Anda di halaman 1dari 1

TRI NUR HIDAYATI LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG-DEMAM

Kejang demam cenderung timbul dalam 22020119210036


24 jam pertama pada waktu sakit dengan Demam
demam atau pada waktu demamtinggi.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
Hipoglikemia, gangguan elektrolit (Na
dan K) misalnya pada pasien dengan Gangguan • Kejang berlangsung • Kejang berlangsung lama anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3%
riwayat diare sebelumnya. singkat dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam
Metabolisme lebih dari 15 menit
• Umumnya serangan • Kejang fokal atau parsial (Ngastiyah, 2014)
Bakteri berhenti sendiri dalam satu sisi atau kejang umum
penyakit pada traktus waktu < 15 menit didahului
respiratorius(pernapasan), pharyngitis • Tanpa gerakan fokal, • kejang parsial Berulang atau Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi,
(radang tenggorokan), tonsillitis gangguan pusat pengaturan suhu
(amandel), dan otitis media (infeksi Kejang lebih dari 1 kali dalam 24
• tidak berulang dalam Kejang demam adalah Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh
telinga). Infeksi jam normal
waktu 24 jam bangkitan kejang yang
Kriteria hasil :
Virus terjadi pada kenaikan suhu - Suhu tubuh (36,5 o -37,5 o C)
varicella (cacar), morbili (campak), dan Kejang demam Kejang demam tubuh (suhu rektal lebih dari - Nadi (60-100 kali/menit) dan Respirasi Rate(16-24
dengue (virus penyebab demam berdarah sederhana (Simple kompleks (Complex 38ºC) yang disebabkan oleh kali/menit)
). febrile seizure) suatu proses ekstrakranium -Tidak ada perubahan warnakulit
febrile seizure) Intervensi :
(Gunawan, 2012). 1. Monitor suhu tubuh
25-50 % anak yang mengalami kejang
2. Monitor warna dan suhu tubuh
memiliki anggota keluarga yang pernah Faktor Genetika 3. Monitor tekanan darah, nadi dan Respirasi Rate
mengalami kejang demam sekurang- KLASIFIKASI
kurangnya sekali. 4. Monitor penurunan tingkat kesadaran
Menurut Widodo(2011) DEFINISI 5. Lakukan tapid sponge
6. Berikan antipiretik
• Kejang demam mempunyai insiden yang FAKTOR PENYEBAB 7. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
Wulandari dan Erawati Kolaborasi pemberian cairan intravena
tinggi pada anak, yaitu 3- 4% 8. Kompres panas pasien pada lipat paha danaksila
• Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri (2016)
9. Tingkatkan sirkulasi udara
• Kejang timbul dalam 24 jam setelah RENCANA
naiknya suhu badan akibat infeksi di luar
susunan saraf misalnya otitis media akut, TANDA DAN KEJANG KEPERAWATAN Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi
GEJALA perfusi


bronchitis, dan sebagainya
Bangkitan kejang dapat berbentuk tonik- Wulandari dan Erawati DEMAM Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
ventilasi dan oksigenasi pada jaringanadekuat
klonik, fokal atau atonik (2016) Kriteria Hasil : Oksigenasi yang adekuat, Bebas dari tanda-
• Takikardi pada bayi, frekuensi sering di tanda distress pernafasan, Mendemonstrasikan batuk efektif,
Mampu bernafas denganmudah
atas 150-200 per menit Kurang pengetahuan tentang penyakit dan
Intervensi:
perawatan kejang demam berhubungan
PEMERIKSAAN - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
PENGKAJIAN dengan kurang informasi tentang proses
- Monitor respirasi dan status O2
1. Pemeriksaan laboratorium PENUNJANG penyakit dan penatalaksanaan di rumah
KEJANG Tujuan: pengetahuan keluarga tentang kejang
- Auskultasi suara nafas
2. Fungsi lumbal Menurut Widodo - Lakukan suction
DEMAM demam dan perawatannya
3. Elektroensefalografi (EEG) (2011)
Riyadi dkk (2009) bertambah.
4. Pencitraan :foto x-ray kepala dan pencitraan seperti Intervensi:
- Bantu pasien dan keluarga untuk mengenali Resiko cedera berhubungan dengan kurangnya kesadaran
computed tomography scan (ct-scan) atau magnetic gerakan tonik atau klonik
Riwayat aura, tipe kejang dan urutan tindakan yang
resonance imaging (MRI) harus dilakukan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi
Penyakit cedera atau komplikasi
- Observasi dan catat perilaku yang
KOMPLIKASI diperlihatkan Kriteria hasil : Terbebas dari cedera, Tidak ada perlukaan,
Waskitho, 2013 Pada anak kejang - Instruksikan pada keluarga tentang sifat dan kesadaran composmentis, Klien mampu menjelaskan faktor
1. Kerusakan neurotransmitter demam riwayat resiko dari lingkungan/perilaku personal
2. Epilepsi dalam Wulandari & kelainan dari kejang, serta perlunya bersikap
yang menonjol positif terhadap usahaterapi Intervensi :
3. Kelainan anatomis di otak Erawati, 2016 adalah adanya saat kejang: Tempatkan pasien pada tempat yang datar,
4. Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai demam yang
dialami oleh anak
- Jelaskan pentingnya bisa mengenali aura, longgarkan pakaian dan, Jauhkan benda-benda yang
rnembahayakan paien seperti mainan keras, Miringkan kepala
demam (suhu rektal di atas
tipe kejang dan urutan tindakan yang harus anak pada salah satu sisi, Catat frekuensi, waktu, tingkat
5. Kemungkinan mengalami kematian dilakukan kesadaran, lama kejang dan bagiantubuh yang terlibat
38 o C).
- Jelaskan perlunya mengidenfifikasi dan bangkitan kejang, Bila mungkin berikan privasi pada pasien,
menghindari rangsangan kejang yang dapat Berikan obat sesuai program
menstimuli aktivitas kejang post-kejang: Kaji atau pantau kondisi pasien setelah kejang,
Pengkajian fungsional yang sering mengalami gangguan adalah terjadi penurunan kesadaran anak Pengkajian - Tekankan pentingnya minum obat yang
dengan tiba-tiba sehingga kalau dibuktikan dengan tes GCS skor yang dihasilkan berkisar antara 5 Pertahankan jalan nafas tetap efektif, Kaji kondisi pasien
Fungsional sesuai dengan anjuran terhadap adanya cedera dan lakukan pemeriksaan pada daerah
samapi 10 dengan tingkat kesadaran dari apatis sampai somnolen atau mungkin dapat koma, - Jelaskan tentang patofisiologi dan mulut, Periksa tanda-tanda vital dan status neurologis segera
kemungkinan ada gangguan jalan nafas yang dibuktikan dengan peningkatan frekwensi pernafasan 30 pengobatan yang perlu dilakukan setelah kejang, Kaji terhadap perubahan kesadaran, malaise,
x/menit dengan irama cepat dan dangkal, lidah terlihat menekuk menutup faring. Pada kebutuhan rasa - Tinjau pentingnya kebersihan dan perawatan mual muntah, nyeri dan aspirasi, Beri dukungan emosional bila
aman dan nyaman anak mengalami gangguan kenyamanan akibat hipertermi, sedangkan keamanan mulut. memungkinkan, Informasikan pada keluarga tentang status
terjadi ancaman karena anak mengalami kehilangan kesadaran yang tiba-tiba yang beresiko terjadinya kesadaran dan lakukan reorientasi bilaperlu
cidera secara fisik maupun fisiologi. Untuk pengkajian pola kebutuhan atau fungsi yang lain
kemungkinan belum terjadi gangguan kalau ada mungkin sebatas ancaman seperti penurunan personal
hygiene, aktivitas, intake nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai