DISUSUN OLEH :
AZRI YANI NURMAN
NIM. 1421312056
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu rumah sakit makin berkembang dan
menghadapi banyak persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing yang
akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat
juga menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step
quality service. Artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait
dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat,
bermutu, dengan biaya terjangkau. Selain itu diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan
Konsumen juga menuntut pengelola rumah sakit lebih bertanggung jawab dan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu ( Ilyas, 2004 ).
Salah satu sumber daya dalam pelayanan di rumah sakit adalah tenaga keperawatan
sebagai salah satu bagian tak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik pelayanan yang berkesinambungan, kontinyu, koordinatif dan
edukatif, hal ini menuntut kinerja perawat yang profesional dalam memberikan pelayanan.
Mutu pelayanan rumah sakit dapat dipengaruhi oleh pentingnya keberadaan pelayanan
keperawatan dan jumlah tenaga yang besar dibanding tenaga lainnya di rumah sakit sehingga
kondisi ini menjadi suatu kekuatan dan harus diberdayakan oleh rumah sakit untuk
meningkatkan pelayanannya. ( Marquis, 2010 ) dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, aman dan professional sesuai dengan perkembangan IPTEK
kesehatan serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
( Nursalam, 2011 ).
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan kuantitas perawat yang
bertugas selama 24 jam terus menerus dibangsal. Untuk meningkatkan mutu pelayanan,
diperlukan dukungan sumber daya manusia yang mampu mengemban tugas dan mengadakan
perubahan. Agar dapat melaksanakannya, perlu adanya perencanaan, baik jumlah maupun
klasifikasi tenaga kerja, serta pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan sistem pengelolaan
yang ada. ( Nursalam, 2011 )
Dalam kegiatan residensi ini diharapkan mahasiswa dapat membantu rumah sakit
lahan residensi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan melalui alternative pemecahan
masalah kepemimpinan dan manajemen keperawatan dengan pendekatan Problem Solving of
Better Health (PSBH) khususnya Problem Solving for Better Nursing Servive (PSBNS).
Untuk itu dibutuhkan institusi pelayanan keperawatan yaitu Rumah Sakit sebagai tempat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat, diantaranya adalah Rumah sakit
Daerah Umum Solok.
Program Magister Ilmu Keperawatan kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Andalas, melaksanakan program
residensi di rumah sakit dalam lingkup manajemen keperawatan RSUD Solok merupakan
salah satu rumah sakit yang menjadi lahan untuk melaksanakan program kegiatan residensi
tersebut. RSUD Solok pernah menjadi lahan residensi terakhir pada tahun 2012. Sehingga
diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum yang
akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya.
RSUD Solok merupakan RS Tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan dari 2
( dua ) kota 4 ( empat ) kabupaten serta rumah sakit pendidikan bagi tenaga kesehatan.
Memiliki kapasitas 227 tempat tidur, dengan tingkat angka hunian ( BOR ) yaitu 80,46 %,
ketenagaan RSUD Solok berupa tenag kesehatan dan non kesehatan dengan kualifikasi
pendidikan dokter dan dokter spesialis sebanyak 36 orang, tenaga kesehatan non medis dan
non keperawatan sebanyak 58 orang, tenaga keperawatan sebanyak 137 orang ( BLUD ), dan
tenaga non medis sebanyak 77 orang ( Rekam Medis RSUD Solok, 2013 ).
Kegiatan residensi di RSUD Solok dimulai dari tanggal 25 Agustus s / d
November
2015,
dimana
pada
residensi
ini
mahasiswa
melakukan
29
pengkajian,
yang menjadi tanggung jawab pada mata kuliah residensi ini adalah ruangan Paru, THT dan
Mata, Neurologi, VIP dan ruangan ICU.
Ruangan Paru mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 15 orang (9 PNS, 6 BLUD).
Jumlah tempat tidur 15 dengan BOR 80,59 %, LOS 6 hari dan TOI 3 hari (tahun 2014).
Ruangan THT dan Mata mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 13 orang (4 PNS, 9
BLUD), jumlah tempat tidur 12 dengan BOR 80,75 %, LOS 7 hari dan TOI 3 hari (tahun
2014). Ruangan Neurologi mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 13 orang (11 PNS, 2
BLUD), jumlah tempat tidur 16 dengan BOR 81,39 %, LOS 6 hari dan TOI 3 hari ( tahun
2014 ). Ruangan VIP mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 17 orang (9 PNS, 8 BLUD).
Jumlah tempat tidur 14 dengan BOR 82, 45 %, LOS 6 hari dan TOI 1 hari (tahun 2014).
Ruangan ICU mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 12 orang (11 PNS, 1 BLUD).
Jumlah tempat tidur 5 buah dengan BOR 79,65 %, LOS 6 hari dan TOI 2 hari ( Rekam
Medis RSUD Solok, 2014).
Berdasarkan hal diatas dengan menjalani system manajemen keperawatan yang ada
dirumah salit dan berperan membantu mencarikan alternative penyelesaian permasalan
keperawatan yang sedang dihadapi, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan secara
nyata pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperluas wawasan selama
proses residensi.
Berdasarkan uraian diatas maka mahasiswa tertarik untuk melaksanakan residensi di
Rumah Sakit Umum Daerah Solok khususnya di ruangan Paru, THT dan Mata, Neurologi,
VIP dan ICU. Sebagai proses pembelajaran dalam bidang manajemen keperawatan, sehingga
mahasiswa dapat mengaplikasikan di rumah sakit sebagai upaya untuk mengaplikasikan di
rumah sakit sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Solok.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu menerapkan konsep
dan teori kepemimpinan dan manajemen keperawatan pada instalasi / unit pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap Khusus.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan residensi ini mahasiswa mampu :
melalui kegiatan
Bab II
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah RSUD Solok
6
Rumah Sakit Umum Daerah Solok diresmikan tanggal 7 April 1984 oleh Gubernur
Sumatera Barat, RSUD Solok ditetapkan sebagai Rumah sakit Kelas C sesuai SK Gubernur
Provinsi
Sumatera
Barat
Nomor
36
Tahun
1986
dan
SK
Menkes
RI
No.
Visi
RSUD Solok adalah " Sebagai Rumah Sakit Terunggul Dalam Pelayanan,
Terdepan Dalam Pendidikan serta Penelitian Dibidang Kesehatan
di Provinsi
Misi
Untuk mewujdkan visi tersebut telah ditetapkan beberapa misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada setiap jenis pelayanan
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan standar ketenagaan
rumah sakit
7
3. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
4. Meninkan kualitas dan kuantitas peralatn medis dan non medis sesuai standar
5.
6.
7.
8.
perkembangan IPTEK
Mengembangkan system informasi manjemen rumah sakit
Meningkatkan kualitas manajemen rumah sakit
Menciptakan lingkungan rumah sakit hijau dan asri
Menjadikan rumah sakit yang bebas polusi dan ramah lingkungan
Ikhlas
Berguna
Menghormati
Musyawarah
Sabar
Kesederhanaan
4. Meningkatkan kualitas
memberikan
informasi
perkembangan
keperawatan
untuk
Tenaga Dokter
Jumlah
Dokter Ahli Neurologi
2 Orang
Dokter ahli penyakit dalam
3 orang
Dokter ahli bedah
2 orang
Dokter ahli anak
1 orang
Dokter ahli kandungan
1 orang
Dokter ahli mata
2 orang
Dokter ahli THT
1 orang
Dokter ahli anastesi
1 orang
Dokter ahli patologi klinis
1 orang
Dokter umum
34 orang
Dokter gigi
3 orang
Dokter paru
1 orang
Dokter Pesialis radiologi
1 orang
Jumlah
53 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui jumlah tenaga dokter spesialis sudah
ada sesuai dengan poliklinik yang tersedia namun demikian porsi yang
terbanyak ditempati oleh dokter umum yaitu sebanyak 18 orang.
b. Tenaga kesehatan Non Medis dan Non Keperawatan
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Dan kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan Non Medis dan
Non Keperawatan RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
Kualifikasi Pendidikan
SKM
Apoteker
DIII rekam medik
D IV Gizi / S1 Gizi
DIII Gizi
Jumlah
5 Orang
6 Orang
3 Orang
2 orang
5 orang
10
6
7
DIV Anastesi
1 orang
DIII Fisioterapi
4 orang
DIV Fisioterapi
1 orang
8
DIII gigi
1 Orang
9
DIII Analisis
9 orang
10 DIV radiologi
1 orang
11 DIII Radiologi
4 orang
12 DIII Refraksi
1 orang
13 DIII farmasi
5 orang
14 ATEM
3 orang
15 SPRG
2 orang
16 SAA / SMF
5 orang
17 SMAK
2 orang
Jumlah
60 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.2 dapat diketahui Jumlah tenaga kesehatan non medis
non keperawatan terbanyak DIII farmasi dan DIII analisis sebanyak 9
orang
c. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.3
Jumlah Tenaga Dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Keperawatan
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3.
4
5
6
7
8
9
Kualifikasi Pendidikan
Jumlah
S2 Keperawatan
4 orang
Sarjana Keperawatan
45 orang
DIII keperawatan
62 orang
DIV Bidan
1 orang
DIII Bidan
10 orang
DI Bidan
8 orang
AKG
1 orang
SPRG
1 orang
SPK
26 Orang
Jumlah
154 Orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis :Berdasarkan tabel 2.3 dapat diketahui Jumlah tenaga Keperawatan yang
terbanyak DIII keperawatan sebanyak 62
Orang
11
Kulaifikasi Pendidikan
Jumlah
S2 umum
13 orang
S2 kesehatan
7 orang
S1 umum
12 orang
DIII umum
2 orang
SMA
40 orang
SMP
1 orang
SD
2 orang
Jumlah
77 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.5 dapat diketahui Jumlah tenaga non medis terbanyak
dengan pendidikan SMA sebanyak 40 orang
Tabel 2.4
Distribusi Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rawat
Inap
Pendidikan
SPK
DI
B
DIII D
B
IV
DIII
K
S1
K
S2
K
Status
Kepegawaian
PN BLUD
S
Jmh
12
B
-
Mata
3.
Neurologi
4.
VIP
1.
Paru
2.
THT &
15
13
11
13
10
17
5.
ICU
- 6
6
11
1
12
Jumlah
3
46 18
45
21
62
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD Solok tahun 2014
Analisa : Dari tabel 2.7 dapat diketahui jumlah tenaga perawat yang terbanyak
berpendidikan DIII keperawatan sebanyak 46 orang.
Jenis
Indikator
Standar
Realisasi /
13
o
1
1
pelayanan
2
Rawat Inap
4
5
6
7
3
Pemberi Pelayanan di
Rawat Inap
a. Penegakan Diagnosa
TB melalui
pemeriksaan
mikroskopis TB
b. Terlaksananya
kegiatan pencatatan
dan pelaporan TB di
Rumah sakit
Kamar
Bersalin
a. Anak
b. Penyakit
Dalam
c. Kebidanan
d. Bedah
e. Paru
f. Perinatologi
g. Neurologi
h. THT dan
Mata
i. VIP
08.00 s/d 14.00
setiap hari kerja
1%
1,5 %
1%
100 %
100 %
0,24 %
5,05 %
5%
90 %
4,59 %
72 %
Dokter penanggung
jawab pasien rawat
inap
Ketersediaan pelayanan a. Anak
b. Penyakit Dalam
Rawat Inap
c. Kebidanan
d. Bedah
9
1
0
11 Rawat Inap TB :
4
Dokter Spesialis
Perawat minimal
pendidikan DIII
100%
Eksisting
5
Dokter spesialis
Perawat SPK,
DIII, S1, S2
100%
a. 60 %
a. 70 %
b. 60 %
b.
a. Perdarahan 1 %
b. Pre-Eklampsia
70 %
a. 1,3 %
b. 30 %
c. 0,25 %
14
Pemberi pelayanan
persalinan normal
Pemberi pelayanan
dengan persalinan
penyulit
Pemberi pelayanan
persalinan dengan
tindakan operasi
6
7
Intensif
a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An
Kemampuan
100 %
menangani BBLR 1500
gr 2500 gr
Pertolongan peralinan
20 %
melalui seksio caesaria
Keluarga Berencana :
100 %
8
1
30 %
c. Sepsis 0,2 %
a. Dokter Sp.OG
a. Dokter
b. Dokter Umum
Sp.OG /
terlatih (Asuhan
Dokter
persalinan Normal)
Umum
(Asuhan
Persalinan
Normal),
Bidan
Tim PONEk yang
Tim Ponek yang
terlatih,
terlatih
a. Dokter
Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter
Sp.An
100 %
16 %
100 %
Persentase KB
(Vasektomi dan
Tubektomi) yang
dilakukan oleh
tenaga kompeten
dr.Sp.OG, dr.Sp.B,
dr.Sp.U, dokter
umum terlatih
Persentase peserta
Kb mantap yang
mendapatkan
konseling KB
mantap oleh bidan
terlatih
Kepuasan pelanggan
80 %
60 %
Rata rata pasien yang 3 %
1%
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam
Pemberi pelayanan
a. Dokter Sp.Anestesi a.Dokter
15
Unit Intensif
dan dokter
spesialis sesuai
dengan kasus yang
ditangani
b. 100 % perawat
minimal DIII
dengan sertifikat
perawat mahir ICU
/ Setara DIV
Keluarga yang
mendapatkan
penjelasan
perkembangan pasien
secara adekuat
100 %
Sp.Anestesi
dan dokter
spesialis
sesuai dengan
kasus yang
ditangani
b.100 % perawat
minimal DIII
dengan
sertifikat
perawat mahir
ICU / Setara
DIV
80 %
No
1
2
3
Ruangan
VIP
VIP
Interne
Bedah
Umum
12
-
Kelasa
Utama
2
Kelas I
7
3
Kelas
Kelas
II
12
17
III
29
12
Total
BOR
12
48
34
82,45 %
82,60 %
81,67 %
/
16
Ortopedi
ICU
Kebidanan
Paru
Neurologi
THT / Mata
Perinatolog
4
5
6
7
8
9
1
2
6
5
-
5
3
3
10
3
15
i
10 IGD
12
11 Anak
4
4
2
10
Total
10
8
23
94
Sumber : Laporan Kasi Bidang Perencanaan dan Pengembangan
22
10
4
-
5
26
15
16
12
15
79,65 %
82,16 %
80,59 %
81,39 %
80,75 %
80,58 %
12
78
12
32
227
82,25 %
Analisis : Berdasarkan tabel 2.6 dapat diketahui BOR yang melebihi standar (82,60 %)
diruangan VIP, Interne, Anak dan Kebidanan.
c. Indikator Pelayanan Rawat Inap tahun 2013 dan 2014
Adapun indikator pelayanan yang dimiliki oleh RSUD Solok dengan kapasitas tempat
tidur 227 tahun 2013 dan tahun 2014 berdasarkan standar Depkes (2005).
Tabel 2.7
Gambaran Indikator Pelayanan Rawat Inap RSUD Solok
Tahun 2009 2014
No Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Standar
1
BOR
85,10 % 83,10% 80,29% 87,47% 80,46% 81,35% 60 - 80 %
2
LOS
6 hr
6 hr
7 hr
6 hr
5 hr
6 hr
6 9 hr
3
BTO
47 kali
45 kali 45 kali
45 kali 45 kali 44 kali 40 50 kali
4
TOI
1 hr
3 hr
1 hr
1 hr
1 hr
2 hr
1 3 hr
5
NDR
2,4 %
1,3 %
2,4 %
1,25 % 1,01 % 1,79 %
2,5 %
6
GDR
GDR
1,3 %
1,03 %
2,8 %
1,82 % 2,33 %
4,5 %
Sumber : Rekam Medis RSUD Solok, 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.7 dapat diketahui bahwa pemanfaatan tempat tidur RS
tahun 2014 ( BOR 80,46 % )melebihi standar, tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur
( LOS 6 hr, BTO 44 kali dan TOI 2 hari ).
Tabel 2.8
Distribusi Ketenagaan Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
Rawat Inap
Paru
THT dan Mata
Neurologi
VIP
ICU
Jenis Kelamin
P
L
15
13
11
2
17
12
-
Jumlah
15
13
13
17
12
17
Jumlah
68
2
70
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD Solok tahun 2014
Analisis : Dari tabel 2.8 dapat diketahui jumlah tenaga perawat yang terbanyak dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang.
d. Indikator Pelayanan Rawat Inap Ruangan RSUD Solok
Tabel 2.9
Indikator Pelayanan Rawat Inap di RSUD Solok
Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
Ruangan
Jumla
BOR
LOS
TOI
BTO
GDR
NDR
h TT
%
Paru
15
80.59
6
3
35
1.92
1.33
THT & Mata
12
80.75
7
3
25
0.88
0.41
Neurologi
16
81.39
6
3
40
2.16
1.78
VIP
14
82.45
6
1
50
1.64
1.25
ICU
5
79.65
6
2
27
8.41
16.02
Sumber : Laporan Kasi Perencanaan dan Pengembangan tahun 2014
Analisis : Dari tabel 2.9 dapat diketahui BOR tertinggi 82.45 %. LOS 7 hari, TOI 3
hari, BTO 40 hari, GDR 2.16 (sesuai dengan standar Depkes, tahun 2000). Namun
NDR nya cukup tinggi di ruangan ICU yaitu 16.02.
B. Analisis Pengkajian
Keperawatan
Kegiatan residensi diawali dengan beberapa tahap yaitu :
1. Orientasi Rumah Sakit.
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal residensi,
dengan perizinan
yang banyak. Waktu kegiatan orientasi ini adalah pada minggu awal sebelum
pelaksanaan residensi berlangsung.
2. Pengkajian data.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan orientasi, yaitu dengan mengkaji
seluruh aspek manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan
keperawatan di Lingkup Unit Rawat Inap Khusus (Ruang Paru, Ruang THT dan
18
Mata, Ruang Neurologi, Ruang VIP dan Ruang ICU) sesuai dengan tujuan
residensi.
3. Metode Pengkajian.
Untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan lingkup yang telah ditentukan,
maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data ini adalah :
a. Observasi
Observasi meliputi pengamatan kegiatan ruangan mulai dari kegiatan overan, SOP
dan SAK, Struktur RS, bidang dan Ruangan, uraian tugas bidang keperwatan,
uraian tugas kepala ruangan,uraian tugas katim, uraian tugas perawat
pelaksana,pendokumentasian
asuhan
keperawatan
(Pengkajian,
diagnosa,
ruangan dan 30 orang tentang kepuasan pasien. Jenis angket yang diberikan
kepada perawat dengan pola pernyataan yang berbeda antara perawat pelaksana
dengan jumlah pertanyaan dan pernyataan 125 (manajemen askep 45 soal, patient
19
safety 40 soal dan kepuasan perawat 40 soal) dan kepala ruangan dengan jumlah
45 pernyataan.serta angket tentang kepuasan pasien berjumlah 28 pernyataan..
Adapun teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling .
Dengan kriteria sampel : bersedia menjadi responden, bekerja di ruang rawat Inap
( Paru,THT dan Mata, Neurologi, VIP dan ICU ),
Kriteria sampel pasient : Hari rawatan yang kedua.
4. Identifikasi masalah-masalah manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
Identifikasi masalah-masalah manajemen keperawatan di Rumah Sakit diawali
dengan analisa lingkup pengkajian untuk mengidentifikasi batasan permasalahan
yang akan dikaji mengenai lingkup manajemen pelayanan keperawatan dan
manajemen asuhan keperawatan. Lingkup pengkajian meliputi :
a.
Perencanaan
Perencanaan (Planning) yaitu kegiatan menentukan tujuan jangka panjang
atau pendek yang berhubungan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan menyediakan cara mempersatukan kegiatan dari seluruh
peserta organisasi ke arah tujun bersama. Defenisi yang lain dari Depkes RI
( 2001 ), perencanaan adalah pertimbangan seorang kepala ruangan dalam
menyeimbangkan antara kebutuhan pasien, perawat dan dokter serta
administrator, Perencanaan pelayanan keperawatan adalah fungsi dasar dari
manajemen yang merupakan tugas utama dari semua manajer keperawatan
dan merupakan sistematis berdasarkan teori teori manajemen
1) Visi dan misi organisasi (Visi dan misi rumah sakit, visi, misi dan filosofi
bidang keperawatan, Keterkaitan visi dan misi rumah sakit dengan
keperawatan, tujuan tertulis dari setiap unit sebagai acuan kerja).
2) Kebijakan
Organisasi
(Kebijakan
Organisasi
terkait
dengan
keperawatan).
3) Perencanaan strategis organisasi (Rencana strategis bidang keperawatan)
dan rencana operasional (rencana jangka pendek seperti tahunan, bulanan,
mingguan, harian).
4) Merencanakan kebutuhan ADM
5) Merencanakan Kebutuhan alat kesehatan / material kesehatan dan sarana
prasarana penunjang lainnya
6) Perencanaan Strategi organisasi ( SOP dan SAK, Standar Kinerja )
20
b. Pengorganisasian:
Penggorganisasian ( Organizing ) yaitu mengggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya yang dimiliki institusi untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengorganisasian manajemen keperawatan adalah pengelompokkan /
pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian adalah kegiatan mengintegrasikan semua sumber daya semua
bertujuan agar kelompok mau bekerja sama. Fungsi pengorganisasian adalah
mendisain tujuan dan wewenang tipa pekerjaan individu, menetapkan mana
pekerjaan masuk dalam kelompok, sehingga manajer mencari metode dan
proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik.
Adapaun bagian pengorganisasian adalah :
1)Struktur Organisasi ( Struktur organisasi rumah sakit, struktur organisasi
bidang keperawatan, struktur organisasi ruang rawat, struktur organisasi
komite keperawatan, PPNI )
2)Pengembangan staf/karier ( formal, informal, sistem jenjang karier)
3)Pendokumentasian proses keperawatan (Format pengkajian, Format
rencana perawatan, Format implementasi tindakan keperawatan dan
Format evaluasi keperawatan).
4)Pengorganisasian perawatan pasien
c.
Staffing
Sebagai top manajer keperawatan / direktur / kepala bidang
keperawatan harus membuat perencanaan yang matang dalam hal
merekruitman tenaga perawat yang baru, perekruitman jumlah tenaga yang
baru disesuaikan dengan merode penugasan yang diterapkan, kebijakan
rumah sakit dan visi misi yang diemban oleh organisasi dan bidang
keperawatan. Kepala ruangan sebagai manajer pemula akan mengidentifikasi
seberapa banyak kebutuhan tenaga untuk unitnya.
Ketenagaan ( rencana kebutuhan tenaga dan penghitungan tenaga
keperawatan, rekrutmen / SOP, seleksi & wawancara, pembekalan &
orientasi, penempatan, uraian tugas dan jadwal dinas )
dan pengarahan tersebut membuat staf untuk berkonstribusi secara efektif dan
efesien
untuk
mencapai
tujuan.
Pengarahan
berakitan
erat
dengan
Kegiatan supervise
2)
3)
4)
Manajemen konflik
5)
Sistem pendelegasian
6)Timbang terima, Pre dan post confrent, ronde keperawatan, bed side
teaching
7)Menyusun SOP dan SAK / protokol pendukung lainnya sebagai pedoman
kerja
e.
Pengendalian
Pengendalian akan mengidentifikasi apakah semua tahapan manajemen
keperawatan berlangsung sesuai dengan standar . penerapan pengendalian
dimulai dengan mengumpulkan data dan mengukur kegiatan dengan standar
yang telah ditetapkan. Tujuan dari pengendalian dalam manajemen
keperawatan antara lain adalah menentukan perbedaan apa yang harus
seharusnya dicapai dengan kenyataan yang terjadi , Untuk tindakan perbaikan
atau merubah bentuk aktivitas tertentu.
5.
1)
2)
3)
Penilaian kinerja
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor penting yang paling menentukan berjalan
atau tidaknya suatu organisasi atau lembaga. Karenanya kepemimpinan merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi gagal atau tidaknya sebuah lembaga. Di
tangan pemimpin, aktifitas perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi dan sebagainya dapat dilaksanakan.
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung
22
a)
muncul
a. Perencanaan
1) Visi, Misi Organisasi
Hasil wawancara
Hasil wawancara dengan Kabid keperawatan RSUD Solok September 2014
dimana pembentukan visi dan misi Rumah sakit melalui rapat koordinasi
seluruh staf rumah sakit, berdasarkan nilai nilai yang dipedomani, kemudian
hasil dari rapat tersebut dibawa ke pemerintahan provisi Sumatera Barat
( Gubernur ) untuk disyahkan, adapun lama pembentukan visi dan misi ini 1
tahun. Kabid Keperawatan RSUD Solok menyatakan untuk visi dan misi
Bidang keperawatan belum ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 kepala ruangan mengatakanUntuk visi
dan misi ruangan belum ada pembahasan masih terfokus pada pelayanan di
ruangan rawat inap masing - masing Menurut kepala ruangan dia bekerja
disesuaikan dengan visi dan misi rumah sakit.
b) Melalui Observasi
Setiap apel pagi , Visi dan motto RS tetap di bacakan. Visi dan misi RS di
setiap ruangan ada di pajangkan.hanya saja , belum nampak sosialisasinya yang
ada masih pajangan visi dan misi yang lama. Untuk visi misi Bidang
keperawatan dan visi misi Ruangan Belum ada.
23
c) Hasil Kuesioner
Sebanyak 75% Karu ruangan rawat inap Paru, THT dan Mata, Neurologi, VIP
dan ICU, selalu bekerja sesuai dengan visi dan misi RS, sebanyak 50 % perawat
menyatakan selalu adanya sosialisasi visi dan misi RS dan 52,4 % perawat
menyatakan selalu bekerja sesuai dengan visi dan misi RS.
Masalah : Penerapan visi dan misi RS di setiap unit perawatan belum optimal
2)Kebijakan Organisasi
a)
Wawancara:
Hasil wawancara Bidang keperawatan menyatakan bahwa selalu dilibatkan
dalam pengambilan kebijakan oleh direksi RS secara langsung terutama yang
terkait dengan keperawatan. Karena RSUD merupakan RS dibawah naungan
Pemerintah provinsi kebijakan kebijakan berasal dari Pemerintah provinsi.
Kepala ruangan diikutsertkan dalam sosialisasi kebijakan kebijakan terbaru
di RS tapi Masih adanya kepala ruangan
Kuesioner
Didapatkan sebanyak 73,2 % Selalu bekerja sesuai dengan peraturan RS.
c)
Observasi
Adanya penyampaian kebijakan kebijakan terbaru waktu pelaksanaan apel
pagi,
Masalah: Potensial Peningkatan penerapan kebijakan RS
3) Perencanaan Strategis Organisasi
a) Wawancara:
Hasil wawancara dengan Bidang keperawatan tangal 14 September 2015
terlibat dalam perencanaan strategis RSUD Solok
c) Kuisioner
25
Struktur Organisasi
Wawancara
Berdasarkan wawancara Kabid keperawatan Adanya struktur organisasi RS dan
Struktur bidang keperawatan yang jelas dimulai dari direktur dan komite medik,
Wadir pelayanan, Wadir umum dan SDM , Wadir keuangan Dan SPI, Wadir
pelayanan membawahi Bidang perawatan, Seksi perencanaan & pengembangan
keperawatan dan Seksi pengembangan Mutu keperawatan.
Berdasarkan wawancara kepala Ruangan struktur organisasi ruangan di tunjuk
dari bidang keperawatan dan disosialisasikan. Struktur organisasi ruangan
dimulai dari karu, Wakil karu dan perawat pelaksana.
2) Observasi
Struktur organisasi RSUD Solok ada, struktur organisasi bidang perawatan ada,
struktur organisasi masing- masing unit rawat inap sudah ada. Tetapi belum
nampak uraian tugas dan tupoksi sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
3) Kuesioner
Didapatkan sebanyak 52,45 % perawat selalu mengetahui struktur organisasi
ruangan, dan 51,75 % selalu melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas
Masalah : Potensial peningkatan Fungsi dan Peran Sesuai dengan struktur
organisasi
2)
Pendokumentasian
a)Wawancara
Menurut bidang keperawatan kepala ruang, proses pendokumentasian proses
keperawatan belum optimal dilakukan oleh perawat ruang, adanya supervisi
yang dilakukan oleh bidang keperawatan terkait dengan pendokumentasian.
26
Observasi
Dari ke lima ruangan proses pendokumentasian asuhan keperawatan belum
dilaksanakan secara optimal, masih banyak yang kosong seperti lembar
pengkajian, intervensi dan catatatan perkembangan pasien. Dan jika pun ada
diisi oleh beberapa orang perawat dengan diagnosa, intervensi yang sama dari
satu hari ke hari berikutnya.
c)
Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 48,39 % perawat pelaksana sudah
melaksanakan pendokumentasian, 50 % karu sudah memberikan contoh dan
bimbingan dalam kegiatan asuhan keperawatan di ruangan, dan sebanyak 41,46
% perawat pelaksana merasa kesulitan dalam melaksanakan pendokumentasian.
Masalah : Pelaksanaan proses pendokumentasian asuhan keperawata belum
optimal
3)Pengorganisasian perawatan Pasien
a.
Wawancara
Hasil wawancara dengan bidang keperawatan dan kasi keperawatan pada
umumnya rawat inap telah melaksanakan metode tim kolaborasi, bukan
pelaksanaan tim murni karena keterbatasan tenaga. Begitu juga hal yang sama
diungkapkan dengan kepala ruangan, tapi masih banyaknya perawat yang belum
mengerti dalam pelaksanaan metode ini, kadang jika kekurangan tenaga karu
melaksanakan tugas sebagai katim ataupun katim ikut serta menjadi perawat
pelaksana.
b.
Observasi
Adapun rentang kendali yang ada disetiap ruangan tidak pernah diganti atau
diisi sesuai dengan peran dan fungsi masing masing perawat
c. Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 50 % karu selalu mengelompokkan pasien
berdasarkan penyakitnya. Sebanyak 75% karu selalu menjalankan metode tim
27
selalu merencanakan
28
Kegiatan supervisi
Wawancara
Wawancara dengan Bidang kerawatan tanggal 14 September 2015 dan
wawancara dengan kasi perencanaan dan pengembangan
adanya kegiatan
supervisi yang dilakukan oleh bidang perawatan tetapi jadwalnya tidak ada.
Sejauh ini setiap keluhan dari ruangan selalu diakomodir baik oleh bidang
perawatan, bahkan keluhan dari instalasi lain non keperawatan pun selalu
meminta bantuan bidang perawatan untuk menyampaikan keluhan mereka,
karena dianggap bidang perawatan memiliki hubungan baik dengan pimpinan
hingga bisa langsung mendapat respon positif untuk keluhan yang ada.
Supervisi bidang perawatan belum optimal dilakukan ke setiap unit rawatan dan
belum terjadwalnya kegiatan supervise. Dan adanya pelaksanaan supervisi
secara sewaktu. Begitu juga supervisi kepala ruangan kepada perawat pelaksana
belum terjadwal baik, namun masalah apapun yang terjadi di ruangan, selalu
kepala ruangan mengetahui dan berusaha menyelesaikannya.
b)
Kuisioner
Didapatkan sebanyak 50% karu selalu memberikan contoh dan bimbingan dalam
kegiatan asuhan keperawatan, sebanyak 50 % karu selalu mengevaluasi kegiatan
yang dilakukan perawat, 33,80 % perawat menyatakan jarang adanya kegiatan
supervisi di ruangan dan 38,1 % perawat menyatakan jarang adanya umpan balik
c)
Observasi
Tidak adanya pendokumentasian supervisi di ruangan
Masalah: Belum optimalnya pelaksanaan supervisi
2) Motivasi kerja perawat (Sistem reward dan punishment)
a)
Wawancara
Hasil wawancara Bidang keperawatan menyampaikan ada mekanisme pemberian
reward bagi perawat yang berprestasi. Seperti pemilihan perawat teladan yang
dilakukan setiap tahun. Reward berupa penambahan jasa tidak teratur diberikan.
Pemenang perawat teladan diberikan penghargaan berupa uang. Ada mekanisme
pemberian punishment pada perawat yang melakukan pelanggaran secara etika
maupun non etika. Punishment berupa teguran langsung tanpa ada kompensasi
pengurangan insentif atau lainnya berdasarkan PP 53 tahun 2010 dan adanya
pembinaan dilakukan di ruang rawat terlebih dahulu.
29
b)
Kuisoner
Hasil kuisioner 75 % karu selalu memberikan motivasi kepada perawat dan
bersikap caring, 50% karu menyatakan selalu memberikan peringatan kepada
perawat jika tidak bekerja sesuai dengan aturan, sebanyak 15,54 % perawat
menyatakan jarang adanya program reward dan punisment
Masalah : Belum ada sistem reward dan punishment yang ditetapkan diterapkan
dengan konsisten
3) Manajemen konflik
a)
Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan konflik yang terjadi di
ruangan diselesaikan, dengan musyawarah, jika masalah yang terjadi bersifat
internal tidak dibawa ke forum, jika seandainya masalah tidak dapat
diselesaikan diruangan, di bawa ke bidang keperawatan, sebelumnya karu
memiliki hak untuk memberikan peringatan sebanyak 3 kali.
b)
Kuisoner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 100% karu selalu menyelesaikan konflk
yang terjadi di ruangan dan sebanyak 40,5 % perawat menyatakan selalu adanya
penyelesaian masalah yang terjadi di ruangan
Masalah : Belum optimalnya manajemen Konflik di ruangan.
4) Pelaksanaan Timbang terima pasien
a) Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan timbang terima sudah
dilaksanakan, tapi belum sesuai dengan SOP yang ada.
b) Observasi
Sudah dilaksanakannya timbang terima di setiap pergantian dinas, tapi belum
sesuai dengan standar yang ada SOP timbang terima tdak ditemukan diruangan
c)
Kuisioner
Sebanyak 100 % karu menyatakan setiap pergantian dinas dilaksanakan timbang
terima, sebanyak 50 % karu selalu memimpin pelaksanaan timbang terima,
sebanyak 81% perawat menyatakan selalu melaksanakan timbang terima di
setiap pergantian dinas.
Masalah : Pelaksanaan Timbang terima sudah cukup optimal
30
Wawancara
Untuk pelaksanaan Pre dan post confrent diruangan bedah dan ruangan
neurologi belum dilaksanakan, sedangkan diruangan interne sudah dilaksanakan
pre confrent dan post confrent belum terlaksana dan diruangan paru sudah
melaksanakan pre confrent dan post confrent kadang ada dilakasanakan.
b)
Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkans sebanyak 64,34 % karu menyatakan setiap pagi
diadakan pre confrent dan sebanyak 60,98 % menyatakan sudah dilaksanakan
post confrent.
c) Observasi
Tidak terlihatnya pada waktu timbang terima dilaksanakan pre dan post confren
di beberapa ruangan
Masalah : Pelaksanaan Pre dan post confrent belum optimal
6)
a)
Wawancara
Hasil wawancara kepala ruangan pelaksanaan ronde keperawatan belum
dilaksanakan, jika ada mahasiswa praktek manajemen keperawatan kadang ada
dilaksanakan ronde keperawatan dan masih adanya perawat yang belum
mengetahui tentang ronde keperawatandan tujuannya
b) Observasi
Tidak adanya Laporan tentang pelaksanaan ronde keperawatan
c) Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 25 % karu menyatakan jarang dilakukan
ronde keperawatan dan sebanyak 22,80 % perawat menyatakan sering
melakukan ronde keperawatan
Masalah : Pelaksanaan Ronde keperawatan belum terlaksana maksimal
7) Pelaksanaan bed side teaching
a)
Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan bed side teaching jarang
dilaksanakan, hasil wawancaara dengan perawat belum mengetahui betul dan
bed side teaching dan tujuannya
31
b)
Observasi
Tidak adanya laporan tentang pelaksanaan bed side teaching
c)
Kuisoner
Hasil kuisioner sebanyak 75 % karu menyatakan jarang melakukan bed side
teaching dan sebanyak 19,44 % perawat menyatakan jarang dilakukan bed
side teaching
Masalah : Belum terlaksananya bed side teaching diruangan
8)
a)
Pendelegasian
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan melaksanakan proses
pendelegasian jika berhalangan hadir, cuti ataupun sakit.
b)
Observasi
Sudah adanya pendelegasian namun belum ada format yang jelas.
c)
Kuisioner
Hasil kuisiner sebanyak 100 % responden melimpahkan tanggung jawab ke
staf yang berhak.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan pendelegasian
d.Pengendalian
1)Pengembangan Staf
a) Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan Bidang keperawatan dan kasi keperawatan
pengembangan staf diajukan ke pemerintahan provinsi, karena aliran dana
yang juga dibagi Ke RS yang berada dibawah Pemprov, Kadang yang
seharusnya ikut pelatihan dilaksanakan 1 orang tiap tahun disetiap ruangan
tidak terlaksana, jika seandainya ada dana lebih banyak melakukan pelatihan
dengan Inhause training, Untuk pendidikan lanjut berdasarkan peminatan
Berdasarkan wawancara dengan staf bahwa keinginan staf untuk melanjutkan
pendidikan sangat tinggi namun keterbatasan dana dari RSUD sehingga staf
banyak yang mengikuti pendidikan di swasta dengan biaya sendiri dengan
ketentuan izin belajar.
32
b) Observasi
Banyaknya perawat pelaksana yang sedang izin belajar. Di ruangan neurologi
ada 2 orang perawat pelaksana yang sedang izin belajar.
c) Kuisioner
Hasil kuisioner menunjukkan 50 % karu merencanakan pengembangan
perawat,
63,64
selalu
karu
menyatakan
mengadakan,
kegiatan
6)
Kuisioner
Didapatkan sebanyak 72,67 % perawat menyatakan tidak pernah pasien
jatuh dan mengalami cidera.
b) Observasi
Bed pasien pada umumnya sudah menggunakan penyangga di ruangan
tertentu seperti diruangan neurologi, paru dan tidak adanya pelaporan atau
dokumentasi pasien Jatuh secara tertulis
7)
Dekubitus
a)
Wawancara
Hasil wawancara dengan perawat, pasien yang menglami dekubitus atau
resiko dekubitus jaarng dilakukan tindakan miring kiri ddan kanan.
b)
Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 43,2 % perawat menyatakan selalu
bekerja sesuai dengan SOP perawatan dan pencegahan dekubitus, 38,6%
perawat selalu melakukan pengkajian dekubitus pada pasien, 31,8 %
perawat menyatakan tidak pernah pasien yang beresiko dekubitus
diberikan fasilitas kasur dekubitus.
8)
Manajemen Nyeri
a) Kuisioner
Hasil Kuisioner didapatkan sebanyak 54,5 % perawat selalu bekerja sesuai
dengan SOP untuk mengatasi nyeri, sebanyak 50 % perawat selalu
melakukan pengkajian pada nyeri pasien, 45,5 % perawat selalu
menginformasikan nyeri pasien, dan sebanyak 54,5 % perawat sering
menjelaskan manayemin nyeri kepada pasien.
Masalah : Belum adanya sistem pelaporan Pasient Safety
8.
36
Menurut Leonard L. Barry dan Pasuraman dalam Kotler 2000 mengidentifikasi lima
kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
jasa layanan, antara lain:
a. Tangible (kenyataan) yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan materi,
Komunikasi yang menarik, dan lain-lain
b. Empati, yaitu kesediaan karyawan untuk memberikan perhatian secara pribadi
kepada konsumen
c. Cepat tanggap, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa
dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen.
d. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan, terpercaya dan akurat serta konsisten.
e. Kepastian, yaitu berupa kemampuan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen.
Penyebaran kuisoner kepuasaan pasien meliputi pelayanan perawat, pelayanan
dokter dan sarana prasarana sebanyak 30 responden dengan hasil kuisioner sebagai
berikut :
1)
38