Anda di halaman 1dari 14

1.

JUDUL Pengaruh faktor-faktor kualitas pelayanan Terhadap kepuasan pasien di


instalasi gawat Darurat rsud kabupaten sumedang
AUTHOR 1. Ani septiani
TAHUN 2016
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Rumah sakit sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban
memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuannya serta membuat, melaksanakan dan menjaga standar
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
Dalam lingkup pelayanan di rumah sakit pelayanan di unit gawat darurat
menjadi hal yang sangat vital. Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang
utama jalan masuknya penderita gawat darurat.Tingkat kepuasan pelanggan
sangat ditentukan oleh komponen kualitas pelayanan yang ada. Strategi usaha
yang ditetapkan pada komponen kualitas pelayanan secara otomatis akan
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menarik dan mempertahankan
pelanggan dalam hal ini pasien yang mendapatkan di IGD. Konsekuensinya
bagi penyedia layanan jasa termasuk pelayanan jasa kesehatan gawat darurat
rumah sakit harus memberikan suatu prioritas perbaikan dalam kinerja usaha
melalui peningkatan kualitas pelayanan.

TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan yang terdiri dari lima dimensi yaitu bukti langsung (tangible),
empati (empathy), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),
serta jaminan (assurance) terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Kabupaten Sumedang.

METODE Sampel penelitian diambil dengan mengguna-kan metode convenience


PENELITIAN sampling.
SAMPEL Responden yang diteliti dalam penelitian kali ini adalah pelanggan instalasi
Gawat Daru-rat RSUD Sumedang sebanyak 100 orang.
PROSEDUR Dilakukan pengukuran menggunakan angket, setiap pernyataan masing-
PENELITIAN masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap
sesuai menurut responden. Dari jawaban tersebut disusun kriteria penilaian
sebagai berikut; nilai skala pengukuran terbesar adalah 5 dan skala
pengukuran terkecil
.
LATAR Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
BELAKANG Rumah Sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan
sementara serta pelayanan pembedahan darurat, bagi pasien yang datang
dengan gawat darurat medis. Pelayanan pasien gawat darurat adalah
pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat
untuk mencegah kematian dan kecacatan.

HASIL & Dalam memberikan pelayanan kepada pasien di Instalasi Gawat Darurat perlu
PEMBAHASAN meningkatkan mutu pelayanannya terutama pada item-item yang telah
disebutkan diatas, berdasarkan hasil penelitian ini merupakan hal yang
dirasakan penting oleh pasien namun pada kenyataan belum memenuhi
harapan konsumen, oleh karena itu pasien atau keluarga menjadi tidak
tertarik dengan penyedia jasa bila jasa yang dirasakan lebih kecil dari harapan
pelanggan (kualitas jasa dipersepsikan buruk), sedangkan bila jasa dirasakan
sesuai dengan harapan konsumen maka kualitas jasa dipersepsikan baik.
Persepsickualitas jasa yang baik dari konsumen akan menyebabkan
konsumen loyal dan menggunakan kembali penyedia jasa tersebut.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat penulis simpulkan adalah dari kelima variabel dalam tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan di Instalasi Gawat. Darurat RSUD Sumedang yang
diteliti, diketahui ternyata seluruhnya mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kepuasan secara umum di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sumedang
dengan hasil uji secara
rinci sebagai ; dimensi tangible (p value = 0,000), dimensi empathy (p value
= 0,000), dimensi Reliability (p value = 0,001), dimensi Responsiveness (p
value = 0,000) dan dimensi Assurance (p value = 0,00)

DAFTAR 1. A, Parasuraman. (2001). The Behaviorial Consequenses of Service


PUSTAKA Quality, Jurnal of Marketing,Vol 60.
2. Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997. “Membangun Kepuasan Pelanggan
Melalui. Kualitas Pelayanan”. Usahawan, No.5
3. Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara.
4. Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

DATA BASE Google Scholar :

2. JUDUL Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pasien igd di rumah sakit


Pabatu PTPN IV
AUTHOR Novita Swanilda Mujita Sitompul
TAHUN 2018
NEGARA Indonesia
ABSTRAK IGD merupakan pintu utama untuk masuknya semua pasien baik dengan
kondisi emergency maupun non emergency. IGD merupakan salah satu unit
pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai
jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat
darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan
medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut
(Kepmenkes RI, 2009).
Pelayanan IGD pada suatu rumah sakit merupakan salah satu tolak ukur
kualitas pelayanan rumah sakit pada umumnya. IGD adalah salah satu bagian
rumah sakit yang melakukan tindakan berdasarkan triage keadaan pasien
(Musliha, 2010). Pembagian triage pada pasien sangat penting guna
mencegah kecacatan dan kematian pada pasien. Oleh sebab itu, petugas IGD
khususnya dokter dan perawat harus mempunyai kecepatan, ketrampilan dan
kesiagaan yang lebih dari petugas medis di ruangan lain.
TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam lagi tentang
faktor yang berpengaruh dengan kepuasaan pasien IGD di Rumah Sakit
Pabatu PTPN IV.
METODE Sampel penelitian diambil dengan mengguna-kan metode convenience
PENELITIAN sampling.
SAMPEL Dilakukan pada 95 pasien di igd .
PROSEDUR Data hasil kepuasan pasien didapatkan berdasarkan pendapat pasien tentang
PENELITIAN bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati dari pelayanan di
instalasi gawat darurat di rumah sakit Pabatu PTPN IV. Dilihat dari hasil
jawaban responden mengenai bukti fisik pelayanan IGD di rumah sakit yang
paling banyak menjawab tidak baik adalah mengenai peralatan medis yang
tersedia di Instalasi gawat darurat. Dari hasil penelitian banyak responden
yang masih mengeluhkan kurang lengkapnya peralatan medis yang tersedia
di IGD sehingga pasien harus dirujuk kembali ke rumah sakit lain untuk
menjalani pemeriksaan darurat
LATAR Bermula dari kejenuhan para pekerja medis, banyak pekerja medis yang
BELAKANG mengundurkan diri, dan terjadi kesalahan medis (salah mendiagnosis, salah
melakukan tindakan) dimana menurut Lowry (2009) kesalahan yang sering
terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), berpotensi membahayakan
keselamatan pasien dan kebanyakan disebabkan oleh kesalahan sumber daya
manusianya (human error). Sebesar 85% kesalahan dilakukan oleh para
perawat, 13% oleh dokter spesialis dan dokter residen; dan 2% oleh petugas
administrasi. Akibat dari kesalahan-kesalahan ini, sebesar 44% berdampak
buruk bagi instansi rumah sakit yang bersangkutan; dan sisanya berdampak
buruk bagi pasien.
Permasalahan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan beberapa akibat
antara lain menyebabkan kesalahan dan keterlambatan dalam terapi,
kehilangan kontrol pada staf, banyaknya pasien yang meninggalkan IGD
tanpa diperiksa dan menyebabkan ketidakpuasan pasien. Keanekaragaman
pasien di IGD yang datang dari berbagai latar belakang dari sisi sosial
ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman membuat persepsi pasien atau
masyarakat berbeda-beda. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di
IGD apabila harapan pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat, tanggap,
sopan, ramah, pelayanan yang optimal dan interaksi yang baik. Namun pasien
atau masyarakat sering menilai kinerja perawat kurang mandiri dan kurang
cepat dalam penanganan pasien di IGD (Munijaya, 2016).
HASIL & Berdasarkan hasil penelitian ini masih ada pelayanan asuhan keperawatan
PEMBAHASAN yang dirasakan kurang baik oleh responden yaitu perawat tidak meluangkan
waktu khusus untuk berkomunikasidengan pasien dan tidak menghibur serta
tidak memberikan dorongan kepada pasien supaya cepat sembuh dan
mendoakan mereka. Menurut pasien petugas bersikap hangat kepada pasien,
dokter yang selalu mendengar keluhan dan cerita pasien, petugas farmasi
yang selalu mendoakan pasien agar cepat sembuh. Akan tetapi terdapat
beberapa petugas yang bersikap tidak ramah kepada pasien. Banyaknya
pasien yang datang dan proses administrasi yang rumit membuat komunikasi
antara pasien dan petugas tidak besrjalan dengan baik. Petugas melayani
tanpa melakukan kontak mata dengan pasien, tidak memberikan senyum dan
bersikap tidak ramah.
Berdasarkan analisa diatas didapati bahwa variable yang paling berhubungan
dengan kepuasan pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Pabatu PTPN
IV tahun 2017 adalah empati dengan p value 0,000. Nilai OR 5,192
menunjjukkan bahwa responden dengan empati yang sangat baik berpeluang
5,1 kali merasa puas dengan pelayanan di IDG daripada responden dengan
empati tidak baik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan mengenai kepuasaan pasien instalasi gawat darurat di Rumah
Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017 sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan bukti langsung perawat dengan
kepuasaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017.
Nilai odd ratio menunjukkan bahwa bukti fisik perawat yang kurang baik
beresiko 3,2 kali menyebabkan pasien kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat.
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan kehandalan perawat dengan
kepuasaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017.
Nilai odd ratio menunjukkan bahwa kehandalan perawat yang kurang baik
beresiko 1,0 kali menyebabkan pasien kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat
3. Terdapat hubungan yang signifikan daya tanggap perawat dengan
kepuasaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017.
Nilai odd ratio menunjukkan bahwa daya tanggap perawat yang kurang baik
beresiko 3,5 kali menyebabkan pasien kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan jaminan pelayanan perawat
dengan kepuasaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun
2017. Nilai odd ratio menunjukkan bahwa jaminan pelayaan perawat yang
baik beresiko 1,0 kali menyebabkan pasien puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat
5. Terdapat hubungan yang signifikan empati pelayanan perawat dengan
kepuasaan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017.
Nilai odd ratio menunjukkan bahwa empati pelayanan perawat yang baik
berpeluang 5,1 kali menimbulkan rasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh perawat.

DAFTAR 1. Aditama, C. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta:


PUSTAKA Penerbit Universitas Indonesia (Ui-Press)
2. Anderson, James E., 1975. Public Policy Making, New York : Holt,
Renealt And Winston
3. Asmuji, (2013). Manajemen Keperawatan : Konsep Dan Aplikasi.
Jogjakarta : Ar Ruzz Media
4. Arifah, U. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm)
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
5. Dwi Surtiningsih. 2015. Penerapan Response Time Perawat Dalam
Pelaksanaan Penentuan Prioritas Penanganan Kegawatdaruratan Pada
Pasien Kecelakaan Di Igd Rsd Balung
DATA BASE Google Scholar :

3. JUDUL Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Pasien Instalasi Gawat Darurat


Rumah Sakit TNI AD Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung
AUTHOR 1. Dewi Nurlina
2. Achmad Rifai
3. Jamaluddin
TAHUN 2019
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di rumah
sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama
masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat.
TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi kepuasan pasien instansi gawat darurat Rumah Sakit TNI AD
Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan cross section. Jumlah sampel 96 pasien yang
datang ke IGD Rumkit TNI AD Tk. IV 02.07.04 Bandar Lampung

METODE Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross
PENELITIAN sectional.Penelitian ini dilakukan di IGD Rumkit TNI AD Tk. IV 02.07.04
Bandar Lampung Tahun 2017
SAMPEL Jumlah sampel sebanyak 96 responden yang dipilih secara purposive
sampling dari populasi.
PROSEDUR Pemilihan sempel setelah itu melakukan wawancara kepada para responden
PENELITIAN
LATAR Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di rumah
BELAKANG sakit yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama
masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat darurat
adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis
yang cepat untuk menyelamatkan nyawa danmencegah kecacatan lebih
lanjut. Unit ini memiliki tujuan utama yaitu menerima, melakukan triase,
menstabilisasi, dan memberikan pelayanan kesehatan akut untuk pasien yang
membutuhkan resusitasi dan pasien dengan tingkat kegawatan tertentu.
Rumkit TNI AD Tk IV Bandar lampung merupakan Rumah Sakit kelas “C”
non pendidikan yang berada di Kota Bandar Lampung yang juga dikenal
dengan nama Rumah Sakit Dukungan Kesehatan Tentara (RS DKT). Rumah
Sakit ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
dengan pelayanan kesehatan yang paripurna dan terpadu bagi Personel TNI
AD, PNS dan Keluarga serta Satuan Integrasi yang berada di wilayah Korem
043/Gatam maupun Masyarakat umum. Jenis pelayanan kesehatan yang ada
di RS DKT terdiri dari pelayanan rawat jalan (Poliklinik umum dan
Poliklinik Spesialis), pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat bersalin, pelayanan penunjang medis, pelayanan kamar
operasi dan pelayanan rawat intensif.

HASIL & Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pasien rawat inap adalah faktor
PEMBAHASAN manfaat, interaksi personal, kepribadian, dan lokasi. Faktor yang paling
dominan yang memengaruhi kepuasan pasien rawat inap adalah faktor
manfaat. IGD merupakan ruangan yang sering crowded dan hampir semua
pasien membutuhkan penanganan yang cepat. Oleh karena itu, perawat IGD
dan tenaga medis lainnya dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi
secara efisien dan efektif. IGD sangat berbeda karakteristiknya dengan ruang
perawatan lainnya. Di ruangan lain, perawat mungkin masih bisa
menjelaskan dengan santai setiap perkembangan pasien kepada rekan sejawat
atau tim medis, tetapi di IGD hal tersebut sangatlah mustahil. Hampir tidak
ada waktu untuk berbicara dengan santai. Setiap pembicaraan hampir selalu
dilakukan berbarengan dengan melakukan tindakan penanganan pada pasien,
hal inilah yang menyebabkan perawatIGD harus mampu melakukan
komunikasi yang efektif dan efisien.
KESIMPULAN Kepuasan pasien IGD Rumkit TNI AD Tk. IV 02.07.04 Bandar Lampung
Tahun 2017 adalah tidak puas dikarenakan waktu tanggap petugas Instalasi
Gawat Darurat yang cukup lama, sehingga pasien harus menunggu dari satu
proses ke proses yang lainya. Keterampilan petugas kesehatan termasuk
dalam kategori tidak mampu, prosedur pelayanan tidak mudah, kenyamanan
lingkungan termasuk dalam kategori tidak nyaman, waktu tanggap dalam
kategori tidak cepat. Ada hubungan signifikan kenyamanan lingkungan,
prosedur pelayanan, waktu tanggap dan keterampilan petugas kesehatan
dengan kepuasan pasien. Waktu tanggap adalah faktor yang paling
memengaruhi kepuasan pasien.
DAFTAR 1. Kementerian Kesehatan RI. KMK No.Kemenkes RI. (2004). KMK No.
PUSTAKA 1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.
1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS.
Jakarta; 2004.
2. Naser RWAM, Malara R. Hubungan Faktor-faktor Eksternal Dengan
Response TIME Perawat Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Di
Igd Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado. J Keperawatan. 2015;3(2).
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta;
2017.
4. Dinkes Provinsi Lampung. Riskesdas Provinsi Lampung. Bandar
Lampung; 2013.
DATA BASE Google Scholar :

4. JUDUL Hubungan kualitas pelayanan gawat darurat Dengan tingkat kepuasan pasien
pengguna Bpjs kesehatan di igd rsi unisma malang
AUTHOR 1. Ikhda Ulya
2. Melli Anggraeni
3. Dewi Kartikawati Ningsih
TAHUN 2017
NEGARA Indonesia
ABSTRAK BPJS Kesehatan merupakan badan hokum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program kesehatan di Indonesia (Peraturan BPJS
Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014). Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun
2011. BPJS akan menggantikan lembaga-lembaga jaminan sosial di
Indonesia, seperti lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes dan
Lembaga Jaminan Sosial Ketenagakerjaan PT. Jamsostek. Kepuasan pasien
merupakan perasaan senang dan kecewa pasien. Pasien merasa puas apabila
layanan yang didapatkannya sekurang-kurangnya sama atau melampaui
harapan pasien. Sedangkan ketidakpuasan akan timbul apabila kenyataan
yang diterimatidak sesuai harapan pasien.

TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan
gawat darurat di IGD RS Unisma Malang dengan tingkat kepuasan pasien
pengguna BPJS Kesehatan.

METODE Desain penelitian ini adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel
PENELITIAN adalah purposive sampling
SAMPEL Jumlah sampel penelitiansebanyak 144 responden dengan kriteria inklusi
yaitu pasien IGD yang sudah stabil dan siap dipindahkan ke ruangan atau
pulang, serta kategori triage pasien P2 dan P3.
PROSEDUR Pemilihan sempel setelah itu melakukan wawancara kepada para responden
PENELITIAN
LATAR BPJS Kesehatan merupakan badan hokum yang dibentuk untuk
BELAKANG menyelenggarakan program kesehatan di Indonesia (Peraturan BPJS
Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014). Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun
2011. BPJS akan menggantikan lembaga-lembaga jaminan sosial di
Indonesia, seperti lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes dan
Lembaga Jaminan Sosial Ketenagakerjaan PT. Jamsostek. Kepuasan pasien
merupakan perasaan senang dan kecewa pasien.Kepuasan pasien merupakan
perasaan senang dan kecewa pasien. Pasien merasa puas apabila layanan
yang didapatkannya sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan
pasien. Sedangkan ketidakpuasan akan timbul apabila kenyataan yang
diterima tidak sesuai harapan pasien. Pemberian layanan yang dapat
memberikan kepuasan pasien khususnya pelayanan gawat darurat dapat
dinilai dari kemampuan perawat dalam hal cepat tanggap, pelayanan tepat
waktu,
sikap dalam memberikan pelayanan, kepedulian dan perhatian dalam
memberikan pelayanan,serta mutu jasa pelayanan dari perawat kepada pasien
(Munijaya, 2011).
HASIL & Mayoritas responden menyatakan bahwa kualitas pelayanan gawat darurat di
PEMBAHASAN IGD RS Unisma Malang baik dan sangat puas akan pelayanan yang diberikan
di IGD RS Unisma Malang. Penilaian yang baik terhadap kualitas pelayanan
ini salah satunya dipengaruhi oleh sikap petugas di IGD RS Unisma Malang
yang ramah dan sopan dalam menanggapi keluhan serta selalu melibatkan
keluarga dalam segala hal, bersikap empati terhadap pasien maupun serta
tidak membedakan status sosial pasien yang ada di IGD. Tingkat kepuasan
yang baik ini dikarenakan harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang
diterima selama di rumah sakit sudah sesuai atau bahkan melampaui sehingga
mereka memberikan penilaian sangat puas terhadap pelayanan yang diberikan
pihak IGD RS Unisma Malang.
KESIMPULAN Terdapat hubungan antara kualitas pelayanan gawat darurat dengan tingkat
kepuasan pasien BPJS Kesehatan yang menerima pelayanan gawat darurat di
IGD RS Unisma Malang.
DAFTAR 1. Bpjs Kesehatan. 2014. Peraturan Bpjs Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014.
PUSTAKA Jakarta Pusat.
2. Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.
3. Sutawijaya, R. 2009. Gawat Darurat. Yogyakarta: Aulia Publishing.
4. Hardianti. 2008. Gambaran Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi Gawat
Darurat. Jakarta: Trans Info Media.
DATA BASE Google Scholar :

5. JUDUL Gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di Instalasi


gawat darurat
AUTHOR 1. Siti Nurhidayah
2. Dody Setyawan
TAHUN 2019
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian yang melayani pasien
dengan kondisi gawat darurat, tindakan harus efektif dan efisien sesuai mutu
pelayanan. Pelayanan keperawatan salah satu pelayanan yang ada di IGD.
Akan tetapi dengan kondisi IGD yang ramai, penuh sesak dan
ketidakseimbangan antara jumlah pasien dan perawat, yang mengakibatkan
waktu tunggu lama, lingkungan kurang terapeutik dan sikap perawat kurang
menanggapi keluhan pasien, sehingga tampak ketidakpuasan pasien atas
pelayanan yang diterima. Penelitian yang dilakukan di IGD Rumah Sakit
Amerika Serikat, menunjukkan 60% pasien mengeluhkan pelayanan
perawatan yang tidak sesuai dengan harapannya.
TUJUAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan perawat di IGD salah satu Rumah Sakit di Semarang.
METODE Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif
PENELITIAN survei.Teknik pengambilan sampel dengan teknik Consecutive sampling
SAMPEL sampling sebesar 366 pasien IGD salah satu Rumah Sakit di Semarang.
PROSEDUR Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai kepuasan pasien
PENELITIAN dan sudah di uji validitas dan reliabilitas.
LATAR Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan pintu utama masuk rumah sakit
BELAKANG bagi sebagian besar pasien, yang melayani pasien dengan kondisi gawat
darurat. Pasien yang masuk ke IGD tentu membutuhkan pertolongan yang
cepat dan tepat, maka diperlukan standar dalam pelayanan gawat darurat
yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan (Kemenkes, 2009).
Pelayanan keperawatan termasuk dalam standar pelayanan gawat darurat
yang memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien (Purba DE, Kumaat LT,
Mulyadi, 2015). Rumah Sakit di Semarang meningkatkan mutu pelayanan
secara paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga secara
profesional. Saat ini perkembangan dan peningkatan pelayanan medis
semakin menjadi perhatian masyarakat. Oleh karena itu pasien akan bereaksi
jika pelayanan seperti yang diharapkan. Di IGD tersebut belum ada
penyebaran angket kritik dan saran. Rata-rata keluhan pasien IGD adalah
pasien merasa lama menunggu di IGD dan menginginkan untuk segera
diantar ke ruang rawat inap, pelayanan yang diberikan kurang cepat, sikap
dan perhatian perawat IGD dalam menanggapi keluhan pasien, serta
informasi yang diberikan kepada pasien selama menunggu masih kurang.
HASIL & Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
PEMBAHASAN perawat secara umum di IGD salah satu Rumah Sakit di Semarang adalah
55.7 % merasa puas dan 44.3 % merasa tidak puas. Tingkat kepuasan pasien
pada penelitian ini sebesar 55.7 % lebih tinggi dari ketidakpuasan pasien, hal
tersebut dikarenakan penilaian pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh
perawat sudah cukup memenuhi harapan pasien dan bahkan ada yang
melebihi dari harapan pasien, yang akan meningkatkan rasa kepuasan pasien
terhadap pelayanan yang sudah diberikan oleh perawat. Pelayanan tersebut
meliputi penampilan perawat yang rapi, sikap perawat yang ramah dan sopan
kepada pasien maupun keluarga, serta kesediaan perawat memenuhi
kebutuhan pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 44.3 % pasien
merasa tidak puas terhadap pelayanan perawat di IGD salah satu Rumah
Sakit di Semarang.
KESIMPULAN Hasil penelitian didapatkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
perawat di IGD salah satu Rumah Sakit di Semarang adalah hampir seimbang
antara yang merasa puas dan tidak puas. Hasil penelitian didapatkan tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di IGD salah satu Rumah Sakit
di Semarang paling tinggi yaitu dimensi tangibles 84.8 % dan yang paling
rendah dimensi empathy 68,9%.yang dapat memengaruhi tingkat nyeri.
DAFTAR 1. Anggraeni, M. (2017).Hubungan kualitas Pelayanan Gawat Darurat
PUSTAKA Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna BPJS Kesehatan Di IGD
RSI UNISMA Malang. Universitas Brawijaya.
2. Arifin, M. Sumitri. Lestari, Y. (2013). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat
Inap Terhadap Pelayanan Keperawatan. J Ilm Kesehatan,5(2)
3. Hardianti. (2008). Gambaran Kerja Perawat Pelaksana Unit Instalasi
Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media.
4. Kaban, WI. Kandou, GD. Lapian, LHVJ. (2015). Kepuasan Pasien Di
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
ejournalhealth.
DATA BASE Google Scholar :

6. JUDUL Hubungan pelaksanaan identifikasi pasien secara benar dengan kepuasan


pasien di instalasi Gawat dadurat (igd) rsup prof. Dr. R. D. Kandou manado
AUTHOR 1. Thisna Sari Umaternate
2. Lucky T. Kumaat
3. Mulyadi
TAHUN 2015
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Identifikasi pasien adalah upaya mengetahui identitas pasien melalui nomor
ID (KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa) dan tanda lahir untuk
mempermudah pemberian pelayanan kepada pasien.
TUJUAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan
identifikasi pasien secara benar dengan kepuasan pasien di Instalasi
Gawat Darurat (IGD).
METODE Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive
PENELITIAN Sampling
SAMPEL Berjumlah 93 pasien di IGD sesuai dengan Kriteria Inklusi yaitu pasien yang
dirawat minimal 1 hari atau lebih, pasien yang mengalami sakit ringan dan
sedang, dan pasien yang mengalami kesadaran compos mentis.
PROSEDUR Pengumpulan data berupa kuesioner untuk identifikasi pasien secara benar
PENELITIAN yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Ya
diberi skor = 1, tidak diberi skor = 0.
LATAR Setiap asuhan klinis baik terkait dengan proses diagnosis, terapi, tindakan
BELAKANG pembedahan, pemberian obat, pemeriksaan laboratorium, dsb. dapat
menimbulkan kerugian yang tidak diharapkan pasien baik secara fisik (cedera
iatrogenik), finansial, maupun sosial. Secara lebih populer, asuhan klinis
yang kemudian menimbulkan dampak yang merugikan bagi pasien akibat
manajemen medis dan bukan akibat penyakit yang diderita pasien dikenal
sebagai adverse events atau KTD (baik oleh dokter maupun pasien). Mutu
layanan kesehatan di rumah sakit perlu dilakukan pengukuran yaitu dengan
pengukuran setiap dimensi mutu layanan kesehatan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pasien yang diberikan layanan. Ada sepuluh dimensi mutu layanan
kesehatan yaitu : dimensi kompetensi teknis, dimensi keterjangkauan,
dimensi efektivitas, dimensi efisiensi, dimensi kesinambungan, dimensi
keamanan, dimensi kenyamanan, dimensi informasi, dimensi ketepatan
waktu, dan dimensi hubungan antar manusia
HASIL & Identifikasi pasien adalah upaya mengetahui identitas pasien melalui nomor
PEMBAHASAN ID (KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa, BPJS, Askes) dan tanda lahir
untuk mempermudah pemberian pelayanan kepada pasien. (Joint Comission
Resources 2005). Berdasarkan distribusi frekuensi identifikasi pasien secara
benar responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 93 responden
didapati jumlah identifikasi pasien secara benar sebanyak 60 responden
(64.5%), dan jumlah identifikasi pasien secara tidak benar sebanyak 33
responden (35.5%). Dari data di atas menunjukkan identifikasi pasien secara
benar lebih banyak dari identifikasi pasien secara tidak benar.
KESIMPULAN Sebagian besar responden di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
diidentifikasi pasien secara benar, sebagian besar responden di IGD RSUP.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado merasa puas, terdapat hubungan identifikasi
pasien secara benar dengan kepuasan pasien di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Ada hubungan bermakna antara identifikasi pasien secara
benar dengan kepuasan pasien. Saran rumah sakit perlu melakukan kegiatan
pelatihan keselamatan pasien pada petugas kesehatan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan agar dapat mengurangi angka kejadian tidak diharapkan
(KTD).
DAFTAR 1. Anjaryani, W. D. (2009). Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap
PUSTAKA Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang.
2. Bantu, A. (2014). Hubungan
3. Irawan, H. (2002). 10 Prinsip Kepuasaan pelanggan. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
4. Joint Comission Resource. (2005). Patient Safety : Essential For Health
Care.
5. Pohan, I. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC.
DATA BASE Google Scholar :

7. JUDUL Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan Kepuasan pasien di


instalasi gawat darurat Rsud dr. H. Chasan boesoirie ternate
AUTHOR 1. Sutrisno Aswad
2. Mulyadi
3. Jiil J. S. Lolong
TAHUN 2015
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Komunikasi terapeutik merupakan sarana bagi perawat dalam menjalin
hubungan saling percaya dan dapat meningkatkan kepuasan pasien, sehingga
dapat meningkatkan citra yang baik untuk tenaga kesehatan khususnya
profesi keperawatan. Hubungan saling memberi dan menerima antara
perawat dan pasien
dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik.
TUJUAN Mengindentifikasi komunikasi terapeutik perawat dan kepuasaan pasien serta
menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasaan
pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
METODE Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
PENELITIAN menggunakan teknik purposive sampling
SAMPEL Sampel berjumlah 80 responden
PROSEDUR Yang menjadi sampel yaitu berjumlah 80 sampel yang memenuhi kriteria
PENELITIAN inklusi. Pada penelitian ini menggunakan lembar kuisioner.
LATAR Pelayanan IGD merupakan tolak ukur kualitas pelayanan rumah sakit, karena
BELAKANG merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit, yang memberikan
pelayanan khusus kepada pasien gawat darurat secara terus menerus selama
24 jam setiap
hari. Karena itu Pelayanan di IGD harus diupayakan seoptimal mungkin.
kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya.
HASIL & Hasil penelitian ini dapat dijelaskan, bahwa sebagian besar menyatakan
PEMBAHASAN bahwa perawat telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik dan
sebagian besar
pasien menyatakan telah puas dengan komunikasi yang diberikan oleh
perawat. Semakin baik komunikasi terapeutik yang dilaksanakan maka
semakin puas pasien dalam menerima. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa
komunikasi terapeutik berhubungan dengan kepuasan pasien.
KESIMPULAN Terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
Komunikasi terapeutik perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate menunjukkan, bahwa sebagian besar komunikasi
terapeutik perawat baik. Kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate menunjukkan, bahwa sebagian besar pasien
merasa puas.
DAFTAR 1. Anis R. H, (2009) Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
PUSTAKA Kepuasan
2. Pasien dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang. Jurnal Kesehatan UM Surabaya. Departemen Kesehatan,
(2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010, Jakarta : Dirjen Yanmed.
3. Hanafi, I., & Richar, S. D. (2012). Ketrampilan Komunikasi Interpersonal
Perawat , 1-12.
4. Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika : Jakarta
5. Pohan, I. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC.
6. Potter & Perry, (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1.,
Jakarta: Salemba Medika.
DATA BASE Google Scholar :

8. JUDUL Kepuasan pasien terhadap pelayanan igd di rumkital dr. Ramelan kota
surabaya provinsi jawa timur
AUTHOR 1. Vriezka Mutiara Arini
2. Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP
TAHUN 2015
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah kesehatan masyarakat.
Kesehatan mempunyai fungsi mendasar, karena apabila kesehatan terganggu
maka indikator masyarakat yang lain, seperti ekonomi dan pendidikan, akan
terganggu dan sulit untuk dipenuhi.
TUJUAN Tujuan adalah untuk mengukur Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan IGD di
Rumkital Dr. Ramelan Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur.
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menurut
PENELITIAN Sugiyono (2012:23) dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode yang
digunakan Incidental Sampling
SAMPEL Sampel yang diambil yaitu sebesar 96 pasien.
PROSEDUR Diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat
PENELITIAN pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang
dicari.
wawancara, observasi, dan kuesioner
LATAR Fenomena kepuasan masyarakat (pasien) terhadap suatu layanan publik ini
BELAKANG menarik untuk diteliti. Dinamika yang baru sebagai tuntutan keefisienan
yang hidup masyarakat saat ini yang lebih mementingkan keefektifan,
keefisienan, serta kepuasan terhadap segala hal terkait dengan pelayanan
publik, salah satunya dibidang kesehatan, yang mana faktor kesehatan
sering terdengar sebagai indikator kesejahteraan masyarakat yang dirasa
paling penting. Sehubungan dengan hal tersebut, kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggara pelayanan di bidang kesehatan merupakan suatu
hal yang tidak boleh dilupakan oleh suatu penyelenggara pelayanan di
bidang kesehatan, sehingga peneliti tertarik mengangkat judul Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan IGD di Rumkital Dr. Ramelan Kota Surabaya
Provinsi Jawa Timur.
HASIL & Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumkital
PEMBAHASAN Dr. Ramelan,Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur dinyatakan sangat
memuaskan. Hal tersebut dilihat dari perolehan presentase sebesar 83,28%
yang berada pada interval 83%-100% dengan kategori sangat memuaskan.
Peneliti menggunakan variabel tunggal dalam penelitian ini, yaitu variabel
kepuasan masyarakat.Untuk mengukur kepuasan masyarakat, peneliti
menggunakan Sembilan indikator kepuasan masyarakat yang tercantum
dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 16 tahun 2014. Adapun perolehan presentase sembilan
indikator tersebut yaitu indikator persyaratan sebesar 87%, indikator prosedur
sebesar 80,83%, indikator waktu sebesar 80,52%, indikator biaya/tarif
sebesar 88,54%, indikator produk spesifikasi jenis pelayanan sebesar 81,04%,
indikator kompetensi pelaksanan sebesar 84,22%, indikator perilaku
pelaksana sebesar 83,68%, indikator maklumat pelayanan sebesar 82,81%,
dan indikator penanganan pengaduan, saran, dan masukkan sebesar 82,92%.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penyajian data dan pembahasan pada BAB IV maka
peneliti menarik kesimpulan bahwa Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat Rumkital Dr. Ramelan,Kota Surabaya, Provinsi Jawa
Timur dinyatakan sangat memuaskan. Hal tersebut dilihat dari perolehan
presentase sebesar 83,28% yang berada pada interval 83%-100% dengan
kategori sangat memuaskan.
DAFTAR 1. Dwi Aryani dan Febrina Rosinta (2010)
PUSTAKA 2. Efendi, 2009, Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Salemba
Medika.
3. Irawan. 2003. Indonesian Custumer Satisfaction Jakarta : PT Alex Media
Computindo
4. Kepmenkes RI No. : HK.03.05/III/2461/2011
5. Muninjaya, 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
6. Ratminto & Atik Septi Winarsih, 2007, Manajemen Pelayanan, Jakarta:
Pustaka Pelajar.
DATA BASE Google Scholar :

9. JUDUL Gambaran tingkat kepuasan pasien tentang Pelayanan di instalasi gawat


darurat Rumah sakit umum daerah Sukoharjo
AUTHOR Hagus wiyono
TAHUN 2016
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu lini utama sebagai jalan
masuknya pasien, untuk kemudian dilakukan triage dan diberikan
pertolongan. penanganan pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat ada
filosofinya yaitu Time Saving is Life Saving artinya bahwa semua tindakan
yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif
serta efisien. Hal ini dikarenakan bahwa pasien dapat kehilangan nyawa
hanya dalam hitungan menit saja. Karakteristik pekerjaan perawat IGD
menyebabkan seringkali perawat lebih memperhatikan proses penyelamatan
pasien dibandingkan interaksi dengan pasien dan keluarga pasien, sehingga
memungkinkan persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap pelayanan
perawat menjadi kurang baik
TUJUAN Mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien tentang pelayanan di di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo.
METODE Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
PENELITIAN deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
SAMPEL Sample penelitian adalah pengunjung IGD RSUD Sukoharjo yakni sebanyak
100 responden
PROSEDUR Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner harapan dan
PENELITIAN kenyataan terhadap pelayanan di IGD RSUD Sukoharjo.
LATAR Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu lini utama sebagai jalan
BELAKANG masuknya pasien, untuk kemudian dilakukan triage dan diberikan
pertolongan. IGD ialah suatu instalasi, bagian dari rumah sakit yang
melakukan tindakan berdasarkan triage terhadap pasien Salah satu syarat
perawat di instalasi gawat darurat haruslah yang memiliki kecekatan,
keterampilan, dan kesiagaan setiap saat (Hardianti, 2008), serta teliti untuk
mencegah adanya kecacatan ataupun kematian pada pasien. Dalam
penanganan pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat ada filosofinya
yaitu Time Saving is Life Saving artinya bahwa semua tindakan yang
dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif serta
efisien.
HASIL & Hasil penelitian (1) tingkat kenyataan pasien sebagian besar adalah puas, (2)
PEMBAHASAN tingkat harapan pasien sebagian besar adalah sangat puas, (3) dimensi
pelayanan yang harus ditingkatkan dalam peningkatan pelayanan di IGD
RSUD Sukoharjo adalah perawat memberikan informasi sebelum pelayanan,
pasien menyapa dengan ramah, perawat mendengar keluhan pasien, perawat
bersikap sabar dalam
memberikan penyuluhan, perawat bersikap sabar dalam memberikan
pelayanan,
perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan penyuluhan.
KESIMPULAN tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di IGD RSUD
Sukoharjo adalah sedang yaitu pada dimensi daya tanggap (responsiveness),
kepastian (assurance), dan berwujud (tangible), dan empati (empathy),
sedangkan pada dimensi keandalan (reliability) adalah sangat puas.
DAFTAR 1. Aditama, C. Y. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. (Edisi 2).
PUSTAKA Jakarta: UI
2. Press Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Anderson, F. 2009. Antropologi Kesehatan. UI Press, Jakarta
4. Budiastuti. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi Offset.
5. Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44
6. Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
DATA BASE Google Scholar :

10. JUDUL Hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency
di unit gawat darurat rumah sakit cahya kawaluyan
AUTHOR 1. Ns.Lidwina Triastuti Listianingsih.,M.Kep
2. Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep
3. Kamanti Indriany
TAHUN 20
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Perilaku caring adalah tindakan yang dilakukan dengan tulus dan kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi dan harapan. Dampak caring dapat menentukan tingkat
asuhan keperawatan yang dapat diterima dan diinginkan pasien dalam situasi
praktik.
TUJUAN Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Cahya Kawaluyan.
METODE Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian
PENELITIAN korelasional. Penelitian korelasional (correlational research) menentukan
seberapa besar variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada satu
atau beberapa faktor lain berdasarkan atas koefisien korelasi
SAMPEL 98 responden yang dijadikan sampel
PROSEDUR Melakukan wawancara kepada responden
PENELITIAN
LATAR Berdasarkan data dari bagian SDM Rumah Sakit Cahya Kawaluyan pada
BELAKANG bulan Januari 2013 tentang survei kepuasan, menyatakan 52% kurang puas
dengan pelayanan di unit gawat darurat, 27% diantaranya menyatakan tidak
puas dengan kecepatan dalam tindakan dan kepekaan perawat terhadap
pasien, 18% tidak puas dengan penjelasan tentang informasi yang
disampaikan dan keramahan perawat, 7% menyatakan kurang puas dengan
waktu tunggu serta ada 1 pasien yang pernah pergi meninggalkan ruang Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya karena merasa menunggu lama.
Wawancara pada 10 pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah
Sakit Cahya Kawaluyan, 6 pasien diantaranya mengatakan perawat berbicara
dengan pasien jika ada yang perlu ditanya saja, tidak memperkenalkan diri
saat pertama kali bertemu, perawat tidak menatap pasien saat berbicara,
pasien cenderung menunggu lama, dan perawat kurang tanggap terhadap
pasien.
HASIL & Uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara perilaku caring perawat
PEMBAHASAN dengan kepuasan pasien false emergency, p value = 0,019. Saran kepada
perawat di unit gawat darurat untuk mengikuti pelatihan dan seminar tentang
caring secara berkala. Hasil analisa hubungan antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Cahya Kawaluyan diperoleh bahwa 41 pasien (69,5%) menyatakan perilaku
caring perawat baik dan menyatakan puas. 17 pasien (43,6%) menyatakan
perilaku caring perawat tidak baik namun menyatakan puas. 18 pasien
(30,5%) menyatakan bahwa perilaku caring perawat baik namun tidak puas
dan 22 pasien (56,4%) menyatakan bahwa perilaku caring perawat tidak baik
dan menyatakan tidak puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,019
dan tampak bahwa p value ≤ 0,05 yang memiliki makna adanya
hubunganyang signifikan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan
pasien false emergency. OR= 2,948 menyatakan bahwa pasien false
emergency yang diberi perilaku caring akan berpeluang 2,948 kali lebih puas.
KESIMPULAN Perilaku caring perawat menurut pasien false emergency di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, lebih dari setengah responden
(60,2%) atau 59 pasien false emergency yaitu menyatakan bahwa perilaku
caring perawat baik.
Kepuasan pasien false emergency menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden (59,2%) atau 58 pasien false emergency menyatakan puas.
Hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency
di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan diperoleh p value=
0,019 ≤ α= 0,05. Hal ini menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku
caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency. OR= 2,948
menyatakan bahwa pasien false emergency yang diberi perilaku caring akan
berpeluang 2,948 kali lebih puas.

DAFTAR 1. Azwar, S. (2009). Perilaku Dan Sikap Manusia, Teori dan


PUSTAKA Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
2. Budiarto, Eko. (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
3. Budiharto. (2008). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta:EGC
4. Danim, Sudarwan. (2003). Riset Keperawatan. Jakarta: EGC.
5. Departemen Kesehatan RI. (2005). Sistem Kesehatan Nasional.
DATA BASE Google Scholar :

Anda mungkin juga menyukai