Anda di halaman 1dari 149

LAPORAN AKHIR PROGRAM PROFESI NERS STASE

KEPERAWATAN KELUARGA PERIODE 25 NOVEMBER 2019 -


18 JANUARI 2020 DI DESA GLAGAHWERO KECAMATAN
PANTI KABUPATEN JEMBER

oleh:
Linda Ayu Agustin, S.Kep
NIM 182311101140

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember
LAPORAN AKHIR PROGRAM PROFESI NERS STASE
KEPERAWATAN KELUARGA PERIODE 25 NOVEMBER 2019 -
18 JANUARI 2020 DI DESA GLAGAHWERO KECAMATAN
PANTI KABUPATEN JEMBER

disusun untuk memenuhi tugas Laporan Akhir Program Studi Pendidikan Profesi
(PSP2N) Mata Kuliah Stase Komunitas dan Keluarga

Oleh
Linda Ayu Agustin, S.Kep
NIM 182311101140

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 32345
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Akhir Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Keluarga Periode 25 November 2019 –
18 Januari 2020.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing CI Lapangan
Stase Keperawatan Keluarga

Slamet Siswoyo., S. Kep


Ns. Tantut Susanto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom., PhD NIP. 19780528 200501 1 010
NIP.19800105 200604 1 004

Disetujui oleh,
Ketua Program Studi Profesi Ners PJMK Stase
Fakultas Keperawatan Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Universitas Jember Universitas Jember

Ns. Erti Ikhtiarini Dewi., M.Kep.,Sp.Kep.J. Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep


NIP 19811028 200604 2 002 NIP 19761219 200212 2 003

Disahkan oleh,
Wakil Dekan 1
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Ns. Anisah Ardiana, S.Kep., M.Kep., Ph.D.


NIP. 19800417 200604 2 00 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Laporan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Stase
Keperawatan Keluarga ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penyelesaian laporan ini, yaitu:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember;
2. Ns. Anisah Ardiana, S.Kep., M.Kep., Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakulas
Keperawatan Universitas Jember;
3. Ns. Erti Ikhtiarini D., M.Kep.,Sp.Kep.J., selaku Penanggung Jawab Program
Pendidikan Profesi Ners Fakulas Keperawatan Universitas Jember;
4. Hanny Rasni., S.Kp, M.Kep., selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga;
5. Ns. Tantut Susanto, S. Kep., M. Kep., Sp. Kom.,Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
akademik Desa Glagahwero;
6. Ns. Latifa Aini S, S. Kep., M. Kep., Sp. Kom, selaku dosen pembimbing
akademik;
7. Pembimbing dari pihak Puskesmas Panti, Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember;
8. Teman-teman yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktik Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Keluarga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sebagai penyempurnaan bahan penulisan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Jember, Januari 2020
DAFTAR ISI

Cover ..........................................................................................................
Halaman Pengesahan ................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................
Daftar Tabel...............................................................................................
Abstract ......................................................................................................
BAB 1. Pendahuluan .................................................................................
1.1 Latar belakang .............................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................
1.4 Manfaat ........................................................................................
BAB 2. Tinjauan Teori .............................................................................
2.1 Konsep Keperawatan Keluarga dan permasalahannya ................
2.2 Kerangka Model yang sudah diaplikasikan .................................
BAB 3. Tinjauan Kasus ............................................................................
3.1 Pengkajian....................................................................................
3.2 Analisa Data dan Pohon Masalah ................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan (NANDA) ..............................................
3.4 Perencanaan .................................................................................
3.5 Implementasi................................................................................
3.6 Evaluasi........................................................................................
3.7 Rencana Tindak Lanjut ................................................................
BAB 4. PEMBAHASAN ...........................................................................
4.1 Pengkajian....................................................................................
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................
4.3 Perencanaan .................................................................................
4.4 Implementasi................................................................................
4.5 Evaluasi........................................................................................
BAB 5. PENUTUP.....................................................................................
5.1 Kesimpulan ..................................................................................
5.2 Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
Asuhan Keperawatan Keluarga di Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember

Linda Ayu Agustin, S.Kep

ABSTRACT
Kesehatan keluarga yaitu keluarga secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan
setiap anggota keluarga terhadap perawatan diri dan keluarga memenuhi fungsi
keluarga serta menyelesaikan tugas terkait tingkat perkembangan keluarga. Friedman
(2010) menyebutkan keluarga merupakan dua atau lebih individu yang disatukan oleh
berbagai ikatan kebersamaan, ikatan emosional, dan yang mengidentifikasikan diri
sebagai bagian dari kesatuan tersebut. Keperawatan keluarga merupakan proses
pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan keluarga dalam lingkup
praktik keperawatan yang ditujukan pada individu dalam konteks keluarga, keluarga
sebagai satu kesatuan yang utuh, dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat.
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan
keperawatan dengan memobilisasi berbagai sumber pelayanan kesehatan yang
tersedia di keluarga dan berbagai sumber dari profesi lain termasuk pemberi
pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Kemenkes RI, 2010).
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Bpk.A, Bpk.T dan Bpk.S, keluarga
tersebut termasuk keluarga dengan tahap keluarga dengan anak usia sekolah dan
remaja. Masalah kesehatan pada keluarga ini yaitu adanya anggota keluarga (anak)
yang memiliki masalah kesehatan yaitu mengalami kerusakan gigi, gizi kurang, dan
dismenorea. Berbagai tindakan telah dilakukan kepada semua keluarga seperti
menjelaskan terkait penyakit, cara mencegah dan mengatasi, diet, dan demonstrasi-
demonstrasi guna meningkatkan derajat kesehatan. Selama kegiatan tersebut keluarga
tampak sangat kooperatif dari awal sampai akhir kegiatan.
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah skumpulan individu yang dihubungkan oleh status
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang memiliki tujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social dari individu lain didalamnya yang memiliki pola interaksi yang saling
ketergantungan demi mencapai tujuan bersama. Keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan anggota keluarga yang lain sehingga dapat menjadi penentu
keberhasilan dari anggota keluarga (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan support system utama bagi individu dalam
mempertahankan kesehatan. Keluarga memegang peran penting dalam pencegahan
masalah kesehatan maupun perawatan kesehatan pada anggota keluarga lainnya,
termasuk kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu,
keluarga harus memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Sebagai seorang tenaga
kesehatan, perawat harus mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada semua
anggota keluarga termasuk pada anak sekolah dan remaja dari berbagai macam
masalah atau penyakit yang umum terjadi pada usianya yakni dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan untuk membantu mereka mengenali tugas dan
perkembangan pada keluarga tahap tersebut. Asuhan keperawatan juga membantu
memandirikan keluarga dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan
yang mereka alami. Sehingga pada pengkajian asuhan keperawtan keluarga dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Sri Setyowati, 2008). Dalam konteks Keperawatan keluarga, keluarga
merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang berinteraksi dan merupakan unit
utama yang menyangkut kehidupan masyarakat. Apabila setiap keluarga sehat, akan
tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga merupakan perantara
yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan. Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat dibutuhkan peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, terutama keluarga yang memiliki
permasalahan di anggota keluarganya.
Dari uraian di atas, muncul berbagai macam permasalah kesehatan yang
disebabkan oleh multifaktor. Beberapa diantaranya adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat terutama anggota keluarga yang lain mengenai tahapan perkembangan
serta informasi untuk merawat anggota keluarga yang sakit dan tindakan preventif
terhadap faktor resiko. Oleh karena itu, peran serta keluarga dalam proses
pemeliharaan dan pencegahan terjadinya masalah kesehatan sangat diperlukan.
Dari permasalahan diatas, mahasiswa Program Profesi Ners fakultas
keperawatan Universitas Jember perlu melakukan pendidikan kesehatan serta
melakukan pelatihan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
pada desa Glagahwero Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah
yakni bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak sekolah
dan remaja yang memiliki permasalahan kesehatan di Desa Glagahwero Kecamatan
Panti Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari studi kasus ini diharapkan keluarga mampu
mengetahui, memahami, dan melakukan tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan status kesehatan pada anggota keluarga yang memiliki permasalahan
kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan penerapan asuahan keperawatan pada keluaraga kelolaan
diharapkan :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang
memiliki permasalahan kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan pada anggota keluarga yang
memiliki permasalahan kesehatan
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang memiliki permasalahan
kesehatan
d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat untuk anggota
keluarga yang memiliki permasalahan kesehatan
e. Keluarga mampu mengakses pelayanan kesehatan untuk mmeningkatkan
status kesehatan anggota keluarga yang memiliki permasalahan kesehatan

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi mahasiswa
Menambah informasi dan pegetahuan mahasiswa tentang bagaimana cara
merawat keluarga terkait dengan anggota keluarga yang memiliki permasalah
kesehatan sehingga bisa digunakan sebagai acuan dalam pengembangan keilmuan
khususnya ilmu keperawatan keluarga.
1.4.2 Bagi instritusi pendidikan
Menambah informasi dan referensi tentang keilmuaan keprawatan keluarga,
khususnya mengenai tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu kluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan yang mucul di dalam suatu keluarga sehingga
perawat diharapkan mampu meningkatkan kualitas keperawatan khususnya
keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan yang muncul dalam suatu anggota
keluarga.
1.4.3 Bagi institusi kesehatan
Sebagai masukan informasi bagi Puskesmas Panti dan Dinas kesehatan
kabupaten Jember tentang penemuan kejadian kasus kesehatan yang melanda wilayah
kerja Puskesmas Panti.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah pengetahuan
kepada masyarakat khususnya keluarga dengan masalah kesehatan sehingga anggota
keluarga yang lain dapat merawat sekaligus membantu anggota keluarga yang sakit
untuk meningkatkan status kesehatan.
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Keluarga adalah dua atau tiga
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1997). Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).
Status sehat dan sakit anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi.
Suatu penyakit dapat mempengaruhi keseluruhan keluarga dan interaksinya,
sementara itu keluarga pada giliranya memengaruhi perjalanan penyakit dan
status kesehatan anggotanya. Gambaran secara lanjut mengenai hubungan
ketergantungan antara keluarga dan status kesehatan anggotanya terdiri dari
enam tahap yang dijelaskan menggunakan lima tahap penyakit dan perawatan
medis menurut Sucman (1965) dan lima tahap siklus sehat dan sakit keluarga
menurut Doherty dan Campbell (1988)
Tahap 1 yaitu upaya keluarga dalam promosi kesehatan. Keluarga berperan
penting dalam sebuah bentuk promosi kesehatan dan penurunan risiko. Banyak
bentuk promosi kesehatan, pencegahan, dan penurunan risiko melibatkan isu
seputar gaya hidup seperti menghentikan kebiasaan merokok dan berolahraga
secara teratur. Tahap 2 yaitu penilaian keluarga terhadap gejala. Tahap ini
dimulai sejak suatu gejala individu dikenali; ditafsirkan terkait keparahan,
kemungkinan penyebab dan makna atau arti; dan dirasakan mengganggu oleh
individu yang mengalami gejala tersebut dan keluarganya. Tahap 3 yaitu mencari
perawatan. Tahap ini dimulai ketika keluarga memutuskan bahwa anggota
keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan. Individu
yang sakit dan keluarga mulai menvari pengobatan, informasi, saran, dan
validasi. Tahap 4 yaitu merujuk dan mendapatkan perawatan. Tahap ini dimulai
saat dilakukan kontrak dengan pelayanan kesehatan. Tahap 5 yaitu respon akut
klien dan keluarga terhadap penyakit. Ketika klien menerima asuhan praktis dari
praktisis kesehatan. Klien menyerahkan hak dan keputusan tertentu dan
diharapkan menerima peran sebagai pasien yang ditandai dengan ketergantungan
pada saran professional kesehatan, kemauan untuk menaati saran kesehatan dan
berupaya untuk pulih. Tahap 6 yaitu adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan.
Keluarga menjalankan sebuah peran pendukung yang penting selama periode
pemulihan dan rehabilitasi yang penting selama periode pemulihan dan
rehabilitasi klien (Friedman, 2010).

2.1.2 Ciri-ciri Struktur Keluarga


Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,2008)
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, rumah atau rumah tangga.
2.1.3 Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan
hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1. Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat.
2. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
empertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku
yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga,
timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat
dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.

Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
2.2 Kerangka Model Family Centered Nursing
Kerangka model family center nursing yang telah diaplikasikan dalam keluarga
yaitu keluarga sebagai konteks.

Klien
Individu

Keluarga

Gambar 1. Kerangka Model Keluarga sebagai Konteks


Kerangka model yang diadopsi dalam asuhan keperawatan yang diberikan
kepada keluarga adalah perawat memandang keluarga sebagai konteks. Asuhan
keperawatan yang diberikan berfokus pada keluarga yang memiliki permasalah
kesehatan. Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting bagi
Keluarga yang memiliki permasalahan kesehatan karena merupakan sumber daya
bagi keluarga untuk meningkatkan status kesehatan.
Keluarga dapat dilibatkan dalam pemberian intervensi. Dalam suatu waktu
perawat dapat mengkaji keluarga sebagai bagian dari sitem pendukung sosial klien,
tetapi hanya sedikit melibatkan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan klien.
Dalam waktu yang lain perawat juga dapat lebih banyak melibatkan keluarga dalam
perawatan klien (Friedman, 2010). Keluarga menyediakan sumber daya penting
dalam memberikan layanan kesehatan yang efektif bagi masyarakat. Keluarga
merupakan sumber daya penting dalam pemberian layanan kesehatan, baik bagi
individu maupun keluarga. Saat perawatan difokuskan kepada keluarga, efektifitas
perawatan terbukti meningkat.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat berperan
penting dalam proses pemulihan dan penyesuaian kembali anggota keluarga yang
sakit. Oleh karena itu, peran keluarga dalam proses pemeliharaan dan pencegahan
terjadinya serangan ulang sangat diperlukan. Untuk membantu keluarga mengenal
dan mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, diperlukan
suatu pengetahuan yang nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tindakan sehingga anggota keluarga yang sehat dapat membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pada anggota keluarga yang sakit.
Berikut bagan model family center nursing yang sudah diaplikasikan pada keluarga
kelolaan

Intervensi keperawatan terkait


Masalah kesehatan pada Penyakit Tugas Keluarga dalam
keluarga Bidang Kesehatan
1. Anggota Keluarga yang 1. Mampu mengenal
masalah
sakit mengeluhkan gejala- Anggota
Keluarga yang 2. Memutuskan
gejala penyakit sakit masalah terakait
kesehatanya
3. Merawat anggota
keluarga yang sakit
Upaya yang dilakukan oleh 4. Memodifikasi
anggota keluarga lingkungan terkait
penyakit yang
1. Keluarga hanya dialaminya
mengupayakan mengakses 5. Memamanfaatkan
pelayanan kesehatan ketika fasilitas kesehatan
penyakit sudah kambuh
2. Keluarga memberikan
perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit ketika
penyakitnya kambuh

Gambar 2.1 kerangka model family center nursing pada keluarga kelolaan
BAB 3. TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus Kelolaan


a. Keluarga Pertama

Keluarga kelolaan pertama adalah keluarga Bpk.A yang berlokasi di


Padukuhan Plalangan RT 1 RW 2 Desa Glagahwero Kecamatan Panti Jember.
Keluarga Bpk.A merupakan tipe keluarga Extended Family dengan anggota keluarga
Ibu. R yang sedang hamil 6 bulan, An.R yang mengalami maselah kesehatan karies
gigi, Ibu.G yang mengalami hipertensi, An.N dan An.I. Hasil pengkajian
menyebutkan bahwa keluarga kurang mampu melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarganya. Keluarga belum mampu mencegah atau menghindari perilaku
beresiko sehingga muncullah berbagai masalah kesehatan seperti karies gigi,
hipertensi, dan gastritis.

b. Keluarga Kedua

Keluarga kelolaan kedua adalah keluarga Bpk.T yang berlokasi di Padukuhan


Plalangan RT 2 RW 2 Desa Glagahwero Kecamatan Panti Jember. Keluarga Bpk.T
merupakan keluarga nuclear family dengan anggota keluarga Ibu.A yang mengalami
obesitas, An.R yang mengalami gizi kurang, dan An.r yang masih balita. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa keluarga masih belum mampu melakukan
manajemen kesehatan dalam keluarganya. Keluarga belum mampu melakukan
pencegahan dan penanganan pada gizi kurang yang dialami anaknya dan obesitas
yang terjadi pada Ibu A.

c. Keluarga Ketiga

Keluarga kelolaan ketiga adalah keluarga Bpk.S yang berlokasi di Padukuhan


Plalangan RT 1 RW 2 Desa Glagahwero Kecamatan Panti Jember. Keluarga Bpk.S
merupakan keluarga nuclear family dengan anggota keluarga Ibu.U, An.S yang
mengalami dismenorea setiap bulannya, An.Sy, dan An.I. Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa keluarga masih belum mampu melakukan manajemen kesehatan
dalam keluarganya. Keluarga belum mampu melakukan pencegahan dan penanganan
pada gizi kurang yang dialami anaknya dan obesitas yang terjadi pada Ibu A.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian pada


keluarga, yakni:

Keluarga binaan 1

1. Kerusakan gigi
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan keluarga

Keluarga binaan 2:

1. Ketidakefektifan dinamika makan anak


2. Obesitas
3. Ketidakefektifan menenjemen kesehatan keluarga

Keluarga binaan 3:

1. Perilaku cenderung beresiko


2. Kesiapan meningkatkan menejen kesehatan keluarga

3.3 Intervensi

Adapaun intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan NIC dan


disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keluarga, yakni:

Keluarga binaan 1

1. Kerusakan gigi : Pemeliharaan kesehatan Mulut, Menejemn Nutrisi,


Pendidikan Kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko : Pengajaran Proses Penyakit,
Fasilitasi Pembelajaran, Pendidikan Kesehatan, Modifikasi Perilaku, Bantuan
penghentian rokok
3. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan keluarga : Pendidikan
Kesehatan, Bantuan modifikasi diri.

Keluarga binaan 2:

1. Ketidakefektifan dinamika makan anak : konseling nutrisi, menejemen nutrisi


2. Obesitas :Pengajaran persiapan diet, manajemen berat badan
3. Ketidakefektifan menenjemen kesehatan keluarga : pendidikan kesehatan,
bantuan modifikasi diri

Keluarga binaan 3:

1. Perilaku cenderung beresiko: Pengajaran Proses Penyakit, Fasilitasi


Pembelajaran, Pendidikan Kesehatan, Modifikasi Perilaku, Bantuan
penghentian rokok
2. Kesiapan meningkatkan menejen kesehatan keluarga : Pendidikan Kesehatan,
Bantuan modifikasi diri.

3.4 Implementasi

Implementasi asuhan keperawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan


yang sudah dibuat, yaitu:

Keluarga 1 Keluarga 2 Keluarga 3


Pemeliharaan Konseling nutrisi (5246) Modifikasi perilaku
Kesehatan Mulut 1. Membina hubungan (4360)
1. Melakukan perawatan terapeutik berdasarkan 1. Menentukan motivasi
mulut secara rutin rasa percaya dan pasien terhadap
2. Melakukan saling menghormati perlunya perubahan
monitoring gigi yang 2. Mengkaji asupan perilaku
meliputi warna, makanan dan 2. Mendukung mengganti
kebersihan dan ada kebiasaan makan kebiasan yang tidak
tidaknya debris pasien diingankan menjadi
3. Menginstruksikan dan 3. Memfasilitasi untuk kebiasaan yang
bantu anak untuk mengidentifikasi diinginkan
membersihkan mulut perilaku makan yang 3. Mengenalkan pasien
setelah makan dan harus diubah pada orang atau
sesering mungkin, 4. Memberikan informasi kelompok yang telah
sesuai dengan sesuai kebutuhan berhasil melewati
kebutuhan mengenai perlunya pengalaman yang sama
4. Menginstruksikan modifikasi diet bagi 4. Mendukung pasien
anak untuk menyikat kesehatan, penurunan memeriksa perilakunya
gigi, gusi dan lidah berat badan, sendiri
5. Menyusun jadwal pembatasan garam, 5. Memilah-milah
keteraturan pengurangan perilaku menjadi
menggosok gigi kolesterol bagian bagian kecil
Manajemen Nutrisi 5. Memasang materi untuk dirubah menjadi
1. Menentukan status gizi penuntun makanan unit perilaku yang
anak dan kemampuan yang menarik (misal terukur (berhenti
untuk memenuhi piramida makanan) merokok, mencuci
kebutuhan gizi 6. Mendiskusikan tangan sebelum
2. Menawarkan makanan pengetahuan pasien makan)
ringan yang padat gizi mengenai empat 6. Mendukung pasien
3. Melakukan atau bantu makanan dasar, untuk berpartisipasi
anak terkait dengan termasuk juga persepsi dalam menyeleksi
perawatan mulut tentang perlunya penguatan yang
sebelum makan modifikasi diet memiliki arti
4. Mengatur diet yang 7. Mendiskusikan Bantuan Penghentian
diperlukan (yaitu : kebutuhan nutrisi dan Merokok
menyediakan makanan persepsi pasien Perawat melakukan
tinggi kalori tinggi mengenai diet yang rencana kegiatan:
protein, menambah direkomendasikan 1. Mencatat status
vitamin, mineral dan 8. Mendiskusiakn merokok saat ini dan
suplemen) makanan yang disukai riwayat merokok
dan tidak 2. Menentukan kesiapan
9. Mengkaji ulang bapak untuk berhenti
pengukuran tekanan merokok
darah, penambahan 3. Memantau kesiapan
atau penurunan berat bapak untuk berhenti
badan sesuai merokok
kebutuhan 4. Memberikan saran
10. Mengevaluasi yang konsisten dan
kemjuan tujuan jelas untuk berhenti
modifikasi diet dalam merokok
interval yang teratur 5. Membantu bapak
Manajemen Nutrisi untuk mengembangkan
1. Menentukan status gizi rencana berhenti
anak dan kemampuan merokok
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. menawarkan makanan
ringan yang padat gizi
3. Melakukan atau bantu
anak terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan
4. Menciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi makan
5. Memastikan makanan
yang disajikan dengan
cara yang menarik dan
pada suhu yang paling
cocok untuk konsumsi
secara optimal
6. Melakukan monitoring
kecenderungan
penurunan berat badan
atau kenaikan
7. Mengatur diet yang
diperlukan (yaitu :
menyediakan makanan
tinggi kalori tinggi
protein, menambah
vitamin, mineral dan
suplemen)
Pengajaran:Proses Pengajaran: Manajemen Sindrom
Penyakit (5602) peresepan Pre Menstruasi (PMS)
1. Mengkaji tingkat diet(5614) 1. menginstruksikan
pengetahuan klien 1. menkaji tingkat individu untuk
terkait dengan proses pengetahuan pasien mengidentifikasi
penyakit yang mengenai diet yang prospektif dari
spesifik. disarankan gejala utama
2. menjelaskan 2. mengkaji pola makan pramenstruasi (misal
patofisiologi penyakit pasien saat ini dan kembung,kram,mud
dan bagaimana sebelumnya, ah marah),
hubungannya dengan termasuk makanan penggunaan check
anatomi dan fisiologi yang disukai dan list kalender
sesuai dengan pola makan saat ini. prospektif atau buku
kebutuhan 3. mengajarkan pasien log mengenai gejala,
3. mereview untuk membuat diary dan pencatatan
pengetahuan klien makanan yang waktu serta tingkat
tentang kondisinya dikonsumsi keparahan setiap
4. menjelaskan tanda 4. mendinstruksikan gejala
gejala yang umum pasien untuk 2. melakukan
dari penyakit, sesuai menghindari kolaborasi dengan
kebutuhan makanan yang pasien untuk
5. mengekplorasi apakah dipantang dan memprioritaskan
klien sudah mengonsummsi gejala yang paling
melakukan makanan yang bermasalah
manajemen gejala diperbolehkan 3. memberikan
6. mendiskusikan 5. membantu pasien informasi mengenai
perubahan gaya hidup memilih makanna langkah-langkah
yang mungkin kesukaan yang sesuai perawatan diri yang
diperlukan untuk dengan diet yang spesifik pada gejala
mencegah komplikasi disarankan (misalnya olahraga
dimasa mendatang 6. Menginstruksian dan suplemen
7. Mendiskusikan pasien untuk kalsium)
pilihan merencanakan diet 4. Monitor perubahan
terapi/penanganan yang sesuai terkait gejala
8. Mengedukasi klien 7. menyediakan contoh Pendidikan Kesehatan
mengenai tindakan menu makanan yang 1. Membantu individu,
untuk mengontrol sesuai keluarga dan
gejala sesuai masyarakat untuk
kebutuhan Manajemen berat memperjelas
Modifikasi perilaku badan (1260) keyakinan dan nilai –
(4360) 1. mendiskusikan nilai kesehatan.
7. menenentukan dengan pasien 2. Menekankan manfaat
motivasi pasien mengenai hubungan kesehatan positif yang
terhadap perlunya anatara asupan langsung atau jangka
perubahan perilaku makanan, olahraga, pendek.
8. mendukung mengganti peningkatan berat 3. Manfaatkan sistem
kebiasan yang tidak badan, dan dukungan sosial dan
diingankan menjadi penurunan berat keluarga untuk
kebiasaan yang badan meningkatkan
diinginkan 2. Diskusikan dengan efektivitas gaya hidup
9. Kenalkan pasien pada pasien mengenai atau modifikasi
orang atau kelompok kebiasaan, budaya, perilaku kesehatan
yang telah berhasil dan faktor herediter 4. menekankan
melewati pengalaman yang mungkin pentingnya pola
yang sama mempengaruhi berat makan yang sehat,
10. Dukung pasien badan tidur, berolahraga dan
memeriksa perilakunya 3. Diskusikan risiko lain-lain bagi
sendiri yang mungkin individu, keluarga dan
11. Memilah-milah muncul jika terdapat kelompok.
perilaku menjadi kelebihan berat
bagian bagian kecil badan atau berat
untuk dirubah menjadi badan kurang
unit perilaku yang 4. menkaji motivasi
terukur (berhenti pasien untuk
merokok, mengurangi merubah pola
jumlah takaran garam makannya
pda masakan, 5. menhitung berat
mengurangi makan badan ideal pasien
permen) 6. Bersama dnegan
12. mendukung pasien membuat
pasien untuk metode yang tepatt
berpartisipasi dalam untuk mencatat
menyeleksi penguatan asupan makanan
yang memiliki arti harian, waktu
Bantuan Penghentian olahraga, dan atau
Merokok perubahan berat
6. mencatat status badan
merokok saat ini dan 7. Membantu pasien
riwayat merokok membuat
7. menentukan kesiapan perencanaan makan
bapak untuk berhenti yang seimbang dan
merokok konsisiten dengan
8. memantau kesiapan jumlah energi yang
bapak untuk berhenti dibutuhkan setiap
merokok harinya
9. memberikan saran
yang konsisten dan
jelas untuk berhenti
merokok
10. membantu bapak
untuk mengembangkan
rencana berhenti
merokok

Pendidikan Kesehatan Pendidikan Kesehatan


5. Bantu individu, 9. Bantu individu,
keluarga dan keluarga dan
masyarakat untuk masyarakat untuk
memperjelas memperjelas
keyakinan dan nilai – keyakinan dan nilai –
nilai kesehatan. nilai kesehatan.
6. Tekankan manfaat 10. Tekankan manfaat
kesehatan positif yang kesehatan positif yang
langsung atau jangka langsung atau jangka
pendek. pendek.
7. Manfaatkan sistem 11. Manfaatkan sistem
dukungan sosial dan dukungan sosial dan
keluarga untuk keluarga untuk
meningkatkan meningkatkan
efektivitas gaya hidup efektivitas gaya hidup
atau modifikasi atau modifikasi
perilaku kesehatan perilaku kesehatan
8. Tekankan pentingnya 12. Tekankan pentingnya
pola makan yang pola makan yang
sehat, tidur, sehat, tidur,
berolahraga dan lain- berolahraga dan lain-
lain bagi individu, lain bagi individu,
keluarga dan keluarga dan
kelompok. kelompok.
Bantuan Modifikasi
Diri Bantuan Modifikasi
1. membantu keluarga Diri
untuk 3. Membantu keluarga
mengidentifikasi untuk
tujuan spesifik untuk mengidentifikasi
berubah tujuan spesifik untuk
2. memuji tingkat berubah
pengetahuan keluarga 4. Memuji tingkat
saat ini sehubungan pengetahuan keluarga
dengan keinginan saat ini sehubungan
untuk berubah dengan keinginan
untuk berubah
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga binaan baik pengkajian tahap I atau
tahap II menggunakan model Friedman (2003) dan Bailon, Maglaya (1997). Pada
pengkajian tahap I mengkaji tentang data umum keluarga, riwayat perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur, fungsi, stressor, pemeriksaan fisik dan harapan
keluarga. Sedangkan pada pengkajian tahap II mengkaji ketidakmampuan keluarga
dalam melaksanakan perawatan kesehatan yang didapatkan dari kemampuan keluarga
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yakni, mengenal masalah, memutuskan,
merawat, memodifikasi dan mengakses fasilitas kesehatan.
Mahasiswa melakukan pengkajian pada keluarga binaan dengan menggunakan
sistem wawancara. Pertanyaan dalam wawancara dimodifikasi sedemikian rupa
sesuai dengan format keluarga yang sudah ada. Sebelum melakukan pengkajian
mahasiswa melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya dengan
keluarga binaan sehingga keluarga mau mengutarakan dan menceritakan hal yang
sebenarnya terjadi pada keluarga tersebut.
Terdapat beberapa keluarga yang memilki masalah kesehatan dan harus segera
di intervensi oleh tenaga kesehatan dan didukung oleh anggota keluarganya. Salah
satunya adalah pada keluarga kelolaan 1 yakni keluarga Bpk.A. Anggota keluarga
memiliki masalah kesehatan kerusakan gigi pada An. A, hipertensi pada Ibu G, dan
Gastritis pada Bpk.A. An.A sekarang berumur 8 tahun dan mengalami karies gigi.
Hal ini sesuai dengan hasil RISKESDAS tahun 2007 dan 2013 yang menyebutkan
bahwa kelompok usia 5-9 tahun merupakan kelompok usia terbanyak ketiga yang
mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Kelompok usia 5-9 tahun juga
mengalami peningkatan masalah kesehatan gigi dan mulut dari 21,6% menjadi
28,9%. Tingginya prevalensi karies disebabkan kurangnya kebiasaan menjaga
kebersihan rongga mulut, sehingga menyebabkan mikroorganisme flora normal mulut
mengalami peningkatan (Ambarawati, 2016). Ibu R mengatakan An.A agak susah
jika disuruh menggosok gigi, An.A mengatakan agak malas menggosok gigi di waktu
malam sebelum tidur, dan An.A sering memakan permen. Pada usia tersebut anak-
anak menyukai makanan manis seperti permen, cake, dan milkshake. Makanan manis
ini jika masuk ke dalam mulut dan bertemu dengan bakteri akan bersifat asam dan
apabila tidak dibersihkan secara tepat akan merusak gigi dan menyebabkan karies.
Ibu R mengatakan An.A jarang periksa ke dokter gigi. An.A hanya datang ke dokter
gigi apabila terdapat gigi yang sakit atau perlu dicabut. Antrian yang panjang
membuat Ibu R enggan membawa An.A periksa gigi di puskesmas.
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Bpk.A dalam mengenal permasalahan
kesehatan terkait kerusakan gigi, hipertensi, dan gastritis menyebabkan keluarga tidak
mengetahui cara untuk merawat anggota keluarga yang sakit.
Masalah kesehatan pada keluarga Bpk.T meliputi An.R mengalami gizi kurang
dengan IMT 13,2 dan Ibu A yang mengalami Obesitas. Dari hasil pengkajian yang
sudah dilakukan pada An. R ditemukan data-data sebagai berikut yaitu Ibu.A
mengatakan An.R tidak menyukai sayur, An. R sering memakan mie instan, BB An.R
23,5kg dengan IMT 13,2 dengan TB 143 cm.
Ibu A yang berusia 42 tahun mengalami obesitas dengan IMT 43,75. Hal ini
sesuai dengan hasil RISKESDAS 2007-2018 dimana terjadi peningkatan proporsi
obesitas pada orang dewasa yang berumur > 18 tahun dari 10,5% naik menjadi 14,8%
dan akhirnya menjadi 21,8%. Naiknya proporsi obesitas ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor yakni usia, pengetahuan tentang status gizi, aktivitas fisik dan riwayat obesitas
(Faridi, 2016). Ibu A mengatakan tidak mengetahui cara pengaturan makan yang
benar, Ibu A juga melakukan aktivitas selayaknya ibu rumah tangga pada biasanya
seperti menyapu, mengepel, mencuci baju dan piring, dan membereskan rumah.
Sehingga Ibu A merasa itu saja sudah cukup membuat Ibu A capek dan berkeringat
tanpa melakukan olahraga. Ibu A tidak memiliki riwayat obesitas dari keluarga-
keluarga sebelumnya, sehingga hal ini murni karena gaya hidup kurang gerak dan
kurangnya pengetahuan tentang status gizi.
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Bpk.T dalam mengenal dan menangani
permasalahan kesehatan terkait gizi kurang dan obesitas menyebabkan keluarga tidak
mengetahui cara untuk merawat anggota keluarga.
Masalah kesehatan pada keluarga Bpk.S meliputi An.S mengalami dismenorea
setiap bulannya. Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan pada An. S ditemukan
data-data sebagai berikut yaitu An.S mengatakan sering merasakan nyeri pada perut
bagian bawahnya selama menstruasi. Masalah yang muncul saat menstruasi seperti
dismenorea merupakan masalah yang sering dialami remaja putri. Meskipun
demikian remaja jarang mencari pertolongan ke tenaga kesehatan, pada umumnya
teman perempuan dan orangtua menjadi tempat mencari nasehat (Lestari, 2010). Pada
saat dismenorea An.S hanya membiarkan saja dan beristirahat sampai rasa sakit
diperutnya berkurang. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari
(2010) yang menyebutkan bahwa 82% remaja putri hanya membiarkan saja saat
nyeri haid itu timbul. Hal ini terjadinya karena kurangnya pengetahuan remaja terkait
penanganan dismenorea. Ketersediaan informasi mengenai menstruasi dan
permasalahannya, khususnya dismenorea merupakan hal yang penting untuk
perkembangan pelayanan kesehatan remaja.
Kurangnya pengetahuan pada keluarga Bpk.S dalam mengenal dan menangani
permasalahan kesehatan terkait dismenorea dan merokok menyebabkan keluarga
tidak mengetahui cara untuk merawat anggota keluarga.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang diangkat pada keluarga Bpk.A yaitu :
1. Kerusakan gigi berhubungan dengan kurangnya higiene oral An.A ditandai
dengan Ibu R mengatakan An.A agak susah jika disuruh menggosok gigi,
An.A mengatakan malas menggosok gigi di malam hari sebelum tidur, sering
memakan permen, dan jarang periksa ke dokter gigi, Gigi An.A mengalami
karies, gig tampak kotor kehitaman, ompong, dan goyang.
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan keinginan
untuk meningkatkan kesehatan yang ditandai dengan Ibu. G mengatakan ingin
mempelajari bagaimana caranya supaya tekanan darahnya tetap stabil, Bpk. A
mengatakan ingin mengetahui bagaimana dan apa saja menu yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi oleh seseorang dengan gastritis, Ibu. R mengatakan
ingin mengurangi rasa kram perut dan linu pada pinggangnya, Ny. G
menyampaikan keinginan untuk menangani penyakit dengan semangat dan
terbuka tentang kebiasannya sehari-hari, Bpk. A menyampaikan keinginan
untuk segera sembuh dan bekerja lagi seperti semula , Ny. R menyampaikan
keinginan untuk mengatasi semua gejala yang dirasakan saat kehamilan
3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurangnya
pemahaman terkait hipertensi ditandai dengan Bpk.A mengtakan memiliki
kebiasaan meroko, minum kopi, begadang, dan menunda makan. An.A
mengatakan suka makan permen. Ny.G suka makanan asin, Bpk.A tampak
lemas, pucat dan berkeringat, gigi An.A mengalami karies gigi, TD Bpk.A
150/100, TD Ny.G 160/90

Diagnosa yang diangkat pada keluarga Bpk.T yaitu :


1. Ketidakefektifan dinamika makan anak berhubungan dengan parental tidak
mampu mendukung pola makan sehat ditandai dengan Ibu. A mengatakan
An.R agak susah makan sayur, Ibu. A mengatakan nafsu makan An.R baik,
makannya 3x sehari tapi badannya tetap kurus, Ibu A mengatakan An.R sering
memakan mie instan, IMT An.R dalam kategori kurang.
2. Obesitas berhubungan dengan ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan
ditandai dengan Ibu mengatakan berat badannya mulai naik sejak kelahiran
anak kedua, Ibu mengatakan jarang menimbang berat badan, Ibu mengatakan
makan 3x sehari dengan porsi besar, Ibu mengatakan jarang berolahraga, BB
Ibu A 105kg, TB Ibu A 155cm, IMT Ibu A 43,75 Obesitas, Bentuk badan Ibu
A Gemuk
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan ditandai dengan Ibu mengatakan bingung kenapa
anaknya kurus padahal makannya 3xsehari, Ibu mengatakan bingung cara
memulai untuk diet, Ibu mengatakan aktivitasnya selayaknya ibu rumah
tangga yang memasak, membersihkan rumah, dan mencuci, Ibu tampak
bingung ketika ditanya terkait perbedaan status gizi anaknya dan dirinya, Ibu
kaget ketika mengetahui berat badannya melebihi 100kg.

Diagnosa yang diangkat pada keluarga Bpk.S yaitu :


1. Perilaku cenderung beresiko berhubungan dengan kurang pemahaman
ditandai dengan Ibu U mengatakan Bpk.A merupakan seorang perokok,
Bpk.A mengungkapkan sudah merokok lebih dari 10 tahun, An.I mengatakan
jarang mencuci tangan
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga ditandai dengan An.S
mengungkapkan keinginan untuk menangani nyeri haid yang dirasakan setiap
bulan.

