pelayanan keperawatan. Perawat dalam memberikan pelayanan diharapkan senantiasa terampil, ramah,
lembut,jujur serta mempunyai tanggung jawab moral sebagai penerapan sikap profesional perawat.
Banyaknya keluhan pasien terhadap sikap perawat di pelayanan rumah sakit, dimana perawat
dikeluhkan kurang responsif dan kurang antisipatif terhadap kebutuhan pasien serta terkadang bersikap
kasar. Hal ini menunjukkan bahwa sikap profesional perawat selayaknya terus dibina dalam
melaksanakan praktik keperawatan.Pembinaan sikap diperlukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan keprofesionalan perawat dalam memberikan pelayanan.Pembinaan dapat dilakukan
dengan berbagai metode seperti preceptor,coaching, mentoring atau konseling.Tujuan: memberikan
gambaran proses perencanaan, pelaksanaan,evaluasi pembinaan sikap profesional perawat dalam
pelayanan keperawatan serta faktor yang berpengaruh di dalamnya.Metode: Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan deskriptif eksploratif. Pengumpulan data
dilakukan melalui metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.Pengambilan kepada 7
orang manajer, 12 orang perawat dan 8 orang pasien dengan mengunakan metode purposive sampling.
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif melalui data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.Hasil: Perencanaan pembinaan sikap tidak dilakukan dan hanya ada dalam
pemikiran saja belum pada tatanan aplikasi. Pelaksanaan pembinaan dilakukan apabila ditemui ada
permasalahan yang dilakukan perawat (bersifat insidentil) dan belum ada standar baku prosedur
pembinaan etika, umumnya pembinaan yang dilakukan hanya dalam bentuk teguran lisan. Dalam
evaluasi pembinaan tidak ada ditetapkan indikator yang baku, hal yang menjadi indikator keberhasilan
pembinaan adalah tidak adanya komplain dari pasien, peningkatan kinerja, hasil kerja yang baik, tidak
mengulang kesalahan yang sama, mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik. Adapun faktor
yang teridentifikasi berpengaruh terhadap proses pembinaan meliputi faktor lingkungan kerja,
kelengkapan fasilitas, motivasi internal dari staf perawat, kesiapan manajer untuk membina, dan
dukungan dari manajemen rumah sakit,serta kesejahteraan karyawan.Kesimpulan: Pembinaan sikap
professional perlu dilakukan secara proaktif/anticipatif dan berkelanjutan yang melingkupi proses
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pembinaan perlu memperhatikan factor yang berperan,
terutama factor manager, perawat dan organisasi rumah sakit
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ?
Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ?
Bagaimana Kualitas pelayanan keperawatan ?
Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima ?
C. TUJUAN
Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima
BAB II
ISI
PELAYANAN KEPERAWATAN PRIMA
A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima
Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala bentuk kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, didaerah dan BUMN/D dalam
bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pelayanan keperawtan prima
adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan dan akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Ginting, 2006). Pelayanan prima merupakan
elemen utama rumah sakit dan unit-unit kesehatan agar bisa bertahan diera globalisasi. Adapun
pelayanan kepada masyarakat.tentunya telah ada suatu ketetapan tatalaksananya. Prosedur dan
kewenangan sehingga penerima pelayanan puas dengan apa yang telah diterimanya.
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki
mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana
tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan
agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional,
dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar
dalam setiap transaksi.
Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien.
Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu
yang utama yaitu : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari
ataupun tidak, penampilan (tangibles) dari rumah sakit merupakan poin pertama yang
ditilik ketika pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuain janji
(reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan (assurance)
merupakan masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan konflik. Dalam proses ini
faktor perhatian (empathy) terhadap pasien tidak dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit
(Fahriadi,2007). Untuk dapat memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus
memiliki sumber daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan bentuk
pelayananyang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat dan Bidan.
Tim keperawatan merupakan anggota tim garda depan yang menghadapi masalah kesehatan
pasien selama 24 jam secara terus menerus. Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan
seyogianya diberikan oleh perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang
sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga
keperawatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan
berkesinambungan (Aisyah, 2008).
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika menghadapi pasien. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang
lembut,sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping pasien dan bersikap sebagai
media penberi asuhan. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun
sikap-sikap dalam pelayanan prima adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-aktif, positif,
penuh kesabarab dan tidak mengada-ada, dan tepat waktu.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki oleh seorang
perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Sikap perawat
yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa simpati pasien terhadap perawat.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun nonfisik yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain. Penampilan seseorang merupakn
salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul
dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian
dan berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri.
Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan cita diri dan profesional
yang positif. Penampilan fisik perawat dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan
atau asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mecerminkan
kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya
terhadap pasien jika perawat tidak memenuhi citra pasien.
4. Perhatian ( Attention)
Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang berkaitan dengan perhatian
akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun pemahaman atas saran dan kritik. Perhatian yang
diberikan perawat, terutama ketika pasien sendiri dan merasa menadi beban bagi orang lain,
adalah sangat berguna untuk mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh
pasien terjadi bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena adanya gangguan
pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang diberikan oleh perawat kepada
pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses penyembuhan kejiwaannya. Sehingga dengan
sembuhnya kejiwaan maka dapat mempengaruhi kesembuhan fisiknya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan
layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu pengetahuan, prinsip dari
teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang diemban kepada perawat tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan
keperawatan, maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang
diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat menimbulkan rasa
aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu tindakan. Tindakan perawat yang sesuai
dengan standar keperawatan dapat menjamin bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga
berkualitas.
3. Faktor komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan
dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima (Nursalam, 2000).
Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur utama bagi perawat
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain :
a. Pendidikan
Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo, 2003). Makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi dan makin baik pengetahuan yang dimiliki
sehingga menggunakan komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya.
b. Lama bekerja
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin lama seseorang
bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan makin baik cara
berkomunikasinya (Alimul, 2003)
c. Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang dilakukan seseorang
terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo,
2003). Menurut Bloom dan Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan
diantaranya tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
d. Sikap
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif atau
tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator.
Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai,
rendah diri dan menjadi pendengar yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang
terapeutik.
e. Kondisi psikologi
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan melalui komunikasi
terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis yang baik untuk menjadikan
komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh
rangsangan emosi yang disebabkan oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan
komunikasi terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan
dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap komunikasi serta
memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki
mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana
tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan
agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional,
dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar
dalam setiap transaksi.
B. SARAN
Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat
membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung
martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan
pasien, beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang
kompeten, etik, dan aman (CAN,2001).
Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan:
1. Mengutamakan pelanggan
2. Sistem yang efektif
3. melayani dengan hati nurani
4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan
* Selamatkan Pasien
* Selamatkan Dokter
* Selamatkan RS
* Selamatkan Owner
DAFTAR PUSTAKA
www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-pelayanan-prima-polri
http://sumberpencarianartikel.com/analisa-tingkat-kepuasan-pasien-pada-pelayanan-
keperawatan-prima/
http://www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-yang-berhubungan-dg-pelayanan-prima
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus menunjukan sikap profesional kepada
seluruh pasien yang di rawat.Beberapa sikap professional tersebut antara lain: