondo Tahun
2020 telah dibuat pada tanggal 18 februari 2020 oleh mahasiswa Program Studi
Profesi Ners STIKES dr. Soebandi Jember

Situbondo, 27 Februari 2020

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

(......................................................) (......................................................)
NIP/NIK. NIP/NIK.

Kepala Ruangan

(......................................................)
NIP/NIK.
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan  segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan EBN
(Evidence Based Nursing) dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi Lenght
of Stay” guna memenuhi sebagian persyaratan stase KegawatDaruratan di Rumah
Sakit Abdoer Rahem Situbondo

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam


menyelesaikan Proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada  :

1. Bapak Hani Trihandoko S,Kep,.Ners selaku penanggung jawab di ruang


Instalasi Gawat Darurat (IGD)
2. Ibu Ns. Tri Ika Kusuma W S,Kep selaku pembimbing untuk menyelesaikan
proposal ini
3. Bapak Ns. Guruh Wirasakti S,Kep.,M.Kep selaku Ketua Profesi Ners
4. Ibu Ns. Eki Madyaning N., S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing akademik
5. Kepada Tim Medis Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr.Abdoer Rahem
Situbondo telah membantu lancarnya mengerjakan proposal ini
6. Kepada teman-teman semua yang membantu mengerjakan proposal ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan aik isi maupun
susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi
para pembaca.

Jember, 26 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit rumah sakit yang
memberikan pelayanan gawat darurat untuk mencegah terjadinya morbiditas dan
meminimalkan terjadinya mortalitas pada semua pasien (Jadmiko, 2014).
Peningkatan akses masyarakat memanfaatkan fasilitas IGD sebanding dengan
peningkatan jumlah kunjungan pasien sehingga mengakibatkan IGD berada dalam
kondisi overcrowded atau kepadatan pasien dengan segala konsekuensinya sekaligus
menjadi masalah krisis nasional dan internasional (Ningsih, 2015 dalam Ismail 2017).

Kondisi gawat darurat merupakan keadaan klinis dimana pasien


membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa serta pencegahan
kecacatan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia No.44, 2009).
Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-
benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut pasien dapat
kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Berhenti nafas selama 2-3 menit
pada manusia dapat menyebabkan kematian yang fatal (Sutawijaya, 2009 dalam
Ismail 2017).

Berdasarkan data Department of Health (2012) diketahui bahwa data yang


terhimpun terkait kunjungan pasien instalasi gawat darurat di United State terjadi
peningkatan volume kunjungan sekitar 30 juta pasien per tahun data kunjungan
masuk pasien di ke Instalasi Gawat Darurat di Indonesia adalah 4.402.205 pasien
(10,3%) dari total seluruh kunjungan dirumah sakit umum (Mentri Kesehatan RI,
2014). Data kunjungan pasien Instalasi Gawat Darurat diprofensi Jawa Timur pada
tahun 2014 berjumlah 8.201.606 kasus. Data kunjungan kunjungan Insttalasi Gawat
Darurat di Tulung Agung pada tahun 2014 adalah sebanyak 209.877 kasus (Dinkes
Profensi Jawa Timur 2012)
Emergency Department Length of Stay di kaitkan dengan Emergency
Department Crowding. Dua penelitian oleh McCarthy et all, 2009 dan Pines et all,
2010 telah mengidentifikasi Length of Stay di IGD sebagai penyebab dan juga akibat
dari kondisi crowding di IGD. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi crowding
di IGD disebakan oleh tiga faktor, yaitu faktor input, throughput dan output (Aspilin
et all, 2003). Oleh karena faktor input dan output dikaitkan dengan masalah kesehatan
yang lebih luas di luar kewenangan IGD, maka faktor throughput menjadi fokus
utama penanganan crowding di IGD. Emergency Departments Length of Stay
(EDLOS) adalah indikator penting dari proses throughput pasien di IGD, karenanya
EDLOS digunakan sebagai indikator kunci penilaian efisiensi peningkatan kinerja
operasional dan klinis (Rathlev et all, 2012 dalam Ismail, 2017).

Length of Stay adalah lama waktu pasien berada pada area khusus disebuah
rumah sakit yaitu lama waktu pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat mulai dari
pendaftaran sampai secara fisik pasien meninggalkan Instalasi Gawat Darurat
(Radclif, 2011 dalam Ismail 2017 ). Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang/tahun datang
mengunjungi IGD. Tidak jarang terjadi penumpukan pasien atau overcrowded yang
menjadi masalah serius yang terjadi di IGD, dimana hal ini menyebakan waktu
tunggu yang lama dan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan di IGD. Yoon et all,
2003 menjelaskan bahwa terlambatnya proses penanganan serta LOS pasien di IGD
merupakan kunci untuk mengukur terjadinya overcrowded di IGD. Waktu dianggap
sebagai alat yang penting untuk mengukur kualitas dari pelayanan di IGD. Masalah
waktu tunggu yang panjang dan lama menunjukkan IGD yang buruk dengan sumber
daya yang kurang berhasil dan tidak terkoordinasi dengan baik (Bukhari et all, 2014).
Pada instalasi gawat darurat total LOS dan waiting time digunakan untuk melihat
tingkat kepadatan dan kinerja klinis, LOS yang memanjang berhubungan erat dengan
kualitas dari triage dan kinerja pelayanan keperawatan di IGD (Yoon, 2003).

Berdasarkan data ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.Abdoer Rahem


Situbondo, diketahui waiting time pada di IGD adalah ± 5 menit sedangkan Length of
Stay rata-rata 30 menit.Meskipun demikian beberapa pasien setelah mendapatkan
pelayanan pertama masih harus menunggu lama lebih dari 30 menit hal ini
membuatLOS menjadi lebih panjang. Data yang diperoleh pada tanggal 11 Februari
2020 di IGD RSUDdr. Abdoer Rahem Situbondo terdapat 4 pasien Length Of Stay
selama 5 jam untuk di antarkan keruang unit rawat inap. Sedangkan pada 12 Februari
terdapat 2 pasien Length Of Stay selama selama 8 jam. Data tersebut menunjukan
bahwa LOS masih menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di IGD RSUDdr.
Abdoer Rahem Situbondo. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa perlu
untuk melakukan identifikasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lama rawat
pasien di IGD RSUD dr.Abdoer Rahem Situbondo.
BAB II

TINJAUAN KONSEP

2.1Pengertian Instalasi Gawat Darurat

Menurut Azrul 2005 dalam Ismail 2017 yang dimaksud gawat darurat
(emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life
saving).Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas,
diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat
kesehatannya belum jelas.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan
kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat
disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan
yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan
adalah yang tergabung dalam rumah sakit.Meskipun telah majunya sistem rumah
sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki
kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD
adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat
modal, padat karya, serta padat teknologi. IRD yaitu suatu tempat / unit pelayanan
dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang
memebrikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir. Instalasi pelayanan
pertama bagi pasien yang datang ke rumah sakit terutama dalam hal kedaruratan
berdasrkan kriteria standart baku.
2.2 Kriteria IGD
1. IGD harus buka 24 jam
2. IGD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban
yang memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh
memggangu / mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat
darurat.
3. IGD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care
dilakukan ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik
4. IGD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya
dalam penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)
5. IGD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat sekitarnya.
6. Harus memiliki ruang dekontaminasi (dengan fasilitas shawer) yang terletak
antara ruang “triage “(ruang penerimaan pasien) dengan ruang tindakan
7. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan
pintu
8. Menilai dan menilai ulang pasien baru / pasien yang menunggu
9. Beri informasi /rujukan pada pasien / keluarga
10. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.

2.3 KonsepLength Of Stay (LOS)


2.3.1 Pengertian
Length Of Stay(LOS)merupakan suatu rentang waktu kedatangan
pasien yang gawat darurat yang diukur mulai dari pasien datang sampai
ditransferatau dipindahkanke unit lain. Length Of Stay (LOS)juga tidak
hanya untuk melihat lama hari perawatan pada pasien diruang rawat inap
namun juga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) suatu rumah sakit (Ardiyani,
2015).
Secara international, standar lamanya Length of Stay(LOS)diInstalasi
Gawat Darurat (IGD) adalah kurang dari 8 jam(Rose, et all, 2012). Namun
dibeberapa negara seperti di Inggris, Australia, Iran, Kanada dan Amerika,
waktu Length of Stay(LOS)pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah
4 jam (Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016).
Di Indonesia sendiri,Length of Stay(LOS)pasien di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) belum ada standar pasti mengenai Length of Stay (LOS)
pasien namun disalah satu rumah sakit yang ada di Indonesia yaitu RSUD
dr. T. C. Hillers Maumere, Length of Stay(LOS)nya adalah 6 jam, namun
pada kenyataannya banyak keluhan pasien terhadap lamanya pelayanan oleh
perawat, dan setelah pasien mendapatkan perawatan masih harus menunggu
lebih dari 10 jam untuk kemudian dipindahkan ke ruang perawatan lain
(Pitang, Widjayanto & Ningsih, 2016).
Waktu pemeriksaan laboratorium dimana semakin lama
pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis pasien
maka waktu pasein yang akan dipindahkan ke ruang rawat inap juga akan
semakin lama (Deviantony, Ahsan & Setyoadi, 2017). Begitupun juga waktu
pemeriksaan radiologimenurut Chalela (2007) lama waktu pemeriksaan radiologi
yang dilakukan saat emergensiakan mempengaruhi waktu pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat(IGD)dan lama waktu pemeriksaan radiologi yang
dilakukan saat emergensiakan mempengaruhi waktu pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) sehingga dapat mempengaruhi Length of Stay
(LOS)pasien (IGD) (dalam Kusumawati, 2015),dan ketersediaan tempat tidur
diruang rawat inap lainatau ruang perawatan lain,dimana kurangnya tempat tidur
diruang rawat inap lain dapat menyebabkan LOS karena pasien yang akan
dipindahkan keruang intensif atau ruang rawat inap lain dari Instalasi Gawat
Darurat (IGD) tertunda (Rose et all, 2012).

2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Length of Stay


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Length of Stay (LOS) pasien di
Instalasi Gawat Darurat (IGD), diantaranya yaitu waktu kedatangan pasien pada
waktu shift siang hari memiliki kemungkinan untuk terjadinya LOS karena pada
waktu siang hari jumlah kunjungan pasien meningkat dikarenakan pada waktu siang
hari jumlah kepadatan lalu lintas meningkat sehingga jumlah kecelakaan semakin
tinggi akibatnya pasien yang masuk ke IGD juga mengalami peningkatan
(Deviantoni, Ahsan & Setyodi, 2017). Penelitian Bukhari et all., 2014, faktor yang
mempengaruhi LOS dikaitkan dengan waktu kedatangan, triage, waktu konsultasi,
waktu pemeriksaan laboratorium, waktu pemeriksaan radiologi dan waktu disposisi
fisik (waktu tunggu transfer ke tempat tidur rawat inap).

3.4 Analisa Jurnal


Menurut jurnal oleh Andrew Hearing, et.all tahun 2009 dengan judul
Increasing Length of Stay Among Adult Visits to U.S Emergency Departments, 2001-
2005, yaitu departemen darurat dirancang secara tradisional untuk memberikan
evaluasi dan stabilisasi yang cepat dan tidak ada staf atau juga yang perlu
memberikan perawatan yang berkepanjangan, lama tinggal di departemen darurat
dapat mengganggu kualitas perawatan dan berkontribusi pada keterlambatan evaluasi
darurat pasien lain. Lama tinggal di gawat darurat adalah faktor yang diterima secara
luas dalam crowdingEmergency Departments (ED) dan secara langsung terkait
dengan sejumlah kualitas tindakan perawatan termasuk penurunan kepuasan pasien,
meningkatkan lama tinggal di rumah sakit, peningkatan mordibitas di antara pasien
yang berventilasi, dan peningkatan mortalitas diantara pasien kritis.National Hospital
Ambulantory Medical Care Survey (NHAMCS) menggunakan probabilitas empat
tahap yang dirancang untuk mengumpulkan sampel perwakilan nasional dari semua
kunjungan ke departemen darurat yang berbasis pada rumah sakit umum dan waktu
tinggal sebentar, tidak termasuk rumah sakit federal, unit institusi rumah sakit dan
rumah sakit dengan kurang dari enam tempat tidur. Dalam jurnal, dianalisis
kunjungan departemen darurat oleh pasien dewasa berusia 18 tahun ke atas dari tahun
2001 sampai 2005. Lama tinggal di departemen darurat diukur mulai dari registrasi
hingga keluar.Median lama tinggal di departemen darurat meningkat 3,5% per thaun
dari 132 menit pada tahun 2001 sampai 154 menit di tahun 2005 (p value for trend
<0.001). Ada kenaikan yang lebih besar di antara pasien yang sakit kritis yang secara
ekposit turun 1,0% per tahun dari 185 menit ditahun 2001 menjadi 254 menit pada
tahun 2005 (p value for trend <0.01). Lama tinggal di departemen darurat lebih lama
untuk pasien kulit hitam/ non-hispanik Amerika (10,6% lebih lama) daripada pasien
kulit non-hispanik, dan perbedaan ini tidak berkurang dari waktu ke waktu.

MenurutKusumawati, H. I., et al., (2019) yang berjudul Analysis of factors


influencing length of stay in the Emergency Department in public hospital,
Yogyakarta, Indonesia. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa perawatan darurat
memainkan bagian penting dalam perawatan kesehatan masyarakat.Namun, karena
meningkatnya permintaan untuk perawatan dan lebih kompleks pengelolaan prosedur
dalam gawat darurat (EDS), pasien mungkin berkepanjangan tunggu dan panjang
tinggal (LOS).LOS Berkepanjangan tidak hanya terkait dengan dikurangi kualitas
pelayanan tetapi juga meningkatkan risiko bahaya pasien. Penelitian dilakukan di
rumah sakit umum tersier di Yogyakarta, Indonesia. Rumah sakit ini merupakan pusat
rujukan utama dari Yogyakarta provinsi dan bagian selatan Provinsi Jawa Tengah.
Melayani semua kelompok usia pasien, Itu peserta yang terlibat dalam penelitian ini
adalah pasien yang di gawat darurat pada tersier rumah sakit di Yogyakarta,
Indonesia lebih dari tujuh hari berturut-turut. kriteria inklusi: pasien berusia 18 tahun
atau lebih yang disajikan kepada UGD. Kriteria eksklusi untuk ini penelitian adalah:
pasien anak, dan mereka yang memiliki cacat atau adalah tahanan. Kriteria eksklusi
dipilih karena ini pasien tidak hanya memiliki pekerjaan yang berbeda mengalir dan
triase, tetapi juga dari rentan populasi. Lamanya tinggal di gawat darurat karena
Kekurangan ketersediaan tempat tidur dapat menyebabkan penundaan transfer pasien
ke bangsal yang khususnya di medis / bangsal bedah dan ICU. Pertama, di rumah
sakit tersier ada sejumlah ruangan terbatas ICU.Lebih dari setengah dari pasien
mengaku mengalami LOS berkepanjangan karena kurangnya tempat tidur di ruang
rawat inap.Kedua, ada kompetisi untuk tempat tidur rawat inap di rumah sakit tersier
antara pasien yang dirawat dan orang-orang dari unit rawat jalan yang membutuhkan
operasi.Dalam studi ini, ketersediaan tempat tidur rawat inap adalah faktor utama
yang berkontribusi berkepanjangan LOS, karena permintaan untuk tempat tidur rawat
inap tinggi.faktor eksternal termasuk tidak tersedianya pilihan perawatan jangka
panjang di Indonesia dapat berkontribusi gawat darurat LOS. Pada tahun 2017
pengembangan perawatan paliatif (PC) layanan lambat yang ditunjukkan oleh
sejumlah lembaga formal yang merawat pasien dengan kondisi jangka
panjang.Banyak pasien yang harus tinggal di gawat darurat atau dimasukkan ke
bangsal karena pelayanan masyarakat tidak tersedia.Kurangnya pelayanan yang
memadai. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi di mana
kurangnya ketersediaan tempat tidur baik dalam geriatri, onkologi, ICU atau jenis lain
dari bangsal.

Menurut jurnal oleh Jennifer L. Wiler MD,MBA, et.all tahun 2012 dengan
judul Predictors of patient length of stay in 9 emergency departments Pasien gawat
darurat telah menunggu lama dan panjang selama dekade terakhir, menunjukkan
bahwa masalah ED crowding memburuk di seluruh Amerika Serikat. Meningkat ED
LOS telah dikaitkan dengan negatif hasil-hasil seperti peningkatan angka kematian
dan komplikasi, penurunan kepuasan, dan tingkat yang lebih tinggi dari ED
crowding. Metode penelitian ini menggunakan retrospektif termasuk 9 ULN dari
seluruh Amerika Serikat.Gawat darurat metrik operasional sehari-hari dikumpulkan
dari tahun kalender 2009.Sebuah populasi linear model rata-rata multivariabel
digunakan dengan log-berubah LOS sebagai variabel dependen untuk
mengidentifikasi ED operasional variabel adalah prediktor LOS untuk ED habis,
mengakui, dan kategori ED pasien secara keseluruhan .Sensus ED Tahunan berkisar
antara 43 000-101 000 pasien.Jumlah tempat tidur perawatan ED berkisar antara 27
hingga 95. Median keseluruhan LOS untuk semua situs adalah 5,4 jam. persentase
harian pasien yang dirawat ditemukan menjadi prediktor signifikan dari dibuang dan
mengakui pasien LOS. Persentase yang lebih tinggi harian pasien dipulangkan dan di
rujuk,dari presentasi pasien secara signifikan terkait dengan berkepanjangan LOS
untuk dibuang dan mengakui pasien (Pb0,05). Untuk setiap persentase peningkatan
pasien habis, ada terkait penurunan 1% di keseluruhan LOS, sedangkan masing-
masing persentase peningkatan pasien dirujukdikaitkandenganpeningkatan 1,2% di
LOS.
Menurut Putri and Dewi,2009 dengan judul length of stay pasien prioritas 2
Medikal Instalasi Gawat Darurat Rsup Dr.Mohammd Hoesin Palembang. Desain
penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif (case study), sampel yang digunakan
purposive sampling variabel independen: rawat penuh, jumlah SDM, lamanya surat
perawatan diberikan, observasi dan stabilitas pasien unit penunjang lainnya variabel
Dependen Length Of Stay Instalasi Gawat Darurat instrument dalam penelitian
onservasi, wawancara, dokumen dan analisa datanya menggunakan kualititatif dari
hasil penelitian ini didapatkan data rata rata kunjungan pasien pada bulan juli sampai
dengan bulan September 51,48% nerjenis kelamain perempuan, dengan 42,88% di
antaranya menggunakan jaminan kesehatan BPJS kelas 1 dan rata rata lama
perawatan di IGD terjadi Length Of Stay 8-24 jam dengan presentase 46,24%. Untuk
Length Of Stay terlama pada bulan September dengan 28 jam 58 menit. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Leng Of Stay
pasien di P2 medikal di antaranya ruang rawat inap penuh, jumlah SDM, lamanya
surat perawatan diberikan observasi dengan stabilitas pasien, unit penunjang terkait,
serta jumlah pasien yang menumpuk.

Menurut J. D. Tew, et. All (1994) dengan judul Using Simulation to Reduce
Length of Stay in Emergency Departments. Penelitian ini mengatakan bahwa Semakin
banyak rumah sakit menggunakan teknologi simulasi khusus layanan kesehatan untuk
membantu mengidentifikasi perbaikan proses, terutama ketika ada sejumlah alternatif
yang dipertimbangkan. Perangkat lunak baru sekarang tersedia yang secara khusus
memenuhi kebutuhan unik perawatan kesehatan. Artikel ini menjelaskan bagaimana
tim di satu departemen Layanan Darurat di rumah sakit SunHealth Alliance
menggunakan teknologi simulasi untuk menguji alternatif dan memilih solusi untuk
secara signifikan mengurangi lama tinggal bagi pasien di departemen Darurat.
Objek penelitian simulasi adalah rumah sakit berukuran sedang hingga besar di
bagian tenggara. Ada sekitar 40.000 kunjungan tahunan ke departemen darurat ini
yang bertindak sebagai pusat trauma Tingkat II. Waktu tunggu rata-rata pasien adalah
157 menit, yang secara signifikan lebih besar dari rata-rata yang dapat diterima
120menit. Dihadapkan dengan semakin banyaknya keluhan pasien tentang waktu
tunggu yang lama, rumah sakit memutuskan untuk mengambil tindakan dan memilih
simulasi sebagai tuul untuk evaluasi tindakan alternatif. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengurangi lama tinggal pasien. Rekomendasi akhir termasuk
Alternatif l (koordinator perawatan pasien), Alternatif 4 (ruang perawatan untuk
pasien yang dirawat), dan Alternatif 5 (perbaikan jalur cepat). Alternatif 5 sendiri
merupakan kombinasi dari berbagai alternatif. Beberapa alternatif diuji dan ditolak.
Penambahan MD (medical doctor) pada shift kedua hanya menghasilkan sedikit
perbaikan (8 menit). Penambahan RN (register nursing) tidak memiliki dampak
signifikan pada lama tinggal pasien. Penugasan kembali RN pada shift kedua
berdampak negatif terhadap lama rawat inap rata-rata pasien tetapi hanya sedikit (4
menit). Studi simulasi yang berhasil bergantung pada kerjasama masing-masing
departemen dan itu mempengaruhi tujuan dalam penelitian. Juga, dibutuhkan
perencanaan yang cermat untuk mengurangi keterlambatan dan membuat
pengumpulan data semulus mungkin.
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan masalah yang ditemukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD


dr.Abdoer Rahem Situbondo yaitu Length of Stay di di karenakan ruang rawat inap
penuh sehingga lama tinggal beberapa pasien meningkat. Selain itu Lenght Of Stay di
Instalasi Gawat Darurat Dr.Andoer Rahem dipengaruhi oleh lamanya untuk
konsultasi kepada dokter spesialis.Menurut Mashuri 2011 dalam Dewi 2009, lamanya
waktu tunggu atau Lenght Of Stay (LOS) pasien yang berada dalam Instalasi Gawat
Darurat dapat berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor : ketidakhadiran
keluarga pasien, ruangan rawat penuh, fasilitas rumah sakit yang belum siap dan lain-
lain.

Faktor-faktor yang berperan dalam lamanya LOS di IGD RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo dari tahap mulai masuk hingga pasien di trasnfer ke ruang rawat
inap :

1. Terdapat kendala pada berkas-berkas pendaftaran


2. Keluarga yang mengantar tidak dapat mengambil keputusan atau terjadi
kendala komunikasi dalam keluarga sehingga pengambilan keputusan
untuk rawat inap menjadi salah satu penyebab terjadinya length of stay
3. Tidak adanya kamar yang diminati oleh pasien, kamar rawat inap penuh,
atau bagi pasien BPJS kesulitan mendapatkan kamar sesuai dengan kelas
dalam pendaftaran BPJS
4. Triage tidak memerlukan waktu lama, sehingga tidak menjadi masalah
5. Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium, rontgent, dll
6. Waktu tunggu konsultasi dengan dokter spesialis
7. SDM dari IGD terkait dengan kemampuan dalam penanganan
8. Kepatuhan dalam pelaksanaan SOP dari IGD (waktu untuk konsultasi
dengan dokter spesialis apabila tidak segera mendapat jawaban)
9. Jumlah perawat juga menjadi salah satu kendala, apabila pasien penuh
maka akan memerlukan tenaga lebih untuk memindahkan pasien ke ruang
rawat inap

Permasalahan ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan Ilyas (2011).
Dari hasi penelitian didapatkan data bahwa rata-rata respon time pelayanan terlama
pasien di P2 medikal adalah ketika pasien menunggu proses pencarian kamar oleh
petugas rekam medis dengan rata-rata respon time pelayanan 26 jam 46 menit. Dari
hasil penelitian pun terlihat bahwa proses pencarian kamar oleh petugas rekam
medis memakan waktu sampai ≤ 12 jam sehingga membuat LOS pasien di P2
semakin panjang.Untuk respon time pelayanan tercepat terjadi pada saat pasien
baru datang dan disambut oleh petugas triage dengan respon time pelayanan 1 menit
20 detik dan di bilik P2 selama perawatan sekitar 1 jam selanjutnya pasien sudah
pindah ke ruang rawat inap. Salah satu penyebab adanya permasalahan terkait
ruangan diajbarkan bahwa hingga saat ini ini belum ada standar rujukan untuk
pelayanan di IGD yang pasti dan karakteristik antara rumah sakit pemerintah akan
berbeda dengan karakteristik rumah sakit swasta baik mengenai status, sarana dan
prasarana serta kualitas dari SDM yang ada.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Membantu dalam penambahan bahwa sebagian besar secara signifikan lama tinggal
di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit menginformasikan pembuat kebijakan
dalam pengembangn rencana strategis untuk meningkatkanInstalasiGawatDarurat
(IGD) sehinggatidakLength of Stay pasien.
Saran untuk Rumah Sakit
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit maka di perlukan
perbaikan untuk mempersingkat waktu pelayanan Length Of Stay pasien
diInstalasi Gawat Darurat (IGD).
2. Menetapkan kebijakan kebijakan mengenai waktu tunggu pasien sehingga tidak
terjadi penumpukan pasien di IGD
3. Untuk Konsultasi kepada Dokter terutama kepada Dokter Spesialis harus ada
kebijakan agar tidak terlalu lama membalas laporan keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Hearing, et.alltahun2009 Increasing Length of Stay Among Adult Visits to
U.S Emergency Departments, 2001-2005

Ardiyani et.al.,2015 Analisi peran perawat Triase terhadap Waiting time dan Leng
Of Stay di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Saiful Anwar.

Bukhari, et.al.2014. Analysis of waiting time in emergency departemen of al-nool


spesialis hospytal, mekkah. jurnal of emergency medicin.

Kusumawati H. I., et al., (2019) Analysis of factors influencing length of stay in the
Emergency Department in public hospital, Yogyakarta, Indonesia.

Ismail A., 2017. Analisis Faktor Yang mempengaruhi Leng Of stay paien di instalasi
gawat darurat menggunakan pendekatan timeframe buide emergency model of
care fakultas keperawatan universitas Airlangga Surabaya.

J. D. Tew, et. All (1994) Using Simulation to Reduce Length of Stay in Emergency
Departments

Jennifer L. Wiler MD,MBA, et.alltahun2012 Predictors of patient length of stay in 9


emergency departments

Putri and Dewi,2009length of staypasienprioritas 2


MedikalInstalasiGawatDaruratRsupDr.MohammdHoesin Palembang

Anda mungkin juga menyukai