Abstract
This study was conducted to determine the relationship of knowledge about the
implementation of the emergency nurse triage in emergency room patients in the
ER Hospital Prikasih. Emergency care is a form of service which aims to save the
lives of patients. In emergency service, there is a term triage. Where triage is a
special process of selecting patients based on the weight of injury or illness to
determine the type of emergency treatment. This study used a descriptive
correlation with cross sectional approach, the number of samples is 30
respondents. Results relationship knowledge chi-square test with the
implementation of the triage nurse in the hospital emergency room Prikasih
obtained p value = 0.004 significant p value <alpha (0.05), so it can be concluded
hipetosis zero (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted or
there is a connection with the implementation of the triage nurse knowledge in
hospital emergencyat room Prikasih. The expected results of this study as
information to improve emergency service with the implementation of triage.
PENDAHULUAN
Triase berasal dari bahasa prancis trier masyarakat yang berfungsi untuk
bahasa inggris triage dan diturunkan dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan
bahasa Indonesia triage yang berarti sortir. dasar atau kesehatan rujukan atau juga
Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar upaya pelayanan kesehatan penunjang.
beratnya cedera ataupenyakit untuk Keberhasilan suatu rumah sakit dalam
menentukan jenis perawatan gawat darurat.
menjalankan fungsinya ditandai dengan
Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk
menggambarkan suatu konsep pengkajian yang adanya peningkatan mutu pelayanan rumah
cepat dan berfokus dengan suatu cara yang sakit. Mutu rumah sakit itu sangat
memungkinkan pemanfaatan sumber daya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
manusia, peralatan serta fasilitas yang paling satunya yang paling dominan adalah faktor
efisien terhadap 100 juta orang yang sumber daya manusia yang mencakup
memerlukan perawatan di UGD setiap pengetahuan dan keterampilan perawat agar
tahunnya. Sistem triage mulai dikembangkan dapat memberikan jasa tertentu. (Suryawati,
mulai pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah 2008, hlm.13).
kunjungan UGD yang melampaui kemampuan
sumber daya yang ada untuk melakukan Data yang diperoleh dari RS Prikasih
penanganan segera. (Oman, 2008, hlm. 26). tahun 2014 ada perbedaan didalam
Tujuan dari triage dimanapun dilakukan, bukan menyediakan pelayanan kesehatan di unit
saja supaya bertindak dengan cepat dan waktu gawat darurat khususnya dalam pelayanan
yang tepat tetapi juga melakukan yang terbaik triase. Terdapat beberapa faktor yang
untuk pasien. Dimana triage dilakukan mempengaruhi kecepatan dalam pelayanan
berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera, penanganan pasien di UGD, masih ada
jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan
perawat yang kurang mengetahui
yang tersdia serta kemungkinan hidup pasien
(Pusponegoro, 2010). kegawatan pasien serta tidak menempatkan
pasien sesuai dengan kriteria triase
sehingga penanganan pasien jadi terlambat,
1 Kontak Person: mumuh muhdiyat serta adanya faktor lain yaitu kurang
Diabetes Melitus merupakan salah
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan UPN “Veteran” lengkapnya penyediaan sarana tempat yang
satu ancaman
Jakarta. bagi kesehatan umat manusia
HP: 085717369202 belum cukup memadai untuk menampung
pasien dalam jumlah yang banyak serta
terbatasnya alat standart UGD yang
Pembangunan kesehatan merupakan lengkap sehingga pasien harus menunggu
bagian integral dari pembangunan lama dalam penanganan sehingga pasien
nasional, sehingga pemerintah telah belum merasa adanya respontime perawat
mencanangkan visi dalam bidang terhadap pelayanan asuhan keperawatan
pelayanan kesehatan yaitu bertekad untuk yang diberikan.
meningkatkan kesehatan masyarakat secara
menyeluruh. Salah satu strategi yang harus Pelayanan asuhan keperawatan
dilakukan untuk mencapai visi tersebut secara umum meliputi: pengkajian,
adalah meningkatkan profesionalisme diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
rumah sakit. Undang-undang No. 44 tahun evaluasi. Dalam konteks pelayanan
2009 tentang Rumah Sakit menyatakan kegawat daruratan, aspek asuhan
bahwa rumah sakit merupakan sarana keperawatan pada tahap pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang merupakan hal yang sangat penting di
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perhatikan, karena dalam tahap
per orangan secara paripurna, yang pelaksanaan/ implementasi ini harus
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat mengacu kepada doktrin dasar pelayanan
jalan dan gawat darurat. gawat darurat yaitu: time saving is life
Rumah sakit merupakan salah satu saving (waktu adalah nyawa), dengan
bentuk sarana kesehatan, baik ukuran keberhasilan adalah respons time
diselenggarakan oleh pemerintah atau (waktu tanggap) selama 5 menit dan waktu
definitif ≤ 2 jam. Khusus untuk pelayanan by) di UGD RS Prikasih sebanyak 7 orang
kegawat daruratan, seorang perawat setiap shift kerja, sehingga untuk
pelaksana seharusnya yang sudah pernah menangani pasien setiap harinya sekitar 45
mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac orang merupakan beban yang cukup berat,
Life Support (BTCLS) (Basoeki dkk, 2008, karena perawat di UGD juga melaksanakan
hlm. 24). kegiatan lain di luar tugas pokok dan
fungsinya sebagai perawat UGD. Beban
Pelaksanaan triage dalam pelayanan kerja perawat semakin tinggi pada saat
kegawat daruratan berdasarkan beberapa harus menangani pasien sekitar 60 sampai
penelitian dalam Prawitasari (2006, hlm14) 70 orang menyebabkan konsep triase dan
tentang hubungan pelaksanaan perawat waktu tanggap yang ditetapkan tidak
dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit terpenuhi sehingga mengakibatkan
Husada Jakarta, menyimpulkan perawat terjadinya kematian pada pasien.
pelaksana mempunyai waktu tanggap Berdasarkan Laporan Kegiatan UGD RS
rendah, masih ada masalah keselamatan Prikasih (2013) diketahui rata - rata jumlah
pasien yang buruk dan terdapat hubungan kematian pasien di UGD yang pada tahun
yang bermakna antara pelaksanaan triage 2013 sebanyak 10 orang (35 %),
perawat pelaksana dengan keselamatan sedangkan 65 % lainnya selamat sampai
pasien. keluar dari instalasi gawat darurat dan
masuk ke ruang perawatan (rawat inap).
Selanjutnya penelitian Astuti (2009,
Pasien yang meninggal umumnya adalah
hlm.27) tentang hubungan pengetahuan
dengan kondisi gawat dan darurat.
triase perawat UGD dengan waktu tanggap
pelayanan keperawatan gawat darurat di Hasil observasi awal juga ditemukan
RSU Kabupaten Magelang menyimpulkan 5 dari 10 orang petugas kesehatan
pengetahuan triase perawat IGD RSU (perawat) melakukan kesalahan dalam
Kabupaten Magelang dalam kategori penempatan pasien dengan kondisi darurat.
kurang baik, yaitu banyaknya jumlah Sebanyak 50% perawat melakukan
pasien yang ditangani sesuai dengan penempatan pasien tidak sesuai dengan
konsep respons time (waktu tanggap) ketentuan triase. Saat dilakukan
selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 wawancara, sebagian perawat tidak
jam. Waktu tanggap pelayanan melakukan triase oleh karena beberapa
keperawatan gawat darurat dalam kategori alasan, antara lain: tempat tidur triage tidak
lambat. Ada hubungan antara pengetahuan terpasang tirai sehingga sulit untuk
triase perawat IGD RSU Kabupaten melakukan triage, sebagian pasien tidak
Magelang dengan waktu tanggap sabar menunggu untuk segera dilakukan
pelayanan keperawatan gawat darurat. pemeriksaan dan penanganan pada dirinya
sementara pada saat yang sama kondisi
Berdasarkan survey pendahuluan
ruangan UGD sedang ramai oleh pasien
dengan melakukan wawancara dengan
lainnya dalam kondisi gawat darurat.
beberapa perawat maupun dokter yang
Kondisi ini menyebabkan pasien
bertugas di Unit Gawat Darurat di RS
mengajukan keberatan (keluhan) karena
Prikasih, diketahui bahwa jumlah pasien
merasa tidak ditangani dan dilayani dengan
yang ditangani di UGD bervariasi antara
baik dan segera.
10-80 orang setiap hari, apabila dirata-
ratakan jumlah pasien yang ditangani di
IGD sekitar 45 orang setiap harinya.
Sekitar 25% dari seluruh pasien atau METODOLOGI
sebanyak 12 orang pasien yang masuk ke Desain yang digunakan dalam
UGD dengan kondisi gawat dan darurat. Penelitian ini adalah deskriptif korelasi
Jumlah perawat yang bertugas tetap (stand dengan pendekatan cross sectional, jenis
desain ini adalah untuk mengetahui ada jumlah kunjungan pasien diabetes mellitus
tidaknya dan besar kecilnya hubungan
tipe 2 selama tiga bulan terakhir yaitu
variabel walau tidak diketahui bahwa
hubungan tersebut sebagai hubungan sebab bulan Oktober, November, Desember di
akibat / bukan (Santoso, 2009, hlm. 24).
Rumah Sakit Prikasih.
Jumlah populasi dalam penelitian ini
PEMBAHASAN
adalah sebanyak 30 responden.
berdasarkan perhitungan sampel dapat Analisa Univariat