BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau upaya
Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang paling
dominan adalah sumber daya manusia. Salah satu profesi yang memegang
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Oleh karena itu,
rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan
menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pasien atau
individu, spesifik dan unik sesuai karakteristik pasien, di samping itu harus
ilmu dan teknologi pada sistem pelayanan kesehatan, strategi yang dilakukan
adalah tetap menjaga kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit yaitu dengan cara
perawat.
Ruang lingkup kerja perawat di Rumah Sakit salah satunya adalah menangani
berlaku, padahal dalam standar Key Performance Indicator (KPI) IGD, seluruh
standar KPI IGD 100% pelanggan harus terpuaskan dengan pelayanan yang
indikator kematian pasien serta kemampuan menangani kasus life saving dari
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah melalui
Pelatihan Penanganan Pasien Gawat Darurat adalah salah satu upaya pelayanan
hari maupun dalam keadaan bencana. Salah satu tugas yang harus dikuasai
petugas kesehatan adalah penanganan kasus gawat darurat untuk kasus trauma
lainnya sehingga dapat mengurangi angka kematian pasien kasus gawat darurat
yang setiap hari melayani pasien hanya menggunakan ilmu dasar yang mereka
Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Metro merupakan Rumah Sakit
gawat darurat. Pelayanan gawat darurat ini difokuskan di Ruang Unit Gawat
Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU). Perawat yang bertugas di
ruangan ini senantiasa harus bertindak cepat dan tepat demi menyelamatkan
Data survei yang dilakukan oleh bagian pengembangan mutu pelayanan RSU
Ahmad Yani Metro tentang indeks kepuasan masyarakat guna melihat mutu
2,45 yang berarti masuk dalam kategori kurang baik. Dari hasil tersebut
keperawatan gawat darurat dalam hal mengelola kasus henti jantung, membuka
jalan nafas, menolong persalinan pasien dalam keadaan gawat darurat dan
Jumlah perawat di RSUD Ahmad Yani Metro yang sudah mendapat pelatihan
PPGD adalah 28 orang yang terdiri dari 20 orang dari ruang IGD, 8 orang dari
ruang ICU, sedangkan yang belum mengikuti pelatihan sebanyak 14 orang. Hal
ini masih kurang perawat yang mengikuti pelatihan PPGD bila dibandingkan
dengan jumlah perawat yang ada di ruang ICU dan IGD. Hasil wawancara
Ahmad Yani Metro pada tanggal 25 Maret 2019, mengatakan bahwa setiap
tahun sudah ada pengajuan sebanyak 24perawat untuk mengikuti diklat tertentu
namun perawat yang dikirim untuk mengikuti diklat tidak sesuai dengan
di Unit Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit
Umum Daerah Nagan Raya”, hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara
Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit (ICU)
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan pelatihan PPGD terhadap kinerja perawat di IGD dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
PPGD
D. Ruang Lingkup
Dalam rancangan ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yaitu: jenis
Subjek penelitian yaitu perawat IGD dan ICU RSUD Ahmad Yani Metro.
Metro.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
(Nursalam, 2015).
adalah sesuatu yang dicapai oleh seseorang sesuai dengan target yang
ditentukan.
Yaitu faktor- faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor
produktivitas karyawan
3. Kinerja Perawat
penilaian kinerja perawat harus dilakukan sesuai dengan tingkat ilmu dan
keperawatan dimana hasil dari penilaian kinerja disesuaikan dengan visi dari
rumah sakit yang berdampak pada kinerja rumah sakit. Sementara itu,
(Potter &Perry, 2002). Dewan pimpinan pusat PPNI pada tahun 1996 telah
Penilaian kinerja menjadi salah satu alat yang baik dan dapat dipercaya yang
proses untuk melihat dan menyesuaikan hasil kerja seseorang pada sebuah
terhadap hasil dari pekerjaan orang lain. Penilaian kinerja dilakukan secara
efektif dan efisien untuk memberikan arahan perilaku dari karyawan dalam
standar yang telah ditentukan (Ellis & Hartley, 2012). Proses penilaian
keperawatan.
B. Pelatihan
1. Pengertian
2. Tujuan Pelatihan
1. Pengertian
kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan
baik dokter maupun perawat dan kalangan umum yang peduli dan mau
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada penderita
(PPGD)
a. Melakukan 3A (Aman)
perlindungan diri.
fraktur servikal.
Breathing).
orang dewasa, anak, dan bayi. Perubahan tersebut tidak berlaku pada
lama.
1) A : Airway management
pernafasan.
d) Tindakan
bawah)
Cara ini dilakukan bila pengelolaan jalan nafas tanpa alat tidak
trakeostomi
2) B : Breathing management
CO2.
normal.
c) Tindakan
mekanik (ventilator/respirator)
3) C : Circulation management
c) Diagnosis :
Metode AVPU :
terjadi.
Metode GCS:
responses)
responses)
(inappropriate words)
responses)
denganpermintaan
nyeri(localized pain)
5) E : Exposure
cegah hipotermi/kedinginan.
Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya
koma dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III
penderita.
sternum.
e. Menghentikan Perdarahan
Cara :
3) Balut tekan
dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah antara jari dan tulang,
Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat
tekanlah
dapat dihindarkan
7) Balut tekan
8) Torniket
terputus :
f. Syok / Shock
1) Tanda-tandanya :
b) Gelisah
c) Haus
e) Nafas cepat
2) Tindakan:
kepala
g. Balut Bidai
1) Balut
2) Bidai
h. Transportasi
Alat :
1) Tenaga Manusia
a) Satu orang
tulang punggung.
b) Dua orang
c) Tiga orang,
dibawah si korban
d) Empat orang
dibawah si korban
punggung.
3) Kendaraan: Darat,laut,udara.
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja:
Internal pegawai
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Pelatihan
4. Keterampilan
5. Etos kerja
6. Pengalaman kerja
7. Motivasi kerja
Kinerja Perawat
Internal organisasi
1. Strategi organisasi
2. Dukungan sumber
daya
3. Sistemmanajemen
4. Kompetensi
Eksternal organisasi
1. Situasi ekonomi
2. Politik
3. Kehidupan sosial
4. Budaya dan agama
5. Daya saing
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
(IGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad
Yani Metro.
(IGD) dan Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad
Yani Metro.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point time approach)
(Notoatmodjo, 2010).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen
adalah kinerja perawat IGD dan ICU RSU Ahmad Yani Metro.
2. Variabel Independen
N Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
o Operasional
1 Variabel Penampilan Lembarchec Pengisian lembar 0 = Kurang (0-10) Ordinal
Dependen: kerja dari klistSOP checklist SOP 1 = Terampil (11-
Kinerja seorang perawat dengan 20)
Perawat dalam menggunakan
melakukan skala Guttmann
tindakan dengan jawaban
kegawatdarurata benar skor 1, dan
n yang jawaban salah
berdasarkan skor 0.
SOP sesuai (Arikunto, 2013)
standar rumah
sakit.
2 Variabel Pelatihan Kuesioner Pengisian 0= belum Ordinal
Independen: kegawatdarurata kuesioner dengan pelatihan
Pelatihan n yang diikuti menunjukkan 1= sudah
PPGD oleh perawat sertifikat yang pelatihan
(BTCLS, masih berlaku
ACLS).
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
IGD dan ICU RSUD Ahmad Yani Metro. Besarnya sampel dalam
𝑁
𝑛 =
1 + N(e)2 -
Dimana:
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dan presisi
yang ditetapkan atau tingkat signifikasi 0,05, maka besarnya sampel pada
42
𝑛 =
1 + 42. (0,05)2 -
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoatmodjo, 2010).
b. Kriteria Eksklusi
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara
yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks
Lokasi penelitian akan dilakukan di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro pada
F. Etika Penelitian
Etika penelitian yaitu hak obyek penelitian dan yang lain yang harus
nama pada lembar kuesioner atau nama dicantumkan dalam inisial huruf.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hasil riset.
1. Instrumen penelitian
hitung > r tabel, tidak valid jika r hitung < r tabel. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan uji validitas pada lembar checklist SOP yang berjumlah
20 item.
Hasil uji reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
dinyatakan realibel jika nilai alpha lebih besar dari p-value berdasarkan uji
b. Coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf menjadi angka untuk
1 jika terampil
pengolahan komputer.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
(Notoatmodjo,2011).
b. Analisa Bivariat
atau sampel yang digunakan besar , sebab ada beberapa syarat dimana
1) Bila tabel 2x2 dijumpai nilai ecpected (harapan) kurang dari 5, maka
2) Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai ecpected (harapan) lebih besar dari 5
3) Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka
digunakan uji pearson Chi-square. Dengan syarat tidak lebih dari 20%
I. Jalannya Penelitian
1. Langkah persiapan
2. Langkah Pelaksanaan
sebagai berikut:
bersama enumerator.
a) Pengolahan data
b) Penyajikan data
d) Pembahasan
BAB IV
Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Metro awal berdirinya
dimulai sejak tahun 1951 dengan nama pusat pelayanan kesehatan ( Healt
Sah sebagai Rumah Sakit Tipe D, merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas
Tengah.
Saat ini RSUD Jend.Ahmad Yani Metro telah meningkat menjadi Rumah
lembaga teknis daerah dengan Rumah Sakit Type B dengan Jumlah tempat tidur
212 unit terdiri dari kelas III: 109 unit,kelas II: 45 unit,kelas I :15 unit,paviliun 15
dan Lain-lain.
Sumber daya manusia yang dimiliki RSUD Jend.Ahmad Yani Metro pada
saat ini sebanyak 391 orang,yang terdiri dari tenaga medis 40 orang,keperawatan
178 orang,tenaga penunjang medis 78 orang dan tenaga non medis 95 orang.
tanggal 31 Mei 2019. Data yang diambil adalah data primer yang diambil melalui
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi kinerja perawat di IGD dan ICU RSUD
Ahmad Yani Metro.
No Kinerja Jumlah %
1 Kurang 17 44,7
2 Terampil 21 55,3
Total 38 100
Total 38 100
(31,6%).
2. Analisis Bivariat
pelatihan PPGD terhadap kinerja perawat di IGD dan ICU RSUD Ahmad Yani
Metro. Hasil penelitian terhadap 38 responden (perawat ) di ruang IGD dan ruang
Tabel 4.3 Hubungan pelatihan PPGD terhadap kinerja perawat di IGD dan ICU
RSUD Ahmad Yani Metro
Kinerja Perawat P value
Pelatihan Kurang Terampil Total
n % n % n %
Belum Pelatihan 10 26,3 2 5,3 12 31,6 0,004
Sudah Pelatihan 7 18,4 19 50,0 26 68,4
Total 17 444,7 21 55,3 38 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 26 responden yang
dan 7 perawat (18,4%) dengan kinerja kurang. Sedangkan dari 12 orang yang
Hasil uji Chi Square di peroleh nilai p value 0,004 artinya lebih kecil
statistik dengan derajat kepercayaan 95% Hipotesis alternatif (Ha) diterima, dan
Hipotesis Nol (H0) di tolak, terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan
PPGD terhadap kinerja perawat di ruang IGD dan ruang ICU RSUD Ahmad Yani
Metro.
4.2. Pembahasan
a. Pelatihan PPGD
selayaknya setiap perawat yang bertugas khususnya di IGD dan ICU harus
kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan
maupun perawat.
b. Kinerja Perawat
terampil yaitu sebesar 44,7% Hal ini memiliki arti bahwa sebagian besar
keperawatan dengan cukup baik. Kinerja yang sudah baik ini tentunya
didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang sudah baik pula yang
dimiliki oleh perawat tersebut. Disamping itu kinerja perawat ini juga
didukung oleh faktor eksternal seperti dukungan dari atasan dan teman
sejawat.
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika
(Nursalam, 2015).
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh
Oleh karena itu perlu adanya upaya dari perawat sendiri dan juga pihak
dan kinerja perawat yang baik pula maka pasien yang mendapatkan
2. Pembahasan Bivariat
perawat (5,3 %) memiliki kinerja terampil. Hasil uji Chi Square di peroleh
nilai p value 0,004 artinya lebih kecil dibandingkan nilai alpha (α = 0,05).
pelatihan. Hal ini dapat diartikan pula bahwa semakin banyak jumlah
IGD. Dalam penelitian ini juga terdapat 2 orang perawat (5,3%) yang
hari.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elizar (2013) yang berjudul,”
Kinerja Perawat di Unit Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit
= 0,012 (p < 0,05). Demikian pula halnya dengan penelitian Juliati (2015)
pelayanannya.
dan ruang IGD RSUD Jend. A.Yani Metro, sehingga jumlah subyek yang
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
darurat.