B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ?
Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ?
Bagaimana Kualitas pelayanan keperawatan ?
Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima ?
C. TUJUAN
Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima
Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima
BAB II
ISI
PELAYANAN KEPERAWATAN PRIMA
A. Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima
Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala bentuk kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, didaerah dan BUMN/D dalam
bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pelayanan keperawtan prima
adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan dan akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Ginting, 2006). Pelayanan prima merupakan
elemen utama rumah sakit dan unit-unit kesehatan agar bisa bertahan diera globalisasi. Adapun
pelayanan kepada masyarakat.tentunya telah ada suatu ketetapan tatalaksananya. Prosedur dan
kewenangan sehingga penerima pelayanan puas dengan apa yang telah diterimanya.
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki
mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana
tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan
agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional,
dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar
dalam setiap transaksi.
Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien.
Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu
yang utama yaitu : tangibles, re;iability, responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari
ataupun tidak, penampilan (tangibles) dari rumah sakit merupakan poin
pertama yang ditilik ketika pasien pertama kali mengetahui keberadaannya.
Masalah kesesuain janji (reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan
jaminan pelayanan (assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan
sering menimbulkan konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy)
terhadap pasien tidak dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi,2007) .
Untuk dapat memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan bentuk pelayananyang
diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat dan Bidan. Tim keperawatan
merupakan anggota tim garda depan yang menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam
secara terus menerus. Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya diberikan oleh
perawat yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan
profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga keperawatan harus dipersiapkan
dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan berkesinambungan (Aisyah, 2008).
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika menghadapi pasien. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang
lembut,sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping pasien dan bersikap sebagai
media penberi asuhan. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun
sikap-sikap dalam pelayanan prima adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-aktif, positif,
penuh kesabarab dan tidak mengada-ada, dan tepat waktu.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki oleh seorang
perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Sikap perawat
yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa simpati pasien terhadap perawat.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun nonfisik yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain. Penampilan seseorang merupakn
salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul
dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan
penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian
dan berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri.
Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan cita diri dan profesional
yang positif. Penampilan fisik perawat dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan
atau asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana
seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mecerminkan
kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya
terhadap pasien jika perawat tidak memenuhi citra pasien.
4. Perhatian ( Attention)
Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang berkaitan dengan perhatian
akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun pemahaman atas saran dan kritik. Perhatian yang
diberikan perawat, terutama ketika pasien sendiri dan merasa menadi beban bagi orang lain,
adalah sangat berguna untuk mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh
pasien terjadi bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena adanya gangguan
pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang diberikan oleh perawat kepada
pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses penyembuhan kejiwaannya. Sehingga dengan
sembuhnya kejiwaan maka dapat mempengaruhi kesembuhan fisiknya.
5. Tindakan (Action)
Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan
layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu pengetahuan, prinsip dari
teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
yang diemban kepada perawat tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan
keperawatan, maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang
diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat menimbulkan rasa
aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu tindakan. Tindakan perawat yang sesuai
dengan standar keperawatan dapat menjamin bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga
berkualitas.
b. Lama bekerja
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin
lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga
akan makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003)
c. Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan
Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu,
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
d. Sikap
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan
efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang
percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut
seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri dan menjadi pendengar
yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang terapeutik.
e. Kondisi psikologi
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan
melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis
yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis
seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan
oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi
terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan
dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap
komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki
mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan
keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana
tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan
agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional,
dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar
dalam setiap transaksi.
B. SARAN
Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat
membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung
martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan
pasien, beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang
kompeten, etik, dan aman (CAN,2001).
Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan:
1. Mengutamakan pelanggan
2. Sistem yang efektif
3. melayani dengan hati nurani
4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-pelayanan-prima-polri
http://sumberpencarianartikel.com/analisa-tingkat-kepuasan-pasien-pada-pelayanan-
keperawatan-prima/
http://www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-yang-berhubungan-dg-pelayanan-prima
SISTEM RUJUKAN
SISTEM RUJUKAN
A. PENGERTIAN
atas suatu kasus/ masalah medik yang timbul, baik secara vertikal
balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
B. TUJUAN RUJUKAN
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbagai macam tujuan
antara lain :
baiknya
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
fasilitasnya
& skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan
daerah perifer
1. Umum
2. Khusus
C. JENIS RUJUKAN
lebih lengkap.
2) Rujukan kesehatan
yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan :
D. PERSIAPAN RUJUKAN
BAKSOKUDa yaitu:
E. KEGIATAN RUJUKAN
a. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap
spesialis
mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal ini sangat berguna untuk
a. Pengertian
b. Kriteria
sekitarnya
memadai
Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari rata-rata.
rata-rata 20.000/Puskesmas
memadai
c. Fungsi
d. Kegiatan
antara lain :
keluarga berencana
e. Ruangan tambahan
Bangunan tambahan seluas 246m diatas tanah seluas 600m2 terdiri dari
Ruangan operasi
Ruangan persalinan
Kamar linen
Kamar cuci
Dapur
f. Peralatan medis
Peralatan resusitasi
g. Tenaga
interne
2 orang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang
3 orang perawat kesehatan/ perawat/ bidan yang diberi tugas secara
bergilir
F. ALUR RUJUKAN
Dalam kaitan ini alur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat
1. Dari kader
2. Dari posyandu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit
swata
Dapat langsung ke rumah sakit kelas D/C atau rumah sakit swasta
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merujuk pasien :
fasilitas pelayanan
G. MEKANISME
tingkat kegawatdaruratan.
kasus yang boleh ditangani sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
penderita.
b. meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
5. Persiapan penderita
penderita
6. Pengiriman penderita
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
lokasi strategis
pelayanan kesehatan
Sistem Rujukan
Posted by: putrikusumawardhani on: April 8, 2010
In: Askeb Komunitas