Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN RESPON TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN DI IGD RSUD

BREBES
Ayu Nurtanti1, Agus Budianto2, Ikawati Setyaningrum3
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners, STIKes Bhakti Mandala Husada
Slawi 52416, Tegal, Indonesia
23
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email : Ayunurtanti55@gmail.com
ABSTRAK
Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh pelayanan yang didapatkan oleh pasien salah
satunya yaitu respon time perawat dalam melakukan penanganan pada pasien gawat darurat
di IGD. Berdasarkan hasil observasi pada bulan maret 2020 bahwa respon time perawat
terhadap pasien terlalu lama yaitu lebih dari >5 menit dengan kepuasan pasien berada
dibawah 95%.Tujuan penelitianuntuk mengetahui hubunganrespon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes. Jenis penelitianadalah kuantitatif dengan metode pendekatan
cross sectional dengan teknik pengambilanaccidental sampling. Uji hipotesa menggunakan
uji chi-square. Data hasil penelitianbahwa sebagian besar responden memiliki respon time
yang baik sebanyak 66 responden (69,5%) memiliki kepuasan pasien dengan kategori sangat
puas sebanyak 44 (46,3%). Hasil uji korelasi Chi Squarenilai ρ value = 0,000 < 0,05 dan
nilai X2 16,298 > 5,991 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang
signifikan antara respon time dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Brebes.Hasil penelitian
ini diharapkan agar hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan
ilmu keperawatan gawt darurat untuk meningkatkan kepuasan pasien di IGD.

Kata Kunci :Respon time, Kepuasan, Kepuasan pasien IGD

TIME RESPONSE RELATIONSHIP WITH PATIENT SATISFACTION IN


IGD RSUD BREBES

Abstract

Patient satisfaction is strongly influenced by the services obtained by patients, one of which
is the response time of the nurse in handling emergency patients in the ER. Based on the
results of observations in March 2020 that the response time of nurses to patients was too
long, which was more than> 5 minutes with patient satisfaction below 95%. The aim of this
study was to determine the relationship between response time and patient satisfaction in the
ER at Brebes Hospital. This type of research is quantitative with a cross sectional approach
method with accidental sampling technique. Hypothesis test using chi-square test. The
research data shows that most respondents have a good response time as many as 66
respondents (69.5%) have patient satisfaction with the very satisfied category as many as 44
(46.3%). The results of the Chi Square correlation test, the value of ρ value = 0.000 <0.05
and the value of X2 16.298> 5.991, which means that Ho is rejected and Ha is accepted,
which means that there is a significant relationship between response time and patient
satisfaction in the ER at Brebes Hospital. This is used as input for the development of
emergency nursing to increase patient satisfaction in the ER.

Keywords: Response time, satisfaction, satisfaction of IGD patients

1
PENDAHULUAN mengelompokkan pasien berdasarkan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan kondisi pasien. Pengelompokkan pasien
bagian dari sistem pelayanan kesehatan harus sesuai dengan standar di IGD dengan
yang ada di rumah sakit. IGD menjadi menerapkan sistem triase sesuai kondisi
ujung tombak dari pelayanan rumah sakit gawat darurat (Suhartati, 2011).Penelitian
karena IGD menjadi tempat awal pasien yang dilakukan di California, Amerika
datang untuk mendapatkan bantuan secara Serikat oleh Berjamin Renee Robert et Al
medis baik itu pasien gawat darurat, (2013) menyatakan dari 995.379 pasien di
maupun tidak gawat darurat. Pelayanan IGD ramai beresiko 5% Dari penelitian
pasien gawat darurat memerlukan tersebut dapat disimpulan bahwa respon
pertolongan cepat, tepat dan cermat. time mengalami penurunan pada saat IGD
Pelayanan pasien gawat darurat memegang ramai (Robert Berjamin Renee, 2013
peranan yang sangat (Time saving is life dalam Jaya Anang Prasetya, 2017)
saving), hal tersebut bertujuan untuk
mencegah kematian dan kecacatan Banyak komplain dari pasien yang
(Fadhilah, 2013). Pelayanan di IGD merasa tidak mendapatkanan pelayanan
meliputi pemeriksaan awal kasus gawat padahal telah datang terlebih dahulu.
darurat, resusitasi, dan stabilisasi Beragamnya jenis penyakit dan kondisi
(Kemenkes RI, 2012). pasien, serta banyaknya kunjungan yang
datang bersamaan di IGD telah
Dalam kondisi waktu tanggap (respon mengakibatkan kepadatan di IGD
time) petugas kesehatan terutama perawat Pelayanan cepat dan tepat yang semula
dituntut untuk dapat segera memberikan diharapkan dapat di berikan IGD menjadi
penanganan yang cepat, tepat dan holistik. terhambat dengan kondisi pasien yang
Penanganan tersebut dapat dilakukan penuh sesak di IGD.Hal ini akhirnya dapat
secara mandiri maupun kolaborasi dengan menyebabkan beberapa akibat antara lain
petugas kesehatan lainnya atau sesuai menyebabkan kesalahan dan
dengan peranannya masing – masing. keterlambatan dalam terapi, ketidakpuasan
Respon time juga dapat berarti waktu emas pasien kehilangan kontrol pada
terhadap kehidupan seorang pasien dimana staf.Banyaknya pasien yang meninggalkan
dalam banyak kasus menggambarkan IGD tanpa diperiksa, waktu pelayanan
semakin cepat mendapatkan pertolongan pasien di IGD menjadi panjang, dan
definitif maka kemungkinan kesembuhan lamanya waktu tunggu untuk pindah ke
dan keberlangsungan hidup seseorang akan bangsal (Singer et al, 2012)
semakin besar, sebaliknya kegagalan
respon time di IGD dapat diamati dari Kepuasan pasien merupakan salah satu
yang berakibat fatal berupa kematian atau indikator penting yang harus diperhatikan
cacat permanen dengan kasus kegawatan dalam pelayanan kesehatan. Kepuasan
organ vital pada pasien sampai hari rawat pasien adalah hasil penilaian dari pasien
di ruang perawatan yang panjang setelah terhadap pelayanan kesehatan dengan
pertolongan di IGD sehingga berakibat membandingkan apa yang diharapkan
ketidakpuasan pasien dan complain sampai sesuai dengan kenyataan pelayanan
dengan biaya perawatan yang tinggi kesehatan yang diterima disuatu tatanan
(Rahmanto, 2014). kesehatan rumah sakit ( Pohan, 2010).
Demikian kepuasan pasien dirumah sakit
Respon time merupakan tindakan yang tergantung bagaimana pelayanan yang
dilakukan petugas kesehatan secara cepat diberikan oleh pihak rumah sakit tersebut.
dan tepat dihitung dari pasien datang Namun pelayanan yang diberikan masih
sampai dilakukan penanganan. Respon ada yang belum sesuai dengan apa yang
time dilakukan dengan cara

2
diinginkan oleh pasien dan kepuasan terutama diunit perawatan instensif, ruang
pasien masih belum sesuai dengan standar. operasi, dan keadaan darurat. Faktor
Standar kepuasan pasien di pelayanan komunikasi, penyebab terbanyak karena
kesehatan ditetapkan secara nasional oleh kesalahan dari penerapan keselamatan
Departemen Kesehatan. Menurut Peraturan pasien. Kerugian yang terjadi sebagai
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia akibat tidak kepedulikanya keselamatan
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan pasien cukup banyak (Collinson , Thorne,
Minimal untuk kepuasan pasien yaitu Dee,Macintyre, &pidgoen,
diatas 95% (Kemenkes, 2016). Bila 2013).Pelayanan pasien di Instalasi gawat
ditemukan pelayanan kesehatan dengan darurat di mulai dari pendaftaran masuk
tingkat kepuasaan pasien berada dibawah dan menunggu dokter untuk periksa ,
95%, maka dianggap pelayanan kesehatan birokrasi yang berbelit belit dan lama pada
yang diberikan tidak memenuhi standar saat pendaftaran membuat pasien tidak
minimal atau tidak berkualitas. Beberapa sabar dan sering mengeluhkan lamanya
hasil penelitian menunjukan data tentang pelayanan sehingga tidak merasa puas
tingkat kepuasan pasien di berbagai (Soebarto, 2011).
Negara. Tingkat kepuasan pasien menurut
Ndambuki tahun 2013 di Kenya Pemberian pelayanan agar bisa
menyatakan 40,4%, kepuasan pasien di memberikan kepuasan pasien khususnya
Bakhtapur India menurut Twayana pelayanan gawat darurat dapat dinilai dari
34,4%., sedangkan di Indonesia kemampuan perawat dalam hal
menunjukkan angka kepuasaan pasien responsiveness (cepet tanggap), reliability
42,8% di Maluku Tengah dan 44,4% di ( pelayanan tepat waktu), assurance
Sumatra Barat (Latupono, 2014 ; Sari, ( sikap dalam memberikan pelayanan),
2014).Berdasarkan data tersebut dapat emphty ( kepedulian dan perhatian dalam
disimpulkan bahwa angka kepuasaan memberikan pelayanan) dan tangible
pasien masih tergolong rendah,sehingga ( mutu jasa pelayanan) dari perawat ke
kepuasaan pasien menjadipermasalahan pasien (Muninjaya, 2011). Faktor tersebut
rumah sakit baik di Indonesia maupun di pasien dapat menilai bagaimana pelayanan
luar negeri. keperawatan yang diterimanya serta dapat
mempersepsikan apakah sesua dengan
Rendahnya angka kepuasan pasien akan yang diinginkan oleh pasien tersebut atau
berdampak terhadap perkembangan rumah tidak.
sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas
terhadap layanan kesehatan yang diterima, Pertolongan gawat darurat melibatkan dua
maka pasien memutuskan akan pindah ke komponen utama yaitu pertolongan fase
rumah sakit lain yang dapat memberikan pra rumah sakit dan fase rumah sakit.
pelayanan yang lebih baik (Kotler, 2009). Kedua komponen tersebut sama
Penelitian oleh Irmawati dan Kurniawati pentingnya dalam upaya pertolongan
tahun 2014 menunjukkan bahwa keputusan gawat darurat. Pertolongan gawat darurat
pasien untuk menggunakan layanan memiliki sebuah waktu standar pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh kualitas yang dikenal dengan respon time (waktu
layanan rumah sakit. Dengan demikian tanggap) yaitu maksimal 5 menit. Waktu
kurangnya kepuasan pasien dapat tanggap merupakan gabungan dari waktu
menimbulkan hilangnya kepercayaan tanggap saat pasien tiba di depan pintu
pasien terhadap rumah sakit tersebut. rumah sakit sampai mendapat respon dari
Ketidakpuasaan pasien saat dirawat petugas instalasi gawat darurat dengan
dirumah sakit disebabkan oleh faktor waktu pelayanan yang diperlukan pasien
faktor kesalahan identitas masih sering sampai selesai proses penanganan gawat
terjadi yaitu keliruan identitas pasien darurat.

3
gawat darurat
1.Respon time di IGD RSUD Brebes
Distribusi responden berdasarkan Respon
Studi pedahuluan yang dilakukan time di IGD RSUD Brebes dijelaskan pada
penelitian di RSUD Brebes pada Maret tabel berikut
2020 yang dilakukan melalui observasi
dan wawancara. Rata rata setiap hari lebih Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
dari 80 pasien yang datangmengunjungi berdasarkan Respon Time di IGD RSUD
IGD di RSUD Brebes dan terjadi Brebes tahun 2020 (n=95)
penumpukan pasien. Hasil obsevari Respon time Frekuensi Prosentase
beberapa pengunjung pasien mengeluh (n) (%)
bahwa waktu tanggap perawat terhadap Cepat 66 69,5
pasien terlalu lama, pasien mengeluh
bahwa perawat tidak mengikuti acuan Lambat 29 30,5
ditandai dengan waktu tanggap perawat > Total 95 100,0
5 menit. Hal ini menyebabkanbanyak
pasien yang mengeluhkan lambatnya
pelayanan, terlalu lama menunggu dan Berdasarkan tabel 1. diatas menunjukan
akhirnya banyak pasien yang komplen bahwa sebagian besar pasien yang masuk
ataspelayanan kesehatan yang diberikan IGD memiliki respon time yang cepat
sehingga dapat menyebabkan sebanyak 66 responden (69,5%). Hal ini
ketidakpuasan pasien. Berdasarkan latar ditunjukan dengan hasil observasi yang
belakang yang sudah di sampaikan peneliti dilakukan oleh peneliti dimana pasien
tertarik untuk mengetahui hubungan datang ke IGD langsung ditangani oleh
respon time dengan kepuasan pasien di petugas kesehatan yang kompeten
IGD RSUD BREBES. mendukung tercapainya respon time yang
. baik di IGD.

METODE PENELITIAN 2. Kepuasaan pasien di IGD RSUD


Brebes
Jenis penelitian yang digunakan adalah Distribusi frekuensi responden
penelitian kuantitatif yang menggunakan berdasarkan kepuasaan pasien di IGD
desain deskriptif korelasi. Penelitian ini RSUD Brebes dijelaskan pada tabel
menggunakan pendekatan cross sectional. berikut :
Peneliti melakukan proses identifikasi data dari
variabel independen (Respon Time) dan Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
variabel dependen (Kepuasan pasien) dalam berdasarkan kepuasan pasien di IGD RSUD
satu satuan waktu (Dharma, 2011). Alat tahun 2020 (n=95)
pengumpulan data yang digunakan untuk
mengukur Respon Time di IGD menggunakan
lembar observasi dan untuk mengukur Kepuasan pasien Frekuensi (n)
Kepuasan pasien menggunakan kuesioner Sangat puas 44
kepuasan pasien Puas 28
Populasi dalam penelitian ini adalah
Tidak puas 23
keluarga pasien yang masuk ke IGD RSUD
Brebes dan menjalani perawatan medis lanjut. Total 95
Sampel diambil dengan teknik Accidental
Sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Dengan jumlah 95 responden. Berdasarkan tabel. menunjukan
2.diatas
Analisis data yang digunakan yaitu uji chi- mayoritas pasien yang masuk IGD
square untuk mengetahui hubungan Respon memiliki kepuasan pasien dengan kategori
Time dengan di IGD RSUD Brebes. sangat puas respon time sebanyak 44
(46,3%) dan kepuasan pasien dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori tidak puas sebanyak 28 (35%),

4
hal ini ditunjukan dengan hasil pengisian privasi dan sigap dari awal penanganan
kuesioner petugas kesehatan merespon misalnya saat melakukan anamnesa dan
keluhan dengan baik, petugas memberikan tindakan. Hasil uji korelasi Chi Square
penjelasan dengan baik dan petugas tidak nilai ρ value< 0,05 dan nilai X2 harus > df
membedakan pelayanan terhadap semua atau derajat kesalahan dalam tabel uji Chi
pasien. Square df bernilai 2=5,991, jadi uji
korelasi Chi Square yang diperoleh dalam
3. Hubungan respon time dengan penelitian ini memiliki nilai ρ value 0,000
kepuasan pasien di IGD RSUD < 0,05 dan nilai X2 16,298 > 5,991 yang
Brebes berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
Uji asumsi sudah dilakukan sebelum Uji ada hubungan yang signifikan antara
Chi Square. Analisa bivariat penelitian ini respon time dengan kepuasan pasien di
digunakan untuk mengidentifikasi IGD RSUD Brebes.
hubungan respon time dengan kepuasan
pasien di IGD RSUD Brebes. Uji statistik
bivariat yang digunakan adalah Chi
Square yang disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Tabel 4.3 distribusi frekuensi hubungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
respon time dengan kepuasan pasien di Length Of Stay (LOS) di ruang IGD RSUD
IGD RSUD Brebes. Brebes ≤4 jam atau LOS cepat ada 83 (87,4%).
Hal ini ditunjukan dari hasil observasi
didapatkan petugas kesehatan yang ada di
Kepuasan pasien ruang IGD RSUD Brebes sudah melakukan
usaha yang optimal untuk mencegah
Respon
Sangat Tidak kemungkinan nilai Length Of Stay (LOS) yang
Time Puas
puas puas tinggi di ruangan. Hal tersebut terlihat dari
awal pasien datang segera mendapat
n % n % n %
penanganan dari petugas kesehatan berupa
Baik penanganan awal meliputi pengkajian terhadap
42 44,2% 23 24,2% 1 1,1%
keluhan pasien, pemeriksaan awal oleh dokter,
Kurang konsultasi dengan dokter spesialis jika
12 12,6% 9 9,5% 8 8,4% dibutuhkan, menentukan resep obat yang
baik
Total sesuai dengan kebutuhan pasien, sampai
pengambilan sampel darah yang dilakukan
54 56,8% 32 33,7% 9 9,5%
bersamaan dengan pemasangan infus.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di
IGD RSUD Brebes menunjukan tingkat
kecemasan rata-rata keluarga responden yang
Berdasarkan tabel 3. Diatas menunjukan salah satu anggotanya dirawat IGD RSUD
hasil analisis respon time dengan kepuasan Brebes dengan Length Of Stay cepat
pasien di IGD RSUD Brebes didominasi menunjukkan kecemas berat sebanyak 31
respon time baik dengan kepuasan pasien responden (32.6%), Length Of Stay cepat
sangat puas sebanyak 42 (44,2%), respon dengan tingkat kecemasan sedang sebesar 30
time baik pasien tidak puas sebanyak 1 responden (36,1%), dan Length Of Stay cepat
(1,1%), respon time kurang baik dengan dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 22
kepuasan pasien sangat puas sebanyak 12 responden (23.2%).
(12,6%). Hal ini didapat dari hasil Hasil penelitian yang dilakukan di IGD
observasi dan pengisian kuesioner RSUD Brebes dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan signifikan antara Length Of Stay
responden puas dengan pelayanan yang
dengan kecemasan keluarga pasien di IGD
diberikan, pemeriksaan dilakukan dengan hasil penelitian yaitu responden yang
dengancepat, bertanggung jawab dengan mendapat nilai Length Of Stay cepat dengan

5
kecemasan ringan sebanyak 22 responden (23,2 klinis perawat. Pengukuran LOS dilakukan dari
%), kecemasan sedang sebanyak 30 responden awal kedatangan pasien sampai dengan
(36,1%), dan kecemasan berat sebanyak 31 perpindahan ke unit bangsal.
responden (32,6%). Sedangkan untuk Length Rahayu (2013) dalam penelitiannya
Of Stay dalam katagori Lama mayoritas mengatakan bahwa tingkat kecemasan keluarga
responden mengalami kecemasan berat diketahui 33,3% keluarga mengalami
sebanyak 12 responden (12,6%). Dapat kecemasan ringan. Tingkat kecemasan
disimpulkan sebanyak 95 responden yang ada responden di IGD RSUD Brebes berada pada
di IGD ditemukan Length Of Stay dalam kategori ringan ditunjukan dengan keluarga
kategori cepat 83 responden (87,4%), Length pasien merasa bosan karena syarat administrasi
Of Stay dalam kategori lama 12 responden menyulitkan pasien. Kecemasan keluarga
(12,6%) dan Length Of Stay cepat dalam dipengaruhi oleh keadaan klien yang masuk ke
katagori kecemasan berat 31 responden (32,6). ruang IGD dalam keadaan sakit. Keluarga
Hasil penelitian ini menunjukan kecemasan pasien merasa tegang saat petugas kesehatan
keluarga pasien dapat dipengaruhi oleh Length menyampaikan kondisi pasien yang ditunjukan
Of Stay di IGD. Length Of Stay merupakan dengan kuesioner kecemasan pada item
faktor penting dalam kecemasan keluarga pertanyaan tentang saya merasa lebih senang
pasien di IGD sehingga dapat disimpulkan saat petugas kesehatan segera merespon
bahwa ada Hubungan antara Length Of Stay kedatangan pasien di IGD.
dengan Kecemasan Keluarga Pasien di IGD Furwanti (2015) dalam penelitiannya
RSUD Brebes. dengan judul “Gambaran Tingkat Kecemasan
Pitang (2016) dalam penelitiannya Keluarga di Instalasi Gawat Darurat RSUD
mengatakan bahwa dinegara maju seperti Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil
Kanada, Iran, Amerika termasuk Inggris sebanyak 28 pasien atau (41,2%) mengalami
dan Australia sudah menerapkan standar kecemasan sedang. Penelitian Hartono (2012)
mengatakan kecemasan ditandai dengan adanya
LOS ≤ 4 jam di IGD. Standar LOS yang
perasaan tegang, khawatir dan ketakutan.
sudah di tetapkan di negara Iran hanya 39% Tingkat kecemasan responden di IGD RSUD
dari total pasien yang mempunyai nilai Brebes berada pada kategori sedang sebanyak
LOS dibawah 4 jam. Hasil observasi di 30 responden (31,6%) ditunjukkan dengan
ruang gawat darurat ditemukan bahwa LOS keluarga pasien merasa khawatir karena pasien
pada pasien yang sesuai standar adalah 41% belum juga ditangani, dan ditunjukan dengan
dan yang tidak sesuai standar 59% dengan kuesioner kecemasan keluarga pasien pada item
waktu standar LOS 6 jam. Pelayanan yang pertanyaan panik jika jumlah tenanga kesehatan
cepat dan tepat sangat dibutuhkan didalam tidak memadai saat proses penanganan.
pelayanan IGD. Slamet (2014) dalam penelitiannya
Hasil observasi di ruang gawat darurat mengatakan bahwa sebagian besar responden
ditemukan bahwa LOS pada pasien yang sesuai dengan kecemasan berat sekali (65,6%). Ellis
standar adalah 41% dan yang tidak sesuai dan Nowlis (2012) perawat dapat mengatasi
standar 59% dengan waktu standar LOS 6 jam. stress dan cemas akibat hospitalisasi dengan
Pelayanan yang cepat dan tepat sangat cara membina hubungan saling percaya antara
dibutuhkan didalam pelayanan IGD. Akan perawat, keluaraga pasien dan pasien. Tingkat
tetapi, pelayanan di IGD dapat menghambat kecemasan responden di IGD RSUD Brebes
jika kondisi didalam IGD penuh dengan pasien. berada pada kategori berat ditunjukan dengan
Adanya kondisi pasien yang memenuhi IGD keluarga pasien dengan pemilihan kuesioner
disebabkan oleh tidak sesuainya jumlah pasien saya mudah marah saat petugas kesehatan tidak
yang berkunjung ke IGD dengan tenaga medis cepat dan tidak terampil dalam memberikan
dan tempat tidur yang ada di IGD. Kondisi penanganan pada pasien dan item pertanyaan
seperti ini dapat menyebabkan beberapa akibat takut pada kerumunan banyak orang, ketika
antara lain menambah waktu tunggu pasien belum dipindahkan keruang bangsal.
untuk diperiksa, banyaknya pasien yang Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti
stagnan (Singer et al., 2011). Penelitian Parker berasumsi bahwa semakin baik nilai Length Of
(2014) Length Of Stay di IGD digunakan untuk Stay (LOS) maka keluarga pasien tidak merasa
melihat tingkat kepadatan dan beban kerja cemas dan sebaliknya jika nilai Length Of Stay
(LOS) semakin lama maka nilai kecemasan

6
keluarga pasien akan semakin tinggi. Retnaningsih. Dwi, E. E. (2016).
Berdasarkan pemaparan diatas nilai Length Of “Hubungan Komunikasi Perawat
Stay (LOS) yang cepat sangat berpengaruh Dengan Tingkat Kecemasan
terhadap kecemasan keluarga pasien. keluarga Pasien di Unit perawatan
Kecepatan nilai Length Of Stay (LOS) Kritis” The Soedirman Journal of
dipengaruhi banyak faktor yang menyertainya
Nursing, 11.
dan kecepatan nilai Length Of Stay (LOS) dapat
meminimalisirkan terjadinya kecemasan Lukmanul Hakim, (2016). Hubungan
keluarga pasien, kecemasan pada pasien, dan
tingkat kecemasan keluarga pasien
petugas IGD. Pelayanan rumah sakit nilai
Length Of Stay (LOS) dapat mempengaruhi di instalasi gawat darurat. Vol 2,
penilaian masyarakat terhadap kualitas No. 1, Th 2016, Program studi
pelayanan yang diberikan rumah sakit terhadap Keperawatan Politeknik
pasiennya. Nilai Length Of Stay (LOS) yang Banjarnegara. Banjarnegara
cepat mempengaruhi kualitas pelayanan dan
kualitas pelayanan yang baik akan membuat Fatimah, M.W.A.F., Wihastuti, T.,
perasaan pasien dan keluarga pasien merasa Ningsih, D.K. (2016). Analis Faktor
tidak cemas. Penyebab Keterlambatan Tindakan
Degan Length Of Stay Patient
SIMPULAN DAN SARAN Admission di IGD RSUD Prof. dr.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan W.Z. Johannes. Jurnal Manajemen
bahwa ada hubungan antara Length Of Stay
dengan kecemasan keluarga di IGD RSUD Mann, C. (2015). Tackling Emergency Service
Brebes. Diharapkan pelayanan di Instalasi Design and Delivery. Retrieved from
Gawat Darurat harus cepat dan tanggap agar http://www.rcem.ac.uk.docs.College
tidak terjadi penumpukan pasien, sehingga Guidelines/5z23. ED crowding overview
kecemasan keluarga pasien dapat and toolkit (Dec 2015).pdf
diminimalkan.
Hillerrs, I. G. D. R. T. C. (2016). Pengaruh
Peran Perawat Sebagai Care Giver
UCAPAN TERIMAKASIH Terhadap Length of Stay (Los) Di,
Peneliti menyadari bahwa selama proses (December).
penulisan dan penelitian ini bukan hanya karena
upaya sendiri melainkan berkat bantuan dan Pitang, Y., Widjajanto, E., Ningsih, D.K,
dukungan dari segala pihak. Dalam kesempatan Rose, & Bukhari. (2016). Pengaruh
ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada Peran Perawat Sebagai Care Giver
pasien dan keluarga yang sudah bersedia
Terhadap Length Of Stay (LOS) di
menjadi responden dalam penelitan, STIKes
Bhakti Mandala Husada Slawi dan Direktur IGD RSUD dr. T. C. Hiller S
RSUD Brebes yang telah memberikan ijin Maumere Dengan Pelaksanaan
untuk penelitian. Triage Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Keperawatan. Vol 4, No. 2,
2016.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, (2011). Standar Pelayanan Dharma, K. K., (2011). Metodologi
Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Penelitian Keperawatan. Jakarta.
Sakit, 1-21 Trans Info Media

Nadeak, D.N., (2010).Kecemasan Pada Furwanti. (2014). Gambaran Tingkat


Keluarga Pasien di Instalasi Gawat Kecemasan Pasien Di Instalasi Gawat
Darurat. diakses tanggal 10 Juni Darurat RSUD Panembahan Senopati
2017 dari Bantul. Yogyakarta: Jurnal Universitas
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOM Muhamadiyah.
PSIK/article/view/2075

7
Slamet,(2014). Hubungan Komunikasi Fadhilah, N., Harahap, W.A., Lestari, Y.
Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan (2013). Faktor-faktor yang
Pada Keluarga Pasien Yang Dirawat Di berhubungan dengan Waktu
Ruang IGD Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta. Tanggap Pada Pelayanan Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas di IGD RSU
SingerAJ, Thode H C Jr, Viccellio P, Pines dr. M. Djahil Padang. Artikel
JM, (2011). The association between Penelitian
length of emergency department
boarding and mortality. Acad Emerg Fatimah, M.W.A.F., Wihastuti, T.,
Med ;18(12):1324-9. Ningsih, D.K. (2016). Analis Faktor
Penyebab Keterlambatan Tindakan
Australian Collage for Emergency Degan Length Of Stay Patient
Medicine (ACEM). 2014. Admission di IGD RSUD Prof. dr.
Emergency Department Design W.Z. Johannes. Jurnal Manajemen
Guidelines.
Flanangan, R., & Norman, G (2015). Risk
Australian Institute Of Health and Walfere Management and Construction.
Canberra. Australian Hospital Cambridge: University Press.
Statistics 2011-12. Emergency
Departmrnt Revised Edition. Forero, R., McCarthy, S., & Hillman, K.
Retrivied December, 2012, From (2011). Access block and emergency
www.aihw.gov.au department overcrowding. Crit Care,
15(2), 216.
and Practive . “Electroconvulsive therapy:
Effect of an educational experience
on nursing students’ knowledge and
attitudes”. Vol. 3, No. 9, 2013.
http://www.sciedu.ca/journal/index.p
hp/jnep/article/view/2049, diunduh
31 Oktober 2018, 14.05 WIB.
Deparment of State Health Services
(2017). Hospital Emergency
Department Data Collection,
2015(December).
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta.
Dharma, K. K., (2011). Metodologi
Penelitian Keperawatan. Jakarta.
Trans Info Media
Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi
Keperawatan . Yogyakarta : Pustaka
Baru Press. Cetakan I.
Ellias, Y. (2013). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Keluarga di Ruan High Care Unit
(HCU) Rumah Sakit Immanuel
Bandung

Anda mungkin juga menyukai