4.3 Perencanaan
Intervensi atau perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan
tindakan yang sudah ditentukan oleh perawat dan didiskusikan bersama keluarga
untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
sudah teridentifikasi dapat diselesaikan (Susanto, 2012).
Perencanaan keperawatan yang diambil menyesuaikan dengan diagnosa.
Perencanaan keperawatan mengacu pada standart dan kriteria yakni menggunakan
lima tugas kesehatan keluarga yang mencakup keluarga mengenal masalah,
memutuskan untuk merawat, merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan. Perencanaan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
mengacu pada NIC yaitu:
Keluarga Bpk.A
1. Kerusakan gigi pada anggota keluarga Bpk.A khususnya pada An.A
a. Bantu anak mengenal struktur gigi, masalah kerusakan gigi dan manfaat
menggosok gigi
b. Bantu anak mengetahui cara menggosok gigi dengan benar
c. Ajarkan anak membuat dan mengisi jadwal gosok gigi harian
d. Anjurkan keluarga memeriksakan kesehatan gigi anak minimal 6 bulan sekali
e. Ajarkan anak tentang perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada anggota keluarga Bpk. A
khususnya pada Bpk.A, Ibu R dan Ibu. G
d. Bantu keluarga mengenali masalah kesehatan
e. Ajarkan keluarga untuk dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit
f.Bantu keluarga untuk menyusun menu diet nutrisi seimbang untuk hipertensi,
ibu hamil, dan gastritris
g. Anjurkan keluarga untuk melakukan aktivitas fisik (Senam hipertensi)
3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada anggota keluarga Bpk.A khususnya
pada Bpk.A dan Ibu.G
a. Jelaskan bahaya penggunaan rokok
b. Jelaskan pentingnya tindakan menjauhi perilaku berisiko
c. Kaji kemampuan untuk mengurangi dan berhenti merokok
d. Kaji ketiadaan penghalang untuk bertindak menjauhi perilaku berisiko

Keluarga Bpk.T
1. Ketidakefektifan dinamika makan anak pada An.R
a. Kajiasupan makanan dan kebiasaan makan anak
b. Berikaninformasi sesuai kebutuhan mengenai perlunya modifikasi diet bagi
kesehatan
c. Ajarkan Ibu untuk membuat camilan sehat
d. Evaluasi berat badan, tinggi badan dan status nutrisi
2. Obesitas pada Ibu A
a. Kaji asupan makanan dan kebiasaan makan ibu
b. Tentukan statusgizi ibu dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi
c. Verikan informasi sesuai kebutuhan mengenai perlunya modifikasi diet bagi
kesehatan
d. Ajarkan Ibu untuk membuat camilan sehat
e. Evaluasi berat badan, tinggi badan dan status nutrisi
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
a. Kaji pola makan keluarga saat ini dan sebelumnya, termasuk makanan yang
disukai dan pola makan saat ini.
b. Ajarkan keluarga untuk membuat diary makanan yang dikonsumsi
c. Instruksikan keluarga untuk menghindari makanan yang dipantang dan
mengonsummsi makanan yang diperbolehkan
d. Bantu keluarga memilih makanan kesukaan yang sesuai dengan diet yang
disarankan
e. Ajarkan ibu untuk membuat camilan sehat untuk diet
f. Anjurkan ibu melakukan aktivitas fisik (senam aerobik)

Keluarga Bpk.S
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko Bp. S
a. Jelaskan bahaya penggunaan rokok
b. Jelaskan pentingnya tindakan menjauhi perilaku berisiko
c. Kaji kemampuan untuk mengurangi dan berhenti merokok
d. Kaji ketiadaan penghalang untuk bertindak menjauhi perilaku berisiko
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan keluarga
a. Bantu keluarga mengenali masalah kesehatan
b. Ajarkan An.S tentang fisiologi kesehatan reproduksi, proses terjadinya
dismenorea, tanda gejala, dan pencegahnnya.
c. Bantu An.S untuk melakukan penanganan sederhana terhadap dismenorea
dengan kompres hangat
d. Bantu An.S untuk melakukan penanganan sederhana terhadap dismenorea
dengan senam

4.4 Implementasi
Pelaksanaan intervensi yang sudah ditetapkan pada Bpk.A dengan masalah
kerusakan gigi, gastrittis dan hipertensi ialah melakukan pemahaman terhadap dengan
menjelaskan konsep dasar penyakit kepada keluarga Bpk.A Pengetahuan yang
diberikan melalui pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman keluarga
tentang konsep penyakit yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam merawat
anggota keluarga. Kemudian keluarga diberikan penjelasan terkait dengan
pengambilan keputusan dengan cara menjelaskan mengenai penyebab dan bagaimana
cara mencegah penyebab tersebut. Tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan
menjelaskan mengenai manfaat dan demonstrasi cara menggosok gigi dengan benar
untuk membantu mencegah terjadinya kerusakan gigi yang lebih parah, senam
hipertensi untuk menurunkan tekanan darah Ibu G, dan Pendidikan kesehatan
mengenai diet nutrisi untuk gastritis pada Bpk.A.
Pelaksanaan intervensi yang sudah ditetapkan pada keluarga Bpk.T dengan
masalah gizi kurang, dan obesitas adalah melakukan pemahaman terhadap masalah
dengan menjelaskan konsep dasar penyakit kepada keluarga Bpk.T. Pengetahuan
yang diberikan melalui pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman
keluarga tentang konsep penyakit yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam
merawat anggota keluarga. Setelah keluarga mengerti tentang konsep umum
penyakit, keluarga diberikan penjelasan terkait dengan pengambilan keputusan
dengan cara menjelaskan mengenai penyebab dan bagaimana cara mencegah
penyebab tersebut. Tindakan spesifik yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan
mengenai nutrisi untuk anak sekolah, isi piringku, dan demonstrasi cara membuat
camilan sehat berupa puding jagung dan bubur kacang ijo untuk membantu mengatasi
kekurangan gizi pada An.R dan menjelaskan mengenai obesitas, mengajrkan
mengukur IMT, mengajarkan diet rendah lemak rendah kalori untuk orang dengan
obesitas dan melakukan demonstrasi pembuatan camilan sehat berupa salad buah.
Pelaksanaan intervensi yang sudah ditetapkan pada keluarga Bpk.S dengan
masalah merokok dan dismenorea adalah melakukan pemahaman terhadap maslah
dengan menjelaskan konsep dasar penyakit kepada keluarga Bpk.S. Pengetahuan
yang diberikan melalui pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pemahaman
keluarga tentang konsep penyakit yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam
merawat anggota keluarga. Setelah keluarga mengerti tentang konsep umum
penyakit, keluarga diberikan penjelasan terkait dengan pengambilan keputusan
dengan cara menjelaskan mengenai penyebab dan bagaimana cara mencegah
penyebab tersebut. Tindakan spesifik yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan
mengenai dampak merokok, cara mengurangi dan berhenti merokok pada Bpk.S.
Pada An.S menjelaskan anatomi fisiologi sistem reproduksi, dismenorea (tanda
gejala, penyebab, pencegahan), demonstrasi cara penanganan dismenorea dengan
kompres hangat dan senam.

4.5 Evaluasi
Setiap tindakan yang dilakukan harus dilkukan evaluasi. Evaluasi keperawatan
adalh langkah terakhir yakni dengan menilai hasil asuhankeperawatan yang telah
dilakukan dan membandingkan hasil yang dicapai dengan indikator yang ditetapkan.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional (Yuni, 2008).
Secara umum evaluasi dari tindakan-tindakan yang sudah dilakukan oleh
mahasiswa adalah keluarga mampu melakukan kembali tindakan atau perilaku yang
diajarkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada keluarga Bpk.A, An.A
mengalami peningkatan pengetahuan mengenai struktur gigi, masalah kesehatan gigi,
dan PHBS. An.A mampu mempraktekkan dan menerapkan cara menggosok gigi
dengan benar. An. A selalu mengisi jadwal harian gosok giginya dengan pengawasan
keluarga. Bpk.A mengalami peningkatan pengetahuan mengenai gastritis, cara
pengaturan makan untuk pasien gastritis, cara mengelola stres, dan Bpk.A berhasil
berhenti merokok. Ibu G peningkatan pengetahuan tentang hipertensi itu sendiri, diet
untuk hipertensi, dan mengalami penurunan tekanan darah setelah melakukan diet
disertai melakukan aktivitas fisik berupa senam hipertensi. Tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan dapat dicapai keluarga. Hal ini dapat ditunjukkan dengan bukti
bahwa keluarga Bpk.A sudah masuk dalam mandiri 4 yang sebelumnya mandiri 3
tanpa melakukan pencegahan, sekarang keluarga Bpk.A mampu menerima kesehatan
dan menerima pelayanan kesehatan yang akan diberikan, keluarga tahu dan dapat
menungkapkan masalah secara benar, melakukan perawatan sederhana yang
dianjurkan, melaksanakan tindakan pencegahan, dan melakukan upaya promotif
secara aktif untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.
Pada Keluarga Bpk.T, An.R mengalami kenaikan berat badan meskipun tidak
terlalu signifikan yakni dari 23,5kg menjadi 25 kg. An.R juga sudah mulai
mengurangi kebiasaan mengonsumsi mie instan dan menyukai makanan olahan berisi
sayur yang dibuat oleh Ibu A. Ibu A mengalami penuruan berat badan 3kg dengan
melakukan diet dan aktivitas fisik berupa senam aerobik. Keluarga Bpk.T awalnya
adalah keluarga mandiri 2 menjadi keluarga mandiri 3, dimana keluarga mampu
menerima petugas perawatan kesehatan, menerima pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, keluarga tahu dan dapat menungkapkan masalah secara benar, melakukan
perawatan sederhana yang dianjurkan, memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
secara aktif, melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
Pada Keluarga Bpk. S, An.S mengalami peningkatan pengetahuan tentang proses
mentruasi, dan mampu mempraktekkan cara untuk mengatasi dismenorea dengan
kompres hangat dan senam. Keluarga Bpk.S sudah masuk dalam mandiri 3 yang
awalnya dari keluaraga mandiri 2, dimana keluarga mampu menerima petugas
perawatan kesehatan, menerima pelayanan kesehatan yang akan diberikan, keluarga
tahu dan dapat menungkapkan masalah secara benar, melakukan perawatan sederhana
yang dianjurkan, memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan secara aktif,
melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif. Metode penilaian evaluasi
dilakukan secara observasi langsung pada keluarga yaitu dengan mengamati secara
langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga, wawancara keluarga yang berkaitan
dengan perubahan sikap dan menjalankan anjuran yang sudah diberikan oleh
mahasiswa (Yuni, 2008).
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
individu dalam satu rumah yang ememiliki peran setiap masing-masingnya yang
harus dijalankan. Keluarga memiliki beberapa tahap perkembangan. Keluarga
yang dibahas pada laporan ini adalah kelaurga yang memiliki masalah kesehatan
gizi kurus. Keluarga memiliki permasalah yang harus diberikan tindakan seperti
pengenalan masalah, modifikasi lingkungan, pengambilan keputusan, perawatan
anggota keluarga yang sakit serta rujukan terhadap layanan kesehatan sehingga
dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan mahasiswa
sehingga dapat memberikan dasar dalam asuhan keperawatan keluarga.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Permasalahan kesehatan dalam setiap keluarga bersifat unik sehingga
dibutuhkan banyak materi dan referensi dari institusi pendidikan untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.
5.2.3 Bagi Institusi Pelayanan
Laporan ini dapat menambah informasi dan data tentang keluarga dengan
masalah kesehatan. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya di keluarga
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta promosi kesehatan
untuk membantu keluarga lebih mandiri dalam peningkatan status kesehatan.
5.2.4 Bagi Masyarakat
Sasaran keluarga pada laporan ini adalah keluarga dengan anak usia sekolah
dan remaja dengan masalah karies gigi. Diharapkan keluarga sebagai satu
kesatuan mampu melakukan 5 tugas kesehatan keluarga untuk membantu
meningkatkan status kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process.
Philiphines: UP College on Nursing Diliman

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2017. Nursing


Outcomes Classification (NOC). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochteman, C. M. Wagner. 2017. Nursing


Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family Nursing: Research
Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.

Friedman, Marlin M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta:


EGC.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G.2010. Family Nursing: Research
Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.

KEMENKES RI. 2014. Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Infodatin Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

KEMENKES RI. 2008. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta : Kementerian


Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Ambarawati. 2016. Gambaran Karies Gigi Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri29
Dangin Putri Denpasar. Bali: Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.

Faridi, A dan Hidayati W. 2016. Analisis Faktor Risisko Kejadian Obesitas Sentral
Pada Ibu Rumah Tangga di Perumahan Griya Labuan Asri Desa Sukamaju
Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Banten Tahun 2016. Banten:
Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UHAMKA.

Lestari, H., Metusala, J., dan Suryanta, D Y. 2010. Gambaran Dismenorea Pada
Remaja Putri Sekolah Menengah Pertama di Manado. Manado: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK UNSRAT/RSU.Prof. dr. R.D. Kandao Manado.

Nanda Internasional 2018. Nanda-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2018-2020. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu.


Setyowati. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan apilkasi kasus; editor
Handoko Riwidikdo, Skp dkk- Jogjakarta : Mitra cendikia

Susanto. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga. jakarta: CV Trans info medika.

Yuni. 2008. Pelaksanaan dan Evaluasi keperawatan keluarga. [serial online]: diakses
pada 30 Desember 2019
LAMPIRAN
Lampiran 1. Askep keluarga 1

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Menurut Susanto (2012: 100)

A. Pengkajian
Tanggal :
2. Data Umum
b. Nama Kepala Keluarga(KK) : Bpk. A
c. Usia : 32 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Alamat : Plalangan RT1 RW2
Glagahwero Panti
g. Komposisi anggota keluarga :
Hub
Jenis Keterangan
No Nama dengan Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
KK
1. Ibu.R Perempuan Istri 27 SMA IRT

2. An. A Laki-laki Anak 8 SD Pelajar

Data Umum
h. Nama Kepala Keluarga(KK) : Ny.G
i. Usia : 56 tahun
j. Pendidikan : Tidak sekolah
k. Pekerjaan : IRT
l. Alamat : Plalangan RT1 RW2
Glagahwero Panti
m. Komposisi anggota keluarga :
Hub
Jenis Keterangan
N0 Nama dengan Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin
KK
1. Sdr. I Laki-laki Anak 25 SMA Wiraswasta

2. An. N Perempuan Anak 14 SMP Pelajar


n. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

o. Tipe Keluarga :
Tipe keluarga besar (extended) karena yang tinggal dalam satu
rumah tidak hanya keluarga inti saja (Bpk.A, Ibu.R, dan An.A),
tetapi juga ada nenek dan adik dari Tn. A (Ny. G, Sdr. I, dan
An.N). Keluarga mampu menjalankan kehidupan sehari-hari
secara harmonis sesuai dengan keadaan keluarga saat ini karena
masing-masing saling mendukung satu sama lain.
p. Suku Bangsa :
Suku bangsa semua anggota keluarga kecuali Ibu.R adalah bersuku
Madura. Sedangkan Ny.R bersuku Jawa. Bpk.A mengatakan tidak
memiliki kebiasaan khusu dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi status kesehatan keluarga yang diajarkan turun-
temurun dari orangtua kakek neneknya. Ibu R hanya diajari cara
merawat anak dari bayi dengan penuh kasih sayang dan perhatian,
mencukupi kebutuhna pangan dan kesehatannya. Kebutuhan
pangan dengan memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan
dan keluarga akan memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan.

q. Agama:
Semua anggota keluarga menganut agama islam. Kegiatan
keagamaan keluarga Bp. M cukup baik. Sholat lima waktu
dilakukan oleh anggota keluarga, serta Ibu G dan Ibu R kadang-
kadang mengikuti pengajian ibu-ibu di Pondok Pesantren Al-
Mu’in. Ibu R mengatakan anaknya masih belajar mengaji di TPQ
dekat rumahnya sehingga untuk melaksanakan sholat An.A masih
perlu dibimbing dan terus diingatkan. Keluarga apabila mengalami
suatu masalah atau musibah selalu dikembalikan kepada agamanya
sebagai suatu cobaan dan harus tetap ikhlas menjalaninya serta
brupaya seoptimal mungkin mencari jalan keluarnya.

r. Status sosial ekonomi keluarga:


Pekerjaan Bpk.A adalah seorang wiraswasta, dimana pekerjaan
Bpk.A tidak terikat kontrak dengan suatu perusahaan manapun.
Bpk.A biasanya bekerja sampai larut malam. Biasanya Bpk.A
menjual hasil panen tembakau , kopi, cabe, jagung, ke pabrik atau
perusahaan. Ny.R juga membuka usaha kecil dirumahnya seperti
menjual minuman dan membuka jasa jahit. Hal ini dilakukan selain
untuk menambah pemasukan juga untuk mengisi kegiatan dirumah.
Status sosial ekonomi keluarga tergolong dalam kategori menengah
keatas, sehingga kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi.

s. Aktivitas rekreasi keluarga :


Keluarga mengatakan jarang melakukan aktivitas rekreasi keluar
rumah seperti rekreasi ke taman wisata, pantai, ataupun
pegunungan. Keluarga hanya menikmati hiburan dirumah seperti
menonton TV ataupun video youtube.

2. Riwayat dan perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluraga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan
perkembangan keluarga dengan anak sekolah. Bpk.A memiliki 1
orang anak berjenis kelamin laki-laki yang sekarang berumur 8
tahun. Keluarga dapat melakukan pemenuhan kebutuhan
perkembangan keluarga dengan anak sekolah seperti mendidik
anak-anaknya.

b. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi:


Tugas perkembangan keluaraga yang belum terpenuhi adalah
keluaraga Bpk. A belum memiliki rumah sendiri sehingga harus
tinggal dengan ibu dan kedua adiknya.

c. Riwayat perkembangan keluarga inti:


Bpk. A merupakan orang madura dari Panti sedangkan Ibu R
merupakan orang Jawa dari Banyuwangi. Pernikahan Bpk.A dengan
Ibu R direstui oleh orang tua keduanya dan akhirnya menikah pada
tahun 2008. Dari pernikahan tersebut, Bpk.A dan Ibu R dikaruniai
seorang anak laki-laki yang diberi nama An.A. An.A dulunya lahir
prematur (8bulan) di RS. Soebandi. Beberapa hari setelah
melahirkan An.A dirawat di rumah dengan dibuatkan inkubator
sederhana menggunakan lampu sebagai penghangat. Dulunya An.A
susah untuk makan, namun setelah masuk SD nafsu makan An.A
mulai meningkat, dan pertumbuhan nya meningkat pesat. An.A
sekarang tumbuh menjadi anak yang hiperaktif (banyak bicara dan
tidak bisa diam). An. A sejak kecil selalu rutin datang ke posyandu
untuk mendapatkan imunisasi. An.A pernah MRS karena campak.
Bpk.A memiliki riwayat penyakit hipertensi dan gastritis.
Sedangkan Ibu R memiliki riwayat penyakit gastritis dan kram
perut saat hamil. Saat ini Ibu R tengah hamil anak keduanya yang
berjalan 5 bulan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya:


Keluarga Bpk. A berasal dari keluarga menengah keatas di daerah
Plalangan. Riwayat keluarga sebelumnya yakni ayah dari Bpk. A
pernah memiliki penyakit DM dan hipertensi. Sedangkan Ibu dari
Bpk.A (Ibu G) memiliki riwayat hipertensi. Ibu G tinggal serumah
dengan keluarga Bpk.A, anak kedua dan terakhirnya. Sdr. I tidak
memiliki riwayat sakit yang serius. Sedangkan An.N sering
mengeluhkan nyeri haid yang terasa sangat tidak nyaman setiap
bulannya. Ibu R mengatakan keluarganya juga memiliki riwayat
hipertensi yakni dari sang ayah. Sedangkan ibunya memiliki
riwayat low back pain dan vertigo. Ibu dari Ibu R sekarang tinggal
di Banyuwangi bersama keluarga dari anak pertamanya.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah (sertakan denah rumah)
Rumah terletak didalam perkampungan penduduk dan merupakan
milik orangtua. Luas rumah 9x12 meter permanen. Terdiri dari 5
kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1
dapur, dan 2 kamar mandi. Luas masing-masing kamar 3x3 meter
dan masing-masing memiliki jendela. Pembagian rungan didalam
rumah berdasarkan penggunaannya. An. A memiliki kamar tidur
sendiri. Bpk.A dan Ibu R menjadi satu kamar. Cahaya masuk rumah
karena jendela besar, ventilasi udara baik sehingga ruangan terlihat
luas dan bersih. Kamar mandi dan WC 1X 2 meter.
Sumber air minum awalnya berasal dari sumur, namun karena
belakangan ini kulitas air sumurnya tidak terlalu bagus maka
keluarga menggunakan air mineral galon yang dibeli. Septik tank
ada dan berjarak ±10 meter. Air limbah rumah tangga dialirkan
lewat saluran air belakang rumah dan akan terhubung kesungai.
Penerangan rumah dari listrik. Ibu R memasak menggunakan
kompor gas. Rumah terlihat bersih. Lantai terlihat kering dan bersih
terbuat dari tegel keramik. Ibu R mengatakan sering menyapu
rumahnya. Halaman rumah tidak dimanfaatkan untuk menanam
beberapa tanaman hias. Secara umum keadaan lingkungan fisik
rumah keluarga Bpk.A adalah sehat dan nyaman untuk hunian
sebuah keluarga dari aspek kesehatan.
Denah rumah:

GARASI KAMA R.TAMU R.T KAM


R AM AR
U KAM Tempat
KAM KAMAR AR menjemu
AR R.KELUARG
KAM r
A
KAM AR tembaka
KAM
AR u
AR

R.MA DAP K Rumah


K tidak
KAN UR M terpakai
M

b. Karateristik tetangga dan komunitas:


Rumah keluarga Bpk.A berada di pinggir jalan, namun jalan utama
yang biasa dilalui warga menuju plalangan rusak, bergelombang
dan tidak beraspal. Sebelah kanan rumah Bpk.A adalah kuburan
sedangkan sebelah kiri dan belakangnya adalah rumah-rumah
penduduk. Ibu R tidak terlalu sering berkunjung kerumah tetangga
karena kondisinya yang kini tengah hamil. Ibu R memililih untuk
beristirahat dirumah ketika semua pekerjaan rumah tangganya
sudah selesai. Pada malam hari keluarga Bpk. A hanya di rumah
dengan anak-anak. Tetangga keluarga Bpk.A berprofesi sebagai
petani, buruh, dan wiraswasta.

c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga Bp.A berinteraksi dengan tetangga dalam bentuk
perbincangan tanpa tujuan yang jelas setiap harinya, hal ini sekedar
untuk mengakrabkan dengan tetangga. Biasanya Ibu G dan Ibu R
sering main kerumah tetangganya, namun karena saat ini Ibu R
sedang hamil maka Ibu R mulai membatasi untuk tidak terlalu
sering keluar rumah. Jadi Ibu R lebih sering menghabiskan
waktunya dirumah. Biasanya semua anggota keluarga dapat
berkumpul dirumah setelah magrib. Semua anggota keluarga
berkumpul untuk sekedar menonton TV bersama. Keluarga sering
berinteraksi dengan tetangga atau masyarakat sekitar, saling
membantu ketika ada hajatan, menjenguk tetangga yang sakit,
mengikuti arisan atau pengajian dan acara lainnya.

d. Mobilitas geografis keluarga:


Keluarga Bpk. A merupakan pendudukan asli desa Glagahwero.
Keluarga Bpk.A jarang pergi keluar kota. Biasanya Bpk.A
mengajak keluarganya jalan-jalan atau sekedar berbelanja di Kota
Jember. Keluarga jalan-jalan atau bepergian biasanya hanya ke mall
atau pusat perbelanjaaan untuk memenuhi kebutuhan keseharian
rumah tangga.

e. Sistem pendukung keluarga:


Bpk.A berusaha mencukupi kebutuhan semua anggota keluarganya
sendiri, namun terkadang anggota keluaraga yang lain juga
membantunya. Ibu R membuka jasa jahit, begitu juga dengan Ibu G
yang membuka warung kecil yang menjual rujak dan minuman.
Sdr. I juga bekerja sebagai wiraswasta dimana Sdr.I sudah memiliki
pendapatan sendiri. Semua anggota keluarga saling mendukung satu
sama lain entah dalam konteks afektif, materi, dan pemenuhan
kebutuhan yang lain.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga :
Bpk.A dan Ibu L dapat menerapkan komunikasi yang baik di
dalam keluarga. Bpk.A dan Ibu L selalu mengkomunikasikan
semua hal baik berupa kegiatan, perasaan, harapan, dan sebagainya.
Bpk.A dan Ibu L mencoba menerapkan komunikasi yang baik
dengan anak-anaknya. Ibu L selalu berusaha menegur anakanya
yang hiperaktif dengan hangat dan sabar. Ibu L sering menanyakan
tentang aktivitas yang dikerjakannya. Ibu R mengatakan sering
banyak kontak dengan anaknya. An. A mengatakan Ibu R adalah
ibu yang paling baik hati dan sabar, karena apabila mereka
menghadapi masalah ibunya akan membantu memberikan beberapa
solusi meskipun diawali dengan mengomel dulu. Bahkan tak jarang
keluarga memberi reward untuk memotivasi anak agar giat belajar.
Bapak A maupun Ibu R tidak pernah main tangan kepada anaknya
meskipun anak telah berbuat salah.
Ibu R mengatakan sering membicarakan masalah keluarga berdua
dengan Bpk.A tanpa melibatkan anaknya. Terkadang Ibu R juga
meminta nasehat dari Ibu G terkait masalah yang dihadapi.

b. Struktur kekuatan keluarga :


Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Bpk. A namun
sebelumnya tetap dimusyawarahkan dengan anggota keluarga yang
lain. Jadi apabila terdapat masalah maka keluarga akan
membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain sampai
menemukan keputusan yang tepat.
c. Pola peran keluarga:
Bpk.A berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan
pengambil keputusan. Ibu R berperan sebagai pengatur kebutuhan
keluarga, pendidikan dan pelindung anak. An.A berperan sebagai
anak, pelajar, dan An.A belum bisa membantu pekerjaan rumah
kedua orangtuanya. Ibu G berperan sebgai nenek, dan seorang ibu
yang mendidik, dan membimbing anggota keluarga yang lain. Sdr.I
dan An.N berperan sebagai seorang anak dan pelajar. An.A
mengatakan dirinya lebih sering bermain dirumah dengan teman
dekatnya. Karena Ibu G melarangnya bermain terlalu jauh
mengingat An.A yang hiperaktif.

d. Nilai dan norma budaya :


Keluarga Bpk.A menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam
keluarganya. Kedua orangtua teratur menjalankan ibadah wajib dan
mengajarkan juga kepada anaknya. An.A masih mencoba
mengikuti keteraturan dalam beribadah kedua orangtuanya. An.A
sudah mulai diajarakan untuk sholat dan mengaji. Aturan dikeluarga
berlaku berdasarkan nilai-nilai agama Islam, seperti harus
menghormtai orangtua, tidak bleh berbicara kasar dna kotor, serta
selalu menjabat tangan dan senyum pada orang yang lebih tua.
Aturan sesuai madura dan jawa juga diajarkan seperti untuk selalu
bersikap sopan, saling tolong menolong pada orang yang
membutuhkan.
.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif dan koping:
Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain, saling
memberikan dukungan ketika ada salah satu angoota keluarag yang
mulai patah semangat maupun ada masalah. Kebutuhan anggota
keluarga selalu disampakan secara terbuka dan direspon oleh
anggota keluarga yang lain.
Ibu R selalu mengontrol anaknya dengan menjemput anaknya
sekolah, melarangnya bermain terlalu jauh, membimbing anaknya
mengerjakan PR. Ibu R mengatakan anaknya sebenarnya penurut
tapi hiperaktif jadi tidak bisa diam. An. A selalu muruti perintah Ibu
R dan menepati janji pulang tepat waktu.

b. Fungsi sosialisasi:
Ibu R mengatakan selalu memperbolehkan anaknya berteman
dengan siapa saja, terutama dengan teman-teman di sekolahnya.
Namun ketika dirumah Ibu G selaku neneknya sering merasa
khawatir jika An.A bermain diluar panas-panasan dan takut bermain
terlalu jauh. Ibu R menuturkan dulunya sewaktu kecil An. A pernah
memiliki hernia yang muncul didekat kelaminnya. Karena An.A
yang hiperaktif bergerak kesana-kemari hernianya sering muncul
dan An.A sering mengeluh sakit. Namun semakin bertambahnya
usia, hernianya mulai menghilang dan tidak pernah muncul lagi.
Tetapi Ibu R tetap khawatir jika An.A bermain terlalu jauh tidak
ada yang bisa memantaunya.
.

c. Fungsi Ekonomi:
Kebutuhan rumah tangga/ kebutuhan sehari-hari pada keluarga
Bpk.A dapat terpenuhi karena Bpk.A bekerja dan mendapatkan
penghasilan. Bpk.A bekerja sebagai wiraswasta dan juga dibantu
oleh istrinya yang membuka usaha jahit dirumah. Pendapatan
Bpk.A dan Ibu R digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari seperti berbelanja sayur dan lauk pauk untuk makan, tagihan
listrik, dan uang saku An.A. Setiap harinya An.A diberi uang saku 3
ribu untuk jajan nya disekolah, 2 ribu jajan dirumah, dan 1 ribu
uang saku mengaji. Sedangkan pengeluaran untuk masak setiap
harinya kurang lebih 20-25 ribu.

d. Fungsi Perawatan Kesehatan:


Bpk.A mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit
ringan seperti batuk, pilek maka biasanya memanggil perawat
langganan keluarga, namun jika dirasa sakitnya lumayan
berat/parah keluarga langsung membawanya ke rumah sakit.
Lingkungan keluarga Bpk.A terlihat bersih dan rapi. Keluarga
memiliki kebiasan teratur dalam mandi, keramas dan gosok gigi.
Namun An.A sedikit susah diajak gosok gigi, terutama pada malam
hari An.A mengaku malas menggosok gigi. An.A masih perlu
diingatkan untuk selalu menggosok giginya. Gigi An.A mengalami
karies dibagian taring, dan gerahamnya. Pola makan keluarga
teratur 3 kali sehari dengan hasil masakan Ibu R sendiri. Namun
karena kesibukannya dalam bekerja Bpk.A terkadang telat-telat
makan sehingga Bpk.A terkena gastritis. Keluarga tidak memiliki
pantangan makanan meskipun memiliki riwayat darah tinggi. Ibu G
mengatakan bahwa makanan terasa kurang sedap jika tidak asin.
Pola tidur anak teratur biasanya jam 21.00 anak sudah tidur dan
terbangun pukul 06.00. Namun berbeda dengan Bp.A yang
terkadang masih suka begadang dan tidur sampai larut malam.
Keluarga memiliki kebiasaan istrirahat disiang hari, namun An.A
jarang bisa tidur siang karena An.A hiperaktif.
Bpk.A menurut perkataan Ibu R saat ini dalam keadaan kurang
sehat, karena Bpk.A barusaja KRS dari RS.Citra Husada karena
mengalami gastritis. Bpk.A merupakan perokok aktif. An. A jarang
sakit, hanya saja gigi An.A mulai habis karena karies. Ibu R
mengatakan dirinya jarang sekali sakit, namun sejak hamil ini
perutnya sering kram. Ibu G mengatakan dirinya akhir-akhir ini
sering merasa berat pada tengkuknya. Ibu G memiliki riwayat
hipertensi. Sdr.I mengatakan jarang sekali sakit. An.N mengatakan
bahwa tiap bulannya dia merasakan sakit perut saat menstruasi.
Nyeri menjakar sampai pada pinggang.

e. Fungsi reproduksi:
Keluarga Bpk.A masih dalam masa reproduksi aktif. Ibu R saat ini
masih dalam periode reproduksi, Ibu R menggunakan KB Suntik.
Awalnya Ibu R memakai KB pil, namun karena tekanan darahnya
naik Ibu R beralih ke KB suntik. 6 bulan yang lalu Ibu R berhenti
menggunakan KB suntik karena Ibu R mulai memprogram
kehamilan keduanya. Sekarang Ibu R sedang hamil 5 bulan dan
diperkirakan akan lahir dibulan April 2020. Ibu L mengeluh sering
merasakan kram pada perutnya selama hamil. Tinggi fundus uteri 1
jari dibawah pusat. Ibu R sudah melakukan pemeriksaan sejumlah 6
kali sejak 5 bulan terakhir. Anak pertamanya berjenis kelmain laki-
laki berumur 8 tahun.
Ibu G sudah memasuki usia menopause. Ibu G mengungkapkan
tidak lagi ingin menambah keturunan karena suaminya sudah
meninggal dan umurnya sudah tua. An. N sudah memasuki masa
remaja dimana An.N sudah mengalami menstruasi. Biasanya
menstruasinya teratur setiap bulan selama kurang lebir semingguan.
Setiap bulannya An.N mengeluh nyeri menstruasi dan akan hilang
dengan sendirinya. Namun hal ini menyebabkan ketidaknyamanan
pada An.N. An. N mengatakan belum mengerti mengenai
reproduksi sehat pada perempuan, An.N hanya mengerti sedikit
tentang organ reproduksi dari pelajaran IPA. Sedangkan An. A
belum memasuki masa baliq.

6. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek:
Bpk.A baru selesai KRS kemarin dari RS Citra Husada. Bpk.A
mengatakan khawatir dengan penyakitnya (gastritis) ditambah lagi
Bpk.A takut mati terkena serangan jantung sehingga Bpk.A selalu
berpikiran takut mati sedangkan anak pertamanya masih kecil dan
istrinya sedang hamil.

b. Stressor jangka panjang:


Bpk.A mengatakan takut memiliki penyakit DM seperti ayahnya.
Almarhum ayah Bpk.A dahulu memiliki riwayat penyakit kencing
manis dan hipertensi. Karena kencing manis dapat diturunkan ke
generasi berikutnya, Bpk.A menjadi khawatir dirinya akan
mengalami hal seperti yang dirasakan ayahnya.

c. Strategi koping yang digunakan:


Strategi koping yang digunakan oleh keluarga yakni berusaha
mencari pemecahan masalah dengan memeriksakan keadaaannya
pada tenaga kesehatan. Namun keluarga Bpk.A hanya periksa
ketika sudah benar-benar sakit. Untuk upaya pencegahan seperti
merubah gaya hidup belum dilakukan.

d. Strategi adaptasi disfungsional :


Bpk. A biasanya mengonsumsi rokok kurang lebih 1 bungkus
dalam sehari. Bpk. A biasanya suka menunda-nunda makan dan
senang mengonsumsi kopi. Bpk.A juga sering begadang hingga
tengah malam dan bangun pada siang hari. An. A sering
mengonsumsi permen dan jajanan manis lainnya, sedangkan untuk
kebiasaan menggosok giginya An.A masih harus diingatkan agar
menggosok gigi setiap hari.

7. Harapan Keluarga:

Harapan keluarga yakni semua anggota keluarga bisa hidup dengan sehat,
tidak sakit-sakitan, lahiran normal dan kebutuhan sehari-harinya bisa
tercukupi.
VII. Pemeriksaan Fisik

Terlampir.

VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah


kesehatan yang ada didalam keluarganya dan membantu memberikan
bimbingan kepada anggota keluarga untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
A. Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN FISIK Bpk. A

UMUM

1. Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 170cm BB: 70kg

Tanda-tanda vital TD: 150/100, N:90, RR:20, S: 37

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara,


cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, sawo matang,


bebas bau, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul,tajam
baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA

Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien


merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata.

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm,
reaksi chaya +/+, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, tidak memakai
kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap,
terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII), pucat, lidah dapat
merasakan asam, manis,asin dengan
baik

Leher Simetris, warna sama dengan kulit,


tidak terdapat pembesaran JVP, dapat
bergerak proporsional ke kiri dan kanan
atas dan bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 20x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.
Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,
perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: perut datar, tidak asites

Auskultasi: Bu 7x/menit

Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kiri


atas

Perkusi :Timpani

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555
PEMERIKSAAN FISIK Ibu. R

UMUM

2. Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 150cm BB: 47kg

Tanda-tanda vital TD: 110/70, N:80, RR:20, S: 36,5

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara,


cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, kuning


langsat, bebas bau, elastis, tidak ada
lesi, sensitifitas terhadap benda
tumpul,tajam baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA

Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien


merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata. Panjang
sampai bokong

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm,
reaksi chaya +/+, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, tidak
memakai kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap,
terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII), lidah dapat merasakan
asam, manis,asin dengan baik

Leher Simetris, warna sama dengan kulit,


tidak terdapat pembesaran JVP, dapat
bergerak proporsional ke kiri dan kanan
atas dan bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 20x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.
Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,
perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: Perut membesar (hamil), linea


nigra

Auskultasi: tidak terkaji

Palpasi: TFU 1 jari dibawah pusat

Perkusi :Tidak terkaji

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555
PEMERIKSAAN FISIK An. A

UMUM

3. Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 127cm BB: 24 kg

Tanda-tanda vital N:80, RR:18, S: 36,5

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Mudah teralihkan, cepat tanggap dalam


berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, sawo matang,


bebas bau, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul,tajam
baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien
merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata.

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm,
reaksi chaya +/+, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, tidak
memakai kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap,
terdapat bulu hidung, uji penciuman
baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII), lidah dapat merasakan
asam, manis,asin dengan baik, gigi
geraham dan taring karies

Leher Simetris, warna sama dengan kulit,


tidak terdapat pembesaran JVP, dapat
bergerak proporsional ke kiri dan kanan
atas dan bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 18x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.

Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,


perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: perut datar, tidak asites

Auskultasi: Bu 8x/menit

Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kiri


atas

Perkusi :Timpani

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555
PEMERIKSAAN FISIK Ibu. G

UMUM

Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 150cm BB: 65kg

Tanda-tanda vital TD: 160/100, N:90, RR:20, S: 36,9

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara,


cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, kuning langsat,


bebas bau, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul,tajam
baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien
merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata., rambut
pendek

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm, reaksi
chaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak memakai
kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap, terdapat
bulu hidung, uji penciuman baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII), lidah dapat merasakan asam,
manis,asin dengan baik

Leher Simetris, warna sama dengan kulit, tidak


terdapat pembesaran JVP, dapat bergerak
proporsional ke kiri dan kanan atas dan
bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 20x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.

Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,


perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: perut datar, tidak asites

Auskultasi: Bu 7x/menit

Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kiri


atas

Perkusi :Timpani

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555
PEMERIKSAAN FISIK Sdr.I

UMUM

Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 170cm BB: 55kg

Tanda-tanda vital TD: 110/80, N:90, RR:20, S: 37

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara,


cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, kuning langsat,


bebas bau, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul,tajam
baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA

Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien


merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata., rambut
pendek

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm, reaksi
chaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak memakai
kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap, terdapat
bulu hidung, uji penciuman baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII),, lidah dapat merasakan
asam, manis,asin dengan baik

Leher Simetris, warna sama dengan kulit, tidak


terdapat pembesaran JVP, dapat bergerak
proporsional ke kiri dan kanan atas dan
bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 20x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.
Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,
perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: perut datar, tidak asites

Auskultasi: Bu 7x/menit

Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kiri


atas

Perkusi :Timpani

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555
PEMERIKSAAN FISIK An. N

UMUM

Penampilan umun

Kesadaran Composmentis

Cara berpakaian Rapi

Kebersihan personal Bersih

Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris, berjalan tanpa


bantuan

Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan


TB: 165cm BB: 55kg

Tanda-tanda vital TD: 110/70, N:80, RR:20, S: 36,3

Status emosi Stabil

Orientasi Dapat mengenal waktu, temapt, dan


orang

Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara,


cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KULIT Kulit terlihat berkeringat, kuning langsat,


bebas bau, elastis, tidak ada lesi,
sensitifitas terhadap benda tumpul,tajam
baik

Kuku Terlihat bersih terawat, rata, CRT <2


detik

PEMERIKSAAN KEPALA

Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien


merasakan benda tumpul tajam (NV),
gerakan pipi rahang alis simtetris
(NVI,VII)

Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna


hitam, distribusi menyebar rata., rambut
pendek

Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah


gerakan tangan pemeriksa, tidak ada
nyeri tekan, diameter pupil ±2mm, reaksi
chaya +/+, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, tidak memakai
kacamata.

Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama


dengan sekitarnya, tidak ada lesi atau
cauran, mukosa hidung lembap, terdapat
bulu hidung, uji penciuman baik (N I)

Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan


bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada serumen, klien
dapat mendengar dengan baik.

Mulut Bibir simetris, mukosa lembap, lidah


simetris, dapat bergerak ke kanan dan
kiri (N XII),, lidah dapat merasakan
asam, manis,asin dengan baik

Leher Simetris, warna sama dengan kulit, tidak


terdapat pembesaran JVP, dapat bergerak
proporsional ke kiri dan kanan atas dan
bawah

Dada (pernafasan) Bentuk dada simetris, tidak terdapat


benjolan abnormal, ekspansi dada
simetris, nafas 20x/m, perkusi sonor,
auskultasi vesikuler.
Dada (kardiovaskuler) Tidak terdapat benjolan dan massa,
perkusi pekak, auskultasi S1 S2 normal

PERUT Inspeksi: perut datar, tidak asites

Auskultasi: Bu 7x/menit

Palpasi: ada nyeri tekan pada perut kiri


atas

Perkusi :Timpani

GENETALIA DAN ANUS Tidak dikaji

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan Bawah Bentuk simetris kedua sisi, tidak ada
benjolan, dapat mengangkat bebean
dengan baik, kekuatan otot :

555 555

555 555

Interpretasi:

Bpk. A

Keadaaan umum cukup, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris,


dapat berjalan tanpa bantuan, Hipertensi, konjungtiva anemis, dan mulut anemis

Ibu. R

Keadaaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris,


sedang hamil TFU 1 jari dibawah pusat, dapat berjalan tanpa bantuan

An. A

Keadaaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris, dapat
berjalan tanpa bantuan, karies gigi
Ibu.G

Keadaaan umum cukup, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris,


dapat berjalan tanpa bantuan, Hipertensi

Sdr. I

Keadaaan umum cukup, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris,


dapat berjalan tanpa bantuan

An. N

Keadaaan umum cukup, kesadaran composmentis, memiliki potur tubuh simetris,


dapat berjalan tanpa bantuan,
B. Analisa Data

Data Masalah Penyebab Diagnosa


Keperawatan
DS: Kerusakan gigi Kebiasaan Kerusakan gigi
1. Ibu R mengatakan mengkonsumsi berhubungan
An.A agak susah permen/ jajanan dengan kurangnya
jika disuruh manis lainnya higiene oral An.A
menggosok gigi ↓ ditandai dengan Ibu
2. An.A mengatakan Gigi menjadi R mengatakan An.A
agak malas asam agak susah jika
menggosok gigi di ↓ disuruh menggosok
waktu malam Kurangnya gigi, An.A
sebelum tidur higiene oral mengatakan malas
3. An,A mengatakan ↓ menggosok gigi di
sering memakan Karies gigi malam hari sebelum
permen tidur, sering
4. Ibu R mengatakan memakan permen,
An.A jarang periksa dan jarang periksa
ke dokter gigi ke dokter gigi, Gigi
An.A mengalami
DO: karies, gig tampak
1. Gigi An.A kotor kehitaman,
mengalami karies ompong, dan
dibagian geraham goyang.
dan taring
2. Gigi tampak kotor
dan kehitaman
3. Gigi ompong
4. Gigi goyang

DS: Perilaku Riwayat Perilaku kesehatan


1. Tn. A mengatakan cenderung keluarga cenderung berisiko
memiliki kebiasaan beresiko hipertensi, berhubungan
merokok , minum merokok, dengan kurangnya
kopi, begadang, dan mengonsumsi pemahaman terkait
menunda makan. kopi, begadang hipertensi ditandai
2. An. A mengatakan dan konsumsi dengan Bpk.A
suka makan permen permen mengtakan memiliki
3. Ny. G mengatakan ↓ kebiasaan meroko,
menyukai makanan minum kopi,
asin dan petai Kurang begadang, dan
DO: pemahaman menunda makan.
1. saat wawancara An.A mengatakan
terlihat Tn.A ↓ suka makan permen.
tampak lemas, Ny.G suka makanan
pucat, dan Perilaku asin, Bpk.A tampak
berkeringat kesehatan lemas, pucat dan
2. saat wawancara cenderung berkeringat, gigi
terlihat gigi An.A berisiko An.A mengalami
mengalami karies karies gigi, TD
3. TD Tn. A: 150/100 Bpk.A 150/100, TD
4. TD Ny.G: 160/90 Ny.G 160/90
DS: Kesiapan Kurang Kesiapan
1. Ibu. G mengatakan meningkatkan pengetahuan meningkatkan
ingin mempelajari manajemen tentang program manajemen
bagaimana caranya kesehatan terapeutik kesehatan
supaya tekanan berhubungan
darahnya tetap dengan keinginan
stabil Adanya untuk meningkatkan
2. Bpk. A mengatakan keinginan untuk kesehatan yang
ingin mengetahui meningkatkan ditandai dengan Ibu.
bagaimana dan apa kesehatan G mengatakan ingin
saja menu yang mempelajari
boleh dan tidak bagaimana caranya
boleh dikonsumsi Kesiapan supaya tekanan
oleh seseorang meningkatkan darahnya tetap
dengan gastritis manajemen stabil, Bpk. A
3. Ibu. R mengatakan kesehatan mengatakan ingin
ingin mengurangi mengetahui
rasa kram perut dan bagaimana dan apa
linu pada saja menu yang
pinggangnya boleh dan tidak
DO: boleh dikonsumsi
1. Ibu. G oleh seseorang
menyampaikan dengan gastritis,
keinginan untuk Ibu. R mengatakan
menangani penyakit ingin mengurangi
dengan semangat rasa kram perut dan
dan terbuka tentang linu pada
kebiasannya sehari- pinggangnya, Ny. G
hari menyampaikan
2. Bpk. A keinginan untuk
menyampaikan menangani penyakit
keinginan untuk dengan semangat
segera sembuh dan dan terbuka tentang
bekerja lagi seperti kebiasannya sehari-
semula hari, Bpk. A
3. Ny. R menyampaikan
menyampaikan keinginan untuk
keinginan untuk segera sembuh dan
mengatasi semua bekerja lagi seperti
gejala yang semula , Ny. R
dirasakan saat menyampaikan
kehamilan keinginan untuk
mengatasi semua
gejala yang
dirasakan saat
kehamilan

C. Prioritas Masalah

Diagnosis Keperawatan: Kerusakan gigi

No. Kriteria Perhitungan Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 3/3 1 1 Masalah merupakan
Skala: ancaman karena
Aktual 3 An.A masih dalam
Risiko 2 usia sekolah namun
Keadaan sejahtera/ mengalami karies
diagnosis sehat 1 gigi yang efeknua
dapat mengganggu
penampilan dan
sakit pada gigi
2. Kemungkinan 2/2 1 1 Sumberdaya
masalah dapat keluarga dalam
diubah bentuk fisik,
Skala: keuangan dan tenaga
Mudah 2 mencukupi
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah 2/3 1 0,67 Kepelikan masalah
untuk dicegah kerusakan gigi
Skala: cukup. Gigi anak
Tinggi 3 mengalami karies
Cukup 2 sejak SD
Rendah 1
4. Menonjolnya 2/2 1 1 Tingkat keparahan
masalah karies gigi An.A
Skala: cukup apabila tidak
Harus segera segera ditangani
ditangani 2 ditakutkan gigi
Tidak perlu An.A akan ompong
ditangani 1
Masalah tidak
dirasakan 0
Total 3,67
No. Kriteria Perhitungan Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 1/3 1 0,33 Sifat masalah
Skala: merupakan keadaan
Aktual sejahtera karena
Risiko keluarga ingin
Keadaan sejahtera/ meningkatkan lebih
diagnosis sehat baik lagi manajemen
kesehatan keluarganya.
2. Kemungkinan 2/2 1 1 Bpk.A mengatakan
masalah dapat ingin mengetahui
diubah bagaimana cara
Skala: mengatasi penyakitnya
Mudah (gastritis) dan apa saja
Sebagian yang boleh dan tidak
Tidak dapat boleh dimakan.
3. Potensi masalah 2/3 1 0,67 Bpk.A merupakan
untuk dicegah seorang wiraswasta,
Skala: pekerjaannya tidak
Tinggi terikat dengan waktu
Cukup sehingga bisa
Rendah memanfaatkan waktu
luangnya untuk belajar
tentang penyakitnya
4. Menonjolnya ½ 1 0,5 Keluarga memiliki
masalah masalah yang lebih
Skala: utama yakni perilaku
Harus segera beresiko sehingga
ditangani kesiapan
Tidak perlu meningkatkan
ditangani kesehatan bisa
Masalah tidak ditangani setelahnya
dirasakan
Total 2,5
Diagnosis Keperawatan: Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Diagnosis Keperawatan: Diagnosa Perilaku Kesehatan Beresiko

No. Kriteria Perhitungan Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 2/3 1 0,67 Sifat masalah
Skala: merupakan resiko.
Aktual Sehingga perlu adanya
Risiko pencegahan agar
Keadaan sejahtera/ masalah tidak menjadi
diagnosis sehat aktual
2. Kemungkinan 1/2 1 0,5 Kemungkinan masalah
masalah dapat dapat diubah sebagian,
diubah mengingat suatu
Skala: kebiasaan agak susah
Mudah untuk dirubah jika
Sebagian tanpa adanya niatan
Tidak dapat yang sungguh-sungguh.
3. Potensi masalah 2/3 1 0,67 Potensi masalah untuk
untuk dicegah dirubah cukup melihat
Skala: keluarga Bpk.A banyak
Tinggi menghabiskan waktu
Cukup dirumah sehingga bisa
rendah perlahan-lahan
merubah perilakunya
4. Menonjolnya 2/2 1 1 Maslah harus segera
masalah ditangani/dicegah agar
Skala: tidak berubah menjadi
Harus segera masalah aktual
ditangani
Tidak perlu
ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Total 2,84
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Rvaluasi Rencana tindakan


Keperawatan
Keluarga Kriteria Standar
1 Kerusakan gigi NOC : 1. Kesehatan Paham terkait Keluarga mampu Pemeliharaan Kesehatan Mulut
berhubungan 1.Kesehatan Mulut merawat merawat 6. Lakukan perawatan mulut
dengan kurangnya Mulut 1. Kebersihan kebersihan gigi kebersihan gigi secara rutin
higiene oral An.A 2.Perawatan diri mulut dari dan mulut dan mulut 7. Monitor gigi yang meliputi
:Kebersihan sangat warna, kebersihan dan ada
Mulut terganggu tidaknya debris
Setelah dilakukan menjadi tidak 8. Instruksikan dan bantu anak
implementasi terganggu untuk membersihkan mulut
selama 4 x 4 2. Kebersihan setelah makan dan sesering
minggu anak akan gigi dari sangat mungkin, sesuai dengan
mengetahui terganggu kebutuhan
tentang menjaga menjadi tidak 9. Instruksikan anak untuk
kebersihan mulut terganggu menyikat gigi, gusi dan lidah
dan caries gigi 3. Kebersihan 10. Susun jadwal keteraturan
gusi dari sangat menggosok gigi
terganggu Manajemen Nutrisi
menjadi tidak 5. Tentukan status gizi anak dan
terganggu kemampuan untuk memenuhi
4. Kelembaban kebutuhan gizi
mukosa mulut 6. Tawarkan makanan ringan
dan lidah dari yang padat gizi
sangat 7. Lakukan atau bantu anak
terganggu terkait dengan perawatan
menjadi tidak mulut sebelum makan
terganggu 8. Atur diet yang diperlukan
2. Perawatan (yaitu : menyediakan makanan
diri : tinggi kalori tinggi protein,
Kebersihan menambah vitamin, mineral
Mulut dan suplemen)
1. Anak dapat
melakukan
gosok gigi dari
sangat
terganggu
menjadi tidak
terganggu
2. Mendapatkan
perawatan gigi
secara regular
dari sangat
terganggu
menjadi tidak
terganggu
2 Perilaku Setelah dilakukan Kepercayaan Paham terkait tips Keluarga mampu Pengajaran:Proses Penyakit
cenderung tindakan mengenai hidup sehat memahami tips- (5602)
berisiko keperawatan Kesehatan : tips untuk hidup 1. Kaji tingkat pengetahuan
berhubungan selama 2 minggu Kontrol yang sehat klien terkait dengan proses
dengan kurangnya pada keluarga diterima penyakit yang spesifik.
pemahaman Bpk. A, 1. Menerima
2. Jelaskan patofisiologi
terkait hipertensi, diharapkan dapat tanggung
gastritis dan memiliki perilaku jawab terkait penyakit dan bagaimana
perawatan ibu kesehatan tidak dengan hubungannya dengan anatomi
hamil beresiko keputusan dan fisiologi sesuai dengan
kesehatan dari kebutuhan
sangat lemah
3. Review pengetahuan klien
menjadi sangat
kuat tentang kondisinya
2. Meminta untuk 4. Jelaskan tanda gejala yang
terlibat dalam umum dari penyakit, sesuai
keputusan kebutuhan
kesehatan 5. Ekplorasi apakah klien sudah
3. Keyakinan melakukan manajemen gejala
bahwa
6. Diskusikan perubahan gaya
tindakan
sendiri yang hidup yang mungkin
mengontrol diperlukan untuk mencegah
hasil kesehatan komplikasi dimasa mendatang
Keseimbangan 7. Diskusikan pilihan
Gaya Hidup terapi/penanganan
1. Mengenali 8. Edukasi klien mengenai
kebutuhan
tindakan untuk mengontrol
untuk
menyeimbangk gejala sesuai kebutuhan
an aktivitas-
aktivitas hidup Modifikasi perilaku (4360)
2. Mencari Perawat melakukan rencana
informasi kegiatan:
tentang strategi 13. Tentukan motivasi pasien
untuk aktivitas terhadap perlunya perubahan
perilaku
hidup yang 14. Dukung mengganti
seimbang kebiasan yang tidak
3. manajemen diingankan menjadi kebiasaan
waktu dalam yang diinginkan
rutinitas harian 15. Kenalkan pasien pada
orang atau kelompok yang
telah berhasil melewati
pengalaman yang sama
16. Dukung pasien
memeriksa perilakunya sendiri
17. Pilah pilah perilaku
menjadi bagian bagian kecil
untuk dirubah menjadi unit
perilaku yang terukur (berhenti
merokok, mengurangi jumlah
takaran garam pda masakan,
mengurangi makan permen)
18. Dukung pasien untuk
berpartisipasi dalam
menyeleksi penguatan yang
memiliki arti
Bantuan Penghentian Merokok
Perawat melakukan rencana
kegiatan:
11. Catat status merokok saat
ini dan riwayat merokok
12. Tentukan kesiapan bapak
untuk berhenti merokok
13. Pantau kesiapan bapak
untuk berhenti merokok
14. Berikan saran yang
konsisten dan jelas untuk
berhenti merokok
15. Bantu bapak untuk
mengembangkan rencana
berhenti merokok

3 Kesiapan NOC : 1. Perilaku Patuh Paham terkait Keluarga mampu Pendidikan Kesehatan
meningkatkan 2. Perilaku : Diet yang menjaga pola mencegah dan 1. Bantu individu, keluarga dan
manajemen Patuh : Diet Sehat hidup yang sehat mengendalikan masyarakat untuk
kesehatan yang Sehat 1. Menanyakan hipertensi memperjelas keyakinan dan
berhubungan 3. Manajemen pertanyaan nilai – nilai kesehatan.
dengan keinginan diri : terkait 2. Tekankan manfaat kesehatan
untuk Hipertensi kesehatan dari positif yang langsung atau
meningkatkan Setelah dilakukan tidak pernah jangka pendek.
kesehatan implementasi dilakukan 3. Manfaatkan sistem dukungan
selama 2 minggu menjadi sosial dan keluarga untuk
keluarga akan dilakukan meningkatkan efektivitas gaya
mengetahui secara hidup atau modifikasi perilaku
tentang konsisten kesehatan
meningkatkan 2. Mengevaluasi 4. Tekankan pentingnya pola
pola hidup sehat keakuratan makan yang sehat, tidur,
dari informasi berolahraga dan lain-lain bagi
kesehatan individu, keluarga dan
yang diperoleh kelompok.
dari tidak Bantuan Modifikasi Diri
pernah 1. Bantu keluarga untuk
dilakukan mengidentifikasi tujuan
menjadi spesifik untuk berubah
dilakukan 2. Puji tingkat pengetahuan
secara keluarga saat ini sehubungan
konsisten dengan keinginan untuk
3. Menggunakan berubah
strategi untuk
mengeliminasi
hidup tak sehat
dari tidak
pernah
dilakukan
menjadi
dilakukan
secara
konsisten
4. Melakukan
monitor
sendiri
mengenai
status
kesehatan
secara mandiri
dari tidak
pernah
dilakukan
menjadi
dilakukan
secara
konsisten
2. Manajemen
Diri :
Hipertensi
5. Memantau
tekanan darah
dari tidak
pernah
menunjukkan
menjadi secara
konsisten
menunjukkan
6. Membatasi
asupan garam
dari tidak
pernah
menunjukkan
menjadi secara
konsisten
menunjukkan
E. Catatan Perkembangan

Hari/ Diagnosis Tindakan Evaluasi Dokumentasi TTD


Tanggal Keperawatan
Senin, 9 Belum diketahui 1. Membina S: Ibu R
Linda
Desember hubungan saling mengatakan
2019 percaya dengan bersedia menjadi
keluarga binaan keluarga binaan
2. Mengukur TTV O : Keluarga tampak
dan TB kooperatif dan
menerima
mahasiswa dengan
hangat
An.A hiperaktif
TD Bpk.A :150/100
TD Ibu R : 110/70
TD Ibu G : 160/90
TB An. A: 127cm
A :-
P : Lakukan
pengkajian lebih
mendalam
Rabu, 11 Belum diketahui 1. Membina S: Keluarga
Linda
Desember hubungan saling mengatakan
2019 percaya dengan bersedia membantu
keluarga binaan atau menjawab
2. Melakukan semua hal yang akan
pengkajian pada dikaji oleh
keluarga binaan mahasiswa
3. Memonitor gigi O: Keluarga
yang meliputi kooperatif
warna, kebersihan An.A mulai tertarik
dan ada tidaknya dengan kegiatan
debris yang dilakukan oleh
4. Mengukur TTV mahasiswa
semua anggota TD Bpk.A :150/90
keluarga TD Ibu R : 100/80
5. Mengukur BB TB TD Ibu G : 160/100
Gigi An.A
mengalami karies
A:-
P:
1. Analisa data
hasil
pengkajian
2. Tetapkan
diagnosa
3. Susun
perencanaan

Minggu, 1. Perilaku 1. Mengkaji tingkat S: Keluarga


Linda
15 cenderung pengetahuan mengatakan sudah
Desember beresiko keluarga terkait memahami
2019 2. Kesiapan dengan penyakit mengenai hipertensi
meningkatkan 2. Memberikan dan keluarga
manajemen pendidikan O:
kesehatan kesehatan tentang Bpk.A aktif
gastritis dan bertanya mengenai
hipertensi (meliputi penyakitnya
definisi, tanda Ibu.G m
gejala, perjalanan TD Bpk A: 130/90
penyakit, faktor TD Ibu R : 110/70
resiko, penanganan TD Ibu G : 150/90
dan pencegahan) A : Masalah teratasi
3. Mengidentifikasi sebagian
kemauan Bpk.A P: lanjutkan
untuk berhenti intervensi
merokok
4. Menganjurkan
Bpk.A untuk mulai
mengurangi
merokok
5. Mengukur TTV
semua anggota
keluarga

Rabu, 18 1. Kerusakan gigi 1. Memberikan S: An.A


Linda
Desember 2. Kesiapan pendidikan mengatakan akan
2019 meningkatkan kesehatan tentang belajar lagi
manajemen struktur gigi dan mengenai cuci
kesehatan cara mencuci tangan dan bagian-
tangan dengan lagu bagian gigi
2. Menginstruksikan O:
anak untuk TD Bpk.A :130/90
membersihkan TD Ibu R : 120/60
mulut setelah TD Ibu G : 150/90
makan dan An.A mampu
sebelum tidur mengingat bagian-
3. Mengukur TTV bagian gigi, bentuk
semua anggota gigi, dan fungsinya
keluarga dengan benar
An.A masih belum
hafal gerakan
mencuci tangan 6
langkah
A: Masalah tertasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi mengajari
cara mencuci tangan
dengan lagu,
Ajarkan mengenai
cara menggosok gigi
yang benar dengan
cara demonstrasi
langsung
Kamis, 19 1. Kerusakan 1. Melakukan S: An. A
Linda
Desember gigi demonstrasi gosok mengatakan sudah
2019 2. Kesiapan gigi tau caranya
meningkatkan 2. Menginstruksikan menggosok gigi
manajemen anak untuk dengan benar, Ibu R
kesehatan menyikat gigi, gusi mengatakan sudah
keluarga dan lidah mengerti mengani
3. Mengukur TTV perawatan ibu
semua anggota Hamil.
keluarga O:
An.A tampak aktif
bertanya dan
mempraktekkan cara
menggosok gigi
yang sudah
diajarakan
TD Bpk.A :120/90
TD Ibu R : 110/70
TD Ibu G : 160/100
A : Masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
25- Kerusakan gigi 1. Memberikan S:An.A mengatakan
Linda
Desember- edukasi melalui suka bermain game
2019 games tentang tebak gambar
masalah- O: An.A tampak
masalah gigi kooperatif dan
2. Mengukur menikmati games
TTV semua tebak gambar yang
anggota diberikan
keluarga TD Bpk.A :120/80
TD Ibu R : 110/80
TD Ibu G : 160/90
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
26- 1. Kerusakan 1. Menganjurkan S:An.A mengatakan
Linda
Desember- gigi anak untuk akan mengisi jadwal
2019 2. Perilaku mengisi lembar gosok gigi yang
kesehatan jadwal gosok diberikan
cenderung gigi O: An.A tampak
beresiko 2. Mengevaluasi kooperatif dan
perilaku menuruti saran dari
merokok mahasiswa
Bpk.A TD Bpk.A :120/80
TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 150/90
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
Kerusakan gigi 1. Mengevaluasi S: Anak mengatakan
pemahaman anak permain ulartangga
dengan terapi seru dan
bermain ular mengasyikkan
tangga O: Anak tampak
2. Mengukur TTV menimati permainan
anggota keluarga Keluarga kooperatif.
Anak dapat
menjalankan
permianan
ulartangga
TD Bpk.A :130/80
TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 150/90
A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi
Kesiapan 3. Memberikan S: Anak mengatakan
meningkatkan edukasi tentang sudah memahami
manajemen PHBS tentang PHBS
kesehatan 4. Memberikan O: Anak dan
edukasi tentang keluarga kooperatif.
ibu hamil dan TD Bpk.A :120/90
janin sehat cerdas TD Ibu R : 110/70
5. Mengukur TTV TD Ibu G : 150/100
anggota keluarga A:Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi
1. Kesiapan 1. Memberikan S: Bpk.A
meningkatkan edukasi tentang mengatakan sudah
manajaemen diet gastritis mengerti dan
kesehatan 2. Mendukung memahami tentang
keluarga pasien untuk diet gastritis
2. Perilaku menghentikan O: Keluarga
Kesehatan kebiasaan kooperatif
cenderung merokok TD Bpk.A :120/90
beresiko TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 150/90
A: Maslaah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
Kesiapan 3. Memberikan S: Ibu. G
meningkatkan edukasi tentang mengatakan paham
manajaemen diet hipertensi mengani diet
kesehatan keluarga 4. Melakukan hipertensi dan
demonstrasi diet takaran garam yang
rendah garam harus digunakan
sesuai dengan setiap harinya
tekanan darah O: Ibu G kooperatif
5. Mengukur TTV dan antusias
bertanya
TD Bpk.A :120/80
TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 150/90
Kesiapan 6. Memberikan S: An.A
meningkatkan edukasi tentang mengatakan
manajaemen senam hipertensi menyukai senam
kesehatan keluarga 7. Memberikan cuci tangan
edukasi tentang O: anak mengikuti
senam cuci gerkana senam
tangan dengan gembira
8. Mengukur ttv TD Bpk.A :110/70
TD Ibu R : 100/70
TD Ibu G : 130/80
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
Kesiapan meningkat 9. Memberikan S: Ibu R
manajemen edukasi kepada mengatakan sudah
kesehatan Ibu R tentang paham mengenai
nutrisi ibu hamil nutrisi untuk ibu
dan persiapan hamil
lomba cerdas O: Ibu R kooperatif
cermat dan dapat
10. Mengukur TTV memahami dengan
baik
TD Bpk.A :110/80
TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 130/90
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
Kesiapan 11. Mengevaluasi S: Keluarga
meningkatkan kegiatan yang mengatakan akan
manajemen sudah dijalankan melakukan senam
kesehatan keluarga untuk mengisi
12. Mengukur TTV waktu luang
O: keluarga
kooperatif
TD Bpk.A :120/80
TD Ibu R : 100/80
TD Ibu G : 130/80
A: masalah teratasi
P: Hentikan
intervemsi, lakukan
terminasi
Lampiran 2. Askep keluarga 2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME

A. Data Keluarga
1. Nama KK : Tosan
2. Alamat : Dusun Plalangan Rt 002 Rw 002 Desa Glagahwero
Kecamatan Panti Kabupaten Jember
3. Tipe Keluarga : Nuclear family
4. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub.dg Umur Agama Suku Pend Pekerjaan Ket


KK
1. Ani P Istri 42 th Islam Madura SD Wiraswasta
2. Riski L Anak 12 th Islam Madura SD Pelajar
3. Rehan L Anak 3 th Islam Madura Belum Belum
sekolah bekerja
PENGKAJIAN AWAL
1. INFORMASI KLIEN

Nama : An. R Tanggal Lahir/Umur : Jenis Kelamin : Laki-


20 februari 2007/12 tahun laki

Alamat : Dusun Plalangan Rt 002 Rw 002 Pekerjaan : Pelajar Agama : Islam


Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember Suku : Madura
Sumber Pembiayaan
Kesehatan : Umum
Telepon :-

Penanggung Jawab : Tosan Hubungan Keluarga : Ayah

Alamat : Dusun Plalangan Rt 002 Rw 002 Telepon : -


Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember

Dokter yang merawat/merujuk : - Diagnosa Medis : -

Telepon/Hp : - Tanggal dirawat : -


Dokter Konsulen : -

2. RIWAYAT PENYAKIT MASA 3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


LALU ѵHipertensi ibu
- Pernah dirawat : Ya ѵ Tidak Asma Ayah/Ibu/……….
Penyakit :Demam thypoid Diabetes Ayah/Ibu/……….
Dimana : ……… Ayah/Ibu/……….
- Riwayat Operasi : Ya ѵ Tidak
Jenis operasi :
Dimana :
Kapan :
- Riwayat Alergi : Ya ѵTidak
4. STATUS KESEHATAN SAAT INI Fungsi Pengecapan : dapat merasakan dengan
Kesadaran Umum : Baik baik
Kesadaran : Composmentis Fungsi Perabaan : sensitifitas baik
TD: 100/70 mmHg - RR : 18 x/menit
 Kesemutan pada : -
Suhu : 36,5 C - Nadi : 80 x/menit
 Kebas pada : -
BB : 25 kg - TB : 143 cm  Disorientasi Paralisisi
 Amnesia Parase

5. SIRKULASI/CAIRAN  Afasia Halusinasi

 Takikardi Pucat 
Reflek Patologis : -
 Bradikardi Pusing  Kejang: Sifat……….. lama…… frek………
 Berkeringat Anemis
 Haematemesis JVP
8. SISTEM PENCERNAAN
 Akral dingin Rasa haus
 Anoreksia Kembung
 Kapiler > 3 Kesemutan
 Mual Bissing usus
6. PERNAFASAN
Sulit menelan
 Sianosis Krepitasi  Muntah
Disphagia Konstipasi
 Sekret Otat bantu napas 
Stomatitis
Wheezing Alat bantu napas  Mukosa kering

Ronchi Alat bantu napas
  Turgor menurun Bau nafas

Stridor  Intake Konjungtiva anemis

4. NEURO - SENSORI  Kerusakan ѵ gigi geraham berlubang

Fungsi Penglihatan palatum/lida


 Buram Tidak bisa melihat h
 Riwayat Laksativa Distensi abdomen
 Alat bantu Visus
 Distensi abdomen Konsistensi
Fungsi Pendengaran
 Bising usus 
 Kurang Jelas  Tuli
 Alat bantu Tinnitus  Hemoroid, grade…..
Fungsi Penciuman : baik  Melena Diare, frek
12. HYGIENE

9. SISTEM PERKEMIHAN  Gigi/mulut kotor Mata kotor

 BAK 4-5x/hari Disuria  Kulit kotor Perineal kotor

 Hematuri Warna kuku kotor


 Hidung kotor
Poliuria Oliguria Inkontenensia Menarik diri
  Telinga kotor
retensi
 Nyeri saat BAK  Rambut kepala
kotot
10. STATUS MENTAL/EMOSI

13. KOMUNIKASI & INTERAKSI

 Cemas Krepitasi Bahasa yang digunakan:


 Marah Takut ѵ Dapat berkomunikasi
 Putus asa  Depresi  Kesulitan berkomunikasi
 Rendah diri Menarik diri  Tidak dapat berkomunikasi
 Agresif Merusak diri  Hubungan dengan keluarga
 Respon pasca trauma
 Tidak mau melihat bagian tubuh yang rusak
- lain …………………………………. 14. FAKTOR KEAMANAN
LINGKUNGAN

Faktor Resiko:
10. MUSKULOSKELETAL  Merokok: batang/hari,
lama:
 Tonus otot Kontraktur √ Obesites
Ketergantungan
 ROM menurun Fraktur  obat:
Drop Foot Lokasi……………….
 Alkohol
Lain-lain : :
Tremor Jenis…………………
 Ventilasi
Kekuatan otot Kurang
 Malaise/fatiqu √Cukup
e
 Kondisi rumah
√ permanen
Postur tidak normal Atropi Permanen
Kebersihan rumah Bersih
15. FAKTOR BUDAYA & AGAMA 18. MAKAN DAN MINUM Diet

Kegiatan Keagamaan: Khusus : ѵ Tidak Ya


Klien mengikuti kegiatan mengaji di TPQ dan Kebiasaan makan-minum
Mesjid pada malam hari, klien menjalankan sholat
wajib 5 waktu
ѵ Mandiri Sebagian Tergantung
Pantangan/Keyakinan : Nafsu makan: ѵ Baik
Klien mengatakan tidak ada pantangan atau
larangan yang berkaitan dengan kesehatan. Kurang, alasan……
Alergi makanan/minuman ѵ Tidak iya
Alat bantu: ѵ Tidak Iya

19. ELIMINASI

Kemampuan BAK :

TIDUR DAN ISTIRAHAT Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung

 Susah tidur Alat bantu : ѵ Tidak Iya

 Waktu tidur Obat : ѵ Tidak Ya

 Bantuan obat Kemampuan BAB


Ѵ Mandiri Sebagian Tergantung
Alat bantu : ѵ Tidak Iya
Obat : ѵ Tidak Iya

17. INTEGUMEN
20. MOBILISASI
 Jaringan parut Memar
Rentan gerak :
 Lesi Ulserasi
Atas : bebas (kanan dan kiri)
 Bantuan obat
Atas : bebas (kanan dan kiri)
Berjalan
ѵMandiri Dibantu sebagian TergantungAlat
bantu : ѵ Tidak Iya
Nyeri : ѵ Tidak Iya, lokasi………………
21. KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI Memanfaatkan sunber daya untuk penanganan
klien
Mandi :
Ibu S dan sumai mengatakan tidak melakukan
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
penanganan khusus terhadap hipertensi ibu S. Ibu
Berpakaian
S dan suami hanya akan periksa ke mantra jika
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
sakit yang diderita sangat mengganggu aktivitas
Menyisir rambut :
sehriu-hari. Keluarga juga tidak memiliki JKN
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
Keadaan Kulit : bersih, bebas bau, , warna DIAGNOSA KEPERAWATAN

sawo matang, elastis, tidak ada lesi, 1.Ketidakefektifan dinamika makan anak
sensitifitas baik

22. DATA PENUNJANG

Laboratorium : - 2.Obesitas

Radiologi : -

Data Penunjang : -

3.Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan


23. KEMAMPUAN KELUARGA
Mengenal masalah klien :
keluarga tidak mengetahui bahwa IMT anak
berada dibawah normal, keluarga menganggap ini
merupakan hal biasa, nanti semakin
bertambahnya usaia anak akan tumbuh menjadi
orang yang bertubul ideal. Ibu A mengatakan
nafsu makan An.A baik, namun tetap saja
badannya kurus.
Pemberikan perawatan klien :
Keluarga Ibu S mengatakan sehat merupakan hal Jember, Desember
2019
penting dan utama dalam kehidupan. Namun
keluarga akan pergi ke mantri untuk periksa Mengetahui
kesehatan hanya jika sakitnya dirasa parah dan
Perawa Manajer
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari
t kasus
Memodifikasi lingkungan yang menunjang
penyembuhan klien:
Selama ini anak sudah ditawari makan makanan
bergizi namun An.R agak susah makan sayur.
Anak hanya suka makan buah.
Analisa Data

Data Masalah Penyebab


DS: Ketidakefektifan dinamika Kurangnya pengetahuan
1. Ibu. A mengatakan An.R makan anak berhubungan tentang gizi seimbang
agak susah makan sayur dengan parental tidak mampu
mendukung pola makan sehat
2. Ibu. A mengatakan nafsu
ditandai dengan Ibu. A
makan An.R baik, mengatakan An.R agak susah Orang tua tidak mampu
makannya 3x sehari tapi makan sayur, Ibu. A mendukung pola makan sehat
badannya tetap kurus mengatakan nafsu makan
3. Ibu A mengatakan An.R An.R baik, makannya 3x
sering memakan mie sehari tapi badannya tetap Ketidakefektifan dinamika
instan kurus, Ibu A mengatakan makan anak
An.R sering memakan mie
DO:
instan, IMT An.R dalam
1. BB An. R 23,5 kg kategori kurang.
2. TB An. R 134 cm
3. IMT An.R 13,12 Kurang
gizi (N Usia 12th=15-21)
DS: Obesitas berhubungan dengan Kurangnya pemahaman
1. Ibu mengatakan berat ukuran porsi lebih besar dari tentang gizi seimbang
badannya mulai naik sejak yang dianjurkan ditandai
dengan Ibu mengatakan berat
kelahiran anak kedua Kebiasaan makan ukuran
badannya mulai naik sejak
2. Ibu mengatakan jarang porsi lebih besar dari yang
kelahiran anak kedua, Ibu
menimbang berat badan dianjurkan
mengatakan jarang
3. Ibu mengatakan makan 3x menimbang berat badan, Ibu
sehari dengan porsi besar mengatakan makan 3x sehari
4. Ibu mengatakan jarang dengan porsi besar, Ibu Kenaikan berat badan
berolahraga mengatakan jarang
berolahraga, BB Ibu A Obesitas
DO:
105kg, TB Ibu A 155cm,
1. BB Ibu A 105kg IMT Ibu A 43,75 Obesitas,
2. TB Ibu A 155cm Bentuk badan Ibu A Gemuk
3. IMT Ibu A 43,75 Obesitas
4. Bentuk badan Ibu A
Gemuk
Ds: Ketidakefektifan manajemen Kurangnya pengetahuan
1. Ibu mengatakan bingung kesehatan keluarga tentang gizi seimbang
kenapa anaknya kurus berhubungan dengan konflik
padahal makannya pengambilan keputusan Kebingungan
3xsehari ditandai dengan Ibu mengintretasikan penyakit
2. Ibu mengatakan bingung mengatakan bingung kenapa
cara memulai untuk diet anaknya kurus padahal Konflik pengambilan
3. Ibu mengatakan makannya 3xsehari, Ibu keputusan
aktivitasnya selayaknya mengatakan bingung cara
ibu rumah tangga yang memulai untuk diet, Ibu Ketidakefektifan manajemen
memasak, membersihkan mengatakan aktivitasnya kesehatan keluarga
rumah, dan mencuci. selayaknya ibu rumah tangga
DO: yang memasak,
1. Ibu tampak bingung membersihkan rumah, dan
ketika ditanya terkait mencuci, Ibu tampak bingung
perbedaan status gizi ketika ditanya terkait
anaknya dan dirinya perbedaan status gizi anaknya
2. Ibu kaget ketika dan dirinya, Ibu kaget ketika
mengetahui berat mengetahui berat badannya
badannya melebihi 100kg melebihi 100kg
1. Prioritas Masalah
a. Ketidakefektifan dinamika makan anak berhubungan dengan parental tidak mampu mendukung pola
makan sehat

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah: actual 3/3 x 1 1 Masalah merupakan ancaman
karena An.R masih dalam usia
sekolah yang membutuhkan
banyak nutrisi.
Kemungkinan 2/2 X 1 1 Ny.A mengatakan ingin sekali
masalah dapat anaknya tumbuh dengan berat
diatasi: mudah badan yang ideal dan sehat
Potensi masalah 2/3 X 1 0,67 An.R mengatakan ingin memiliki
untuk dicegah: badan yang tinggi dan ideal
cukup
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Masalah harus segera ditangani
masalah: harus demi pertumbuhan An.R
segera ditangani
Total 3,67

b. Obesitas berhubungan dengan ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan
Kriteria Perhitungan skor Pembenaran
Sifat masalah : 2/3 X 1 0,67 Bila keadaan tersebut tidak segera
ditangani akan menyebapkan
Skala : ancaman
masalah kesehatan lain.
kesehatan
Kemungkinan masalah 1/2 X 1 0,5 Obesitas membutuhkan waktu dan
niat yang sungguh-sungguh untuk
dapat diubah
menurunkan berat badannya
Skala : hanya sebagian
Potensial masalah dapat 3/3 X 1 = 1 Ibu A mengatakan sangat ingin
menurunkan berat badannya
dicegah
Skala : tinggi
Menonjolnya masalah 0/3 X 1 0 Keluarga merasa keadaan tersebut
telah berlangsung lama sehingga
Skala : maasalah tidak
mengganggap bahwa tidak ada
dirasakan masalah
Total 2,17
c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik pengambilan keputusan
Kriteria Perhitungan skor Pembenaran
Sifat masalah : 2/3 X 1 0,67 Bila keadaan tersebut tidak
segera ditangani akan
Skala : ancaman kesehatan menyebapkan masalah
kesehatan lain.
Kemungkinan masalah dapat 2/2 X 1 1 Masalah mungkin diubah
diubah karena keluarga memiliki
kemauan untuk
Skala : mudah
meningkatkan manajemen
kesehatannya
Potensial masalah dapat 3/3 X 1 1 Masalah Bisa di cegah
dicegah karena masalahhnya hanya
manajemennya saja yang
Skala : tinggi
terganggu
Menonjolnya masalah 0/3 X 1 0 Masalah tidak dirasakan
Skala : masalah tidak secara langusng oleh pasien

dirasakan
Total 2,67

2. Daftar Diagnosa berdasarkan Prioritas

a. Ketidakefektifan dinamika makan anak berhubungan dengan parental tidak mampu mendukung pola
makan sehat
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik pengambilan keputusan
b. Obesitas berhubungan dengan ukuran porsi lebih besar dari yang dianjurkan
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien :An.R Penanggung Jawab :

Umur/Jenis Kelamin :12 tahun/Laki-laki Manajer kasus :

Diagnosa Medis : Tanda tangan :


Linda
Tanggal mulai dirawat :

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN


NO KEPERAWAT
AN
Ketidakefektifan 1.Nafsu Makan Konseling nutrisi (5246)
dinamika makan anak 2.Perkembangan anak : Usia 11. Bina hubungan terapeutik
anak pertengahan berdasarkan rasa percaya dan
Setelah dilakukan saling menghormati
implementasi selama 2 12. Kaji asupan makanan dan
minggu anak akan mengetahui kebiasaan makan pasien
tentang meningkatkan pola 13. Fasilitasi untuk
makan sehat dan seimbang, mengidentifikasi perilaku makan
dengan kriteria hasil: yang harus diubah
a. Nafsu makan 14. Berikan informasi sesuai
1. Hasrat/keinginan untuk kebutuhan mengenai perlunya
makan dari sangat modifikasi diet bagi kesehatan,
terganggu menjadi tidak penurunan berat badan,
terganggu pembatasan garam, pengurangan
2. Menyenangi makanan kolesterol
dari sangat terganggu 15. Pasang materi penuntun
menjadi tidak terganggu makanan yang menarik (misal
3. Intake makanan dari piramida makanan)
sangat terganggu 16. Diskusikan pengetahuan
menjadi tidak terganggu pasien mengenai empat makanan
b. Perkembangan dasar, termasuk juga persepsi
anak:usia anak tentang perlunya modifikasi diet
pertengahan 17. Diskusikan kebutuhan nutrisi
1. Menunjukkan kesehatan dan persepsi pasien mengenai diet
yang baik dari tidak yang direkomendasikan
pernah menunjukkan 18. Diskusiakn makanan yang
menjadi secara disukai dan tidak
konsisten menunjukkan 19. Kaji ulang pengukuran
2. Memahami benar dan tekanan darah, penambahan atau
salah dari tidak pernah penurunan berat badan sesuai
menunjukkan menjadi kebutuhan
secara konsisten 20. Evaluasi kemjuan tujuan
menunjukkan modifikasi diet dalam interval
3. Menunjukkan yang teratur
kemampuan pada Manajemen Nutrisi
tingkat mampu di 8. Tentukan status gizi anak dan
sekolah dari tidak kemampuan untuk memenuhi
pernah menunjukkan kebutuhan gizi
menjadi secara 9. Tawarkan makanan ringan yang
konsisten menunjukkan padat gizi
10. Lakukan atau bantu anak
terkait dengan perawatan mulut
sebelum makan
11. Ciptakan lingkungan yang
optimal pada saat mengkonsumsi
makan
12. Pastikan makanan yang
disajikan dengan cara yang
menarik dan pada suhu yang paling
cocok untuk konsumsi secara
optimal
13. Monitor kecenderungan
penurunan berat badan atau
kenaikan
14. Atur diet yang diperlukan
(yaitu : menyediakan makanan
tinggi kalori tinggi protein,
menambah vitamin, mineral dan
suplemen)
Obesitas 1. kontrol resiko keluarga Pengajaran: peresepan diet(5614)
:obesitas 8. Kaji tingkat pengetahuan pasien
- Mengenali faktor resiko mengenai diet yang disarankan
dari tidak pernah 9. Kaji pola makan pasien saat ini
menunjukkan menjadi dan sebelumnya, termasuk
secara konsisten makanan yang disukai dan pola
menunjukkan makan saat ini.
- Mengidentifikasi target 10. Ajarkan pasien untuk
berat badan untuk anggota membuat diary makanan yang
keluarga dari tidak pernah dikonsumsi
menunjukkan menjadi 11. Instruksikan pasien untuk
secara konsisten menghindari makanan yang
menunjukkan dipantang dan mengonsummsi
- Angoota keluaraga makanan yang diperbolehkan
berkomitmen untuk 12. Bantu pasien memilih
rencana makan sehat dari makanan kesukaan yang sesuai
tidak pernah dengan diet yang disarankan
menunjukkan menjadi 13. Instruksian pasien untuk
secara konsisten merencanakan diet yang sesuai
menunjukkan 14. Sediakan contoh menu
- Meningkatkan aktivitas makanan yang sesuai
keluarga yang aktivf dari
tidak pernah Manajemen berat badan (1260)
menunjukkan menjadi 8. Diskusikan dengan pasien
secara konsisten mengenai hubungan anatara
menunjukkan asupan makanan, olahraga,
peningkatan berat badan, dan
penurunan berat badan
9. Diskusikan dengan pasien
mengenai kebiasaan, budaya, dan
faktor herediter yang mungkin
mempengaruhi berat badan
10. Diskusikan risiko yang
mungkin muncul jika terdapat
kelebihan berat badan atau berat
badan kurang
11. Kaji motivasi pasien untuk
merubah pola makannya
12. Hitung berat badan ideal
pasien
13. Bersama dnegan pasien
membuat metode yang tepatt
untuk mencatat asupan makanan
harian, waktu olahraga, dan atau
perubahan berat badan
14. Bantu pasien membuat
perencanaan makan yang
seimbang dan konsisiten dengan
jumlah energi yang dibutuhkan
setiap harinya

Ketidakefektifan Setelah dilakukan 10 kali Pendidikan Kesehatan


manajemen kesehatan kunjungan rumah manajemen 1. Bantu individu, keluarga dan
keluarga kesehatan keluarga Tn. T masyarakat untuk memperjelas
efektif dengan kriteria hasil: keyakinan dan nilai – nilai
3.Perilaku Patuh : Diet yang kesehatan.
Sehat 2. Tekankan manfaat kesehatan
5. Menanyakan pertanyaan positif yang langsung atau jangka
terkait kesehatan dari tidak pendek.
pernah dilakukan menjadi 3. Manfaatkan sistem dukungan
dilakukan secara konsisten sosial dan keluarga untuk
6. Mengevaluasi keakuratan meningkatkan efektivitas gaya
dari informasi kesehatan hidup atau modifikasi perilaku
yang diperoleh dari tidak kesehatan
pernah dilakukan menjadi 4. Tekankan pentingnya pola makan
dilakukan secara konsisten yang sehat, tidur, berolahraga dan
7. Menggunakan strategi lain-lain bagi individu, keluarga
untuk mengeliminasi dan kelompok.
hidup tak sehat dari tidak
pernah dilakukan menjadi Bantuan Modifikasi Diri
dilakukan secara konsisten
8. Melakukan monitor sendiri 3. Bantu keluarga untuk
mengenai status kesehatan mengidentifikasi tujuan spesifik
secara mandiri dari tidak untuk berubah
pernah dilakukan menjadi 4. Puji tingkat pengetahuan keluarga
dilakukan secara konsisten saat ini sehubungan dengan
keinginan untuk berubah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien :An.R Penanggung Jawab :

Umur/Jenis Kelamin :12 tahun/Laki-laki Manajer kasus :

Diagnosa Medis : Tanda tangan :


Linda
Tanggal mulai dirawat :

TGL/ DIAGNOS IMPLEMENTASI EVALUASI DOKUMENTASI TTD


NO A
KEPERA
WATAN
9-12- Belum ditemukan 1. Membina Hubungan S: Ibu R mengatakan bersedia Linda
2019 diagnosa saling percaya menjadi keluarga binaan
2. Mengkaji keluarga O : Keluarga tampak
kooperatif dan menerima
mahasiswa dengan hangat
A:-
P:
4. Analisa data hasil
pengkajian
5. Tetapkan diagnosa
6. Susun perencanaan

11-12- 1. Ketidakefektifa 1. Membina hubungan S: Ibu R mengatakan kaget Linda


2019 n dinamika terapeutik berdasarkan mengetahui BB nya melebihi
makan anak rasa percaya dan saling 100kg sedangkan anaknya
2. Obesitas menghormati hanya 23,5kg
2. Mengkaji asupan O : Keluarga tampak
makanan dan kebiasaan kooperatif mendengarkan dan
makan pasien menimbang berat badan
3. Tentukan status gizi anak IMT Ibu A 43,75 Obesitas
dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan IMT An.R 13,2 Kurang
gizi
4. Memfasilitasi untuk A:Masalah teratasi sebagian
mengidentifikasi perilaku P: Lanjutkan intervensi
makan yang harus diubah
5. Memberikan informasi
sesuai kebutuhan
mengenai perlunya
modifikasi diet bagi
kesehatan, penurunan
berat badan, pembatasan
garam, pengurangan
kolesterol

13-12- Ketidakefektifan 1. Membantu individu, S: Ibu A mengatakan ingin Linda


2019 manajemen keluarga dan masyarakat keluarganya hidup sehat, Ibu
kesehatan keluarga untuk memperjelas A mengungkapkan akan
keyakinan dan nilai – nilai berusaha untuk diet dan
kesehatan. mmeberikan makanan yang
2. Menekankan manfaat bergizi untuk keluarganya
kesehatan positif yang O : Keluarga tampak
langsung atau jangka kooperatif mendengarkan dan
pendek. aktif bertanya
3. Memanfaatkan sistem A:Masalah teratasi sebagian
dukungan keluarga untuk P: Lanjutkan intervensi
meningkatkan efektivitas
gaya hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
4. Menekankan pentingnya
pola makan yang sehat,
tidur, berolahraga dan
lain-lain bagi individu,
keluarga dan kelompok.
15-12- Obesitas 15. Mendiskusikan dengan S: Ibu A mengatakan
2019 pasien mengenai semakin paham dan mantap
hubungan anatara asupan untuk berdiet
makanan, olahraga, O: ibu A tampak antusias dan
peningkatan berat badan, kooperatif
dan penurunan berat A: maslaah teratasi sebagian
badan P:lanjutkan intervensi
16. Mendiskusikan dengan
pasien mengenai
kebiasaan, budaya, dan
faktor herediter yang
mungkin mempengaruhi
berat badan
17. Mendiskusikan risiko
yang mungkin muncul
jika terdapat kelebihan
berat badan atau berat
badan kurang
18. mengkaji motivasi
pasien untuk merubah
pola makannya
17-12- 1. Ketidakefekti 1. Menjelaskan penuntun S: An.R mengatakan kurang Linda
2019 fan dinamika makanan yang menarik menyukai jagung dan
makan anak (piramida makanan) sayuran, Ibu.A mengatakan
2. Obesitas pada anak tidak akan lagi mengonsumsi
2. Mengidentifikasi makanan berlemak
pengetahuan pasien O: Keluarga tampak
mengenai empat kooperatif
makanan dasar, An.R mampu menjawab
termasuk juga persepsi kembali pertanyaan yang
tentang perlunya diberikan
modifikasi diet pada Ibu.A aktif bertanya
anak mengenai diet yang
3. Mendiskusikan dianjurkan
kebutuhan nutrisi dan A: masalah teratasi sebagian
persepsi anak P: Lanjutkan intervensi
mengenai diet yang
direkomendasikan
4. Mendiskusikan
makanan anak yang
disukai dan tidak
5. Menginstruksikan Ibu
untuk menghindari
makanan yang
dipantang dan
mengonsummsi
makanan yang
diperbolehkan
20-12- 1. Ketidakefekti 1. Bersama dengan S: pasien mengatakan akan
2019 fan dinamika pasien membuat mencatat makanan yang
makan anak metode yang tepat dimakan setiap hari sesuai
2. Obesitas untuk mencatat asupan dengan waktunya
makanan harian, waktu O:keluarga kooperatif
olahraga, dan atau Keluarga mampu menyusun
perubahan berat badan asupan makanan harian
2. Membantu pasien A:masalah teratasi sebagian
membuat perencanaan P:Lanjutkan intervensi
makan yang seimbang
dan konsisiten dengan
jumlah energi yang
dibutuhkan setiap
harinya
3. Membantu pasien
memilih makanan
kesukaan yang sesuai
dengan diet yang
disarankan
4. Menginstruksian
pasien untuk
merencanakan diet
yang sesuai
23-12- 1. Ketidakefekti 1. Menyediakan contoh S: An.R mengatakan akan
2019 fan dinamika menu makanan yang makan dengan porsi lebih
makan anak sesuai untuk anak banyak sesuai dengan
2. Obesitas (tinggi kalori tinggi panduan, Ibu.A mengatakan
protein) dan untuk ibu juga akan mengontrol porsi
2. (diet rendah lemak dan makannya dan mulai
rendah kalori) memasak seperti pada
3. Mengatur diet yang panduan diet
diperlukan (yaitu : O: Keluarga tampak
menyediakan makanan kooperatif
tinggi kalori tinggi An.R mampu menjawab
protein, menambah kembali pertanyaan yang
vitamin, mineral dan diberikan
suplemen) Ibu.A aktif bertanya
4. Menyesuaikan jenis mengenai diet yang
dan komposisi dianjurkan
makanan yang A: masalah teratasi sebagian
disesuaikan dengan P: Lanjutkan intervensi
umur dan selera makan
5. Menganjurkan
keluarga
mengupayakan
menggunakan bahan
alami yang diolah
sendiri
26-12- Ketidakefektifan 1. Mengajarkan ibu cara S: anak mengatakan bubur
2019 dinamika makan membuat varian bubur kacang hijaunya enak. Ibu
anak kacang hijau untuk mengatakan proses
makanan tambahan pembuatannya gampang.
anak O:Ibu aktif bertanya saat
2. Menganjurkan anak memasak
untuk memakan bubur Anak menyukai hasil
buatan ibu masakan ibu
A: masalah teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
28-12- Obesitas 1. Mengajarkan ibu cara S: Ibu mengatakan proses
2019 membuat salad buah pembuatannya gampang dan
untuk makanan diet cepat
ibu O:Ibu aktif bertanya saat
membuat salad
A: masalah teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi

30-12- Ketidakefektifan 1. Mengajarkan ibu cara S: Ibu mengatakan proses


2019 dinamika makan membuat puding pembuatannya gampang dan
anak jagung untuk makanan cepat
selingan anak O:Ibu aktif bertanya saat
memasak
A: masalah teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi

02-01- Obesitas 1. Menganjurkan ibu S: ibu mengatakan meskipun


2020 melakukan aktivitas belum hafal gerakannya ibu
fisik (senam aerobik) akan melakukan senam setiap
2. Menganjurkan ibu hari
untuk melakukan O: ibu A berkeringat
aktifitas fisik setiap Ibu A aktif mengikuti
hari gerakan senam
A:masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
04-01- Obesitas 1. Mengevaluasi S: ibu mengatakan belum
2020 kemampuan ibu hafal tetapi tetap akan rutin
melakukan aktivitas latihan
fisik (senam aerobik) O: ibu A berkeringat
2. Memberikan CD Ibu A aktif mengikuti
sebagai pedoman gerakan senam
untuk melihat gerakan A:masalah teratasi sebagian
senam dirumah P:lanjutkan intervensi

06-01- Ketidakefektifan 1. Memberikan S: ibu A dan anak R


2010 manajemen pendidikan kesehatan mengatakan paham mengenai
kesehatan keluarga tentang PHBS PHBS
2. Mengajarkan cara O: keluarga kooperatif
berperilaku hidup A:masalah teratasi sebagian
sehat P:lanjutkan intervensi
09-01- Ketidakefektifan 1. Melakukan S: ibu A dan anak R
2020 manajemen demonstrasi cara mengatakan akan
kesehatan keluarga mencuci tangan menerapkan cuci tangan 6
2. Memberikan edukasi langkah setiap harinya
pentingnya mencuci O: keluarga kooperatif
tangan pakai sabun A:masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
13-01- 1. Ketidakefektifa 1. Mengevaluasi S: ibu mengatakan akan
2020 n manajemen kemampuan keluarga menjalankan kegiatan-
kesehatan terkait kegiatan- kegiatan yang sudah
keluarga kegiatan yang sudah diajarkan selama ini
2. Obesitas diajarkan O: keluarga kooperatif
3. Ketidakefektian 2. Mereview kembali BB ibu mengalami
dinamika kegiatan-kegiatan yang penurunan dari 115kg
makan anak sudah diajarkan menjadi 102 kg
3. Menimbang berat BB anak R mengalami
badan anggota kenaikan dari 23,5kg naik
keluarga menjadi 25 kg
A:masalah teratasi
P:Hentikan intervensi,
lanjutkan terminasi
15-01- 1. Ketidakefektifa Melakukan terminasi pada S: ibu mengatakan akan
202 n manajemen keluarga menjalankan kegiatan-
kesehatan kegiatan yang sudah
keluarga diajarkan selama ini
2. Obesitas meskipun sudah tidak ada
3. Ketidakefektian lagi mahasiswa
dinamika O: keluarga kooperatif
makan anak BB ibu mengalami
penurunan dari 115kg
menjadi 102 kg
BB anak R mengalami
kenaikan dari 23,5kg naik
menjadi 25 kg
A:masalah teratasi
P:Hentikan intervensi.
Lampiran 3. Askep keluarga 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA RESUME

B. Data Keluarga
5. Nama KK : Susyanto
6. Alamat : Dusun Plalangan Rt 001 Rw 002 Desa Glagahwero
Kecamatan Panti Kabupaten Jember
7. Tipe Keluarga : Nuclear family
8. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub.dg Umur Agama Suku Pend Pekerjaan Ket


KK
1. Umi P Istri 46 Islam Jawa Tidak Buruh tani
Kulsum Sekolah
2. Samsul L Anak 22 Islam Madura SMA wiraswasta
Arifin
3. Siti P Anak 18 Islam Madura SMA Tidak
Mutmainah bekerja
4 Nur P Anak 8 Imlam Madura SD Pelajar
kholifah

C. Analisis Data
PENGKAJIAN AWAL
1. INFORMASI KLIEN

Nama : An.S Tanggal Lahir/Umur : Jenis Kelamin :


12 februari 1999/18 tahun Perempuan

Alamat : Dusun Plalangan Rt 001 Rw 002 Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam
Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember Suku : Madura
Sumber Pembiayaan
Kesehatan : Umum
Telepon :-

Penanggung Jawab : Susyanto Hubungan Keluarga : Ayah

Alamat : Dusun Plalangan Rt 001 Rw 002 Telepon : -


Desa Glagahwero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember

Dokter yang merawat/merujuk : - Diagnosa Medis : -

Telepon/Hp : - Tanggal dirawat : -


Dokter Konsulen : -

2. RIWAYAT PENYAKIT MASA 4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


LALU
- Pernah dirawat : Ya ѵ Tidak Asma Ayah/Ibu/……….
Penyakit :Dismenorhea Hipertensi Ayah/Ibu/……….
Dimana : Diabetes Ayah/Ibu/……….
- Riwayat Operasi : Ya ѵ Tidak ……… Ayah/Ibu/……….
Jenis operasi :
Dimana :
Kapan :
- Riwayat Alergi : Ya ѵTidak
4. STATUS KESEHATAN SAAT INI Fungsi Pengecapan : dapat merasakan dengan
Kesadaran Umum : Baik baik
Kesadaran : Composmentis Fungsi Perabaan : sensitifitas baik
TD: 100/70 mmHg - RR : 18 x/menit
 Kesemutan pada : -
Suhu : 36,5 C - Nadi : 80 x/menit
 Kebas pada : -
BB : 45 kg - TB : 150 cm  Disorientasi Paralisisi
 Amnesia Parase

5. SIRKULASI/CAIRAN  Afasia Halusinasi

 Takikardi Pucat 
Reflek Patologis : -
 Bradikardi Pusing  Kejang: Sifat……….. lama…… frek………
 Berkeringat Anemis
 Haematemesis JVP
8. SISTEM PENCERNAAN
 Akral dingin Rasa haus
 Anoreksia Kembung
 Kapiler > 3 Kesemutan
 Mual Bissing usus
6. PERNAFASAN
Sulit menelan
 Sianosis Krepitasi  Muntah
Disphagia Konstipasi
 Sekret Otat bantu napas 
Stomatitis
Wheezing Alat bantu napas  Mukosa kering

Ronchi Alat bantu napas
  Turgor menurun Bau nafas

Stridor  Intake Konjungtiva anemis

4. NEURO - SENSORI  Kerusakan ѵ gigi geraham berlubang

Fungsi Penglihatan palatum/lida


 Buram Tidak bisa melihat h
 Riwayat Laksativa Distensi abdomen
 Alat bantu Visus
 Distensi abdomen Konsistensi
Fungsi Pendengaran
 Bising usus 
 Kurang Jelas  Tuli
 Alat bantu Tinnitus  Hemoroid, grade…..
Fungsi Penciuman : baik  Melena Diare, frek
12. HYGIENE

9. SISTEM PERKEMIHAN  Gigi/mulut kotor Mata kotor

 BAK 4-5x/hari Disuria  Kulit kotor Perineal kotor

 Hematuri Warna kuku kotor


 Hidung kotor
Poliuria Oliguria Inkontenensia Menarik diri
  Telinga kotor
retensi
 Nyeri saat BAK  Rambut kepala
kotot
10. STATUS MENTAL/EMOSI

13. KOMUNIKASI & INTERAKSI

 Cemas Krepitasi Bahasa yang digunakan:


 Marah Takut ѵ Dapat berkomunikasi
 Putus asa  Depresi  Kesulitan berkomunikasi
 Rendah diri Menarik diri  Tidak dapat berkomunikasi
 Agresif Merusak diri  Hubungan dengan keluarga
 Respon pasca trauma
 Tidak mau melihat bagian tubuh yang rusak
- lain …………………………………. 14. FAKTOR KEAMANAN
LINGKUNGAN

Faktor Resiko:
10. MUSKULOSKELETAL √ Merokok: 3-5 batang/hari, lama: >10 th

 Tonus otot Kontraktur  Obesites


Ketergantungan
 ROM menurun Fraktur obat:
Drop Foot Lokasi……………….
 Alkohol
Lain-lain : :
Tremor Jenis…………………
 Ventilasi
Kekuatan otot Kurang
 Malaise/fatiqu √Cukup
e
 Kondisi rumah
√ semi permanen
Postur tidak normal Atropi Permanen
Kebersihan rumah Bersih
15. FAKTOR BUDAYA & AGAMA 18. MAKAN DAN MINUM Diet

Kegiatan Keagamaan: Khusus : ѵ Tidak Ya


Klien mengikuti kegiatan pengajian, klien Kebiasaan makan-minum
menjalankan sholat wajib 5 waktu

Pantangan/Keyakinan : ѵ Mandiri Sebagian Tergantung


Klien mengatakan tidak ada pantangan atau Nafsu makan: ѵ Baik
larangan yang berkaitan dengan kesehatan.
Kurang, alasan……
Alergi makanan/minuman ѵ Tidak iya
Alat bantu: ѵ Tidak Iya

19. ELIMINASI

Kemampuan BAK :

TIDUR DAN ISTIRAHAT Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung

 Susah tidur Alat bantu : ѵ Tidak Iya

 Waktu tidur Obat : ѵ Tidak Ya

 Bantuan obat Kemampuan BAB


Ѵ Mandiri Sebagian Tergantung
Alat bantu : ѵ Tidak Iya
Obat : ѵ Tidak Iya

17. INTEGUMEN
20. MOBILISASI
 Jaringan parut Memar
Rentan gerak :
 Lesi Ulserasi
Atas : bebas (kanan dan kiri)
 Bantuan obat
Atas : bebas (kanan dan kiri)
Berjalan
ѵMandiri Dibantu sebagian TergantungAlat
bantu : ѵ Tidak Iya
Nyeri : ѵ Tidak Iya, lokasi………………
21. KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI Memanfaatkan sunber daya untuk penanganan
klien
Mandi :
Ibu U mengatakan tidak melakukan penanganan
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
khusus terhadap nyeri haid An.S. keluarga hanya
Berpakaian
akan periksa ke mantri jika sakit yang diderita
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
sangat mengganggu aktivitas sehriu-hari.
Menyisir rambut :
Keluarga juga tidak memiliki JKN
Ѵ Mandiri Dibantu sebagian Tergantung
Keadaan Kulit : bersih, bebas bau, , warna DIAGNOSA KEPERAWATAN

sawo matang, elastis, tidak ada lesi, 1. Perilaku cenderung beresiko berhubungan
dengan kurang pemahaman ditandai dengan Ibu U
sensitifitas baik
mengatakan Bpk.A merupakan seorang perokok,
Bpk.A mengungkapkan sudah merokok lebih dari
22. DATA PENUNJANG 10 tahun, An.I mengatakan jarang mencuci tangan

Laboratorium : - 2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan


keluarga ditandai dengan An.S mengungkapkan
Radiologi : - keinginan untuk menangani nyeri haid yang
dirasakan setiap bulan.
Data Penunjang : -

23. KEMAMPUAN KELUARGA


Mengenal masalah klien :
Keluarga mengetahui anak sering mengalami
nyeri saat menstruasi namun keluarga hanya
menyuruh An.S untuk beristirahat jika nyerinya
makin hebat.
Pemberian perawatan klien :
Keluarga Ibu S mengatakan sehat merupakan hal
penting . Namun keluarga akan pergi ke mantri
untuk periksa kesehatan hanya jika sakitnya
dirasa parah dan sangat mengganggu aktivitas Jember, Desember
2019
sehari-hari
Memodifikasi lingkungan yang menunjang Mengetahui
penyembuhan klien:
Perawa Manajer
Selama ini keluarga hanya menyuruh anak untuk
t kasus
beristirahat ditempat tidur ketika An.S mulai
merasakan nyeri haid
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien :An.S Penanggung Jawab :

Umur/Jenis Kelamin :18 tahun/ perempuan Manajer kasus :

Diagnosa Medis : Tanda tangan :


Linda
Tanggal mulai dirawat :

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN


NO KEPERAWATAN
Perilaku cenderung Kepercayaan mengenai Modifikasi perilaku (4360)
beresiko berhubungan Kesehatan : Kontrol yang
dengan kurang diterima Perawat melakukan rencana
pemahaman ditandai kegiatan:
dengan Ibu U mengatakan 4. Menerima tanggung jawab
Bpk.A merupakan seorang terkait dengan keputusan19. Tentukan motivasi
perokok, Bpk.A kesehatan dari sangat pasien terhadap perlunya
mengungkapkan sudah lemah menjadi sangat kuat perubahan perilaku
merokok lebih dari 10
5. Meminta untuk terlibat20. Dukung mengganti
tahun, An.I mengatakan
jarang mencuci tangan dalam keputusan kebiasan yang tidak
kesehatan diingankan menjadi
6. Keyakinan bahwa tindakan kebiasaan yang diinginkan
sendiri yang mengontrol21. Kenalkan pasien pada
hasil kesehatan orang atau kelompok yang
Keseimbangan Gaya Hidup telah berhasil melewati
pengalaman yang sama
4. Mengenali kebutuhan22. Dukung pasien
untuk menyeimbangkan memeriksa perilakunya
aktivitas-aktivitas hidup sendiri
5. Mencari informasi tentang23. Pilah pilah perilaku
strategi untuk aktivitas menjadi bagian bagian kecil
hidup yang seimbang untuk dirubah menjadi unit
6. manajemen waktu dalam perilaku yang terukur
rutinitas harian (berhenti merokok, mencuci
tangan sebelum makan)
24. Dukung pasien untuk
berpartisipasi dalam
menyeleksi penguatan yang
memiliki arti
Bantuan Penghentian
Merokok
Perawat melakukan rencana
kegiatan:
16. Catat status merokok
saat ini dan riwayat
merokok
17. Tentukan kesiapan
bapak untuk berhenti
merokok
18. Pantau kesiapan bapak
untuk berhenti merokok
19. Berikan saran yang
konsisten dan jelas untuk
berhenti merokok
20. Bantu bapak untuk
mengembangkan rencana
berhenti merokok
Kesiapan meningkatkan Setelah dilakukan 3 kali Manajemen Sindrom Pre
manajemen kesehatan kunjungan rumah selama 30 Menstruasi (PMS)
keluarga ditandai dengan menit setiap kunjungan,
An.S mengungkapkan diarapkan keluarga mengenal 5. Instruksikan individu
keinginan untuk menangani Dismenorhea, gejala, dan untuk mengidentifikasi
nyeri haid yang dirasakan prospektif dari gejala
penyebab, serta penanganan
setiap bulan, IbuU utama pramenstruasi
mengungkapkan keinginan gejala dengan kriteria hasil: (misal
untuk melakukan
1. Kontrol Gejala (1608) kembung,kram,mudah
penanganan terhadap faktor
resiko hipertensi - Memantau munculnya marah), penggunaan
gejala check list kalender
- Memantau keparahan prospektif atau buku log
gejala mengenai gejala, dan
- Memantau frekuensi pencatatan waktu serta
gejala tingkat keparahan setiap
- Melakukan tindakan gejala
pencegahan 6. Kolaborasi dengan pasien
- Melakukan tindakan untuk memprioritaskan
untuk mengurangi gejala yang paling
gejala bermasalah
7. Berikan informasi
2. Kontrol nyeri (1605) mengenai langkah-
langkah perawatan diri
- Mengenali kapan nyeri yang spesifik pada gejala
terjadi dari yang tidak (misalnya olahraga dan
pernah menunjukkan suplemen kalsium)
menjadi ecara konsisten 8. Monitor perubahan
menujukkan terkait gejala
- Menggambarkan faktor
penyebab dari yang tidak Pendidikan Kesehatan
pernah menunjukkan
menjadi ecara konsisten 5. Bantu individu, keluarga
menujukkan dan masyarakat untuk
- Menggunakan tindakan memperjelas keyakinan
pecegahan dari yang dan nilai – nilai kesehatan.
tidak pernah 6. Tekankan manfaat
menunjukkan menjadi kesehatan positif yang
ecara konsisten langsung atau jangka
menujukkan pendek.
7. Manfaatkan sistem
- Menggunakan tindakan dukungan sosial dan
pengurangan nyeri tanpa keluarga untuk
analgesik dari yang tidak meningkatkan efektivitas
pernah menunjukkan gaya hidup atau modifikasi
menjadi ecara konsisten perilaku kesehatan
menujukkan 8. Tekankan pentingnya pola
- Melaporkan nyeri makan yang sehat, tidur,
terkontrol dari yang tidak berolahraga dan lain-lain
pernah menunjukkan bagi individu, keluarga dan
menjadi ecara konsisten kelompok.
menujukkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien :An.S Penanggung Jawab :

Umur/Jenis Kelamin :18 tahun/perempuan Manajer kasus :

Diagnosa Medis : Tanda tangan :


Linda
Tanggal mulai dirawat :

TGL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


NO KEPERAWATAN
9-12- Belum ditemukan diagnosa 1. Membina hubungan S: Keluarga mengatakan Linda
2019 saling percaya bersedia menjadi
dengan keluarga keluarga binaan
binaan O : Keluarga tampak
2. Mengkaji keluarga kooperatif dan
secara menyeluruh menerima mahasiswa
dengan hangat
An.A hiperaktif
TD Bpk.S :110/70
TD Ibu U : 100/70
TD An.Sa : 120/90
TD An.S: 110/80
A :-
P : Analisa data,
tetapkan diagnosa, dan
susun perencanaan

11-12- Perilaku cenderung beresiko 1. Mengkaji motivasi S: Bpk.S mengatakan Linda


2019 pasien terhadap bersedia mengurangi
perlunya perubahan rokok tapi bertahap
perilaku O : Keluarga tampak
2. Anjurkan pasien kooperatif dan
memeriksa menerima saran
perilakunya sendiri mahasiswa
3. Menganjurkan TD Bpk.S :120/70
pasien untuk TD Ibu U : 110/80
mengganti kebiasan TD An.Sa : 110/90
buruknya TD An.S: 110/80
4. Memilah-milah A : Perilaku cenderung
perilaku menjadi beresiko teratasi
bagian bagian kecil sebagian
untuk dirubah P : Lanjutkan intervensi
menjadi unit perilaku
yang terukur
(mengurangi
merokok)
13-12- Perilaku cenderung beresiko 1. Mengkaji motivasi S: An.I mengatakan Linda
2019 pasien terhadap akan menghafal cara
perlunya perubahan mencuci tangan 6
perilaku langkah yang sudah
2. Anjurkan pasien diajarkan
memeriksa O : Keluarga tampak
perilakunya sendiri kooperatif dan
3. Menganjurkan menerima saran
pasien untuk mahasiswa
mengganti kebiasan An.I sangat senang
buruknya meniru gerakan cuci
Memilah-milah tangan
perilaku menjadi A : Perilaku cenderung
bagian bagian kecil beresiko teratasi
untuk dirubah sebagian
menjadi unit perilaku P : Lanjutkan intervensi
yang terukur
(mencuci tangan
sebelum makan, dan
sesudah BAB/BAK)
15-12- Kesiapan meningkatakan 1. Menginstruksikan S: An.S mengatakan Linda
2019 manajemen kesehatan individu untuk sudah memahami
keluarga mengidentifikasi tentang disminorhea
gejala utama O : Keluarga tampak
pramenstruasi (misal kooperatif, AN.S
kembung,kram,muda mamou menyebutkan
h marah), ulang apa yang sudah
2. Melakukan diterangkan dan
kolaborasi dengan menerima saran
pasien untuk mahasiswa
memprioritaskan A: Kesiapan
gejala yang paling meningkatakan
bermasalah manajemen kesehatan
3. Memberikan teratasi sebagian
pendidikan P : Lanjutkan intervensi
kesehatan terkait
dismenorhea
meliputi definisi,
tanda gejala,
patofisiologi, dan
penanganan

18-12- Kesiapan meningkatkan 1. Memberikan S: An.S mengatakan Linda


2019 manajemen kesehatan informasi mengenai akan mencoba
keluarga langkah-langkah mengompres perutnya
perawatan diri yang ketika mengalami nyeri
spesifik pada gejala haid
(penanganan dengan O: An.S dapat
kompres hangat) mempraktekkan cara
mengompres dengan
benar
A:masalah teratsi
sebagian
P:lanjutkan intervensi
20-12- Kesiapan meningkatkan 2. Mengajarkan cara S: An.S mengatakan Linda
2019 manajemen kesehatan mencegah dismenore perut bawahnya terasa
keluarga dengan melakukan lebih enakan setelah
senam senam
O:An.S mampu
mengikuti gerakan
senam dengan baik
A:maslah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
22-12- Kesiapan meningkatkan 3. Mengajarkan cara S: An.S mengatakan
2019 manajemen kesehatan melakukan perawat mulai mengerti cara nya
keluarga organ intim membersihkan organ
intim yang benar
O: An.S mampu
mempraktekkan kembali
cara membersihkan
organ intim yang benar
A:masalah teatasi
sebagian
P:lanjutkan intervensi
24-12- Kesiapan meningkatkan 4. Mengevaluasi S: An.S mengatakan Linda
2019 manajemen kesehatan kemampuan klien tidak hafal beberapa
keluarga melakukan senam gerakan, namun
khasiatnya mulai terasa
badan lebih enakan
O: An.S mampu
mempraktekkan kembali
senam yang sudah
diajarkan
A: masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
26-12- Kesiapan meningkatkan 5. Memberikan S: An.S mengatakan Linda
2019 manajemen kesehatan pendidikan sudah memahami terkait
keluarga kesehatan tentang nutrisi untuk remaja
nutrisi untuk remaja O: An.S mampu
mengungkapkan
kembali terkait apa yang
sudah diajarkan
A: masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
28-12- Kesiapan meningkatkan 6. Mengajarkan S:Keluarga mengatakan Linda
2019 manajemen kesehatan perilaku hidup bersih sudah paham tentang
keluarga dan sehat PBHS dan akan
mencoba
menerapkannya
O: Keluarga kooperatif
dan dapat menerima
informasi yang sudah
diajarkan dnegan baik
A:masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
02-01- Kesiapan meningkatkan 7. Mengajarkan cara S:An.I mengatakan suka Linda
2020 manajemen kesehatan mencuci tangan 6 dengan lagu cuci tangan
keluarga langkah yang diajarkan, dan akan
menerapkannya jika
mencuci tangan
O:An.I tampak aktif
An.I mampu mengulang
kembali gerakan cuci
tangan yang asudah
diajarkan
A:maslah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
05-01- Perilaku cenderung beresiko 8. Mencatat status S: Bpk S mengatakan Linda
2020 merokok sudah mengurangi
9. Memantau kesiapan merokok
bapak untuk berhenti O: Bpk S hanya
merokok merokok 2 batang sehari
10. Memberikan saran A:Masalah teratasi
yang konsisten dan sebagian
jelas P:Lanjutkan intervensi

07-01- Perilaku cenderung beresiko 11. Membantu bapak S: Bpk S mengatakan Linda
2020 untuk akan memakan kudapan
mengembangkan seperti buah-buahan
rencana berhenti sebagai pengganti rokok
merokok dan O: Bpk.S kooperatif
menggantinya A:Masalah teratasi
dengan kudapan sebagian
sehat P::Lanjutkan intervensi

09-01- 12. Perilaku cenderung 14. Mengevaluasi S:Bpk S mengatakan Linda


2020 beresiko perilaku merokok hanya merokok 1 batang
13. Kesiapan meningkatkan bapak sehari, namun bapak S
manajemen kesehatan berjajnji akan berhenti
keluarga merokok
O:Bpk S tampak
kooperatif
A:maslah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan intervensi
13-01- 15. Perilaku cenderung 17. Melakukan evaluasi S: keluarga mengatakan Linda
2020 beresiko kegiatan yang sudah ada sebagian yang ingat
16. Kesiapan meningkatkan diajarkan namun terkadang juga
manajemen kesehatan 18. Mengevaluasi lupa
keluarga tingkat kemandirian O: keluarga mampu
keluarga mengingat kembali apa
yang sudah diajarkan,
Keluarga mandiri
tingkat II
A:masalah teratasi
sebagian
P:Lanjtkan intervensi
17-01- Perilaku cenderung beresiko 1. melakukan terminasi S: keluarga mengatakan Linda
2020 kepada keluarga akan menjalankan segala
hal yang sudah diajarkan
oleh mahasiswa
O: keluarga kooperatif
A:masalah teratasi
P:Hentokan intervensi

Anda mungkin juga menyukai