Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESIDENSI

KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT INAP KHUSUS
( PARU, THT DAN MATA, NEUROLOGI, VIP DAN ICU )
RSUD SOLOK TAHUN 2015

DISUSUN OLEH :
AZRI YANI NURMAN
NIM. 1421312056

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN EPERAWATAN
PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG TAHUN 2015

Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu rumah sakit makin berkembang dan
menghadapi banyak persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing yang
akan semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat
juga menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step
quality service. Artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan yang terkait
dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat,
bermutu, dengan biaya terjangkau. Selain itu diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan
Konsumen juga menuntut pengelola rumah sakit lebih bertanggung jawab dan dapat
memberikan pelayanan yang bermutu ( Ilyas, 2004 ).
Salah satu sumber daya dalam pelayanan di rumah sakit adalah tenaga keperawatan
sebagai salah satu bagian tak terpisahkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik pelayanan yang berkesinambungan, kontinyu, koordinatif dan
edukatif, hal ini menuntut kinerja perawat yang profesional dalam memberikan pelayanan.
Mutu pelayanan rumah sakit dapat dipengaruhi oleh pentingnya keberadaan pelayanan
keperawatan dan jumlah tenaga yang besar dibanding tenaga lainnya di rumah sakit sehingga
kondisi ini menjadi suatu kekuatan dan harus diberdayakan oleh rumah sakit untuk
meningkatkan pelayanannya. ( Marquis, 2010 ) dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, aman dan professional sesuai dengan perkembangan IPTEK
kesehatan serta kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Rumah sakit melaksanakan upaya

kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
( Nursalam, 2011 ).
Kegiatan pelayanan keperawatan bergantung pada kualitas dan kuantitas perawat yang
bertugas selama 24 jam terus menerus dibangsal. Untuk meningkatkan mutu pelayanan,
diperlukan dukungan sumber daya manusia yang mampu mengemban tugas dan mengadakan
perubahan. Agar dapat melaksanakannya, perlu adanya perencanaan, baik jumlah maupun
klasifikasi tenaga kerja, serta pendayagunaan tenaga kerja sesuai dengan sistem pengelolaan
yang ada. ( Nursalam, 2011 )

Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Mutu


pelayanan keperawatan sebagai indikator mutu pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor
penentu citra institusi pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi karena tenaga keperawatan sumber
daya terbanyak, terdepan dan terdekat dengan penerima pelayanan kesehatan Rumah sakit.
Pelayanan Keperawatan bersifat constan, continue, koordinatif, dan advokatif, sehingga
pelayanan keperawatan yang memiliki konstribusi sangat besar terhadap citra sebuah rumah
sakit dipanadang perlu melakukan evaluasi atas pelayanan yang telah diberikan. Ada 8
indikator utama kualitas pelayanan keperawatn di rumah sakit yaitu keselamatan pasien,
perawatan diri, kecemasan pasien, prilaku ( pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien,
Medical eror, dan kejadian dekubitus. ( Nursalam,2011 ).
Tuntutan akan kualitas pelayanan sangat dirasakan dengan meningkatnya pendidikan
di masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan serta situasi dunia yang mengarah pada
era globalisasi untuk mendapatkan pelayanan prima yang berdampak dengan kepuasaan akan
pelayanan tersebut. Hal ini menuntut adanya perluasan dan restrukturisasi rumah sakit
dimana perubahan - perubahan yang terjadi harus diantisipasi oleh pihak-pihak manajemen
melalui berbagai pendekatan.
Adanya perubahan dalam system pelayanan keperawatan yang begitu cepat dalam
menjawab tuntutan akan tersedianya pelayanan keperawatan yang memenuhi standar optimal,
maka diperlukan beberapa syarat yang mencakup delapan hal pokok yaitu ; ketersediaan
(available), kewajaran (appropiate), kesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu
(quality).
Mengantisipasi perubahan yang cepat dalam pelayanan keperawatan, maka
dibutuhkan para manajer yang handal untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanan. Oleh
karena itu Fakultas Keperawatan Universitas Andalas telah membuka program studi Magister
Keperawatan dengan kekhususan kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Salah satu
tujuan program studi ini adalah menyiapkan sumber daya keperawatan yang handal di bidang
kepemimpinan dan manajemen, sehingga mampu melakukan dan mengikuti perubahan.
Program Magister Keperawatan kekhususan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan Universitas Andalas dalam kegiatan proses belajar mengajarnya memberikan
bekal pengalaman nyata pelaksanaan manajemen keperawatan bagi mahasiswa dengan
melaksanakan praktek pada mata ajar Residensi.
2

Dalam kegiatan residensi ini diharapkan mahasiswa dapat membantu rumah sakit
lahan residensi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan melalui alternative pemecahan
masalah kepemimpinan dan manajemen keperawatan dengan pendekatan Problem Solving of
Better Health (PSBH) khususnya Problem Solving for Better Nursing Servive (PSBNS).
Untuk itu dibutuhkan institusi pelayanan keperawatan yaitu Rumah Sakit sebagai tempat
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat, diantaranya adalah Rumah sakit
Daerah Umum Solok.
Program Magister Ilmu Keperawatan kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Andalas, melaksanakan program
residensi di rumah sakit dalam lingkup manajemen keperawatan RSUD Solok merupakan
salah satu rumah sakit yang menjadi lahan untuk melaksanakan program kegiatan residensi
tersebut. RSUD Solok pernah menjadi lahan residensi terakhir pada tahun 2012. Sehingga
diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum yang
akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya.
RSUD Solok merupakan RS Tipe B yang merupakan rumah sakit rujukan dari 2
( dua ) kota 4 ( empat ) kabupaten serta rumah sakit pendidikan bagi tenaga kesehatan.
Memiliki kapasitas 227 tempat tidur, dengan tingkat angka hunian ( BOR ) yaitu 80,46 %,
ketenagaan RSUD Solok berupa tenag kesehatan dan non kesehatan dengan kualifikasi
pendidikan dokter dan dokter spesialis sebanyak 36 orang, tenaga kesehatan non medis dan
non keperawatan sebanyak 58 orang, tenaga keperawatan sebanyak 137 orang ( BLUD ), dan
tenaga non medis sebanyak 77 orang ( Rekam Medis RSUD Solok, 2013 ).
Kegiatan residensi di RSUD Solok dimulai dari tanggal 25 Agustus s / d
November

2015,

dimana

pada

residensi

ini

mahasiswa

melakukan

29

pengkajian,

mengidentifikasi masalah masalah, penetapan intervensi, mengimplementasikan sesuai


dengan proyek ruangan ruangan yang ditunjuk sebagai proyek implementasi dan terakhir
dilakukan evaluasi, waktu pelaksanaan tergambar di Planning of Action ( POA ).
Pelayanan RSUD Solok berupa Pelayanan Rawat jalan dengan 14 Poliklinik
(Neurologi, Interne, Bedh, Mata, Fisioterapi, THT, Gigi, Anak, Kulit dan Kelamin
Kebidanan, Jantung, Paru, Ortopedi dan Jiwa). Pelayanan instalasi gawat darurat ( IGD ) 24
jam, Ruang OK, dan Pelayanan Rawat Inap 10 Rawat Inap (Rawat Inap Bedah, Interne, Paru,
Neurologi, Anak, Perinatologi, Kebidanan, THT dan Mata, VIP dan Ruangan ICU. Ruangan

yang menjadi tanggung jawab pada mata kuliah residensi ini adalah ruangan Paru, THT dan
Mata, Neurologi, VIP dan ruangan ICU.
Ruangan Paru mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 15 orang (9 PNS, 6 BLUD).
Jumlah tempat tidur 15 dengan BOR 80,59 %, LOS 6 hari dan TOI 3 hari (tahun 2014).
Ruangan THT dan Mata mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 13 orang (4 PNS, 9
BLUD), jumlah tempat tidur 12 dengan BOR 80,75 %, LOS 7 hari dan TOI 3 hari (tahun
2014). Ruangan Neurologi mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 13 orang (11 PNS, 2
BLUD), jumlah tempat tidur 16 dengan BOR 81,39 %, LOS 6 hari dan TOI 3 hari ( tahun
2014 ). Ruangan VIP mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 17 orang (9 PNS, 8 BLUD).
Jumlah tempat tidur 14 dengan BOR 82, 45 %, LOS 6 hari dan TOI 1 hari (tahun 2014).
Ruangan ICU mempunyai tenaga keperawatan sebanyak 12 orang (11 PNS, 1 BLUD).
Jumlah tempat tidur 5 buah dengan BOR 79,65 %, LOS 6 hari dan TOI 2 hari ( Rekam
Medis RSUD Solok, 2014).
Berdasarkan hal diatas dengan menjalani system manajemen keperawatan yang ada
dirumah salit dan berperan membantu mencarikan alternative penyelesaian permasalan
keperawatan yang sedang dihadapi, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan secara
nyata pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperluas wawasan selama
proses residensi.
Berdasarkan uraian diatas maka mahasiswa tertarik untuk melaksanakan residensi di
Rumah Sakit Umum Daerah Solok khususnya di ruangan Paru, THT dan Mata, Neurologi,
VIP dan ICU. Sebagai proses pembelajaran dalam bidang manajemen keperawatan, sehingga
mahasiswa dapat mengaplikasikan di rumah sakit sebagai upaya untuk mengaplikasikan di
rumah sakit sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Solok.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu menerapkan konsep
dan teori kepemimpinan dan manajemen keperawatan pada instalasi / unit pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap Khusus.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan residensi ini mahasiswa mampu :

a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan keperawatan yang terkait


dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di Ruang
Instalasi Rawat Inap RSUD Solok
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak RSUD Solok.
c. Menyusun tujuan dan rencana alternative pemenuhan kebutuhan dan
peneyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
d. Mengusulkan alternative pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang bersifat teknis operasional bagi rumah sakit.
e. Melaksanakn alternative pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah
yang disepakati bersama unit terkait di RSUD Solok
f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses, hasil dan
dampak pada manjemen keperawatan.
g. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil

melalui kerja sama dengan unit

terkait di RSUD Solok.


C. Manfaat
1. Bagi mahasiwa mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama
perkuliahan pada tatanan nyata di rumah sakit sehingga dapat meningkatkan
wawasan dan pengalaman terutama di bidang Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan.
2. Bagi Program Studi Manajemen Keperawatan Pasca Sarjana Universitas Andalas
manfaat residensi adalah peningktan kualitas proses belajar mengajar yang
melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen
rumah sakit.
3. Bagi rumah sakit pada periode residensi ini, mahasiswa dapat membantu rumah
sakit dalam menyelesaikan masalah yang bersifat teknis operasional dari suatu
aspek manje pelayanan keperawatan secara umum yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

D. Lingkup Kegiatan Residensi


Kegiatan residensi meliputi :
1. Pengelolaan manajemen keperawatan secara umum yang mencakup : perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan
5

2. Pengelolaan asuhan keperawatan langsung melaluii kegiatan manajemen


keperawatan meliputi : pengelolaan asuhan keperawatan

melalui kegiatan

bimbingn dan supervisi


E. Waktu
Pelaksanaaan residensi dimulai tanggal 25 Agustus s / d 29 November 2015 dari hari
Selasa, Rabu dan Kamis jam 08.00 s / d 14.00 Wib.

Bab II
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

A. Gambaran Umum
1. Sejarah RSUD Solok
6

Rumah Sakit Umum Daerah Solok diresmikan tanggal 7 April 1984 oleh Gubernur
Sumatera Barat, RSUD Solok ditetapkan sebagai Rumah sakit Kelas C sesuai SK Gubernur
Provinsi

Sumatera

Barat

Nomor

36

Tahun

1986

dan

SK

Menkes

RI

No.

303/MenKes/SK/IV/1987. Rumah Sakit Umum Daerah Solok terakreditasi dengan 12


pelayanan tanggal 25 Oktober 2010. RSUD Solok ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B,
tanggal 21 Februari 2011, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.05/520/2011.
RSUD Solok pada bulan September 2003 mempunyai akreditasi untuk 5 kelompok
pelayanan yaitu : Pelayanan Gawat darurat, Rekam Medik, Admisnistrasi dan Manajemen,
Pelayanan Medik dan Keperawatan dan pada tanggal 25 Oktober 2010 RSUD Solok telah
diakui lagi dengan status akreditasi penuh tingkat lanjut untuk 12 kelompok pelayanan
yakni : Pelayanan Gawat Darurat, Rekam Medis, Administrasi dan Manajemen, Pelayanan
Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Radiologi, Infeksi Nosokomial, Pelayanan Perinatologi, Pelayanan Kamar Operasi,
Kebakaran Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bencana. Dengan masa berlaku akreditasi
sampai tanggal 23 oktober 2013 yang ditetapkan atas nama menteri kesehatan dan ditanda
tangani oleh Dirjen Pelayanan Medik. ( Rekam Medis RSUD Solok, 2014 ).
Secara singkat gambaran sejarah RSUD Solok dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Diresmikan tanggal 7 April 1984 oleh Gubernur Prov.Sumbar
2. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas C. Sesuai SK Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Nomor :36 Tahun 1986 dan SK MenKes RI No:303/Men.Kes/SK/IV1987.
3. Akreditasi 5 pelayanan dasar Bulan September 2003
4. Terakreditasi 12 pelayanan tanggal 25 Oktober 2010
5. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B, tanggal 21 Februari 2011, sesuai dengan
keputuasn Menteri Kesehatan RI No. HK.05/520/2011
6. PPK-BLUD efektif mulai pada Januari 2014
2.

Visi
RSUD Solok adalah " Sebagai Rumah Sakit Terunggul Dalam Pelayanan,
Terdepan Dalam Pendidikan serta Penelitian Dibidang Kesehatan

di Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2020"


3.

Misi
Untuk mewujdkan visi tersebut telah ditetapkan beberapa misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada setiap jenis pelayanan
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan standar ketenagaan
rumah sakit
7

3. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
4. Meninkan kualitas dan kuantitas peralatn medis dan non medis sesuai standar
5.
6.
7.
8.

perkembangan IPTEK
Mengembangkan system informasi manjemen rumah sakit
Meningkatkan kualitas manajemen rumah sakit
Menciptakan lingkungan rumah sakit hijau dan asri
Menjadikan rumah sakit yang bebas polusi dan ramah lingkungan

4. Motto, Falsafah dan tujuan Rumah Sakit


Motto RSUD Solok adalah Santun dalam melayani, cepat dan tepat dalam bertindak.
RSUD Solok membangun budaya yang harus dihayati dan dilaksanakan oleh setiap
insane rumah sakit agar pelayanan kesehatan yang dilakukan dapat memuaskan pasien
( konsumen ). Budaya kerja dirumah sakit dapat dilaksanakan dengan memegang nilai nilai
dasar sebagai acuan bagi RSUD Solok dalam berprilaku yang tercapainya visi dan misi.
Nilai dasar tersebut, nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di RSUD
Solok. Nilai dasar tersebut adalah ;
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Ikhlas
Berguna
Menghormati
Musyawarah
Sabar
Kesederhanaan

Falsafah RSUD Solok meliputi :


1. Menjunjung tinggi hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan jasmani
dan rohani
2. Berusaha memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat, baik
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative serta ditunjang oleh kualitas
sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Visi dan Misi Bidang / Seksi Keperawatan
Visi : Terunggul dalam pelayanan keperawatan diprovinsi Sumatera Barat 2015
Misi Keperawatan :
1. Memberikan pelayanan keperawatan yang prima
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan standar ketenagaan
keperawatan
3. Meningkatkan srana dan prasarana sesuai dengan pelayanan keperawatan.

4. Meningkatkan kualitas

dan kwantitas peralatan medis dan non mdis sesuai

dengan standar perkembangan IPTEK Kedokteran yang menunjang pelayanan


Keperawatan
5. Mengembangkan system informasi yang terkait dengan pelayanan keperawatan
6. Meningkatkan kualitas manajemen keperawatan di setiap rawat inap dan
poliklinik
7. Menciptakan lingkungan yang asri di rawat inap dan poliklinik
8. Menjadikan rumah sakit yang bebas polusi dan ramah lingkungan.
6. Falsafah dan Tujuan Keperawatan
Falsafah : Memberikan masyarakat sehat dengan memebrikan asuhan keperawatan yang
paripurna.
Tujuan : Perawat / Bidan dapat :
1. Memberikan pelayanan keperawatan professional di bidangnya
2. Meningkatkan motivasi tenaga keperawatan professional untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan professionalnya.
3. Mengoperasionalkan sarana dan prasarana pelayanan keperawatan yang ada
4. Menggunakan peralatan medis dan non medis sebagai penunjang pelayanan
keperawatan
5. Menerima dan

memberikan

informasi

perkembangan

keperawatan

untuk

meningkatkan pengetahuan tenaga keperawatan


6. Menerapkan menajemen keperawatan / manajemen kebidanan
7. Menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi dan ramah lingkungan

7. Sumber Daya Manusia


Jumlah ketenagaan dan SDM di rumah sakit Umum daerah Solok Tahun 2014
Jenis tenaga yang ada di RSUD Solok
a. Tenaga Kesehatan
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Dokter
RSUD Solok Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Tenaga Dokter
Jumlah
Dokter Ahli Neurologi
2 Orang
Dokter ahli penyakit dalam
3 orang
Dokter ahli bedah
2 orang
Dokter ahli anak
1 orang
Dokter ahli kandungan
1 orang
Dokter ahli mata
2 orang
Dokter ahli THT
1 orang
Dokter ahli anastesi
1 orang
Dokter ahli patologi klinis
1 orang
Dokter umum
34 orang
Dokter gigi
3 orang
Dokter paru
1 orang
Dokter Pesialis radiologi
1 orang
Jumlah
53 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui jumlah tenaga dokter spesialis sudah
ada sesuai dengan poliklinik yang tersedia namun demikian porsi yang
terbanyak ditempati oleh dokter umum yaitu sebanyak 18 orang.
b. Tenaga kesehatan Non Medis dan Non Keperawatan
Tabel 2.2
Jumlah Tenaga Dan kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan Non Medis dan
Non Keperawatan RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5

Kualifikasi Pendidikan
SKM
Apoteker
DIII rekam medik
D IV Gizi / S1 Gizi
DIII Gizi

Jumlah
5 Orang
6 Orang
3 Orang
2 orang
5 orang
10

6
7

DIV Anastesi
1 orang
DIII Fisioterapi
4 orang
DIV Fisioterapi
1 orang
8
DIII gigi
1 Orang
9
DIII Analisis
9 orang
10 DIV radiologi
1 orang
11 DIII Radiologi
4 orang
12 DIII Refraksi
1 orang
13 DIII farmasi
5 orang
14 ATEM
3 orang
15 SPRG
2 orang
16 SAA / SMF
5 orang
17 SMAK
2 orang
Jumlah
60 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.2 dapat diketahui Jumlah tenaga kesehatan non medis
non keperawatan terbanyak DIII farmasi dan DIII analisis sebanyak 9
orang
c. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.3
Jumlah Tenaga Dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Keperawatan
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3.
4
5
6
7
8
9

Kualifikasi Pendidikan
Jumlah
S2 Keperawatan
4 orang
Sarjana Keperawatan
45 orang
DIII keperawatan
62 orang
DIV Bidan
1 orang
DIII Bidan
10 orang
DI Bidan
8 orang
AKG
1 orang
SPRG
1 orang
SPK
26 Orang
Jumlah
154 Orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis :Berdasarkan tabel 2.3 dapat diketahui Jumlah tenaga Keperawatan yang
terbanyak DIII keperawatan sebanyak 62

Orang

11

d. Tenaga Non Medis


Tabel 2.4
Jumlah Tenaga Dan kualifikasi Pendidikan Tenaga Non Medis
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7

Kulaifikasi Pendidikan
Jumlah
S2 umum
13 orang
S2 kesehatan
7 orang
S1 umum
12 orang
DIII umum
2 orang
SMA
40 orang
SMP
1 orang
SD
2 orang
Jumlah
77 orang
Sumber : profil RSUD Solok Tahun 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.5 dapat diketahui Jumlah tenaga non medis terbanyak
dengan pendidikan SMA sebanyak 40 orang
Tabel 2.4
Distribusi Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Ruang Rawat Inap


Jumlah (orang)
Bedah
17
Paru
15
Interne Pria
17
Interne Wanita
17
Neurologi
13
Kebidanan
25
VIP
17
THT / Mata
13
ICU
12
Perinatologi
14
Anak
14
Jumlah
174 orang
Sumber : Laporan Kasi Bidang Perencanaan dan Pengembangan
Analisis: Berdasarkan tabel 2.4 dapat diketahui jumlah tenaga jkeperawatan
terbanyak ruangan rawat inap Bedah dan Interne Pria sebanyak 17 orang
Distribusi Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Solok Tahun 2014
N
o

Rawat
Inap

Pendidikan
SPK

DI
B

DIII D
B
IV

DIII
K

S1
K

S2
K

Status
Kepegawaian
PN BLUD
S

Jmh

12

B
-

Mata

3.

Neurologi

4.

VIP

1.

Paru

2.

THT &

15

13

11

13

10

17

5.

ICU
- 6
6
11
1
12
Jumlah
3
46 18
45
21
62
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD Solok tahun 2014
Analisa : Dari tabel 2.7 dapat diketahui jumlah tenaga perawat yang terbanyak
berpendidikan DIII keperawatan sebanyak 46 orang.

8. Jenis dan Cakupan Layanan


RSUD Solok selau berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan, pelyanan yang telah
dilaksanakan di RSUD Solok adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan yang dilakukan pada Instalasi Gawat Darurat dilakukan selama 24 jam
dengan 3 shift dengan rata rata kunjungan 30 orang perhari
b. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan memberikan pelayanan dengan unggulan spesialistik yang
meliputi Penyakit Dalam, Anak, Kebidanan, Bedah Umum dan Orthopedik, Paru,
THT, Mata, Kulit dan Kelamin, Gigi, Jantung dan Jiwa serta Penyuluhan Kesehatan.
Adapun kunjungan poliklinik rata rata perhari lebih kurang 177 orang.
c. Pelayanan Medik dan Penujang Medik
Pelayanan Medik dan penunjang medic yang dilaksanakan pada RSUD Solok terdiri
dari: Pelayanan Laboratorium Lengkap, Pemeriksaan Jantung (EKG), USG, Rontgen,
Farmasi, Fisioterapy.
d. Pelayanan Rawat Inap
Fasilitas rawat inap saat ini dilengkapi dengan 227 tempat tidur yang tersebar di 10
ruang perawatan seperti pada tabel berikut : Rawat Inap Bedah / Ortopedi, Rawat Inap
Penyakit Dalam, Rawat Inap Anak, Rawat Inap Kebidanan, Rawat Inap Perinatologi,
Rawat Inap Paru, Rawat Inap THT / Mata, Rawat Inap VIP, Rawat Inap Neurologi
dan ICU.
9. Penampilan Kinerja Layanan Rumah Sakit
a. Pencapaian kinerja standar pelayanan minimal RSUD Solok
Tabel 2.5
Pencapaia Kinerja Standar Pelayanan Minimal
RSUD Solok Tahun 2014
N

Jenis

Indikator

Standar

Realisasi /
13

o
1
1

pelayanan
2
Rawat Inap

4
5
6
7

3
Pemberi Pelayanan di
Rawat Inap

Jam Visite Dokter


Spesialis
Kejadian infeksi pasca
operasi
Kejadian infeksi
nasokomial
Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang
berakhir kecacatan /
kematian
Kematian pasien > 48
jam
Kejadian pulang paksa
Kepuasan Pelanggan

a. Penegakan Diagnosa
TB melalui
pemeriksaan
mikroskopis TB
b. Terlaksananya
kegiatan pencatatan
dan pelaporan TB di
Rumah sakit
Kamar
Bersalin

08.00 s/d 14.00 setiap


hari kerja
1,5 %

a. Anak
b. Penyakit
Dalam
c. Kebidanan
d. Bedah
e. Paru
f. Perinatologi
g. Neurologi
h. THT dan
Mata
i. VIP
08.00 s/d 14.00
setiap hari kerja
1%

1,5 %

1%

100 %

100 %

0,24 %

5,05 %

5%
90 %

4,59 %
72 %

Dokter penanggung
jawab pasien rawat
inap
Ketersediaan pelayanan a. Anak
b. Penyakit Dalam
Rawat Inap
c. Kebidanan
d. Bedah

9
1
0
11 Rawat Inap TB :

4
Dokter Spesialis
Perawat minimal
pendidikan DIII
100%

Eksisting
5
Dokter spesialis
Perawat SPK,
DIII, S1, S2
100%

Kejadian kematian ibu


karena persalinan

a. 60 %

a. 70 %

b. 60 %

b.

a. Perdarahan 1 %
b. Pre-Eklampsia

70 %

a. 1,3 %
b. 30 %
c. 0,25 %
14

Pemberi pelayanan
persalinan normal

Pemberi pelayanan
dengan persalinan
penyulit
Pemberi pelayanan
persalinan dengan
tindakan operasi

6
7

Intensif

a. Dokter Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter Sp.An

Kemampuan
100 %
menangani BBLR 1500
gr 2500 gr
Pertolongan peralinan
20 %
melalui seksio caesaria
Keluarga Berencana :
100 %

8
1

30 %
c. Sepsis 0,2 %
a. Dokter Sp.OG
a. Dokter
b. Dokter Umum
Sp.OG /
terlatih (Asuhan
Dokter
persalinan Normal)
Umum
(Asuhan
Persalinan
Normal),
Bidan
Tim PONEk yang
Tim Ponek yang
terlatih,
terlatih
a. Dokter
Sp.OG
b. Dokter Sp.A
c. Dokter
Sp.An
100 %

16 %
100 %

Persentase KB
(Vasektomi dan
Tubektomi) yang
dilakukan oleh
tenaga kompeten
dr.Sp.OG, dr.Sp.B,
dr.Sp.U, dokter
umum terlatih
Persentase peserta
Kb mantap yang
mendapatkan
konseling KB
mantap oleh bidan
terlatih

Kepuasan pelanggan
80 %
60 %
Rata rata pasien yang 3 %
1%
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam
Pemberi pelayanan
a. Dokter Sp.Anestesi a.Dokter
15

Unit Intensif

dan dokter
spesialis sesuai
dengan kasus yang
ditangani
b. 100 % perawat
minimal DIII
dengan sertifikat
perawat mahir ICU
/ Setara DIV

Keluarga yang
mendapatkan
penjelasan
perkembangan pasien
secara adekuat

100 %

Sp.Anestesi
dan dokter
spesialis
sesuai dengan
kasus yang
ditangani
b.100 % perawat
minimal DIII
dengan
sertifikat
perawat mahir
ICU / Setara
DIV
80 %

b. Klasifikasi ruang rawatan berdasarkan kapasitas tempat tidur


Tabel 2.6
Klasifikasi Ruang Perawatan RSUD Solok
Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur Tahun 2014

No
1
2
3

Ruangan

VIP

VIP
Interne
Bedah
Umum

12
-

Kelasa
Utama
2

Kelas I
7
3

Kelas

Kelas

II
12
17

III
29
12

Total

BOR

12
48
34

82,45 %
82,60 %
81,67 %

/
16

Ortopedi
ICU
Kebidanan
Paru
Neurologi
THT / Mata
Perinatolog

4
5
6
7
8
9

1
2
6
5
-

5
3
3
10
3
15

i
10 IGD
12
11 Anak
4
4
2
10
Total
10
8
23
94
Sumber : Laporan Kasi Bidang Perencanaan dan Pengembangan

22
10
4
-

5
26
15
16
12
15

79,65 %
82,16 %
80,59 %
81,39 %
80,75 %
80,58 %

12
78

12
32
227

82,25 %

Analisis : Berdasarkan tabel 2.6 dapat diketahui BOR yang melebihi standar (82,60 %)
diruangan VIP, Interne, Anak dan Kebidanan.
c. Indikator Pelayanan Rawat Inap tahun 2013 dan 2014
Adapun indikator pelayanan yang dimiliki oleh RSUD Solok dengan kapasitas tempat
tidur 227 tahun 2013 dan tahun 2014 berdasarkan standar Depkes (2005).
Tabel 2.7
Gambaran Indikator Pelayanan Rawat Inap RSUD Solok
Tahun 2009 2014
No Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Standar
1
BOR
85,10 % 83,10% 80,29% 87,47% 80,46% 81,35% 60 - 80 %
2
LOS
6 hr
6 hr
7 hr
6 hr
5 hr
6 hr
6 9 hr
3
BTO
47 kali
45 kali 45 kali
45 kali 45 kali 44 kali 40 50 kali
4
TOI
1 hr
3 hr
1 hr
1 hr
1 hr
2 hr
1 3 hr
5
NDR
2,4 %
1,3 %
2,4 %
1,25 % 1,01 % 1,79 %
2,5 %
6
GDR
GDR
1,3 %
1,03 %
2,8 %
1,82 % 2,33 %
4,5 %
Sumber : Rekam Medis RSUD Solok, 2014
Analisis : Berdasarkan tabel 2.7 dapat diketahui bahwa pemanfaatan tempat tidur RS
tahun 2014 ( BOR 80,46 % )melebihi standar, tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur
( LOS 6 hr, BTO 44 kali dan TOI 2 hari ).
Tabel 2.8
Distribusi Ketenagaan Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin
RSUD Solok Tahun 2014
No
1
2
3
4
5

Rawat Inap
Paru
THT dan Mata
Neurologi
VIP
ICU

Jenis Kelamin
P
L
15
13
11
2
17
12
-

Jumlah

15
13
13
17
12
17

Jumlah
68
2
70
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD Solok tahun 2014
Analisis : Dari tabel 2.8 dapat diketahui jumlah tenaga perawat yang terbanyak dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang.
d. Indikator Pelayanan Rawat Inap Ruangan RSUD Solok
Tabel 2.9
Indikator Pelayanan Rawat Inap di RSUD Solok
Tahun 2014
No
1
2
3
4
5

Ruangan

Jumla

BOR

LOS
TOI
BTO
GDR
NDR
h TT
%
Paru
15
80.59
6
3
35
1.92
1.33
THT & Mata
12
80.75
7
3
25
0.88
0.41
Neurologi
16
81.39
6
3
40
2.16
1.78
VIP
14
82.45
6
1
50
1.64
1.25
ICU
5
79.65
6
2
27
8.41
16.02
Sumber : Laporan Kasi Perencanaan dan Pengembangan tahun 2014
Analisis : Dari tabel 2.9 dapat diketahui BOR tertinggi 82.45 %. LOS 7 hari, TOI 3
hari, BTO 40 hari, GDR 2.16 (sesuai dengan standar Depkes, tahun 2000). Namun
NDR nya cukup tinggi di ruangan ICU yaitu 16.02.

B. Analisis Pengkajian

Manajemen RS dan Manajemen Pelayanan Asuhan

Keperawatan
Kegiatan residensi diawali dengan beberapa tahap yaitu :
1. Orientasi Rumah Sakit.
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal residensi,
dengan perizinan

sebelumnya sudah diawali

resmi dari pihak Fakultas Ilmu Keperawatan kepada pihak

Rumah Sakit. Kegiatan Orientasi diawali dengan mahasiswa residensi menghadap


kepada pembimbing lapangan sehingga diperkenalkan kepada seluruh elemen
Struktur Rumah Sakit, prioritas

kepada yang mempunyai tingkat kepentingan

yang banyak. Waktu kegiatan orientasi ini adalah pada minggu awal sebelum
pelaksanaan residensi berlangsung.
2. Pengkajian data.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan orientasi, yaitu dengan mengkaji
seluruh aspek manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan
keperawatan di Lingkup Unit Rawat Inap Khusus (Ruang Paru, Ruang THT dan

18

Mata, Ruang Neurologi, Ruang VIP dan Ruang ICU) sesuai dengan tujuan
residensi.
3. Metode Pengkajian.
Untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan lingkup yang telah ditentukan,
maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data ini adalah :
a. Observasi
Observasi meliputi pengamatan kegiatan ruangan mulai dari kegiatan overan, SOP
dan SAK, Struktur RS, bidang dan Ruangan, uraian tugas bidang keperwatan,
uraian tugas kepala ruangan,uraian tugas katim, uraian tugas perawat
pelaksana,pendokumentasian

asuhan

keperawatan

(Pengkajian,

diagnosa,

intervensi, implementasi dan evaluasi). Laporan pelaksanaan ronde keperawatan,


bed side teaching serta pelaporan pasient safety. Hal-hal yang diamati adalah
kesibukan kepala ruangan, penanggung jawab shift, PP dan perawat pelaksanan,
mekanisme kerja PP dan PA, ketepatan dan kecepatan tindakan keperawatan dan
sesuai dengan lembar observasi.
b. Wawancara
Pelaksanaan wawancara kepada Kabid Keperawatan, Kasi perencanaan dan
pengembangan, kasi pengendalian mutu serta wawancara dengan kepala ruangan
Paru, Karu THT & Mata, Karu Neurologi, karu VIP dan karu ICU. Serta perawat
di unit rawat inap tersebut..
c. Penelusuran data sekunder.
Melihat secara langsung dokumentasi keperawatan meliputi: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Serta sumber lain meliputi Profil dari
RSUD Solok, Rekam Medis, dan Buku Laporan Medik dan Keperawatan.
d. Penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan.
Daftar pertanyaan disusun berdasarkan variable pada manajemen keperawatan
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.penyebaran
kuisioner diberikan kepada perawat pelaksana ruangan rawat inap ( Paru, THT dan
Mata, Neurologi, VIP dan ICU )

berjumlah 65 orang perawat, 5 orang kepala

ruangan dan 30 orang tentang kepuasan pasien. Jenis angket yang diberikan
kepada perawat dengan pola pernyataan yang berbeda antara perawat pelaksana
dengan jumlah pertanyaan dan pernyataan 125 (manajemen askep 45 soal, patient

19

safety 40 soal dan kepuasan perawat 40 soal) dan kepala ruangan dengan jumlah
45 pernyataan.serta angket tentang kepuasan pasien berjumlah 28 pernyataan..
Adapun teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling .
Dengan kriteria sampel : bersedia menjadi responden, bekerja di ruang rawat Inap
( Paru,THT dan Mata, Neurologi, VIP dan ICU ),
Kriteria sampel pasient : Hari rawatan yang kedua.
4. Identifikasi masalah-masalah manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
Identifikasi masalah-masalah manajemen keperawatan di Rumah Sakit diawali
dengan analisa lingkup pengkajian untuk mengidentifikasi batasan permasalahan
yang akan dikaji mengenai lingkup manajemen pelayanan keperawatan dan
manajemen asuhan keperawatan. Lingkup pengkajian meliputi :
a.

Perencanaan
Perencanaan (Planning) yaitu kegiatan menentukan tujuan jangka panjang
atau pendek yang berhubungan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan menyediakan cara mempersatukan kegiatan dari seluruh
peserta organisasi ke arah tujun bersama. Defenisi yang lain dari Depkes RI
( 2001 ), perencanaan adalah pertimbangan seorang kepala ruangan dalam
menyeimbangkan antara kebutuhan pasien, perawat dan dokter serta
administrator, Perencanaan pelayanan keperawatan adalah fungsi dasar dari
manajemen yang merupakan tugas utama dari semua manajer keperawatan
dan merupakan sistematis berdasarkan teori teori manajemen
1) Visi dan misi organisasi (Visi dan misi rumah sakit, visi, misi dan filosofi
bidang keperawatan, Keterkaitan visi dan misi rumah sakit dengan
keperawatan, tujuan tertulis dari setiap unit sebagai acuan kerja).
2) Kebijakan

Organisasi

(Kebijakan

Organisasi

terkait

dengan

keperawatan).
3) Perencanaan strategis organisasi (Rencana strategis bidang keperawatan)
dan rencana operasional (rencana jangka pendek seperti tahunan, bulanan,
mingguan, harian).
4) Merencanakan kebutuhan ADM
5) Merencanakan Kebutuhan alat kesehatan / material kesehatan dan sarana
prasarana penunjang lainnya
6) Perencanaan Strategi organisasi ( SOP dan SAK, Standar Kinerja )

20

b. Pengorganisasian:
Penggorganisasian ( Organizing ) yaitu mengggerakkan sumber daya
manusia dan sumber daya yang dimiliki institusi untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengorganisasian manajemen keperawatan adalah pengelompokkan /
pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian adalah kegiatan mengintegrasikan semua sumber daya semua
bertujuan agar kelompok mau bekerja sama. Fungsi pengorganisasian adalah
mendisain tujuan dan wewenang tipa pekerjaan individu, menetapkan mana
pekerjaan masuk dalam kelompok, sehingga manajer mencari metode dan
proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan baik.
Adapaun bagian pengorganisasian adalah :
1)Struktur Organisasi ( Struktur organisasi rumah sakit, struktur organisasi
bidang keperawatan, struktur organisasi ruang rawat, struktur organisasi
komite keperawatan, PPNI )
2)Pengembangan staf/karier ( formal, informal, sistem jenjang karier)
3)Pendokumentasian proses keperawatan (Format pengkajian, Format
rencana perawatan, Format implementasi tindakan keperawatan dan
Format evaluasi keperawatan).
4)Pengorganisasian perawatan pasien
c.

Staffing
Sebagai top manajer keperawatan / direktur / kepala bidang
keperawatan harus membuat perencanaan yang matang dalam hal
merekruitman tenaga perawat yang baru, perekruitman jumlah tenaga yang
baru disesuaikan dengan merode penugasan yang diterapkan, kebijakan
rumah sakit dan visi misi yang diemban oleh organisasi dan bidang
keperawatan. Kepala ruangan sebagai manajer pemula akan mengidentifikasi
seberapa banyak kebutuhan tenaga untuk unitnya.
Ketenagaan ( rencana kebutuhan tenaga dan penghitungan tenaga
keperawatan, rekrutmen / SOP, seleksi & wawancara, pembekalan &
orientasi, penempatan, uraian tugas dan jadwal dinas )

d. Pengarahan dan Pengawasan


Pengarahan adalah proses pemberian tugas perintah perintah ,
instruksi yang membuat staf bisa memahami keinginan pimpinan organisasi
21

dan pengarahan tersebut membuat staf untuk berkonstribusi secara efektif dan
efesien

untuk

mencapai

tujuan.

Pengarahan

berakitan

erat

dengan

kepemimpinan seorang atasan sedangkan Douglas menyebutkan pengarahan


bisa mencakup penugasan , perintah, instruksi yang mudah dimengerti dan
diikuti oeh bawahan agar bisa mencapai apa yang diinginkan sesuai tujaun
organisasi.
1)

Kegiatan supervise

2)

Motivasi kerja perawat (Sistem reward dan punishment)

3)

Komunikasi (Strategi dan Model)

4)

Manajemen konflik

5)

Sistem pendelegasian
6)Timbang terima, Pre dan post confrent, ronde keperawatan, bed side
teaching
7)Menyusun SOP dan SAK / protokol pendukung lainnya sebagai pedoman
kerja

e.

Pengendalian
Pengendalian akan mengidentifikasi apakah semua tahapan manajemen
keperawatan berlangsung sesuai dengan standar . penerapan pengendalian
dimulai dengan mengumpulkan data dan mengukur kegiatan dengan standar
yang telah ditetapkan. Tujuan dari pengendalian dalam manajemen
keperawatan antara lain adalah menentukan perbedaan apa yang harus
seharusnya dicapai dengan kenyataan yang terjadi , Untuk tindakan perbaikan
atau merubah bentuk aktivitas tertentu.

5.

1)

Program pengendalian mutu ( Indikator mutu, kegiatan mutu )

2)

Pengembangan standar (SOP dan SAK)

3)

Penilaian kinerja

Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor penting yang paling menentukan berjalan
atau tidaknya suatu organisasi atau lembaga. Karenanya kepemimpinan merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi gagal atau tidaknya sebuah lembaga. Di
tangan pemimpin, aktifitas perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi dan sebagainya dapat dilaksanakan.
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung
22

pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan


ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik
maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan
di dalam menjalankan ke-pemimpinannya. .( Widjono,1990 )
Kepemimpinan adalah faktor kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta
manajemen. Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini
mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi
agar dapat bersaing secara baik.( Widjono,1990 )
6. Analisa Hasil Pengkajian Aspek manajemen
Pengkajian dilakukan berdasarkan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
keperawatan. Berikut hasil pengkajian sekaligus potensial masalah yang mungkin

a)

muncul
a. Perencanaan
1) Visi, Misi Organisasi
Hasil wawancara
Hasil wawancara dengan Kabid keperawatan RSUD Solok September 2014
dimana pembentukan visi dan misi Rumah sakit melalui rapat koordinasi
seluruh staf rumah sakit, berdasarkan nilai nilai yang dipedomani, kemudian
hasil dari rapat tersebut dibawa ke pemerintahan provisi Sumatera Barat
( Gubernur ) untuk disyahkan, adapun lama pembentukan visi dan misi ini 1
tahun. Kabid Keperawatan RSUD Solok menyatakan untuk visi dan misi
Bidang keperawatan belum ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 kepala ruangan mengatakanUntuk visi
dan misi ruangan belum ada pembahasan masih terfokus pada pelayanan di
ruangan rawat inap masing - masing Menurut kepala ruangan dia bekerja
disesuaikan dengan visi dan misi rumah sakit.
b) Melalui Observasi
Setiap apel pagi , Visi dan motto RS tetap di bacakan. Visi dan misi RS di
setiap ruangan ada di pajangkan.hanya saja , belum nampak sosialisasinya yang
ada masih pajangan visi dan misi yang lama. Untuk visi misi Bidang
keperawatan dan visi misi Ruangan Belum ada.
23

c) Hasil Kuesioner
Sebanyak 75% Karu ruangan rawat inap Paru, THT dan Mata, Neurologi, VIP
dan ICU, selalu bekerja sesuai dengan visi dan misi RS, sebanyak 50 % perawat
menyatakan selalu adanya sosialisasi visi dan misi RS dan 52,4 % perawat
menyatakan selalu bekerja sesuai dengan visi dan misi RS.
Masalah : Penerapan visi dan misi RS di setiap unit perawatan belum optimal
2)Kebijakan Organisasi
a)

Wawancara:
Hasil wawancara Bidang keperawatan menyatakan bahwa selalu dilibatkan
dalam pengambilan kebijakan oleh direksi RS secara langsung terutama yang
terkait dengan keperawatan. Karena RSUD merupakan RS dibawah naungan
Pemerintah provinsi kebijakan kebijakan berasal dari Pemerintah provinsi.
Kepala ruangan diikutsertkan dalam sosialisasi kebijakan kebijakan terbaru
di RS tapi Masih adanya kepala ruangan

dan staf perawat yang belum

mengetahui kebijakan dari rumah sakit seperti pengembangan karir dan


kebijakan tentang perencanaan pengembangan staf dan kebijakan kebijakan
terbaru di RS, Kepala ruangan menyatakan ada merencanakan pengembangan
karir tapi kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan terkait apakah itu
perubahan kebijakan.
b)

Kuesioner
Didapatkan sebanyak 73,2 % Selalu bekerja sesuai dengan peraturan RS.

c)

Observasi
Adanya penyampaian kebijakan kebijakan terbaru waktu pelaksanaan apel
pagi,
Masalah: Potensial Peningkatan penerapan kebijakan RS
3) Perencanaan Strategis Organisasi
a) Wawancara:
Hasil wawancara dengan Bidang keperawatan tangal 14 September 2015
terlibat dalam perencanaan strategis RSUD Solok

dan melibatkan secara

langsung kepala unit di unit keperawatan . Pertemuan dan rapat koordinasi


untuk pertemuan bulanan sudah cukup optimal. Pelaksanaan rencana strategis
24

pengembangan tenaga, jika ada pelatihan / undangan diberitahu ke ruangan


siapa peserta pelatihan yang akan ikut sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Kepala ruangan ( Karu ) di setiap unit rawat sudah memiliki
belum mempunyai rencana harian, bulanan, serta tahunan. Kepala ruangan
mengatakan bahwa sulit untuk mengerjakan rencana harian, bulanan karena
uraian tugas yang cukup banyak.
b) Hasil kuisioner
Hasil kuisioner sebanyak 80 % karu menyatakan jarang mengelompokkan
kegiatan ( harian, bulanan, semester dan tahunan ) dan sebanyak 75% karu
menyatakan selalu memiliki rencana kerja dalam melaksanakan tugas.
c) Observasi
Agenda rapat , undangan rapat ada setiap pertemuan, perencanaan kegiatan
kepala ruangan belum terlaksana dengan baik ( harian, bulanan, semester dan
tahunan ). Tidak adanya laporan kegiatan harian ( Blangko kegiatan harian
Karu, Katim, Perawat pelaksana )
Masalah: Perencanaan Strategis di ruangan rawat inap kurang Optimal
4) SOP dan SAK
a) Wawancara
Hasil wawancara dengan kasi perencanaan dan pengembangan di setiap
ruangan sudah ada SOP dan SAK yang lama dan sudah ada revisi tetapi belum
disosialisasikan dan disahkan untuk diterapkan di ruangan rawat inap. Kepala
mengatakan dulu ada tapi sekarang tidak ditemukan lagi dan perawat
mengatakan SOP dan SAK tersebut kadang hanya tersimpan dalam lemari.
b) Observasi
SOP dan SAK dulunya sudah ada di ruangan masing- masing, uraian tugas
juga sudah terpenuhi untuk semua jabatan baik struktural maupun fungsional
perawat di masing- masing bagian dan ruang rawat. Tidak ada terlihat SOP dan
SAK di Nurse Station. Evaluasi belum optimal dilakukan oleh kepala ruangan
dan bidang perawatan.

c) Kuisioner
25

Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 75 % karu selalu mengingatkan perawat


bekerja sesuai dengan SOP dan 25 % karu menyatakan selalu mengingatka
perawat bekerja sesuai dengan SAK, sebanyak 59,16 % menyatakan perawat
adanya SOP dan sebanyak 26,43 % perawat menyatakan adanya SAK
diruangan ,sebanyak 48,39 % perawat selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dan sebanyak 59,16 % perawat selalu berkerja berdasarkan SOP
yang ada.
Masalah : Penerapan SOP dan SAK belum optimal
b. Pengorganisasian
1)
a)

Struktur Organisasi
Wawancara
Berdasarkan wawancara Kabid keperawatan Adanya struktur organisasi RS dan
Struktur bidang keperawatan yang jelas dimulai dari direktur dan komite medik,
Wadir pelayanan, Wadir umum dan SDM , Wadir keuangan Dan SPI, Wadir
pelayanan membawahi Bidang perawatan, Seksi perencanaan & pengembangan
keperawatan dan Seksi pengembangan Mutu keperawatan.
Berdasarkan wawancara kepala Ruangan struktur organisasi ruangan di tunjuk
dari bidang keperawatan dan disosialisasikan. Struktur organisasi ruangan
dimulai dari karu, Wakil karu dan perawat pelaksana.
2) Observasi
Struktur organisasi RSUD Solok ada, struktur organisasi bidang perawatan ada,
struktur organisasi masing- masing unit rawat inap sudah ada. Tetapi belum
nampak uraian tugas dan tupoksi sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
3) Kuesioner
Didapatkan sebanyak 52,45 % perawat selalu mengetahui struktur organisasi
ruangan, dan 51,75 % selalu melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas
Masalah : Potensial peningkatan Fungsi dan Peran Sesuai dengan struktur
organisasi

2)

Pendokumentasian
a)Wawancara
Menurut bidang keperawatan kepala ruang, proses pendokumentasian proses
keperawatan belum optimal dilakukan oleh perawat ruang, adanya supervisi
yang dilakukan oleh bidang keperawatan terkait dengan pendokumentasian.
26

Menurut kepala ruangan pendokumentasian asuhan keperawatan yang diisi


kebanyakan data umum dan keluhan keluhan pasien, pengisian pengkajian
secara menyeluruh belum dilaksanakan , begitu halnya pelaksanaan intervensi,
implementasi dan evaluasi dari asuhan keperawatan di status pasien.
b)

Observasi
Dari ke lima ruangan proses pendokumentasian asuhan keperawatan belum
dilaksanakan secara optimal, masih banyak yang kosong seperti lembar
pengkajian, intervensi dan catatatan perkembangan pasien. Dan jika pun ada
diisi oleh beberapa orang perawat dengan diagnosa, intervensi yang sama dari
satu hari ke hari berikutnya.

c)

Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 48,39 % perawat pelaksana sudah
melaksanakan pendokumentasian, 50 % karu sudah memberikan contoh dan
bimbingan dalam kegiatan asuhan keperawatan di ruangan, dan sebanyak 41,46
% perawat pelaksana merasa kesulitan dalam melaksanakan pendokumentasian.
Masalah : Pelaksanaan proses pendokumentasian asuhan keperawata belum
optimal
3)Pengorganisasian perawatan Pasien
a.

Wawancara
Hasil wawancara dengan bidang keperawatan dan kasi keperawatan pada
umumnya rawat inap telah melaksanakan metode tim kolaborasi, bukan
pelaksanaan tim murni karena keterbatasan tenaga. Begitu juga hal yang sama
diungkapkan dengan kepala ruangan, tapi masih banyaknya perawat yang belum
mengerti dalam pelaksanaan metode ini, kadang jika kekurangan tenaga karu
melaksanakan tugas sebagai katim ataupun katim ikut serta menjadi perawat
pelaksana.
b.

Observasi
Adapun rentang kendali yang ada disetiap ruangan tidak pernah diganti atau
diisi sesuai dengan peran dan fungsi masing masing perawat

c. Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 50 % karu selalu mengelompokkan pasien
berdasarkan penyakitnya. Sebanyak 75% karu selalu menjalankan metode tim

27

primer modifikasi sebanyak 35,7% perawat menyatakan selalu menggunakan


metode tim primer modifikasi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Masalah : Pelaksanaan Metode asuhan keperawatan belum optimal
c.Staffing
1) Ketenagaan dan perhitungan Ketenagaan
a) Wawancara
Wawancara Bidang keperawatan tanggal 14 September 2015 kebutuhan tenaga
proses rekruitman dan seleksi berasal dari Pemprov. Sedangkan RS
merencanakan kebutuhan tenaga, dan kemudian setelah lulus seleksi , kemudian
diorientasikan ditempatkan sesuai dengan peminatan dan kriteria ruangan yang
akan ditempati.Menurut kepala unit kebutuhan tenaga hanya dilihat dari beban
kerja dan jam kerja. Wawancara dari karu ruangan merencanakan jumlah
kebutuhan tenaga yang dibutuhkan, dan masih kurangnya kebutuhan tenaga
perawat adapun perhitungan tenaga berdasarkan Douglas dan Depkes diajukan
ke bidang perawatan dan diajukan ke pemerintahan provinsi ( terlampir ). Saat
Ini RS menuju BLUD yang direncanakan tahun 2014, dimana tenaga sukarela
menjadi tenaga kontrak yang pelaksanaan tes telah dilaksanakan meliputi uji tes
kemampuan dasar, wawancara dan tes bidang atau keahlian.
b) Observasi
Shift pagi biasanya perawat sebanyak 3 atau tiga orang yaitu karu, katim dan
perawat pelaksana, sedangkan shif sore dan shift malam perawat pada umumnya
sebanyak 2 orang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan ketenagaan.
c) Kuesioner
Hasil kuesioner didapatkan sebanyak 75 % karu

selalu merencanakan

kebutuhan tenaga perawat, 75 % karu selalu membagi jadwal dinas sesuai


dengan kebutuhan, 50 % karu selalu membagi jadwal dinas sesuai dengan
kebutuhan.
Masalah : Belum tersedianya perawat dengan jumlah dan kualifikasi yang
memadai

28

d.Pengarahan dan pengawasan


1)
a)

Kegiatan supervisi

Wawancara
Wawancara dengan Bidang kerawatan tanggal 14 September 2015 dan
wawancara dengan kasi perencanaan dan pengembangan

adanya kegiatan

supervisi yang dilakukan oleh bidang perawatan tetapi jadwalnya tidak ada.
Sejauh ini setiap keluhan dari ruangan selalu diakomodir baik oleh bidang
perawatan, bahkan keluhan dari instalasi lain non keperawatan pun selalu
meminta bantuan bidang perawatan untuk menyampaikan keluhan mereka,
karena dianggap bidang perawatan memiliki hubungan baik dengan pimpinan
hingga bisa langsung mendapat respon positif untuk keluhan yang ada.
Supervisi bidang perawatan belum optimal dilakukan ke setiap unit rawatan dan
belum terjadwalnya kegiatan supervise. Dan adanya pelaksanaan supervisi
secara sewaktu. Begitu juga supervisi kepala ruangan kepada perawat pelaksana
belum terjadwal baik, namun masalah apapun yang terjadi di ruangan, selalu
kepala ruangan mengetahui dan berusaha menyelesaikannya.
b)

Kuisioner
Didapatkan sebanyak 50% karu selalu memberikan contoh dan bimbingan dalam
kegiatan asuhan keperawatan, sebanyak 50 % karu selalu mengevaluasi kegiatan
yang dilakukan perawat, 33,80 % perawat menyatakan jarang adanya kegiatan
supervisi di ruangan dan 38,1 % perawat menyatakan jarang adanya umpan balik

c)

Observasi
Tidak adanya pendokumentasian supervisi di ruangan
Masalah: Belum optimalnya pelaksanaan supervisi
2) Motivasi kerja perawat (Sistem reward dan punishment)
a)

Wawancara
Hasil wawancara Bidang keperawatan menyampaikan ada mekanisme pemberian
reward bagi perawat yang berprestasi. Seperti pemilihan perawat teladan yang
dilakukan setiap tahun. Reward berupa penambahan jasa tidak teratur diberikan.
Pemenang perawat teladan diberikan penghargaan berupa uang. Ada mekanisme
pemberian punishment pada perawat yang melakukan pelanggaran secara etika
maupun non etika. Punishment berupa teguran langsung tanpa ada kompensasi
pengurangan insentif atau lainnya berdasarkan PP 53 tahun 2010 dan adanya
pembinaan dilakukan di ruang rawat terlebih dahulu.
29

b)

Kuisoner
Hasil kuisioner 75 % karu selalu memberikan motivasi kepada perawat dan
bersikap caring, 50% karu menyatakan selalu memberikan peringatan kepada
perawat jika tidak bekerja sesuai dengan aturan, sebanyak 15,54 % perawat
menyatakan jarang adanya program reward dan punisment
Masalah : Belum ada sistem reward dan punishment yang ditetapkan diterapkan
dengan konsisten
3) Manajemen konflik

a)

Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan konflik yang terjadi di
ruangan diselesaikan, dengan musyawarah, jika masalah yang terjadi bersifat
internal tidak dibawa ke forum, jika seandainya masalah tidak dapat
diselesaikan diruangan, di bawa ke bidang keperawatan, sebelumnya karu
memiliki hak untuk memberikan peringatan sebanyak 3 kali.

b)

Kuisoner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 100% karu selalu menyelesaikan konflk
yang terjadi di ruangan dan sebanyak 40,5 % perawat menyatakan selalu adanya
penyelesaian masalah yang terjadi di ruangan
Masalah : Belum optimalnya manajemen Konflik di ruangan.
4) Pelaksanaan Timbang terima pasien
a) Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan timbang terima sudah
dilaksanakan, tapi belum sesuai dengan SOP yang ada.
b) Observasi
Sudah dilaksanakannya timbang terima di setiap pergantian dinas, tapi belum
sesuai dengan standar yang ada SOP timbang terima tdak ditemukan diruangan

c)

Kuisioner
Sebanyak 100 % karu menyatakan setiap pergantian dinas dilaksanakan timbang
terima, sebanyak 50 % karu selalu memimpin pelaksanaan timbang terima,
sebanyak 81% perawat menyatakan selalu melaksanakan timbang terima di
setiap pergantian dinas.
Masalah : Pelaksanaan Timbang terima sudah cukup optimal

30

5)Pelaksanaan Pre dan Post Confrent


a)

Wawancara
Untuk pelaksanaan Pre dan post confrent diruangan bedah dan ruangan
neurologi belum dilaksanakan, sedangkan diruangan interne sudah dilaksanakan
pre confrent dan post confrent belum terlaksana dan diruangan paru sudah
melaksanakan pre confrent dan post confrent kadang ada dilakasanakan.

b)

Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkans sebanyak 64,34 % karu menyatakan setiap pagi
diadakan pre confrent dan sebanyak 60,98 % menyatakan sudah dilaksanakan
post confrent.
c) Observasi
Tidak terlihatnya pada waktu timbang terima dilaksanakan pre dan post confren
di beberapa ruangan
Masalah : Pelaksanaan Pre dan post confrent belum optimal
6)

a)

Pelaksanan ronde keperawatan

Wawancara
Hasil wawancara kepala ruangan pelaksanaan ronde keperawatan belum
dilaksanakan, jika ada mahasiswa praktek manajemen keperawatan kadang ada
dilaksanakan ronde keperawatan dan masih adanya perawat yang belum
mengetahui tentang ronde keperawatandan tujuannya
b) Observasi
Tidak adanya Laporan tentang pelaksanaan ronde keperawatan
c) Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 25 % karu menyatakan jarang dilakukan
ronde keperawatan dan sebanyak 22,80 % perawat menyatakan sering
melakukan ronde keperawatan
Masalah : Pelaksanaan Ronde keperawatan belum terlaksana maksimal
7) Pelaksanaan bed side teaching

a)

Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan bed side teaching jarang
dilaksanakan, hasil wawancaara dengan perawat belum mengetahui betul dan
bed side teaching dan tujuannya

31

b)

Observasi
Tidak adanya laporan tentang pelaksanaan bed side teaching

c)

Kuisoner
Hasil kuisioner sebanyak 75 % karu menyatakan jarang melakukan bed side
teaching dan sebanyak 19,44 % perawat menyatakan jarang dilakukan bed
side teaching
Masalah : Belum terlaksananya bed side teaching diruangan
8)

a)

Pendelegasian

Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan melaksanakan proses
pendelegasian jika berhalangan hadir, cuti ataupun sakit.

b)

Observasi
Sudah adanya pendelegasian namun belum ada format yang jelas.

c)

Kuisioner
Hasil kuisiner sebanyak 100 % responden melimpahkan tanggung jawab ke
staf yang berhak.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan pendelegasian
d.Pengendalian
1)Pengembangan Staf
a) Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan Bidang keperawatan dan kasi keperawatan
pengembangan staf diajukan ke pemerintahan provinsi, karena aliran dana
yang juga dibagi Ke RS yang berada dibawah Pemprov, Kadang yang
seharusnya ikut pelatihan dilaksanakan 1 orang tiap tahun disetiap ruangan
tidak terlaksana, jika seandainya ada dana lebih banyak melakukan pelatihan
dengan Inhause training, Untuk pendidikan lanjut berdasarkan peminatan
Berdasarkan wawancara dengan staf bahwa keinginan staf untuk melanjutkan
pendidikan sangat tinggi namun keterbatasan dana dari RSUD sehingga staf
banyak yang mengikuti pendidikan di swasta dengan biaya sendiri dengan
ketentuan izin belajar.

32

b) Observasi
Banyaknya perawat pelaksana yang sedang izin belajar. Di ruangan neurologi
ada 2 orang perawat pelaksana yang sedang izin belajar.
c) Kuisioner
Hasil kuisioner menunjukkan 50 % karu merencanakan pengembangan
perawat,

63,64

selalu

karu

menyatakan

mengadakan,

kegiatan

pengembangan formal bagi perawat.dan 28,95 % perawat menyatakan


mendapatkan kesempatan untuk pengembangan karir.
Masalah : Belum jelasnya sistem pengembangan karir Perawat
2) Penilaian kinerja
a)Wawancara
Hasil wawancara dengan bidang keperawatan dan bidang kasi perencanaan
dan pengembangan penilaian kinerja berdasarkan DP3, dan untuk selanjutnya
berdasarkan PP no 46 tahun 2011.
Penilaian kinerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas, menurut bidang
keperawatan.
b) Kuisioner
Hasil kuisoner didapatkan sebanyak 75% karu melakukan penilaian kinerja
kepada perawat dan 75% karu melakukan evaluasi kinerja perawat
Masalah :Potensial peningkatan penilaian kinerja perawat
Adapun kesimpulan dari fungsi manajemen tersebut didapatkan sebanyak 64,27 % karu
selalu melaksanakan fungsi perencanaan, sebanyak 81,25 % karu selalu melaksanakan fungsi
pengorganisasian , sebanyak 54,41 % karu selalu melaksanakan fungsi pengarahan sebanyak
58,33 % karu selalu melaksanakan fungsi pengendalian berdasarkan hasil kuisoner tersebut
perlu ditingkatkan lagi manajemen keperawatan oleh kepala ruangan sebagai pimpinan di
ruangan karena akan berdampak pada pelayanan.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan fungsi manajemen Keperawatan di unit perawatan
7. Hasil Pengkajian Pasient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem di mana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Menurut JCI (Joint Comittee International .
2012), sasaran keselamatan pasien rumah sakit terbagi menjadi enam sasaran, yaitu:
a.

Sasaran ketepatan identifikasi pasien;


33

b. Sasaran peningkatan komunikasi yang efektif;


c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi;
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;
f. Pengurangan resiko pasien jatuh.
Penyebaran kuisioner pasient Safety sebanyak 44 responden di ruangan Paru, THT
dan Mata, Neurologi, VIP dan ICU dengan hasil sebagai berikut :
1) Sasaran ketepatan identifikasi pasien
a) Wawancara
Hasil wawancara dengan perawat ruangan,pasien baru masuk diidentifikasi
, dan dikaji data umum pasien dan diklasifkasikan penyakitnya infeksi dan
non infeksi.
b) Observasi
Adanya papan nama pasien yang ada didinding di setiap bed pasien, tapi
tidak diisi
c) Kuisioner
Berdasarkan hasil kuisioner didapatkan sebanyak 59,1 % Perawat selalu
mengidentifikasi pasien sebagai penerima layanan, dan sebanyak 38,6%
Perawat memberi identitas pasien di dekat tempat tidur pasien
2)

Sasaran peningkatan komunikasi yang efektif;


Kuisioner
Berdasarkan hasil kusioner didapatkan sebanyak 45,5 % Perawat selalu
mengkomunikasikan asuhan keperawatan, 79,5 % perawat memberikan
Informed Concent Setiap tindakan kepada pasien dan 63,6 % perewat
menyatakan selalu berkomunikasi antar petugas kesejatan secara akurat
dan efektif.

3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;


a) Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat setiap pasien
memiliki letak obat yang berbeda beda.
b) Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan 77,3 % perawat menyatakan selalu
memperhatikan prinsip 8 benar dalam pemberian obat, 70,5 % perawat
akan bertanya jika instruksi dokter tidak jelas, 70,5 % tidak ada kesalahan
34

dalam pemberian obat, 40,9 % perawat menyatakan selalu meletakkan


obat yang mempunyai bentuk, rupa dan nama hampir sama diberi tanda,
61 % perawat menyatakan penyimpanan obat yang bentuk dan namanya
hampir sama diletakkan secara terpisah
c) Observasi
Diruangan perasat dan di Nurse Stattion terlihat letak obat obat pasien
dibedakan . Tidak adanya pendokumentasiaan kesalahan dalam pemberian
obat secara tertulis, dan buku injeksi tersedia setiap ruangan
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
a) Kuisioner
Berdasarkan Hasil kuisioner didapatkan 29,5 % Perawat menyatakan tidak
pernah dilakukan penandaan area pada pasien yang akan dioperasi
dilakukan di ruang rawat inap
5)

Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;


a) Wawancara
Hasil wawancara dengan perawat ruangan untuk mengurangi resiko
infeksi perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan
tindakan , tapi masih banyaknya perawat belum melakukan cuci tangan
dengan teknik atau prosedur yang benar
b) Kuisioner
Hasil kuisoner didapatkan sebanyak 50% perawat selalu mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan keperawatan dengan teknik aseptik, 79,5 %
perawat mencuci tangan sesudah melakukan tindakan dengan teknik
aseptik, 70,5% perawat selalu mencuci alat dan mensterilkan sebelum
digunakan ke pasien, 75% perawat selalu menggunakan hand scoon sekali
pakai dalam melakukan tindakan ke pasien, 65.9% perawat menggunakan
alat pelindung diri, 75% perawat selalu membedakan antara sampah medis
dan non medis.
c) Observasi
Setiap ruangan memiliki tempat cuci tangan, ruangan neurologi tempat
cuci tangan tidak berfungsi lagi, dan diruangan paru tempat cuci tangan
hanya menggunakan ember besar sebagai penampung air kotor cuci
tangan, dan saat melakukan tindakan tampak perawat menngunakan skor
dan masker sebagai alat pelindung diri.
35

6)

Pengurangan resiko pasien jatuh.


a)

Kuisioner
Didapatkan sebanyak 72,67 % perawat menyatakan tidak pernah pasien
jatuh dan mengalami cidera.
b) Observasi
Bed pasien pada umumnya sudah menggunakan penyangga di ruangan
tertentu seperti diruangan neurologi, paru dan tidak adanya pelaporan atau
dokumentasi pasien Jatuh secara tertulis

7)

Dekubitus
a)

Wawancara
Hasil wawancara dengan perawat, pasien yang menglami dekubitus atau
resiko dekubitus jaarng dilakukan tindakan miring kiri ddan kanan.

b)

Kuisioner
Hasil kuisioner didapatkan sebanyak 43,2 % perawat menyatakan selalu
bekerja sesuai dengan SOP perawatan dan pencegahan dekubitus, 38,6%
perawat selalu melakukan pengkajian dekubitus pada pasien, 31,8 %
perawat menyatakan tidak pernah pasien yang beresiko dekubitus
diberikan fasilitas kasur dekubitus.

8)

Manajemen Nyeri
a) Kuisioner
Hasil Kuisioner didapatkan sebanyak 54,5 % perawat selalu bekerja sesuai
dengan SOP untuk mengatasi nyeri, sebanyak 50 % perawat selalu
melakukan pengkajian pada nyeri pasien, 45,5 % perawat selalu
menginformasikan nyeri pasien, dan sebanyak 54,5 % perawat sering
menjelaskan manayemin nyeri kepada pasien.
Masalah : Belum adanya sistem pelaporan Pasient Safety

8.

Hasil pengkajian Kepuasan Pasien


Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapanharapannya. (Kotler, 2004 dalam Nursalam,2011).

36

Menurut Leonard L. Barry dan Pasuraman dalam Kotler 2000 mengidentifikasi lima
kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
jasa layanan, antara lain:
a. Tangible (kenyataan) yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan materi,
Komunikasi yang menarik, dan lain-lain
b. Empati, yaitu kesediaan karyawan untuk memberikan perhatian secara pribadi
kepada konsumen
c. Cepat tanggap, yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa
dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen.
d. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang
dijanjikan, terpercaya dan akurat serta konsisten.
e. Kepastian, yaitu berupa kemampuan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen.
Penyebaran kuisoner kepuasaan pasien meliputi pelayanan perawat, pelayanan
dokter dan sarana prasarana sebanyak 30 responden dengan hasil kuisioner sebagai
berikut :
1)

Pelayanan yang diberikan perawat


a) Wawancara
Hasil wawancara dengan pasien pada umumnya pasien puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat dan dokter tapi pasien mengeluhkan tentang
kejelasan informasi, pendidikan kesehatan dan respon terhadap keluhan dan
dengan ketersediaan air.
b) Kuisoner
Berdasarkan hasil kuisoner didapatkan sebanyak 52,5 % pasien menyatakan puas
dari indikator Tangible (kenyataan, sebanyak 56,67 % pasien menyatakan puas
dari indikator Realibility ( Cepat tanggap ), sebanyak 64,44 % pasien menyatakan
puas dari indikator Responsif

Sebanyak 65% pasien menyatakan puas dari

Indikator Assurance, Sebanyak 55,8% pasien menyatakan puas dari indikator


Empaty ( hasil masing masing ruangangan terlampir )
2) Pelayanan yang diberikan Dokter
Berdasarkan hasil kuisoner didapatkan sebanyak 80% asien menyatakan puas
kecepatan dokter dalam menangani keluhan, 73,3% pasien puas tentang kejelasan
informasi yang diberikan dokter, 70,0 % pasien puas dokter berkomunikasi saat
melakukan pemeriksaan, 73,3% pasien puas dengan keramahan dokter
37

3) Sarana dan prasarana


Berdasarkan hasil kuisioner didapatkan 73,3 % pasien puas dengan kecukupan
sarana medikuntuk pemeriksaan , 83,3 % pasien puas dengan kecepatan petugas
dalam melayani administrasi keuangan, 70 % puas dengan kejelasan dalam
perincian biaya, 46,7 % puas dengan kebersihan ruangan rawatan, 53,3 % puas
dengan kerapian ruangan rawatan, 36,7 % puas dengan kebersihan kamar mandi,
70% puas dengan penerangan listrik, 60 % puas dengan ketersediaan kamar
mandi,66,7% pasien puas dengan ketenagan ruang rawat, 66,7 % pasien puas
dengan keadaan pasien dan sebanyak 56,7% pasien puas dengan kebersihan tempat
tidur
Masalah : Potensial peningkatan pelayanan kepada pasien

38

Anda mungkin juga menyukai