Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan

Vol. 11 No. 1 – April 2020


p-ISSN 2086-8375
Online sejak 15 Oktober 2016 di http://jurnal-stikmuh-ptk.id

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN RESPONSE TIME


PADA PENANGANAN PASIEN DI IGD RSU PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL YOGYAKARTA

Siti Saidah1 Niken Setyaningrum2


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Surya Global Yogyakarta
sitisaidah823@gmail.com

ABSTRACT
Hospitals as a center for health services that must provide good quality services for patients by improving
the quality of service. Emergency patient service were services that require immediate relief to prevent
death and disability. One indicator of service quality was response time. There are several factors that
affect response time, one of which is the high nurse workload. The purpose of this study to determine the
relationship of nurse workload with response time to patient’s handling in Emergency Installation RSU
PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. This research was conducted at emergency room RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakata, used cross sectional approach. The sample in this study amounted to
15 respondents taken in total sampling. The instrument used in this research is nurse workload
questionnaire and observation sheet used stopwatch. The data analysis used kendalls tau by a computer
programs SPSS. The result of the kendall tau show the significant 0,003, it means that ρ < α so there was
relationship of nurse workload with response time to patient’s handling in Emergency Installation RSU
PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Keywords : Workload, Response time.

ABSTRAK
Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan yang harus memberikan kualitas pelayanan yang baik
bagi pasiennya dengan meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan pasien gawat darurat adalah
pelayanan yang memerlukan pertolongan segera untuk mencegah kematian dan kecacatan. Salah satu
indikator pelayanan berupa response time. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi response time
salah satunya yaitu beban kerja perawat yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
beban kerja perawat dengan response time pada penanganan pasien di IGD RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta,
menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 responden yang
diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner beban
kerja perawat dan lembar observasi menggunakan stopwatch. Analisa data menggunakan uji kendall tau
dengan program komputer SPSS. Hasil uji kendall tau menunjukkan nilai signifikan 0,003, hal ini
menunjukkan bahwa ρ < α ada hubungan antara beban kerja perawat dengan response time pada
penanganan pasien di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Kata kunci : Beban Kerja, Response Time

45
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

PENDAHULUAN Data kunjungan pasien ke IGD RSU PKU


Rumah Sakit sebagai salah satu bagian Muhammadiyah Bantul pada tahun 2018
sistem pelayanan kesehatan yang secara garis mencapai 36.075 jiwa, sedangkan pada bulan
besar memberikan pelayanan untuk Januari hingga September 2019 jumlah
masyarakat berupa pelayanan kesehatan yang kunjungan ke IGD sebanyak 21.974 jiwa
mencakup pelayanan medik, pelayanan (Rekam Medik RSU PKU Muhammadiyah
penunjang medik, rehabilitasi medik dan Bantul, 2019). Jumlah yang signifikan ini
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut kemudian memerlukan perhatian yang cukup
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit besar dengan pelayanan pasien gawat darurat
rawat jalan dan unit rawat inap (Herlambang, (Rekam Medik RSU PKU Muhammadiyah
2016). Bantul, 2019).
Rumah Sakit sebagai pusat pelayanan Pelayanan pasien gawat darurat adalah
kesehatan harus dapat memberikan kualitas pelayanan yang memerlukan pertolongan
pelayanan yang baik bagi pasiennya dengan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. mencegah kematian dan kecacatan, atau
Peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit pelayanan pasien gawat darurat memegang
harus disertai dengan peningkatan pelayanan peranan yang sangat penting Time saving is life
keperawatan (Manuho, 2014). saving bahwa waktu adalah nyawa (Basoeki
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dkk, 2008). Salah satu indikator mutu
kesehatan yang bermutu, salah satu yang pelayanan berupa response time (waktu
harus diperhatikan oleh pimpinan Rumah Sakit tanggap), di mana merupakan indikator proses
adalah harus lebih baik dan lebih efektif dalam untuk mencapai indikator hasil yaitu
menangani sumber daya manusia yang dimiliki kelangsungan hidup (Depkes, 2004).
oleh Rumah Sakit, karena untuk mencapai Response time merupakan kecepatan
suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah dalam penanganan pasien, dihitung sejak
Sakit atau perusahaan yang memegang peran pasien datang sampai dilakukan penanganan
penting salah satunya adalah sumber daya dengan ukuran keberhasilan adalah response
manusia (Satish, 2015). time selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 jam
Sumber daya manusia yaitu satu unsur (Suhartati dkk, 2011).
pendukung untuk berfungsinya operasional Hasil observasi yang dilakukan oleh
Rumah Sakit. Oleh karena itu manajer Rumah peneliti pada shif siang 6 November 2019 dari
Sakit harus mencari cara untuk memastikan jam 14:00 sampai 17:00 didapatkan pasien
keseimbangan antara jumlah pasien dan yang masuk di IGD RSU PKU Muhammadiyah
kebutuhan perawat untuk memberikan kualitas Bantul Yogyakarta berjumlah 5 pasien yang
pelayanan yang baik dan pelayanan prima datang dengan waktu yang berbeda-beda, dari
kepada pasien (Oetelaar at al, 2016). 5 pasien 3 diantaranya tergolong ke dalam
Kegiatan pelayanan keperawatan yang triage kuning, 2 pasien tergolong triage hijau
diberikan kepada pasien juga tergantung pada dan berdasarkan observasi peneliti response
tenaga keperawatan yang bertugas selama 24 time pada pasien dari pasien datang hingga
jam terus menerus di bangsal. Pengelolaan mendapatkan penanganan oleh perawat IGD
tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
baik dapat menyebabkan keluhan yang yaitu < 5 menit.
subyektif, beban kerja semakin berat, tidak Hasil wawancara yang dilakukan peneliti
efektif dan tidak efisien yang memungkinkan kepada perawat pelaksana di IGD RSU PKU
ketidakpuasan bekerja yang pada akhirnya Muhammadiyah Bantul Yogyakarta dari 5
mengakibatkan turunnya kinerja dan perawat 3 diantaranya mengatakan beban kerja
produktivitas serta mutu pelayanan yang berat ketika IGD mengalami full brancard dan
merosot (Solong, 2014). jumlah perawat tidak seimbang dengan jumlah
Peraturan Mentri Kesehatan Republik pasien. Tugas tambahan juga kadang dilakukan
Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 tentang oleh perawat yang bertugas, seperti menjemput
pelayanan kegawatdaruratan pasal 1 ayat 3 pasien dilapangan atau di luar rumah sakit dan
yang berbunyai: Gawat Darurat adalah ia tidak sesuai dengan tugas perawat yang di
keadaan klinis yang membutuhkan tindakan IGD. Ketidakseimbangan antara jumlah perawat
medis segera untuk penyelamatan nyawa dan yang ada dengan jumlah pasien, menyebabkan
pencegahan kecacatan. Gawat artinya beban kerja perawat meningkat, sehingga
mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah beban kerja meningkat maka akan berdampak
perlu mendapatkan penanganan atau tindakan pada response time pada penanganan pasien.
dengan segera untuk menyelamatkan nyawa Berdasarkan latar belakang diatas
korban (Musliha, 2010). peneliti tertarik lebih jauh untuk melakukan
penelitian dengan judul hubungan beban kerja
46
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

perawat dengan response time pada Jenis Kelamin


penanganan pasien di IGD RSU PKU Laki-Laki 10 66,7
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Perempuan 5 33,3
Total 15 100
TUJUAN PENELITIAN Umur
Tujuan Umum penelitian ini untuk 20-35 Tahun 5 33,3
mengetahui hubungan beban kerja perawat
dengan response time pada penanganan > 35 Tahun 10 66,7
pasien di IGD RSU PKU Muhammadiyah Total 15 100
Bantul Yogyakarta. Tujuan Khusus penelitian Pendidikan
ini untuk mengidentifikasi beban kerja perawat DIII 14 93,3
di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Yogyakarta dan untuk mengidentifikasi S1 1 6,7
response time pada penanganan pasien di IGD Total 15 100
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Lama kerja
≤ 5 Tahun 7 46,7
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah > 5 Tahun 8 53,3
penelitian kuantitatif non eksperimen dengan Total 15 100
menggunakan desain korelasional. Adapun Sumber : Data primer diolah 2020
rancangan penelitian yang digunakan adalah
cross sectional. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
bahwa karakteristik responden di IGD
POPULASI DAN SAMPEL RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Populasi dan sampel dalam penelitian ini
Yogyakarta sebagai berikut; dari 15
adalah keseluruhan perawat pelaksana di
ruang IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul responden mayoritas berjenis kelamin
Yogyakarta yang berjumlah 15 perawat. laki-laki sebanyak 10 responden
(66,7%) dan umur terbanyak responden
TEKNIK PENGUMPULAN DATA adalah > 35 tahun sebanyak 10
Teknik pengumpulan data pada responden (66,7%) dari total
penelitian ini dengan data primer berupa responden. Karakteristik pendidikan
kuesioner dan observasi secara langsung serta terakhir responden mayoritas
data skunder berupa mencakup profil rumah berpendidikan DIII sebanyak 14
sakit, data perawat, jumlah perawat dan jumlah responden (93,3%) yang mayoritas
kunjungan pasien di IGD RSU PKU
lama bekerjanya selama kurun waktu >
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
TEKNIK ANALISA DATA 5 tahun sebanyak 8 responden
Teknik analisa data dalam penelitian ini (53,3%).
menggunakan uji statistic kendall tau
b. Distribusi beban kerja perawat
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Beban kerja perawat diukur melalui
1. Analisa univariat pengisian kuesioner dan dihitung
a. Karakteristik Responden jawaban yang menjawab selalu, sering,
Respoden dalam penelitian ini adalah kadang-kadang, tidak pernah,
semua perawat pelaksana yang ada di IGD kemudian diprosentasekan dan
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta dikategorikan. Beban kerja yang diukur
dengan jumlah responden 15 orang yang akan adalah beban kerja secara menyuluruh
dijelaskan menggunakan tabel berdasarkan baik secara fisik, psikologis dan sosial.
karakteristik responden menurut jenis kelamin, Tabel 4.2
umur atau usia, pendidikan dan lama kerja. Distribusi frekuensi karakteristik
Tabel 4.1 responden berdasarkan beban kerja
Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawat di IGD RSU PKU
jenis kelamin, umur, pendidikan dan lama Muhammadiayah Bantul Yogyakarta
kerja di IGD RSU PKU Muhammadiyah Tahun 2020
Bantul Yogyakarta Tahun 2020
No Beban Frekuensi Presentase
No Karakteristik Frekuensi Presentas
Kerja (f) (%)
responden (f) e (%)

47
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

1. Ringan 2 13,3 sangat tanggap (<5 menit) sebanyak 12


responden dengan presentase (80,0%).
2. Sedang 13 86,7 b. Distribusi beban kerja perawat dengan
response time perawat
3. Berat 0 0 Analisa hubungan beban kerja
perawat dengan response time dapat
Total 15 100 diketahui secara deskriptif dan statistik.
Analisa deskriptif dapat dilakukan
Sumber : Data primer diolah 2020 dengan menggunakan tabel silang
Berdasarkan tabel 4.2 data (cross tabulation) dengan hasil sebagai
karakteristik beban kerja perawat dari 15 berikut:
responden data terbanyak responden Tabel 4.4
pada beban kerja perawat sedang yaitu 13 Hasil tabulasi silang beban kerja
responden dengan presentase (86,7%). perawat dengan response time perawat
a. Distribusi response time di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Dalam melakukan response time, Yogyakarta Tahun 2020
tindakan perawat diukur dengan Beban Response time
menggunakan lembar observasi dan kerja
stopwatch, waktu dihitung dimulai pada
saat pasien datang dari pintu masuk Sangat Cukup Kurang Total
IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tanggap Tanggap Tangga
Yogyakarta sampai dilakukan p
penanganan oleh perawat pelaksana di
IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul F % F % F % F %
Yogyakarta, kemudian dihitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan oleh Ringan 0 0 2 13,3 0 0 2 13,3
perawat pelaksana tersebut kemudian
Sedang 12 80,0 1 6,7 0 0 13 86,7
dimasukkan kedalam lembar observasi.
Tabel 4.3
Berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan response time
responden di IGD RSU PKU Total 12 80,0 3 20,0 0 0 15 100
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
Tahun 2020 Sumber : Data primer diolah 2020
No Response Frekuensi Presentase Tabel 4.4 diatas merupakan hasil tabulasi
silang yang menunjukkan keterikatan antara
time (f) (%) hubungan beban kerja perawat dengan
response time pada penanganan pasien di IGD
1. Sangat 12 80,0 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
tanggap Dari data tersebut dapat dilihat dari 15
responden data terbanyak adalah 12 perawat
2. Cukup 3 20,0 (80,0%) dengan response time sangat tanggap.
tanggap 2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat
3. Kurang 0 0 hubungan antara satu variabel atau lebih
tanggap dengan menggunakan uji statistik dengan
SPSS, yaitu dengan menggunakan uji korelasi
Total 15 100 kendall tau dengan menggunakan taraf
kesalahan (α = 0,05 atau 5%).
Sumber : Data primer diolah 2020 Tabel 4.5
Berdasarkan response time pada Ringkasan hasil analisa korelasi Kendall’s
penanganan pasien ini mengacu pada Tau hubungan beban kerja perawat dengan
Kemenkes (2009) yang menyatakan waktu response time pada penanganan passien di
tanggap atau response time paling lama 5 IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul
menit setelah pasien sesampai di IGD. Hasil Yogyakarta
penelitian ini didapatkan mayoritas kasus
dengan waktu tanggap atau response time
48
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

Variabel Koefisien Sig. (2- dibuktikan dengan nilai ρ = 0,046. Hasil


penelitian ini juga sejalan dengan hasil
korelasi tailed) penelitian yang dilakukan oleh Kambuaya, R.P
dkk (2016) melakukan penelitian tentang
Hubungan 0,784 0,003 hubungan beban kerja perawat dengan waktu
beban kerja tanggap pelayanan keperawatan gawat darurat
perawat menurut persepsi pasien di IGD RSUD
Kabupaten Sorong yang dibuktikan dengan nilai
dengan ρ = 0,00.
response time Menurut Mulyaningtyas dalam Damanik
(2016) Jenis kelamin merupakan
Sumber : Data primer diolah 2020 pengkategorian seks secara biologis yang
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui dari identitas diri sebagai laki-
menunjukkan angka koefisien korelasi sebesar laki dan perempuan secara biologis, jenis
0,784 dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,003 hal kelamin tidak dapat di pertukarkan. Jenis
ini menunjukkan nilai ρ value < 0,05 maka Ha kelamin laki-laki dan perempuan memiliki
diterima (hipotesa diterima) dan Ho ditolak banyak perbedaan. Berdasarkan karakteristik
(hipotesa ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa responden menurut jenis kelamin didapatkan
terdapat hubungan yanag signifikan antara jenis kelamin dalam penelitian ini mayoritas
variabel beban kerja perawat dengan response berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10
time pada penanganan pasien di IGD RSU responden (66,7%) dan responden perempuan
PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Di sebanyak 5 responden (33,3%). Hal ini sejalan
lihat dari correlation coefficient hal ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan ada hubungan yang positif Kusumastuti dan Frandinata (2015) yang
dengan tingkat hubungan yang kuat yaitu menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki dapat
sebesar 0,784 serta dalam correlation mempengaruhi beban kerja perawat karena
coefficient terdapat tanda (*) yang kekuatan tubuh laki-laki lebih besar
menunjukkan bahwa adanya korelasi atau dibandingkan perempuan.
hubungan baik itu signifikan atau sangat Hal ini juga dikarenakan usia atau umur
signifikan. para responden mayoritas masih dalam tahap
produktif. Tercatat umur terbanyak responden >
1. Beban kerja perawat di Instalasi Gawat 35 tahun sebanyak 10 responden (66,7%) dan
Darurat RSU PKU Muhammadiyah Bantul 5 responden (33,3%) berumur 20-35 tahun.
Yogyakarta Menurut Solang (2014) pada rentang usia 17-
Beban kerja merupakan beban kerja 35 tahun merupakan usia rentang produktif,
yang bersifat kuantitatif jika dihitung seseorang dalam bekerja stamina dan daya
berdasarkan banyak atau jumlah tindakan yang pemikiran mereka masih sangat baik
dilakukan oleh perawat dalam memenuhi dibandingkan usia lanjut. Dalam teori
kebutuhan pasien, dan beban kerja bisa Notoatmojo, (2005) mengatakan bahwa usia
bersifat kualitatif jika pekerjaan yang dilakukan berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola
oleh perawat menjadi tanggung jawab yang pikir seseorang, semakin bertambah usia akan
harus dilaksanakan oleh perawat atau suatu semakin berkembang pula daya tangkap dan
profesi (Giammona et al, 2016). Berdasarkan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh
hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4.2 semakin baik. Kematangan individu dapat
mayoritas responden mempunyai beban kerja dilihat langsung secara objektif dengan periode
dengan kategori sedang, yaitu sebanyak 13 umur, sehingga berbagai pengalaman,
responden (86,7%) disusul 2 responden pengetahuan, ketrampilan, kemandirian terkait
(13,3%) yang mempunyai beban kerja ringan. sejalan bertambahnya umur individu, umur
Tidak ada responden yang mempunyai beban yang lebih tua, akan cenderung memiliki
kerja berat. Penelitian ini menunjukkan adanya pengalaman yang lebih dalam menghadapi
beban kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat masalah.
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Berdasarkan tabel 4.1 mengenai
namun masih dalam kategori sedang. Hal ini karakteristik tingkat pendidikan responden
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dalam penelitian mayoritas responden
Ningsih (2018) tentang beban kerja perawat berpendidikan DIII Keperawatan sebanyak 14
dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan responden (93,3%) dan 1 responden
berdasarkan kategori triage yang menunjukkan berpendidikan S1 (6.7%). Tingkat pendidikan
ada hubungan beban kerja perawat dengan yang cukup akan memberikan kontribusi
waktu tanggap pelayanan keperawatan terhadap praktik keperawatan. Tingkat
berdasarkan kategori triage prioritas 1 yang pendidikan seseorang perawat akan
49
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

mempengaruhi dasar pemikiran dibalik penelitiannya mengemukakan bahwa lama


penetapan standar keperawatan (Nurningsih, bekerja merupakan pengalaman individu yang
2012). Pendidikan yang tinggi dapat akan menentukan pertumbuhan dalam
meningkatkan ketrampilan perawat, juga pekerjaan dan jabatan, pengalaman merupakan
semakin tinggi pendidikan seseorang maka proses belajar dan pengetahuan yang
semakin kritis, logis dan sistematis cara didapatkan guna meningkatkan kualitas dan
berfikirnya, serta semakin tinggi kualitas kuantitas serta ketrampilan bekerja.
kerjanya (Fitranty & Suryanti, 2016). Menurut
Sitorus (2011) meskipun untuk lulusan program 2. Response time pada penanganan pasien
Diploma-III disebut juga sebagai perawat di IGD RSU PKU Muhammadiyah Bantul
profesional pemula yang sudah memiliki sikap Yogyakarta
profesional yang cukup untuk menguasai ilmu Berdasarkan Keputusan Mentri
keperawatan dan ketrampilan profesional yang Kesehatan Republik Indonesia nomor
mencakup ketrampilan teknis, intelektual dan 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
interpersonal yang diharapkan mampu pelayanan minimal rumah sakit menyatakan
melaksanakan asuhan keperawatan ada beberapa indikator mutu pelayanan rumah
profesional berdasarkan standar asuhan sakit khususnya pada bagian Instalasi Gawat
keperawatan dan etika keperawatan, namun Darurat yaitu waktu tanggap atau response
keperawatan harus dikembangkan pada time.
pendidikan tinggi sehingga dapat menghasilkan Kementrian Kesehatan Republik
lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan Indonesia pada tahun 2009 telah menetapkan
ketrampilan profesional agar dapat salah satu prinsip umumnya tentang
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penanganan pasien gawat darurat yang harus
perawat profesional. ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah
Karakteristik responden berdasarkan sampai di IGD (Kemenkes, 2009).
lama kerja dalam penelitian ini mayoritas Pasien yang masuk ke IGD Rumah Sakit
responden bekerja > 5 tahun, sebanyak 8 tentunya butuh pertolongan yang cepat dan
responden (53,3%) dan 7 responden (46,7%) tepat untuk itu perlu adanya standar dalam
bekerja ≤ 5 tahun. Hasil penelitian ini sejalan memberikan pelayanan gawat darurat sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Eni dalam dengan kompetensi dan kemampuannya
Agustini (2013), bahwa lama kerja biasanya sehingga dapat menjamin suatu penanganan
dikaitkan dengan waktu mulai bekerja, dimana gawat darurat dengan response time yang
pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja cepat dan penanganan yang tepat (Kemenkes,
seseorang. Semakin lama masa kerja, maka 2009).
kecakapan akan lebih baik karena sudah Sistem manajemen yang baik ini
menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. mendukung Kepmenkes RI No. 856 tahun 2009
Seseorang akan lebih mudah untuk bekerja standar IGD rumah sakit mengatakan
ketika telah menyesuaikan diri dengan kecepatan maupun ketepatan dalam memberi
lingkungan kerja. Anggapan tentang waktu pertolongan kepada klien yang ada di IGD
kerja yang lama akan menimbulkan persepsi memerlukan standar pelayanan sesuai
lebih mampu dan lebih cekatan sehingga diberi kompetensi, keahlian maupun kemampuan
tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan sehingga bisa membeerikan suatu penanganan
dengan mereka yang sama kerja baru. Padahal pasien gawat dengan waktu tanggap yang
setiap pekerja mempunyai kemampuan normal cepat dengan pelayanan yang tepat. Hal ini
menyelesaikan tugas yang diberikan bisa dicapai dengan cara meningkatkan sumber
kepadanya. daya manusia, sarana – prasarana dan
Kemampuan berkaitan dengan keahlian, manajemen IGD rumah sakit yang sesuai
pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Dalam dengan standar.
kondisi tertentu, terutama bagi perawat Berdasarkan Hasil penelitian yang
seringkali berhadapan dengan pekerjaan dilakukan oleh peneliti response time perawat
dengan waktu yang terbatas, akibatnya dalam penanganan pasien di IGD RSU PKU
perawat dikejar oleh waktu untuk meyesuaikan Muhammadiyah Bantul Yogyakarta didapatkan
tugas. Sehingga tangung jawab yang lebih response time sangat tanggap sebanyak 12
besar perawat pun akan merasa terbebani responden (80,0%), response time cukup
dengan pekerjaan tersebut. Sejalan dengan tanggap sebanyak 3 responden (20,0%) dan
penelitian Gatot dalam Khaq (2016) semakin tidak terdapat responden dengan response time
lama seseorang bekerja dalam bekerja, akan kurang tanggap (0%), dari hasil penelitian
semakin terampil dalam melaksanakan tersebut menunjukkan bahwa response time
pekerjaan. Pendapat tersebut ditegaskan oleh perawat di IGD RSU PKU Muhammadiyah
Harsiwi dalam Khaq (2016) dalam Bantul Yogyakarta sesuai dengan rekomendasi
50
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

yang telah ditetapkan Kemenkes dimana jawab dalam melaksanakan perawatan pasien
indikator response time IGD rumah sakit IGD dan banyaknya pekerjaan yang harus
dikatakan baik apabila jumlah response time dilakukan demi keselamatan pasien termasuk
>75% dari total jumlah yang ada. Hal ini juga kedalam beban kerja yang berat. Adapun
dikarenakan mayoritas responden berjenis laki- perawat yanag memiliki beban kerja ringan
laki, mayoritas responden berpendidikan DIII dengan response time tidak cepat disebabkan
dan lama kerja responden > 5 tahun. Sejalan oleh prosedur pemeriksaan yang
dengan penelitian Gatot dalam Khaq (2016) mendahulukan pemeriksaan yang dilakukan
semakin lama seseorang bekerja dalam oleh dokter sehingga meskipun perawat
bekerja, akan semakin terampil dalam memiliki beban kerja ringan, waktu perawat
melaksanakan pekerjaan. Hal ini sejalan untuk kontak dengan pasien menjadi lebih
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmur panjang. Sementara itu perawat yang memiliki
(2016) dengan judul faktor-faktor yang beban kerja berat dengan response time yang
mempengaruhi lamanya waktu tanggap dalam cepat disebabkan oleh rasa tanggung jawab
pelayanan gawat darurat di Instalasi Gawat terhadap perawatan pasien, terutama saat
Darurat RSUD Dr Soedirman Kebumen dengan menghadapu klien dengan kondisi terminal.
hasil terdapat hubungan antara waktu tangap Dimana pasien dengan kondisi terminal
dengan ketrampilan perawat (ρ = 0,007) dan membutuhkan perawat khusus dan lebih
terdapat hubungan antara waktu tanggap intensif sehingga menjadi beban kerja yang
dengan beban kerja (ρ = 0,003). Hal ini juga berat, dalam hal ini perawat juga dituntut untuk
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh profesional sehingga perawat melakukan
Ashar F (2016) dengan judul hubungan kontak terhadap pasien dengan cepat. Hal ini
karakteristik perawat dengan waktu tanggap didukung dengan banyaknya responden yang
penanganan kasus gawat darurat di IGD menyatakan bahwa setiap saat menghadapi
Puskesmas Kumanis Kabupaten Sijunjung klien dengan karakteristik tidak berdaya, koma
Tahun 2016 dengan hasil terdapat hubungan dan kondisi terminal merupakan beban kerja
yang bermakna antara masa kerja dengan sedang. Selain itu perawat yang memiliki beban
waktu tanggap penanganan kasus gawat kerja ringan dengan response time cepat
darurat di IGD Puskesmas Kumanis Kabupaten disebabkan karena tingginya rasa tanggung
Sijunjung Tahun 2016. jawab dan faktor kebiasaan perawat dalam
melaksanakan perawatan klien setiap hari dan
3. Hubungan beban kerja perawat melakukan observasi selama jam kerja
dengan response time pada penanganan sehingga hal ini mejadi terbiasa dan tidak
pasien di IGD RSU PKU Muhammadiyah menjadi beban berat bagi perawat.
Bantul Yogyakarta Kecepatan response time ini juga
Berdasarkan distribusi responden pada dipengaruhi oleh beberapa faktor lain
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15 diantaranya jenis kelamin, latar belakang
responden mayoritas perawat memiliki beban pendidikan, umur dan lama bekerja di IGD.
kerja sedang dengan response time sangat Sesuai dengan penelitian ini terdapat perawat
tanggap yaitu sebanyak 12 responden (80,0%). dengan mayoritas latar belakang pendidikan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan DIII keperawatan sebanyak 14 responden
menggunakan uji kendall tau dapat disimpulkan (93,3%). Semakin tinggi pendidikan seseorang
bahwa variabel beban kerja perawat maka semakin baik pula ketrampilan yang
berhubungan secara signifikan dengan dimiliki, karena dengan pendidikan yang tinggi
response time penanganan pasien di IGD RSU maka pengetahuan seseorang juga semakin
PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta, hal ini baik atau semakin muda pula mereka
ditunjukkan dengan nilai correlation coefficient menerima informasi dan makin banyak pula
sebesar 0,784 dengan angka signifikan yaitu pengetahuan yang dimiliki. Faktor lain yang
0,003 hal ini menunjukkan bahwa nilai ρ value mempengaruhi yaitu usia atau umur responden.
0,003 < 0,05 maka Ha diterima (hipotesa Menurut Notoatmojo (2005) dalam said &
diterima) dan Ho ditolak (hipotesa ditolak), Mappanganro (2018) mengatakan bahwa usia
yang berarti bahwa terdapat hubungan yang berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola
signifikan antara beban kerja perawat dengan piker seseorang, semakin bertambah usia akan
response time. semakin berkembang pula daya tangkap dan
Perawat yang memiliki beban kerja berat pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh
dengan response time yang tidak cepat atau semakin baik. Kematangan individu dapat
kurang tanggap disebabkan oleh banyaknya dilihat langsung secara objektif dengan periode
jumlah pasien yang harus dilayani oleh umur, sehingga berbagai proses pengalaman,
perawat. Hal ini didukung banyaknya pengetahuan, ketrampilan, kemandirian terkait
responden yang menyatakan bahwa tanggung sejalan bertambahnya umur individu, umur
51
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

yang lebih tua akan cenderung memiliki tanggap dengan beban kerja (ρ = 0,003). Hasil
pengalaman yang lebih dalam menghadapi penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
masalah. Tingkat kematangan dalam berpikir Nigsih (2018) dengan judul beban kerja perawat
dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan
kehidupan sehari-hari, hal ini menujukkan berdasarkan kategori triage dengan hasil
bahwa semakin lama masa kerja akan semakin penelitian menggunakan uji fisher’s exact test
tinggi tingkat kematangan seseorang dalam didapatkan (ρ = 0,046), yang berarti ada
berpikir sehingga lebih meningkatkan hubungan beban kerja perawat dengan waktu
pengetahuan yang dimilikinya. Seseorang tanggap pelayanan keperawatan berdasarkan
dengan masa kerja paling lama khususnya di kategori triage prioritas 1 dan (ρ = 1,000),
IGD tentu memiliki banyak pengalaman terkait berarti tidak ada hubungan beban kerja perawat
dengan masalah atau kasus-kasus dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan
kegawatdaruratan, sehingga sangat baik berdasarkan kategori triage prioritas 2 dan 3 di
pengaruhnya terhadap response time. IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura serta
Walaupun beban kerja perawat dinilai berat penelitian ini sejalan dengan penelitian Safrida
namun dengan keterbiasaan perawat dalam (2015) bahwa terdapat hubungan antara beban
menangani kasus selama kerjanya maka kerja perawat dengan response time perawat
pekerjaannya akan terasa normal atau standar pada penanganan pasien trauma di RS PKU
saja, terkecuali kasus pasien yang memang Muhammadiyah Yogyakarta dengan (ρ =
jarang ditemukan. 0,003).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kambuaya, R.P KESIMPULAN
dkk (2016) yang berjudul hubungan beban Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan
kerja perawat dengan waktu tanggap Beban Kerja Perawat dengan Response Time
pelayanan keperawatan gawat darurat menurut Pada Penanganan Pasien di IGD RSU PKU
persepsi pasien di IGD RSUD Kabupaten Muhammadiyah Bantul Yogyakarta”, diperoleh
Sorong. Berdasarkan hasil uji statistic Chi- kesimpulan sebagai berikut:
square diperoleh nilai ρ = 0,00 dengan tingkat 1. Beban kerja perawat IGD RSU PKU
kemaknaan α = 0,05, hal ini menunjukkan Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
bahwa ρ < α ada hubungan antara beban kerja adalah kategori sedang, disusul
perawat dengan waktu tanggap pelayanan beban kerja dengan kategori ringan.
keperawatan gawat darurat menurut persepsi
Dibuktikan dengan hasil penelitian,
pasien di IGD RSUD Kabupaten Sorong.
Dalam penelitian ini perawat harus diperoleh distribusi beban kerja
melakukan observasi klien secara ketat selama kategori sedang sejumlah 13
jam bekerja, selain itu mayoritas perawat responden 80,0% dan beban kerja
dituntut untuk mencapai target tertentu dalam ringan sejumlah 2 responden 13,3 %.
setiap pekerjaan yang dilakukan diruangan 2. Response time perawat IGD RSU
sehingga menambah beban kerja yang harus PKU Muhammadiyah Bantul
dilakukan oleh perawat, maka dari hasil Yogyakarta dalam penanganan
penelitian ini bertolak belakang artinya semakin pasien di IGD mayoritas dalam
ringan beban kerja perawat maka semakin kategori baik. Dibuktikan dari hasil
cepat atau sangat tanggap response time pada
distribusi response time sangat
penanganan pasien dan semakin berat beban
kerja perawat maka semakin lambat atau tanggap sebanyak 12 responden
kurang tanggap response time pada dengan presentase (80,0%) dan
penanganan pasien yang dilakukan oleh cukup tanggap sebanyak 3 responden
perawat. dengan presentase (20,0%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian 3. Terdapat hubungan secara signifikan
yang dilakukan oleh Mahmur (2016) dengan antara beban kerja perawat dengan
judul faktor-faktor yang mempengaruhi response time pada penanganan
lamanya waktu tanggap dalam pelayanan pasien di IGD RSU PKU
gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Dr Soedirman Kebumen (2016). Berdasarkan
Dibuktikan dengan diperoleh nilai ρ =
uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan
antara waktu tanggap dengan tingkat 0,003 < 0,05.
kegawatan (triage) dibuktikan dengan ρ = DAFTAR PUSTAKA
0,801. Terdapat hubungan antara waktu Agustin, T. 2013. “Analisis beban kerja perawat
tanggap dengan ketrampilan perawat (ρ = pelaksana berdasarkan karakteristik,
0,007) dan terdapat hubungan antara waktu
52
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

jenis ruang perawatan dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


pengaturan shif diruang rawat inap 2012. “Pusat Data dan Informasi
Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Kesehatan Indonesia”, Jakarta.
Makassar tahun 2013”. http://www.depkes.go.id/resources/d
http://journal.pasca.unhas.ac.id ownload/pusdatin/ profil-kesehatan-
diakes tanggal 29 September 2019. indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2012.pdf diakses tanggal
Ashra, F. 2016. “Hubungan Karakteristik 23 Oktober 2019
Perawat Dengan Waktu Tanggap
Penangganan Kasus Gawat Darurat Djemari. 2010. “Pelayanan Gawat Darurat
di IGD Puskesmas Kumanis Emergency Care”. html
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016”. http://www.djemari.org. diakses
https://media.neliti.com/media/public tanggal 23 Oktobeer 2019
ations/289845-the-relationship -
between-characteristics- Dian, K, & Deny, F. 2015. “Hubungan Beban
d662a382.pdf Kerja Dengan Kinerja perawat di
Ruang IGD Blambangan
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan Banyuwangi Tahun 2015”. http://e-
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan journal.akesrustida.ac.id/index.php/ji
Dasar. Jakarta: Salemba Medika. kr/article/view/39 diakses 14
Februari 2020
Basoeki, A.P. Koeshartono, Rahardjo. E., &
Wirjoatmodjo. 2008. Fitriyanti, L., Suryati, S. 2016. “Hubungan
Penanggulangan penderita gawat Karakterisik Perawat dengan
darurat anestesiologi & reanimasi. Motivasi Kerja dalam Pelaksanaan
Surabaya: FK. Unair. Terapi Aktifitas Kelompok di Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit
Damanik, E. 2016. “Pengaruh Jenis Kelamin, Jakarta Timur”. Jurnal Artikel Ilmu
Motivasi belajar, dan bimbingan Kesehatan Vol. 8 No.1 Fakultas
karier terhadap cita-cita siswa”. Kesehatan MH Thamrin.
https://repository.usd.ac.id/6473/ http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/
diakses 15 Februari 2020 jurnal/JURNAL-1519702910.pdf
diaskes 14 Februari 2020
Dahlan, Sopiyudin. 2015. Statistika untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Giammona, S. et al. 2016. “Original Paper
Jakarta: Epidemiologi Indonesia Nursing Workload and Staff
Allocation in an
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Italian”.https://www.academia.edu/2
2004. “Pedoman Sistem Penang- 6822357/NURSING_WORKLOAD_
gulangan Gawat Darurat Terpadu AND_STAFF_ALLOCATION_IN_AN
(SPGDT)”. Jakarta: Departemen _ITALIAN_HOSPITAL_A_QUALITY
Kesehatan Republik Indonesia. _IMPROVEMENT_INITIATIVE_BAS
https://www.persi.or.id/images/regul ED_ON_NURSING_CARE_SCORE
asi/permenkes/pmk192016.pdf diakses tanggal 23 Oktober 2019
diakes tanggal 29 September 2019
Herlambang, Susatyo. 2016. Manajemen
Departemen Kesehatan. 2010. “Standar Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit,
Keperawatan di Rumah Sakit”. Cara Mudah Memahami Manajemen
Jakarta: Direktorat Pelayanan Pelayanan di Rumah Sakit dan
Keperawatan Direktorat Jenderal Organisasi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Medik Departemen Lainnya. Yogyakarta: Gosyen
Kesehatan. Publishing
https://www.academia.edu/2444827
3/DIREKTORAT BINA PELAYANA Kambuaya, Paulus R, Kumaat, Lucky T &
KEPERAWATAN DIREKTORAT Onibala F. 2016. “Hubungan Beban
JENDERAL BINA PELAYAAN Kerja Perawat Dengan Waktu
MEDIK DEPARTEMEN Tanggap Pelayanan Keperawatan
KESEHATAN RI diakses 4 Oktober Gawat Darurat Menurut Persepsi
2019 Pasien di IGD RSUD Kabupaten
Sorong”. e-journal Keperawatan (e-
Kp) Avaible from: URL:
53
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

http://ejournal.unsrat.ac.id Madjid SM,Yusuf, Dulahu W. 2014. “Gambaran


/indext.php/jkp/article/view/11908 Beban Kerja Perawat dan Waktu
diakses tanggal 29 September 2019 Tanggap Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat Menurut Persepsi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Pasien di ruang IGD RSUD Toto
Indonesia Nomor 129 tahun. 2008. Kabila Kabupaten Bone Bolango”.
tentang Standar Pelayanan Minimal http://kim.ung.ac.id/index.php
Rumah Sakit (SPM-RS). file:///C: /KIMFIKK/article
/Users/user/ /downloaad/10815/10693 diakses
AppData/Local/Temp/Kepmenkes% tanggal 4 Oktober 2019.
20No.129%20Tahun%202008%20S
tandar%20Pelayanan%20Minimal% Mahrur A. 2016. “Faktor-Faktor Yang
20RS.pdf diakses tanggal 22 Mempengaruhi Lamanya Waktu
Oktober 2019 Tanggap Dalam Pelayanan Gawat
Darurat Di Instalasi Gawat Darurat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik RSDU Dr Soedirman Kebumen”.
Indonesia. 2009. Standar Instalasi https://ejournal.
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. stikesmuhgombong.ac.id /index.php
Jakarta: Menteri Kesehatan /JIKK/article /view/138 diakses 4
Republik Indonesia. Oktober 2019
file:///C:/Users/user/Downloads/UU
%20No.%2044%20Th%202009%20 Mardalena, Ida. 2018. Asuhan Keperawatan
ttg%20Rumah%20Sakit.PDF Gawat Darurat. Pustaka Baru Press.
diakses tanggal 29 September 2019 Yogyakarta

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Manuho E, Warouw H, Hamel R. 2014.


Indonesia Nomor 856 tahun 2009. “Hubungan Beban Kerja dengan
Tentang Standar Instalasi Gawat Kepatuhan Perawat dalam
Darurat (IGD) Rumah Sakit. Pemberian Asuhan Keperawatan di
https://sardjito.co.id /sardjitowp/wp- Instalasi Rawat Inap CI RSUD Prof.
content/uploads/2015/12/kepmenke Dr. R. D. Kandou Manado”.
s-856-thn-2009-standar IGD.pdf http://ejournal .unsrat.ac.id /index.
diakses 29 September 2019 php/jkp/article/view/8136. Diakses
tanggal 4 Oktober 2019.
Khaq MZ, 2016. “Hubungan Baban Kerja
dengan Kejadian Burnout pada Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat.
Perawat di Rumah Sakit Islam Nuha Medika: Yogyakarta
Yogyakarta PDHI”. Skripsi Program
Studi Ilmu Keperawatan Stikes Mubarak. 2009. Peran Perawat Dalam
Surya Global Yogyakarta. Keperawatan. Bandung : Alfabeta

Kurniadi, 2012. “Beban kerja perawat”. Munandar, A.S. 2001. Psikologi industri dan
http://repository.usu.ac.id/bitstream organisasi. Jakarta: Universitas
diakses 4 Oktober 2019 Indonesia Press.

Kurniawati, N. 2015. “Hubungan Beban Kerja Naser R. W. 2015. “Hubungan Faktor-Faktor


Perawat Dengan Kepetuhan Eksternal Dengan Response Time
Pelaksanaan Universal Precaution Perawat Dalam Penanganan Pasien
di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Gawat Darurat Di Igd Rsup Prof. Dr.
RSUD Dr. Moch. Soewandhie R. D. Kandou Manado”.
Surabaya”. http://repository.um- https://ejournal. unsrat.ac.id/index.
surabaya.ac.id/1262/ diakses php/jkp/article/view/8 022 diakses 14
tanggal 4 Oktober 2019 Oktober 2019

Krisanty, P. 2009. Asuhan Keperawatan Ningsih P. 2018. “Beban Kerja Perawat Dengan
Gawat Darurat. Jakarta: Trans Waktu Tanggap Pelayanan
Info Medika. Keperawatan Berdasarkan Kategori
Triage”.
Laksana, Indra dkk. 2014. Al Qur’an Terjemah http://jtam.ulm.ac.id/index.php/nersp
dan Tajuwid. Bandung: PT Sygma edia/ article/view/157 diakses 14
Examedia Arkanlemma Oktober 2019
54
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian html&buku_id=76246 diakes tanggal


Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. 22 Oktober 2019

Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Rekamedik RSU PKU Muhammadiyah Bantul


Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Yogyakarta, 2019.

Nurhasim, Siwo dkk. 2015. “Pengetahuan Riwikdikdo. 2012. Statistik kesehatan: Belajar
Perawat Tentang Respon Time Mudah Teknik Analisa Data dalam
Dalam Penanganan Gawat Darurat Penelitian Kesehatan. Nuha Medika,
Di Ruang Triage RSUD Yogyakarta.
Karanganyar. Surakarta: Stikes
Kusuma Husada”. Rohmah, dkk. 2012. Proses Keperawatan Teori
http://www.digilib.stikeskusumahusa dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-ruzz
da.ac.id /files /disk1/26/01-gdl-
siswonurha-1266-1-siswo.pdf. Said S. Mappanganro, A. 2018. “Hubungan
Diakses tanggal 14 Oktober 2019. Beban Kerja Perawat dengan
Respon Time Pada Penanganan
Nurningsih D. 2012. “Hubungan Antara Pasien di Instalasi Gawat Darurat
Karakteristik Perawat Dengan Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar”.
Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat http://journal.uin-
Jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang”. alauddin.ac.id/index.php/join/article/
http//.digilib.unimus.ac.id/gdl.php?m view/5516 diakses tanggal 4
od=browse&op=read&id=jtptunimus September 2019
=gdl-dwiretnonu-6491 diakses
tanggal 10 Februari 2020 Saribu, S.D. 2012. “Hubungan beban kerja
dengan stres kerja perawat
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu pelaksana di ruang IGD dan ICU
Keperawatan : Pendekatan Praktis RSUD Haji Abdul Manan
(Edisi 4). Salemba Medika, Jakarta. Simatupang Kisaran”.
http://repository.usu.ac.id/handle/12
Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 12 3456789/33834 diakses 4
Tahun 2008. Tentang Pedoman September 2019
Analisis Beban Kerja Di Lingkungan
Departemen Dalam Negri Dan Safrida, H. 2015. “Hubungan antara Bebam
Pemerintah Daerah. Kerja dengan Respon Time Perawat
http://www.kemendagi.go.id/produk- Pada Penanganan Pasien Trauma
hukum/2008/02/20/peraturan- Di IGD RS PKU Muhammadiyah
mendagri-n0-12-tahun-2008 diakses Yogyakarta”, Skripsi Program Ilmu
tanggal 14 Oktober 2019. Keperawatan Stikes Surya Global
Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 47 tahun 2018. Satish, S. N. 2015. “Gap Analiysis in Staffing
Tentang Pelayanan Using Workload Indicators of
Kegawatdaruratan. Jakarta: Menteri Sttaffing Need Metod in A Tertiary
Kesehatan Republik Indonesia. Care Teaching Hospital. Journal
file:///C:/Users/user/AppData/Local/ Human Resources for Health “(227),
Temp/33242327-PMK47-tahun- pp.376-
2018-tentang-pelayanan- 377.http://repository.umy.ac.id
kegawatdaruratan.pdf diakes /bitstream/handle
tanggal 22 Oktober 2019 /123456789/21653/5.%20BAB%20I.
pdf?sequence =5&isAllowed=y
Rahmanto, T.Y. 2014. “Response Time diakses tanggal 29 September 2019
Penanganan Sindroma Koroner
Akut (SKA) di Instalasi Rawat Satria, W. 2013. “Hubungan Beban Kerja
Darurat RSU. Pandan Arang denngan Kinerja Perawat dalam
Boyolali. Jawa Tengah”. Berita Ilmu Mengimplementasikan Patient
keperawatan. Vol. 1 No. 3 Safety di Rumah Sakit Universitas
Surakarta. Hasanuddin”. Fakultas Kesehatan
http://etd.repository.ugm.ac.id Masyarakat UNHAS Makassar.
/index.php?mod=penelitian_detail&s http://repository.unhas.ac.id/handle/
ub=PenelitianDetail&act=view&typ=
55
Siti Saidah, Niken Setyaningrum - Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Response Time Pada Penanganan Pasien
Di Igd Rsu Pku Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

123456789/5678 diakses tanggal 29 Flamboyan Krakatau Medika


September 2019 Hospital Tahun 2014”. Universitas
Indonesia.
Solong, AV. 2014. “Beban Kerja dan Kinerja http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016
Peerawat dalam -06/S55652-
Mengimplementasikan Asuhan Helmi%20Wahyuningsih diakes
Keperawatan di Ruang IGD RSUD tanggal 22 Oktober 2019.
Prof. dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo”. http://eprints.ung.ac.id Wahyu Aprianti M. N, Rima, dkk. 2015.
/12310/ diakses tanggal 29 “Hubungan Faktor-Faktor Eksternal
September 2019 Dengan Response Time Perawat
Dalam Penanganan Pasien Gawat
Suhartati, dkk. 2011. “Standar Pelayananan Darurat DI IGD RSUP PROF. DR.
Keperawatan Gawat Darurat di R. D. KANDOU MANADO.
Rumah Sakit”. Jakarta: Kementrian MANADO. PSIK. FK Universitas
Kesehatan. Sam Ratulangi”.
https://www.academia.edu https://ejournal.unsrat.ac.id
/22620622/standar_pelayanan_kep /index.php/jkp /article/view/8022.
erawatan_gawat_darurat_di_rumah Diakses 13 Oktober 2019
_sakit diakes tanggal 22 Oktober
2019 Widodo, Pratiwi. 2008. “Hubungan Beban Kerja
dengan Waktu Tanggap Perawat
Sugiyono. 2016. MetodePenelitian Kuantitatif, Gawat Darurat Menurut Persepsi
Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Pasien di Instalasi Gawat Darurat
Alfabet. RSU Pandan Arang Booyolali”.
Diakses 29 September 2019.
Sitorus, Ratna & Panjaitan, R. 2011 . http://journals.ums.ac.id
Manajemen Keperawatan: /index.php/BIK/article/view/3748.
Manajemen Keperawatan di Ruang Diakses tanggal 13 Oktober 2019.
Rawat, ed 1. Jakarta: CV Sagung
Seto. World Health Organization, 2010. “WISN
Workload Indicator Staff Of Staffing Need”.
Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan pp.1–56.
Kerja : Manajemen dan file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/97892
Implementasi K3 di Tempat Kerja. 41510059_eng.pdf 21 Oktober 2019
Surakarta : Harapan Press.

Tuwo, P. G. 2019. “Hubungan Ketepatan


Triase dengan Response Time
Perawat di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Tipe C”. e-jurnal
Keperawatan (e-kp) Volume 7
Nomor 1, 23 Oktober 2019

Undang-Undang Republik Indonesia No. 38


Tahun 2014 tentang keperawatan.
https://www
.jogloabang.com/pustaka/uu-38-
2014-keperawatan diakses 23
Oktober 2019

Undang-Undang Republik Indonesia No. 44


Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
https://www.jogloabang.com/pustak
a/uu-44-2009-rumah-sakit diakses
23 Oktober 2019

Wahyuningsih, H. 2014. “Analisis Kebutuhan


Tenaga Perawat Pelaksana dengan
Metode Workload Indicator Staff
Need (WISN) di Ruang Rawat Inap

56

Anda mungkin juga menyukai