OLEH :
KELOMPOK : 5
ZURRATUN MAHMUDAH
NUR AKMALIA
SYIFAUL AZQIA
CUT RAUZATUL JANNAH
RISAH SALSABILA
SITI MAISARAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah
sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam
kepada pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan
pelayanan kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian
pelayanan keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga pelayanan rumahsakit akan meningkat juga seiring
dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. (Ritizza, 2013).
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan
fungsi dari manajemen pelayanan keperawatan, karena manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer/ pengelola
keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien baik
kepada klien, keluarga dan masyarakat. (Donny, 2014)
Perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan membuat perubahan
terjadi pada keperawatan. Perubahan ini terjadi akibat keragaman budaya,
populasi yang semakin menua, tehnologi dan pelayanan, serta terpenuhinya
informasi kualitas pelayanan kesehatan (Wakefield, 2003 dalam Huber 2006).
Perubahan telah dan akan terus mengganggu system pemberian pelayanan
kesehatan. Perubahan dirasakan sebagai bentuk kesempatan dan tantangan.
Perawat harus mampu mengantiispasi dan mengamati trend karena cepat atau
lambat akan berdampak pada praktik keperawatan (Huber 2006)
Pelanggan merupakan penentu keberadaan suatu perusahaan, hal ini
menurut perawat untuk mampu mengikuti semua perubahan yang terjadi didalam
suatu organisasi. Perawat melakukannya dengan cara meningkatkan kualitas
pelayanan dan dan asuhan keperawatan yang diberikan, tujuannya untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan rumah sakit, dan
efisiensi dalam pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan (Swansburg, 1999).
American Nurse Association (ANA) menetapkan sepuluh standar
mutu yang digunakan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Sepuluh standar mutu tersebut adalah : 1)
angka infeksi nosokomial, 2) angka pasien jatuh, 3) kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan, 4) kepuasan pasien terhadap pengelolaan
nyeri/kenyamanan, 5) kepuasan pasien terhadap Pendidikan kesehatan, 6)
kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan, 7) upaya mempertahankan
integritas kulit, 8) tingkat kepuasan perawat, 9) kombinasi kerja perawat
professional dan non professional, 10) total jumlah perawat perpasien
( Wojner, 2001). Salah satu cara meningkatkan mutu pelayanan di rumah
sakit sesuai standar ANA tersebut adalah dengan memenuhi kepuasan
pasien terhadap asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan inovasi penggunaan metode
hourly nursing rounding terhadap peningkatan kepuasan pasien pada pelayanan
rawat inap
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya perbedaan harapan dan kenyataan pasien rawat inap pada
dimensi interaksi terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit
b. Diketahuinya efektifitas program hourly nursing rounding dalam
peningkatan kepuasan pasien rawat inap.
Bagi perkembangan keilmuan, inovasi penerapan metode ini dapat
digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan
penelitian terkait penerapan hourly nursing rounding dan kepuasan pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kepuasan
Kepuasan pasien adalah nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan tetapi meliputi juga pada nilai objektifnya dan dilandasi pada
pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikologi, dan pengaruh lingkungan
(Sabarguna dan Rubaya, 2011).
Pengguna jasa pelayanan keperawatan akan memberikan suatu penilaian
terhadap produk atau jasa pelayanan yang diterimanya dan bertindak atas dasar
kepuasaannya. Apakah pasien puas atau tidak, tergantung kepada penampilan jasa
pelayanan yang ditawarkan dalam hubungannya dan harapannya (Wijono, 2008).
Kepuasan pelayanan keperawatan terbentuk dari penilaian pelanggan
terhadap mutu, kinerja hasil (luaran klinis), dengan manfaat yang diperoleh dari
produk atau pelayanan yang diterima. Dengan demikian, kepuasan terjadi karena
penilaian terhadap manfaat serta kenikmatan yang diperoleh lebih dari apa yang
dibutuhkan atau diharapkan (Koentjoro, 2007).
Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien dapat terwujud dari pelayanan
kesehatan keperawatan yang baik. Kualitas atau mutu pelayanan dapat dinilai
secara tindakan ataupun sikap anggota tim medis dalam memberikan asuhan
kepada semua pasien. Pasien akan mengganggap suatu instasi itu baik jika mereka
merasakan kepuasan dari hal rohani dan badani.
Kepuasan pasien yang lainnya juga didapatkan dari perbincangan antar
pasien yang menyebarluaskan tentang pelayanan keperawatan disuatu instasi yang
baik dan memuaskan. Maka akan menimbulkan pandangan positif masyarakat
kepada instansi dan tim medis tersebut.
F. Inovasi Keperawatan
Berdasarkan dari literatur dan jurnal – jurnal yang didapatkan dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan di ruang perawatan dan dalam rangka
meningkatkan kepuasan pasien maka salah satu upaya adalah dilakukan inovasi
penerapan Nursing Hourly Rounding. Dalam penerapan hourly rounding ini
beberapa hal yang dilakukan perawat adalah sebagai berikut :
1. Perawat akan melakukan rounde keliling ke pasien setiap 1 – 2 jam
a. Pasien merasa diperhatikan, carring dan responsive perawat juga
dirasakan oleh pasien karena perawat senantiasa berada disisi pasien
dan memperhatikan kebutuhan pasien.
b. Sebelum pasien memanggil perawat melalui nursing call pearawat
sudah memenuhi kebutuhan yang diperlukan pasien.
c. Pasien merasa puas
2. Menggunakan daftar pertanyaan dan checklist dalam berinteraksi dengan
pasien, Penggunaan 4P Protokol 1) Pain, 2) Positioning, 3) Potty, 4)
Proximity of personal items
a. Perawat memantau secara rutin tentang nyeri hal ini meminimalkan
pasien dengan keluhan nyeri sehingga pasien terbebas rasa nyeri
b. Perawat memantau posisi pasien setiap satu sampai dua jam hal ini
sangat penting bagi pasien dengan perawatan lama untuk mencegah
terjadinya decubitus akibat skin prseure.
c. Perawat memantau kebutuhan eliminasi pasien, hal ini sangat
membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi pasien selain
itu dalam pemantauan kebutuhan cairan pasien. Hal meminimalkan
pasien menggunakan nurse call untuk memanggil pasien dalam
membantu kebutuhan elimanasi (BAK, BAB)
d. Perawat mendekatkan benda – benda yang dibutuhkan oleh pasien,
seperti kaca mata, remote AC, remote TV, minum, koran, handphone
dll, hal ini mencegah terjadinya pasien jatuh karena pemantauan ketat
dilakukan oleh perawat.
3. Pada malam hari (pasien tidur) tidak dilakukan
4. Dibuat pelatihan tentang cara berkomunikasi dengan pasien untuk
menggali peranyaan yang akan disampaikan
Berikan Kartu Selamat Datang untuk memperkenalkan hourly rounding ke semua pasien (pasien baru dan
transfer)
Kami melakukan keliling setiap jam pada pasien kami untuk memastikan bahwa Anda menerima
perawatan "Sangat Baik".
Kami berkeliling setiap jam antara pukul 06.00 - 22.00 & setiap dua jam antara pukul 22.00 - 06.00.
Kami tidak akan membangunkan Anda jika Anda tidur kecuali kami perlu.
Jika selama dalam perawatan, Anda merasa tidak menerima perawatan "Sangat Baik", silakan beri tahu
kami segera sehingga kami dapat mengatasi masalah Anda.
A. Kesimpulan
Inovasi dalam dunia keperawatan tentunya sangat banyak sekali dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Salah satunya adalah
penggunaan metode hourly ronding yang dilakukan oleh perawat dalam upaya
meningkatkan mutu keperawatan dan meningkatkan kepuasan pasien, mengurangi
penggunaan bel pasien memanggil perawat, mengurangi pasien jatuh, mengurangi
decubitus
B. Saran
Dalam melakukan perubahan harus dilakukan persiapan yang baik dari sisi
jumlah tenaga yang mencukupi serta memperhatikan kemampuan petugas serta
karakteristik pasien yang akan dilakukan intervensi, supaya dapat mendukung
upaya perubahan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA