Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun
kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu
dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap
bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral
sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang
ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Tenaga keperawatan merupakan profesi yang secara kuantitas terbesar dari tenaga
kesehatan lainnya. Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun
2014 terdapat 295.508 SDM Keperawatan di Indonesia, atau sekitar 42,3 % dari seluruh
tenaga kesehatan di Indonesia. Di setiap pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit, sekitar
40-50 % SDM Kesehatannya adalah perawat (Permenkes no. 49 tahun 2013). Sebagai
komunitas yang terbesar, SDM Keperawatan dijadikan sebagai ujung salah satu tolok ukur
kualitas pelayanan di Rumah Sakit, dan baik buruknya kinerja perawat dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat akan berdampak terhadap citra rumah sakit.
Pengelolaan SDM keperawatan bukan hal yang mudah. Secara struktur organisasi
Rumah Sakit, pengelolaan SDM Keperawatan di Rumah Sakit berada di bawah komando
direktur/wakil direktur bidang keperawatan Rumah Sakit. Dikarenakan jumlahnya yang cukup
besar maka dipandang perlu adanya tim khusus yang mengelola mutu, etik, kredensial di
bidang profesi keperawatan di Rumah Sakit sehingga dapat kualitas dan profesionalisme
pelayanan keperawatan.
Melalui Kementrian Kesehatan, Pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan dalam
bentuk Peraturan Menteri Kesehatan No 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan Rumah
1
Sakit. Melalui komite keperawatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di
Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi. Komite Keperawatan adalah wadah non
struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
Oleh karena itu perlu dibentuknya organisasi komite keperawatan di Rumah Sakit
Rahman Rahim, yang mana organisasi tersebut bekerja langsung dibawah direktur dan
bersinergi dengan bidang keperawatan.

2
BAB II
ANALISA SITUASI

Dasar dari PERMENKES no 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan antara lain
adalah UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit,
PP no 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, KEPMENKES no
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, PERMENKES no
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang ijin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
sebagaimana telah diubah dengan PERMENKES no17 Tahun 2013, PERMENKES no
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013,
PERMENKES no 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik
Bidan, dan PERMENKES no1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
Secara hirarki PERMENKES ini bisa dilihat dari berbagai sudut. PERMENKES No
49 tahun 2013 adalah kebijakan turunan dari UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dilihat dari sudut pandang politik, Permenkes
no 49 tahun 2013 adalah kebijakan yang dibuat eksekutif untuk melaksanakan kebijakan
publik. Kebijakan ini merupakan kebijakan nasional sehingga berlaku untuk seluruh wilayah
Negara Republik Indonesia. Hal ini berarti seluruh Rumah Sakit di Indonesia harus
mempunyai komite keperawatan. Sesuai yang tercantum dalam Permenkes No. 49 tahun
2013.
Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi. Anggota komite keperawatan adalah tenaga keperawatan. Keanggotaan komite
keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit dengan mempertimbangkan
sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi, dan perilaku. Susunan organisasi
komite keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari ketua komite keperawatan, sekretaris
komite keperawatan, dan subkomite. Permenkes ini membawa dampak bagi profesi
keperawatan di Rumah Sakit. Perawat fungsional di Rumah Sakit memiliki wadah profesi
yang resmi di Rumah Sakit dan dapat meningkatkan mutu profesinya.
Secara struktur organisasi, kedudukan komite keperawatan berada dalam posisi sejajar
dengan komite medis atau berada pada satu garis koordinasi dan langsung berada dibawah
direktur Rumah Sakit. Secara psikologis hal ini berarti profesi perawat dan profesi medis
3
adalah sejajar, bukan superior-inferior.
Posisi komite keperawatan dalam Permenkes 49 tahun 2013 terhadap manajemen
keperawatan dihubungkan dengan garis koordinasi (garis putus-putus dalam struktur
organisasi). Hal ini berarti posisi komite keperawatan dengan manajemen keperawatan dan
direktur hanya sebagai hubungan advisory yang tidak memiliki otoritas yang sah melekat
(Marquis & Huston, 2012). Komite keperawatan hanya bisa memberikan rekomendasi dan
bukan sebagai pengambil keputusan.
Sesuai PERMENKES 49 tahun 2013 Komite Keperawatan memiliki 3 fungsi utama
yaitu kredensial, menjamin mutu profesi, dan melaksanakan disiplin dan etik profesi.
Kredensial menjamin bahwa perawat yang melayani pasien adalah perawat yang mempunyai
kompetensi dan kewenangan untuk melakukan asuhan keperawatan. Mutu profesi
dipertahankan dan ditingkatkan melalui program pengembangan professional berkelanjutan,
audit keperawatan dan pendampingan. Disiplin dan etik profesi menjamin bahwa perawat
selalu menerapkan prinsip etik dan melindungi pasien dari pelayanan keperawatan yang tidak
professional. Pelaksanaan jenjang karir bisa dijadikan indikator terlaksananya fungsi dan
tugas komite karena didalamnya ada fungsi kredensial Komite. Penjaminan mutu dan etik
profesi juga termuat dalam jenjang karir perawat (Depkes, 2006).

4
BAB III
VISI MISI DAN TUJUAN

A. VISI
“Terwujudnya profesi keperawatan yang bermutu, beretika, dan profesional”.

B. MISI
1. Membina norma dan etika keperawatan sesuai dengan kode etik profesi
2. Memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan bermutu
3. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktek profesi dan
kode etik profesi
4. Meningkatkan kerjasama dalam menunjang pelayanan keperawatan yang bermutu,
mandiri, dan profesional.
5. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme SDM perawat.

C. TUJUAN
TUJUAN UMUM :
Komite Keperawatan mampu meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih
terjamin dan terlindungi.

D. TUJUAN KHUSUS :
1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
2. Memberikan masukan kepada pinpinan rumah sakit berkaitan dengan profesionalisme
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.
3. Menyelesaikan masalah – masalah terkait dengan penerapan disiplin dan etik
keperawatan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

5
BAB IV
KEBIJAKAN

Dalam rangka menyusun Plan Of Action (POA) komite keperawatan berpedoman


pada PERMENKES 49 tahun 2013 mengenai manfaat serta tujuan dibentuknya Komite
Keperawatan.

A. Keanggotaan Komite Keperawatan


Komite Keperawatan paling sedikit terdiri dari ketua, sekretaris dan sub komite.
Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub
komite Kredensial, mutu profesi dan disiplin profesi. Struktur dan kedudukan Komite
Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit, seperti
gambaran berikut.

DIREKTUR RUMAH
SAKIT

Bidang Komite
Keperawatan Keperawatan

Subkomite Subkomite Subkomite Etik


Kredensial Mutu Profesi dan Disiplin

B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Komite Keperawatan


1. Fungsi Komite Keperawatan
Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara: 1) Melakukan
Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit, 2) Memelihara mutu profesi tenaga
keperawatan, 3) Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
2. Fungsi Kredensial Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih.
b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
6
c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan klinis
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan
untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit

3. Fungsi memelihara mutu profesi Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai


berikut:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

4. Fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Komite Keperawatan
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

C. Wewenang Komite Keperawatan


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:
1. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis;
2. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;
3. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis;
4. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;
5. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan; dan
6. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disiplin.

7
D. Susunan Organisasi & Uraian Tugas Masing-Masing 
1. Ketua Komite Keperawatan
a. Memberikan kepemimpinan, dukungan, bimbingan dan arahan kepada sub komite
b. Memberikan masukan kepada Departemen Keperawatan dan Direktur Rumah
Sakit terhadap ketenagaan, sistem dan standar pelayanan keperawatan
c. Bersama pengurus lain dan anggotanya menyususn rencana program komite
keperawatan selama satu periode kepengurusan
d. Mengesahkan rencana program komite ke Direksi Rumah sakit dan
mensosialisasikan dengan departemen keperawatan dan anggota komite
keperawatan
e. Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi standar praktek
keperawatan
f. Ikut serta dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan profesi keperawatan
g. Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik
profesi dan proses pembinaan
h. Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah keperawatan
i. Berkoordinasi dengan departemen keperawatan dalam pelaksanaan, evaluasi
standar praktek keperawatan, penerapan etik profesi dan peningkatan
profesionalisme tenaga keperawatan
j. Meriview berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite yang sesuai
k. Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga keperawatan di Rumah
Sakit
l. Memantau kegiatan/ program kerja dari sub komite
m. Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI dan IBI
2. Sub Komite Kredential
a. Menyusun konsep dasar dan mekanisme kredensial bagi tenaga keperawatan
(perawat dan bidan) di Rumah Sakiit Rahman Rahim.
b. Menyusun standar asuhan keperawatan Rumah Sakiit Rahman Rahim yang sesuai
dengan standar Depkes RI dan melakukan Deseminasi terahadap standar tersebut
c. Menyusun dan mengembangkan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di
Rumah Sakiit Rahman Rahim.
d. Memberikan pertimbangan tentang perencanaan pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik
e. Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta
menetapkan proses - proses yang belaku dalam program tersebut
8
f. Berpartisipasi dalam program rekruitmen dan orientasi tenaga keperawatan
melalui kolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Kepala Bagian SDM
g. Membantu dalam pelaksanaan program penelitian dan pengembangan RS
khususnya di bidang keperawatan
h. Membantu dan memfasilitasi program bimbingan mahasiswa yang sedang
melakukan penelitian bidan keperawatan atau yang praktek di lingkungan
keperawatan melalui berkolaborasi dengan Manager Keperawatan dan Diklat
Rumah Sakit
i. Memelihara lingkungan yang kondusif untuk pemanfaatan dan peningkatan riset
keperawatan
3. Sub Komite Disiplin
a. Menyusun Standar Etik Profesi, hak dan kewajiban perawat/ bidan, hak dan
kewajiban pasien, peraturan rawat inap dan mensosialisakannya
b. Menyusun prosedur penanganan etik/ disiplin profesi dan sanksinya
c. Mengevaluasi penerapan kode etik profesi keperawatan dan kebidanan
d. Membantu ketua komite dalam memberikan rekomendasi/ masukan kepada
departemen keperawatan terhadap tenaga keperawatan yang melakukan
pelanggaran etik/ disiplin profesi
e. Melakukan sosialisasi dan promosi tentang disiplin profesi kepada seluruh tenaga
keperawatan
f. Melakukan pembinaan terhadap tenaga keperawatan yang melanggar etik/ disiplin
profesi
g. Bekerjasama dengan panitia K3RS dalam memantau ketertiban dan kepatuhan
peraturan rumah sakit serta rawat inap
4. Sub Komite Mutu
a. Membantu ketua komite dalam mengendalikan mutu asuhan keperawatan
b. Mengevaluasi metode asuhan keperawatan, kepatuhan pelaksanaan SPO, standar
asuhan keperawatan, protokol keperawatan dan pedoman yang berlaku
dilingkungan rumah sakit.
c. Memantau dan menilai pelaksanaan standar asuhan keperawatan serta bekerja
sama dengan sub komite kredential dalam mengembangkan ke bentuk yang lebih
komprehensif
d. Mengintegrasikan peningkatan mutu keperawatan dengan rencana strategis rumah
sakit

9
e. Memberikan pertimbangan rencana pengelolaan, pengadaan dan penggunaan alat-
alat kesehatan
f. Memonitor efisiensi dan efektifitas penggunaan alat-alat kesehatan
g. Menyusun dan merevisi rencana peningkatan mutu keperawatan
h. Membantu ketua komite dalam memberikan masukan kepada Departemen
Keperawatan terhadap rencana pemantauan mutu pelayanan keperawatan,
pengadaan peralatan/ barang Menyusun dan merevisi prosedur (SPO) yang
berlaku di pelayanan keperawata melalui kolaborasi dengan departemen
keperawatan dan komite mutu Rumah Sakit.

E. Struktur Organisasi Komite Keperawatan

Direktur Rumah Sakit


dr. Rendra Eko Febrianto, MM

Kepala Bidang Keperawatan Ketua Komite Keperawatan


Sony Perdana K, Amd. Kep Frischa Putri S., S.Kep.,Ns.

Subkomite Kredensial Subkomite Mutu Subkomit Disiplin

Lilis Nur, Amd. Kep. Afifah Hana, Amd Kep Rifhka Nur A., Amd.Kep

Struktur organisasi komite keperawatan yang ada di Rumah Sakit Rahman Rahim terdiri
atas :
1. Ketua komite keperawatan : Frischa Putri Sitiresmi S.Kep., Ns.
2. Sub Komite Kredensial : Lilis Nur, Amd. Kep.
3. Sub Komite Mutu Profesi : Afifah Hana, Amd Kep
4. Sub Komite Etik dan Disiplin : Rifkha Nur Afifi Amd.Kep.

10
BAB V
RENCANA KEGIATAN

Guna menunjang kinerja serta kegiatan dan demi terlaksananya program-program komite
keperawatan maka disusunlah beberapa rencana kegiatan fasilitas yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran kegiatan tersebut antara lain :
1. Rapat rutin tiap 1 bulan sekalia pada minggu pertama
2. Rapat Insedentil, diadakan berdasarkan situasi dan kondisi serta bila dianggap perlu
dan darurat.
3. Mengikuti rapat koordinasi/konsultasi jajaran manajemen sesuai dengan undangan
4. Menyusun Struktur organisasi serta job diskripsinya
5. Mengajukan kelengkapan komite keperawatan
6. Mengadakan penilaia SOP
7. Memberikan Pelatihan – pelatihan kesehatan yang bersifat umum untuk profesi terkait
8. Mengadakan audit pelayanan Keperawatan
9. Mengikuti pelatihan/seminar/lokal karya sesuai denganm permintaan managemen
10. Mengadakan studi banding ke salah satu Rumah sakit di wilayah jatim atau diluar
jatim
11. Membuat laporan tribulan, semester dan laporan tahunan
12. Membuat rencana kegiatan masing-masing sub bagian

11
Daftar Rencana Kebutuhan Inventaris Kantor Komite Keperawatan

BELUM
NO NAMA BARANG JUMLAH ADA KET
ADA

1. Meja 1 buah √

2. Kursi 6 buah √
3. Komputer 1 buah √
4. Printer 1 buah √
5. Meja Komputer 1 buah √
6. Kertas HVS 2 rim √
7. Buku Besar 3 buah √
8. Buku ekspedisi 3 buah √
9. Penggaris 2 buah √
10. Pensil 2 B 4 buah √
11. Tip ex 2 buah √
12. Spidol Kecil 2 buah √
13. Spidol Permanent 1 buah √
14. Spidol Boardmarker 3 buah √
15. Staples 2 buah √
16. Isi Staples 4 buah √
17. Amplop Kecil 1 box √
18. Kalkulator 1 buah √
19. Snelhekter 5 buah √
20. Stofmap 5 buah √
21. Klip 1 box √
22. Papan White Board 1 buah √
23 Jam dinding 1 buah √
24 LCD + proyektor 1 buah √
25. Bolpoin 5 buah √

12
RENCANA KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN DALAM POA
TAHUN 2015

BULAN
No SUB PROGRAM JENIS KEGIATAN TUJUAN SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pertemuan Menyusun,  Untuk mengetahui  Perawat


rutin/insidentil melaksanakan, dan seberapa jauh
mengevaluasi informasi tentang
keadaan tiap-tiap sub
pelayanan
unit.
keperawatan.
 Peningkatan mutu
pelayanan  Perawat /
keperawatan yang
didasari oleh kode
etik keperawatan.

 Mengerti,
melaksanakan, dan  Perawat
menerapkan praktik
keperawatan secara
professional

 Peningkatan mutu  Perawat


pelayanan dan praktik
keperawatan.
2. Penilaian SAK Melakukan evaluasi  Peningkatan mutu  Perawat
standar dan mutu pemberian asuhan
13
pemberian asuhan keperawatan
keperawatan

 
4. Pelatihan dan Penyuluhan dan  Peningkatan kwalitas  Perawat /
Seminar pelatihan dan kawantitas tenaga bidan
kerja.

 Perawat /
5. Studi Banding ke Kunjungan ke  Menambah wawasan
bidan
Rumah Sakit yang beberapa Rumah Sakit pengetahuan dan ilmu
lain yang lain . untuk meningkatkan
mutu pelayanan
keperawatan dan
kebidanan.

14

Anda mungkin juga menyukai