Anda di halaman 1dari 3

A.

Analisis Situasi IGD

Sistem perawatan kesehatan semakin ditekan untuk mengakomodasi meningkatnya


permintaan layanan perawatan kesehatan. Populasi yang menua, meningkatnya rawat inap, dan
kekurangan tempat tidur di rumah sakit dianggap sebagai masalah publik, ekonomi, dan
perawatan kesehatan. Waktu tunggu yang lama untuk ketersediaan tempat tidur di rumah sakit
dan kepadatan di IGD biasanya diamati. Kejadian-kejadian ini dapat menunda perawatan
pasien dan membahayakan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Overcrowded di IGD merupakan keadaan dimana banyak pasien yang menumpuk di IGD.

Overcrowding di IGD diidentifikasi sebagai multi-faktorial dan kompleks dan


umumnya terkait dengan waktu tunggu yang diperpanjang, kurangnya staf IGD, peningkatan
pasien, tempat tidur rawat inap, serta lingkungan fisik dan blok akses yang tidak memadai
(Shuk Man Lo et al, 2015). Overcrowding di IGD ini diakibatkan waktu tunggu pasien setelah
keputusan rawat inap diputuskan, sumber daya yang terbatas, pengorganisasian yang kurang
tepat, hasil laboratorium yang membutuhkan waktu yang banyak, waktu mendiagnosa penyakit
yang lama, banyaknya pasien yang datang dan kesiapan ruangan rawat inap menerima pasien
dari IGD (Deviantony dkk, 2017).

Blok akses disebut sebagai ‘‘ situasi di mana pasien di ruang Gawat Darurat yang
memerlukan perawatan rawat inap tidak dapat memperoleh akses ke tempat tidur rumah sakit
yang sesuai dalam jangka waktu yang wajar. Blok akses dan overcrowded IGD menimbulkan
pengaruh pada kualitas perawatan darurat, morbiditas dan mortalitas pasien serta staf dan
kepuasan pasien. Penanganan pada pasien yang tidak tepat waktu mengakibatkan
ketidakmampuan dalam memaksimalkan golden periode, ruangan yang tidak memadai
sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal, kecemasan dan ketidaknyamanan dari pasien yang
dapat meningkat (Deviantony dkk, 2017). Banyak rumah sakit di Indonesia yang masih sering
mengalami overcrowding di IGD. Salah satunya yaitu RSUD Tidar Magelang.

RSUD Tidar kota Magelang merupakan rumah sakit rujukan dikota Magelang yang
setiap harinya banyak pasien datang untuk berobat. Setidaknya setiap hari ada 100-150 pasien
yang datang ke IGD RSUD Tidar Magelang untuk memperoleh pengobatan. Banyaknya pasien
yang datang dapat menyebabkan keadaan Overcrowded di IGD RSUD Tidar Magelang. Oleh
karena itu penulis membahas overcrowded di IGD untuk memberikan inovasi agar RSUD
Tidar Magelang mampu mengatasi overcrowded di IGD sehingga mampu memaksimalkan
pelayanan dan kepuasan pasien dapat tercapai.

B. Evidence Knowledge
Penulis melakukan studi literatur terkait penanganan overcrowding di IGD. Berdasarkan
hasil studi literatur didapatkan beberapa cara untuk mengurangi overcrowding di IGD.
Overcrowding di IGD harus di atasi agar tidak menyebabkan blok akses sehingga mampu
meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Beberapa tindakan tersebut antara lain:
1. Menyediakan ruang transit sebelum masuk ke ruang inap
Berdasarkan tinjauan retrospektif dari kepadatan Instalasi Gawat Darurat di
Rochester, New York, Schneider et al. menyimpulkan bahwa mentransfer pasien yang
dirawat di IGD ke bangsal dengan cepat memiliki dampak terbesar dalam mengurangi
masalah kepadatan di IGD. Hal ini menekankan betapa pentingnya untuk berkolaborasi
dengan Departemen Manajemen Layanan Kesehatan, manajemen senior lembaga, dan
bagian kasir.
Manfaat dari unit perawatan akut yang dikelola terletak jauh dari IGD dipelajari
oleh Kelen et al. (25). Unit ini terdiri dari 14 tempat tidur berbasis rawat inap yang
menerima pasien yang membutuhkan evaluasi atau manajemen yang kemungkinan akan
berdurasi lebih dari 4 jam. Pasien IGD yang diterima dapat dikirim ke unit perawatan akut
yang dikelola jika tidak tersedia tempat tidur di bangsal rawat inap. Para peneliti
menemukan bahwa implementasi adanya unit perawatan memiliki dampak signifikan
dalam mengurangi kepadatan (Olshaker et al, 20
2. Emergency Medicine Department (EMD)
Emergency Medicine Department (EMD) merupakan alternative manajemen
penyakit tertentu di IGD untuk mengatasi block akses dan overcrowding di IGD. Alternatif
ini sudah diterapkan di berbagai Negara maju di dunia seperti Hongkong, UK, US dan
Kanada. Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh S.M Lo et al (2015) menunjukkan
bahwa EMW memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi long of stay (LOS)
di IGD. EMW di gunakan terutama untuk mengelola kondisi medis seperti masalah jantung
(Hipertensi dan penyakit jantung koroner), pneumonia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis
dan pusing. Penerapan EMD ini mampu mengurangi LOS di IGD, sebelum diterapkan
untuk penanganan pasien kritis mambutuhkan waktu lebih dari 5 jam, setelah diterapkan
EMD untuk pasien kritis LOS maksimal 4,46 jam. Selain itu jumlah rata-rata pasien yang
dirawat di unit medis per bulan berkurang 187. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan
dalam LOS rawat inap rawat inap sebelum dan setelah pembentukan EMW. Layanan EMW
secara signifikan dapat mempengaruhi alur pasien yang efisien dan mengurangi baik LOS
selama di IGD mapun rawat inap di rumah sakit sehingga dapat mengurangi biaya.
Studi ini menyajikan evaluasi umum dari efektivitas EMW khas di rumah sakit
regional dan mungkin tidak berlaku untuk semua EMW di Hong Kong. Keterbatasan ini
dikaitkan dengan perbedaan profil staf dan kriteria penerimaan masing-masing unit atau
EMW, tergantung pada kebutuhan lokalnya. Penelitian lebih lanjut dapat membandingkan
EMW dengan unit medis serupa di rumah sakit yang sama dan melibatkan kelompok-
kelompok khusus pasien yang mendapat manfaat dari pelaksanaan EMW. Dalam
mengevaluasi efektivitas EMW, kepuasan pasien dan persepsi staf juga dapat dianggap
sebagai indikator kinerja utama. Indikator-indikator ini dapat dipertimbangkan dalam studi
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai