Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Setiap pasien berhak mendapatkan pelayanan yang sama di rumah

sakit atau pelayanan Kesehatan lainnya, hal ini diataur dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, di dalamnya mengatur tentang

hak-hak yang diberikan kepada warga Negara Indonesia. Salah satunya dalam

pasal 28 H ayat 1 yang menyebutkan bahwa “setiap warga negara berhak atas

pelayanan kesehatan”, setiap warga Negara Indonesia, dijamin oleh Undang-

Undang bahwa mereka memiliki hak atas pelayanan kesehatan tanpa di beda-

bedakan status sosialnya. Pelayanan Rumah Sakit diatur pada Undang-Undang

No. 44 tahun 2019, menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah bagian integral

dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (Kuratif), dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit merupakan

suatu instansi atau organisasi sosial dan kesehatan yang berfungsi sebagai

pelayanan peningkatan kualitas pelayanan asuhan, dimana bagian utama

terdepan Rumah Sakit adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang merupakan

tempat pertama pasien ditangani berdasarkan kegawatdaruratan ataupun

pengelompokan triage pasien, khususnya pelayanan yang Bersifat

kegawatdaruratan. (Musliha,2015)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2018 Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit pelayanan di

1
2

Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang datang

langsung ke Rumah Sakit dan bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan

kesehatan lain ataupun dari Public Safety Center 199 (PSC 199), menderita

sakit ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.

Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh

pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan

pencegahan kecacatan. Pelayanan yang dilakukan di IGD dapat di ukur

dengan tahapan yaitu tahapan primer : tanpa memberikan dukungan alat bantu

diagnostik dan tahapan sekunder yaitu dengan memberikan dukungan alat

bantu diagnostik. Setiap melakukan tindakan pada pasien yang masuk ke IGD,

maka perawat dan tim medis lainnya wajib mengkaji pasien dengan tahapan

Airway, Breathing, Circulation, Drug Defibbrilator Disability.(Ines, 2016)

Menurut WHO (2012) banyak pasien dengan kasus gawat darurat

yang masuk ke Rumah Sakit memerlukan pertolongan segera. Kegawat

daruratan dari penyakit menjadi masalah dari seluruh dunia termasuk di

Negara ASEAN. Kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) terus

bertambah tiap tahunnya. Peningkatan terjadi sekitar 30%di seluruh IGD

Rumah Sakit dunia. (Bashkin,dkk 2015)

Kegawat daruratan pasien dapat mengalami perburukan kondisi atau

akan semakin gawat hingga terjadi komplikasi dan kematian. Sangat penting

dalam memprioritaskan kegawatan pasien sesuai dengan proses triage karena

akan mempermudah untuk tindakan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan

pasien (Mahyawati dan Widaryati,2015).


3

Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pada tahun

2019 jumlah Rumah Sakit Umum Sebanyak 2.344 dan Rumah Sakit Khusus

Sebanyak 533. Jumlah Kunjungan rata-rata ke Rumah Sakit sebanyak 60.554

terdiri dari rawat jalan 44.216 (73,0%), rawat inap 7.941 (13,1%), sementara

data kunjungan ke instalasi gawat darurat sebanyak 8.397 (13,9%) dari total

seluruh kunjungan IGD terdapat 12,0 & berasal dari pasien rujukan.

Waktu tanggap sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia serta

kualitas dalam memberikan pertolongan untuk menyelamatkan nyawa pasien

yang datang dengan kegawatdaruratan. Berdasarkan hasil Penelitian dari

Apriani dan Febriani (2017) di IGD RSI Sitti Khadijah Palembang yang

merupakan Rumah Sakit Tipe C di dapatkan hasil ada hubungan yang

signifikan antara kegawatdaruratan dengan waktu tanggap (Respon Time).

Fenomena yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yakni penerapan

triage belum dilakukan dengan maksimal sehingga masih banyak pasien yang

tidak memperoleh penanganan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisinya.

Ketidaktepatan triage tersebut akhirnya menyebabkan memanjangnya Respon

Time dalam melakukan tindakan pelayanan awal di IGD. Pentingnya

melakukan pelayanan cepat dan tepat untuk mencegah perburukan kondisi,

kecacatan, dan kematian.

Seperti penelitian yang dilakuka oleh Rudi Limantara bahwa kematian

di IGD masih tinggi, beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi

antara lain : keluarga pasien tidak mengetahui kondisi kesehatan pasien

sehingga terlambat dilakukan penanganan, tidak adanya tahap pemilahan

pasien (triage), Emergency Respon Time lebih dari 5 menit, tidak adanya
4

penanda Ruangan IGD yang terlihat jelas dari jalan utama, tidak adanya

sarana dan prasarana yang memadai, keilmuan dan keterampilan tenaga medis

kurang, dan standar prosedur operasional yang belum dijalankan dengan baik.

Rumah Sakit Daerah K.H Hayyung merupakan Rumah Sakit yang

berada di Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar. RSUD K.H Hayyung

menyelenggarakan pelayanan IGD 24 jam. Data kunjungan IGD tercatat pada

tahun 2016 sebanyak 3527 orang, Tahun 2017 sebanyak 4089 orang, tahun

2018 sebanyak 4755 orang, tahun 2019 sebanyak 5389 dan tahun 2020

sebanyak 3.099 orang dengan kunjungan rata rata ±258 kunjungan pasien

setiap bulannya.Sementara jumlah perawat yang bertugas pada Instalasi Gawat

Darurat sebanyak 26 orang yang terdiri dari 16 PNS dan 20 Non PNS. (Rekam

Medik RSUD K.H Hayyung)

Pasien yang masuk ke IGD Rumah Sakit tentunya butuh pertolongan

yang cepat dan tepat untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan

pelayanan gawat darurat, agar kecatatan dan kematian pasien dapat dicegah.

Pelayanan pada pasien yang datang ke IGD dengan rujukan ataupun

tanpa rujukan di RSUD K.H Hayyung memiliki Standar pelayanan respon

time yaitu ≤5 Menit. Data observasi terhadap 5 orang perawat yang dilakukan

pada tanggal 23 desember 2020 diperoleh sebanyak 3 orang perawat yang

memberikan respon pelayanan diatas 5 menit dan sebnayak 2 orang perawat

memberikan pelayanan keperawatan dibawah 5 menit. Wawancara kepada 10

pasien yang berkunjung pada tanggal 23 Desember 2020 tentang respon time

diketahui bahwa 6 orang pasien mengatakan pelayanan yang diberikan kadang

memiliki respon yang terlambat, sementara 4 orang pasien lainnya


5

mengatakan pelayanan yang diberikan cepat. Respon time Kecepatan dan

ketepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien yang datang ke IGD

membutuhkan standar yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan

sehingga dapat menjamin suatu penanganan yang tepat akan berdampak

positif yaitu mengurangi beban pembiayaan, kecacatan, tidak terjadi

komplikasi dan kematian.

B. Rumusan Masalah

Rumah Sakit khususnya Instalasi Gawat Darurat mempunyai tujuan agar

tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat

serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu

mencegah risiko kecatatan dan kematian dengan respon time selama ≤5

menit.Uraian singkat dalam latar belakang diatas memberi dasar bagi peneliti

untuk merumuskan pertanyaan-pertanayaan penelitian. “Adakah Hubungan

Respon Time Perawat dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat

RSUD K.H Hayyung Kepulauan Selayar”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Respon Time Perawat

dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD K.H Hayyung

Kepulauan Selayar.
6

2. Tujuan Khusus

a) Diidentifikasinya Respon Time di IGD RSUD K.H Hayyung Kepulauan

Selayar

b) Diidentifikasinya kepuasan pasien di IGD RSUD K.H Hayyung

Kepulauan Selayar

c) Dianalisisnya Hubungan Respon Time Perawat dengan kepuasan pasien

di Instalasi Gawat Darurat RSUD K.H Hayyung Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Manfaat Bagi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi di perpustakaan bagi institusi

pendidikan kesehatan terkait tentang respon time dalam menangani

pasien di Instalasi Gawat darurat

b) Manfaat Bagi Peneliti Lain

Dapat Digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang

aberminat melakukan penelitian terkait dengan respon time dengan

kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat

c) Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengalaman peneliti

tentang manajemen keperawatan khususnya tentang respon time

dengan kepuasan pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat


7

2. Manfaat Aplikatif

a) Manfaat Bagi Rumah Sakit

Dengan diketahuinya hubungan respon time dengan kepuasan pasien

diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi rumah sakit untuk menyusun kebijakan dalam

rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

b) Manfaat Bagi Perawat

Dapat digunakan sebagai pedoman dan untuk meningkatkan mutu

pelayanan di Instalasi Gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai