Anda di halaman 1dari 2

PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT

SUDAH SAATNYA TERTATA DENGAN BAIK

Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang menjadi kunci dalam
menentukan mutu pelayanan kesehatan. Perawat harus siap dalam melakukan perawatan, siaga
dalam menghadapi pasien dengan keadaan apapun, termasuk dalam kondisi yang darurat dan
kritis. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan
perawatan yang berkualitas bagi pasien. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan oleh
perawat ini perlu didukung oleh mekanisme upaya peningkatan profesionalisme
perawat, salah satunya adalah melalui pengembangan karir perawat.
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana
karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai
dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan
kemampuan dan potensi perawat. Karir perawat disusun untuk pencapaian keunggulan
asuhan yang dimiliki perawat dan partisipasi untuk mencapai kompetensi sesuai dengan
level karir. Jenjang karir perawat mempunyai nilai strategis bagi perawat untuk meningkatkan
peran profesionalnya di rumah sakit.
Salah satu masalah yang terkait dengan jarir perawat di Indonesia adalah belum
optimalnya pengembangan jenjang karir perawat. Berbeda dengan di luar negeri, profesi perawat
cukup dihargai, disamping mendapat upah yang cukup layak, perawat juga diberi kesempatan
peningkatan jenjang karir yang cukup terbuka, contoh di Australia sudah umum jika posisi
direktur di rumah sakit diduduki oleh seorang perawat. Kenyataan di tanah air, jenjang karir
perawat belum sepenuhnya berbasis profesional, sistem yang dikembangkan masih mengacu
pada aturan yang diperuntukan bagi pegawai negeri sipil (PNS) berdasarkan SK Menpan No.
94/KEP/ M.PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat termasuk angka kreditnya.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karir perawat yang ada sekarang
lebih menekankan pada posisi/ jabatan baik struktural maupun fungsional (job career) sedangkan
jenjang karier profesional berfokus pada pengembangan jenjang karier profesional yang sifatnya
individual belum dilaksanakan secara optimal. Masalah lain terkait jenjang karir perawat adalah
belum seluruh rumah sakit menerapkan sistem jenjang karir perawat dan penerapannya masih
sangat bervariasi. Belum semua rumah sakit di Indonesia menerapkan pedoman jenjang karir
perawat yang dikeluarkan oleh Kemenkes (2017), bagi rumah sakit yang sudah menerapkan pun
masih sebatas perawat pelaksana yaitu PK I-V, sedangkan jenjang karir untuk Perawat Manajer,
Perawat Pendidik dan Perawat Riset belum diterapkan.
Penerapan pengembangan jenjang karir perawat di Indonesia bukan hanya tugas dari
organisasi profesi saja dalam hal ini PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tetapi harus di
dukung dengan adanya kebijakan pemerintah yang dapat memayungi/ sebagai kekuatan dan
jaminan hukum untuk dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Saat ini Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia bersama PPNI telah mengeluarkan pedoman jenjang karir perawat, di
dalamnya mengatur empat jalur karir yang dapat ditempuh oleh perawat meliputi, Perawat Klinik
(PK), Perawat Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP) dan Perawat Riset/ peneliti (PR).
Kementerian Kesehatan juga sudah mengeluarkan Permenkes nomor 40 tahun 2017 tentang
Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.
Dalam melakukan pengembangan sistim jenjang karir profesional perawat di rumah sakit
tidaklah mudah dalam penerapannya, walaupun pedoman pengembangan sistem jenjang karir
profesional perawat sudah ada, namun semua itu masih tergantung dari kebijakan-kebijakan
steakholder penentu kebijakan, karena kebijakan merupakan ranah tempat tergantung banyak
pihak untuk menyelesaikan masalah secara rasional dan dapat diterima oleh berbagai kelompok
kepentingan yang terlibat. Evaluasi yang menjadi bahan renungan kita bersama adalah mengapa
Permenkes nomor 40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat
Klinis belum dilaksanakan secara optimal oleh rumah sakit terutama di daerah, apakah perlu
adanya peraturan pemerintah daerah/ bupati/walikota tentang jenjang karir perawat profesional di
daerah yang berpedoman terhadap permenkes nomor 40 tahun 2017 tentang Pengembangan
Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis yang dapat dijadikan acuan kuat dalam implementasi
kebijakan tentang pola pengembangan jenjang karir perawat di daerah yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan mutu pelayanan khususnya pelayanan keperawatan.
Mutu pelayanan keperawatan sangat menentukan keberhasilan kualitas pelayanan suatu
rumah sakit karena tenaga terbesar yang ada di rumah sakit adalah perawat. Dengan demikian
pemerintah daerah perlu melakukan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) perawat antara
lain dengan memperhatikan sistem pengembangan karir perawat, tidak hanya untuk perawat
klinis namun juga untuk perawat manajer, pendidik dan riset. Langkah awal yang dapat
dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan tentang jenjang karir perawat di daerah
sebagai wujud nyata dukungan pemerintah daerah terhadap jenjang karir perawat. Ini yang harus
diperhatikan oleh stakeholder pengambil kebijakan di daerah terkait pengembangan jenjang karir
perawat demi meningkatnya mutu pelayanan keperawatan dan kesejahteraan perawat.
Selain itu direktur/ pimpinan rumah sakit perlu merangkul semua pihak untuk
merumuskan strategi bagaimana melaksanakan jenjang karir perawat profesional. Setiap
kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika dikomunikasikan secara efektif antara
pelaksana program/ kebijakan dan kelompok sasaran, dalam hal ini pedoman yang ada harus
tersosialisasi kepada seluruh perawat secara terbuka, selain itu juga harus didukung dengan
sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial. Masih
banyak ditemukan pelaksananan jenjang karir perawat baru pada penentuan level perawat klinis,
namun itupun tidak diikuti dengan sistem remunerasi sesuai level perawat klinis tersebut.
Dukungan pemerintah terhadap sistem remunerasi bagi instansi yang menerapkan pola
badan layanan umum ditunjukkan dengan ditetapkannya Permenkes nomor 18 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Sistem Remunerasi Pegawai Balai Kesehatan di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, namun dalam pelaksanaannya masih sangat
banyak instansi yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum dalam sistem
remunerasinya belum mengacu kepada permenkes tersebut. Hal ini yang perlu menjadi bahan
evaluasi bersama mengapa masih banyak instansi yang belum berpedoman pada permenkes
tersebut.
Sistem remunerasi berdasarkan sistem jenjang karir perawat saat ini belum diterapkan
secara optimal. Pembagian jasa bagi perawat didasarkan pada jabatan, masa kerja, golongan, dan
pendidikan. Hal ini terlihat jelas bahwa sistem pembagian jasa belum mengacu pada jenjang
karir perawat walaupun sebenarnya level perawat klinis sudah ditentukan oleh komite
keperawatan. Perlu adanya kesepakatan dari berbagai pihak terkait sistem remunerasi dengan
memperhatikan jenjang karir perawat ini.
Sistem yang ada dalam jenjang karir akan mengakselerasi peningkatan kinerja dan
profesionalisme sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. Ada 3 aspek
yang saling berhubungan dalam jenjang karir yaitu kinerja, orientasi profesional dan kepribadian
perawat serta kompetensi yang menghasilkan kinerja profesional. Tantangan bidang/ seksi
keperawatan rumah sakit adalah bagaimana memperbaiki pola penjenjangan karir terutama
dalam rekrutmen, seleksi dan promosi perawat di rumah sakit sehingga tercipta sistem jenjang
karir yang optimal.
Rekomendasi yang dapat disampaikan agar pengembangan pola jenjang karir perawat di
Indonesia dapat tertata dengan baik, yaitu semua stakeholder mulai dari pemerintah daerah,
direktur/ pimpinan rumah sakit, bagian tata usaha, keuangan, bidang keperawatan, komite
keperawatan, PPNI dan perawat itu sendiri mendukung terlaksananya pengembangan jenjang
karir perawat sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh kemenkes dan pengembangan
tersebut tidak hanya pada perawat pelaksana (PK), tetapi juga dapat diterapkan untuk Perawat
Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP), dan Perawat Riset (PR), dengan masing-masing jenjang
dari level I-V. Dengan pengembangan pola karir yang tertata dengan baik, maka diharapkan
kepuasan dan kinerja perawat dapat meningkat, yang pada akhirnya kepuasan pasienpun dapat
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai