PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di
rumah sakit dan unit kesehatan.Rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal.Hal
tersebut sebagai akuntabilitas rumah sakit supaya mampu bersaing dengan
Rumah Sakit lainnya.Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif, mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta sebagai pusat rujukan kesehatan
masyarakat.
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan
fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan sumber daya
manusia merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap
pelayanan yang dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut
diabaikan maka dalam waktu yang tidak lama, rumah sakit akan
kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan
beralih ke Rumah Sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal
tersebut dikarenakan pasien merupakan asset yang sangat berharga dalam
mengembangkan industri rumah sakit.
Keunggulan layanan tersebut tidak akan terwujud jika ada
salahsatu prinsip pelayanan ada yang dianggap lemah. Berdasarkan data
Indeks Kepuasan Masyarakat di RSUD Tugurejo Semarang yang diambil
oleh PT SRI pada semester 1 tahun 2008, dari hasil indepth pada 130
responden, didapatkan fakta bahwa pasien biasanya mempunyai
pengalaman tidak menyenangkan, bahkan menakutkan ketika datang ke
Rumah Sakit, karena pelayanan yang didapatkan tidak maksimal dan
cenderung merugikan pasien dan hal tersebut bisa menimbulkan
ketidakpuasan. Pernyatan pasien yang terangkum, menyampaikan bahwa
dokternya terkesan terburu-buru dan menakut-nakuti atas penyakit yang
diderita pasien, perawat yang cuek dan kurang informatif
1
Dapat diketahui jumlah responden pria dan wanita hampir sama,
sebagian besar (69,4%) mereka berada pada kelompok umur produktif
(20–50 tahun). Responden yang berpendidikan rendah (SD dan SLTP)
cukup besar jumlahnya yaitu 43,6%. Sebanyak 40% responden tidak
bekerja (pelajar dan ibu rumah tangga), sedangkan responden yang bekerja
mempunyai jenis pekerjaan yang bervariasi. Sesuai dengan komposisi
kelas perawatan yang ada di RS lokasi penelitian maka terbanyak
responden dirawat di kelas IIIA dan IIIB yaitu 52,7%.
Asal rujukan dari puskesmas hanya 7,7%, yang terbanyak berasal
dari Unit Gawat Darurat (UGD) RS (46,7%). Kedekatan lokasi RS dengan
rumah merupakan alasan terbanyak responden memilih dirawat di RS
(42,7%), kemudian alasan perawat yang melayani dengan baik (35%),
anjuran dokter yang merujuknya (28,3%) dan alasan dokter RS baik
pelayanannya (22%). Sebanyak 65% menyatakan baru pertama kali
dirawat di RS lokasi penelitian.Dari 35% responden yang menyatakan
sudah pernah dirawat di RS tersebut mereka menyatakan puas dengan
pelayanan RS ketika mereka dirawat sebelumnya. Rata-rata lama hari
rawat responden yaitu 15,11 hari (minimum 3 hari dan maksimum 41 hari)
Dari prinsip Service Quality, ditambah dengan penelitian di
Provinsi Jawa Tengah mengenai indikator kepuasan pasien rawat inap di
rumah sakit yang dilakukan UNDIP tahun 2006, menyampaikan bahwa
dalam pengalaman sehari-hari , ketidakpuasan pasien yang paling sering
diungkapkan dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas
RS,antara lain keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit
ditemui, perawat kurang komunikatif dan informatif, lamanya proses
masuk rawat inap, tutur kata, keacuhan serta ketertiban dan kebersihan di
lingkungan RS . Sikap, perilaku, tutur kata, keramahan petugas serta
kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki peringkat
tertinggi dalam persepsi kepuasan pasien. Tidak jarang walaupun pasien
merasa outcome tak sesuai dengan harapannya , tetapi mereka cukup puas
jika dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan dan martabatnya.
2
Data awal dari informan seorang tenaga medis RSUD Tugurejo,
mengenai jumlah komplain yang masuk di kotak saran selalu meningkat
pertahun 10 % untuk rawat inap karena pelayanan yang dilakukan oleh
perawat di ruang rawat inap bekerjanya lamban disebabkan banyak
perawat yang hamil, perawat terbatas, sehingga mereka sering sibuk dan
melakukan kerja rangkap, dan perawat masih bekerja di luar
kompetensinyaHal lain adalah adanya penurunan jumlah pelayanan rawat
inap,terutama dari tahun 2007 ke tahun 2008 yang menurun drastis dari
angka2069 di tahun 2007 danangka 1869 di tahun 2008.
Oleh karena itu, dilihat dari persentase ketidakpuasan pasien dalam
rawat inap di RSUD Tugurejo, maka kami sebagai penyusun membuat
makalah ini agar perawat dapat memahami ketidaknyaman pasien dan
pasien dapat mengemukakan pendapatnya.
B. Rumusan Masalah
Perawat sebagai salah satu SDM di Rumah Sakit dan menjadi
ujung tombak dalam pelayanan di rumah sakit.Perawat
memberikanpengaruh paling besar dalam menentukan kualitas pelayanan
kepada pasien. Pelayanan optimal dan kenyamanan berdampak pada
kesembuhan pasien
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah apa
apa yang dimaksud pelayanan kesehatan? Apa saja jenis pelayanan di
rumah sakit? Bagaimana Asuhan Keperawatannya? Apa yang dimaksud
dengan Pelayanan Rawat Inap ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada tatanan
pelayanan kesehatan (rawat inap).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan.
b. Untuk mengetahui pengertian rumah sakit.
3
c. Untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan rumah sakit.
d. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan.
e. Untuk mengetahui tentang pelayanan rawat inap.
f. Untuk mengetahui kepuasan pasien rawat inap.
4
BAB II
ISI
A. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 2000)
Kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien walaupun
merupakan nilai subjektif, tetapi tetap ada dasar objektif yang dilandasi
oleh pengalaman masa lalu, situasi psikis waktu pelayanan dan pengaruh
lingkungan khususnya mengenai penilaian performance pemberi jasa
pelayanan kesehatan terdapat 2 elemen yang perlu diperhatikan yaitu
teknis medis, dan hubungan interpersonal. Hal ini meliputi penjelasan dan
pemberian informasi, empati, kejujuran, ketulusan hati, kepekaan, dan
kepercayaan dengan memperhatikan privacy pasien (Foster. Timothy, R.V,
2002)
Suatu pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu harus
memenuhi persyaratan pokok sebagai berikut (Azwar, 2000) :
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar.
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat dan bersifat wajar (approviate),
artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan
keyakinan dan kepercayaan masyarakat
3. Mudah dicapai.
Pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dicapai
(accessible), pengertian ketercapaian yang dimaksud disini
terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan
distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting
5
4. Mudah dijangkau
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah
dijangkau oleh masyarakat, terutama dari sudut lokasi. Dengan
demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik
maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting
5. Bermutu
Pengertian mutu (quality) disisni adalah pelayanan
kesehatan yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan yang
disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan
6
5. Empathy (empati)
Dimensi mutu pelayanan yang meliputi pemahaman
pemberian perhatian secara individual kepada pelanggan,
kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan
memahami kebutuhan pelanggan.
7
a. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,
pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.
b. Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis
professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien.
c. Rumah sakit adalah dimana tempat orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan lainnya
diselenggarakan
d. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
8
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi
bidang kesehatan.
Fungsi rumah sakit yang meliputi dua aspek diatas, tidak secara
keseluruhan dapat dilakukan oleh seluruh rumah sakit milik pemerintah
atau swasta, tetapi tergantung pada klasidikas rumah sakit.
1. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat
intensip, bedah sentral, forensif, penunjang medis
9
2. Pelayanan ADM yaitu :
a. Eksternal : surat keterangan sehat, surat keterangan kematian, surat
keterangan sakit, surat visum et repertum, surat keterangan
kelahiran, resume medis untuk asuransi.
b. Internal : gaji, kenaikan pangkat, kepesertaan jamsostek,
penyediaan alat kerja, dll.
E. Asuhan Keperawatan
Menurut Aditama (2007), keperawatan adalah salah satu profesi di
rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi
dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan
menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan terus
menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit
Menurut Azwar (2000), mutu asuhan pelayanan rawat inap
dikatakan baik, apabila :
1. Memberikan rasa tentram kepada pasien
2. Memberikan pelayanan yang profesional dan setiap strata pengelola
rumah sakit. Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit
sampai pasien pulang
10
5. Peralatan yang memadai dengan operator yang professional
6. Lingkungan rumah sakit yang nyaman
11
1. Pengkajian
Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, kognitif,
kemampuan fungsional, perkembangan ekonomi dan gaya hidup.
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya
2. Identifikasi masalah / diagnosa keperawatan
Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik
pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi
3. Perencanaan
Adalah proses dua bagian yaitu : pertama adalah identifikasi tujuan
dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah
kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan
harus spesifik, realistik dan dapat diukur, menunjukkan kerangka
waktu yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien,
kedua adalah pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk
membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan
4. Implementasi
Adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
5. Evaluasi
Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diharapkan dan respon terhadap keefektifan intervensi
keperawatan, kemudian mengganti rencana keperawatan jika
diperlukan.
12
2. Sumberdaya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien dan efektif
3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan
4. Memperhatikan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat
13
Di ruang rawat inap pasien menjalani 5 tahap standar pelayanan
perawatan, yang dikeluarkan oleh American Nursing Association/ ANA
(PPNI, 2002), yaitu :
1. Standar I :Perawat mengumpulkan data tentang kesehatan
klien
2. Standar II :Perawat menetapkan diagnosa keperawatan
3. Standar III :Perawat mengembangkan rencana asuhan
keperawatan yang berisi rencana tindakan untuk
mencapai hasil yang diharapkan
4. Standar IV :Perawat mengimplementasikan tindakan yang
sudah ditetapkan dalam rencana asuhan
keperawatan
5. Standar V :Perawat mengevaluasi perkembangan klien dalam
mencapai hasil akhir yang sudah ditetapkan
14
memerlukan pengawasan dokter dan perawat serta petugas medik lainnya
setiap hari.
Kelompok pasien yang dirawat di tempat perawatan jangka
panjang meliputi kelompok primer dan sekunder :
1. Kelompok Primer
a. Klien utama umumnya lansia, sakit-sakitan, dan tidak bias
merawat diri sendiri
b. Memiliki penyakit kronis dan pikun karena tua.
c. Mereka membutuhkan bantuan untuk dapat hidup secara normal
d. Secara teratur mereka membutuhkan perawatan, pengawasan
dokter, dan beberapa jenis pelayanan kesehatan professional
e. Klien diterima sebagai klien sementara atau lebih lama lagi
2. Kelompok Sekunder
a. Klien sering mengidap penyakit khusus yang bias disembuhkan
secara total atau sebagian
b. Program rehabilitasi yang difokuskan pada upaya pemulihan
sehingga dapat melakukan kegiatan seperti sedia kala
c. Usia kelompok ini dapat bervariasi, tidak harus sudah tua
d. Penderita HIV Aids
15
atau lebih. Penderita demikian mempunyai kesakitan jangka
panjang seperti psikiatri.
16
G. Kepuasan Pasien Rawat Inap
Ada beberapa teori mengenai kepuasan.Teori yang menjelaskan
apakah pasien sangat puas, puas, tidak puas adalah teori performasi yang
diharapkan (expectation – performance theory) yang menyatakan bahwa
kepuasan adalah fungsi dari harapan pasien tentang jasa dan perfomasi
yang diterimanya. Jika jasa sesuai dengan harapannya ia akan puas, jika
jasa kurang sesuai dengan yang diharapkan pasien akan merasa tidak puas.
Kepuasan atau ketidak puasan pasien akan meningkat jika ada
jarak yang lebar antara harapan dan kenyataan performasi pelayanan.
Beberapa pasien cenderung memperkecil kesenjangan dan mereka akan
terkurangi rasa ketidak puasannya (Purnomo, 2002)
Menurut Oliver dalam Supranto (2001) mendefenisikan kepuasan
sebagai perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang dirasakannya dengan harapannya.Tingkat kepuasan merupakan
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa;
Apabila kinerja sesuai harapan pelanggan, maka pelanggan akan sangat
puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,
komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga
dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Harapan pasien akan pelayanan disesuaikan dengan hak pasien
sebagai konsumen pelayanan rumah sakit. Hak-hak ini meliputi perawatan
yang bertanggung jawab, mendapatkan tanggapan atas keluhan-keluhan
penyakit yang dirasakan.
Setelah mendapatkan pelayanan, pelanggan akan memberikan
reaksi terhadap hasil pelayanan yang diberikan, apabila pelayanan yang
diberikan sesuai dengan harapan/ keinginan pelanggan maka akan
menimbulkan kepuasan pelanggan, namun sebaliknya apabila pelayanan
yang diberikan tidak sesuai dengan harapan / keinginan pelanggan maka
akan menimbulkan ketidak puasan pelanggan (Supranto, M.A, 2001).
17
Jacobalis (1990) menyampaikan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit dapat diuraikan dari beberapa
aspek, diantaranya adalah:
1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis
Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku
dokter dan perawat dan tenaga profesi lainnya
2. Efisiensi dan efektivitas
Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di
rumahsakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna
3. Keselamatan pasien
Aspek ini menyangkut keselamatan dan kemanan pasien
4. Kepuasan pasien
Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental dan social
pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan,
kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan
dan sebagainya
BAB III
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk
kepada-Nya dan menaati hukum serta aturan yangtelahditetapkan-Nya.
Maka dari itu agar kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, hendaknya kitaselalu
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta
segala sesuatu yang madlarat yakni yangtidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia. Semoga materi ini bisa menambah wawasan kita
mengenai dokumentasi keperawatan khususnya dalam peningkatan
19
pelayanan pada rawat inap mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini
para pembaca dapat mengambil manfaatnya.
20