Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PELAKSANAAN SUPERVISI

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan di rumah sakit
dan merupakan komponen yang menentukan kualitas pelayanan suatu rumah
sakit. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan di rumah sakit ditentukan oleh 3
komponen utama yaitu: jenis pelayanan keperawatan yang diberikan, sumber
daya manusia perawat sebagai pemberi pelayanan dan manajemen sebagai tata
kelola pemberi pelayanan (Permenkes no 49 tahun 2013). Untuk
penyelenggaraannya diperlukan standar pelayanan, pendekatan proses
keperawatan serta indikator mutu pelayanan sebagai tolak ukur keberhasilan
pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Keberhasilan pelayanan keperawatan yang berkualitas oleh perawat perlu
didukung oleh mekanisme upaya peningkatan profesionalisme perawat, seiring
dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan kebutuhan
kesehatan serta semakin tingginya tuntutan masyarakat pada pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas harus didukung oleh
sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia perawat yang
bermutu, standar pelayanan keperawatan yang berkualitas, di samping fasilitas
yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa
memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka
diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan
asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu
bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga
mutu pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang baik, berkualitas dan aman bagi pasien
dapat diciptakan melalui supervisi. Menurut RCN 2007 dalam Sugiarto 2012
rumah sakit dan perawat harus memahami supervisi klinis dalam pencapaian
hasil akhir (out come) guna meningkatkan mutu layanan keperawatan melalui
sistem evaluasi, kesempatan mempelajari hal-hal baru, meningkatkan retensi
staf, efisiensi, dan efektifitas.
Supervisi klinis merupakan sebuah proses profesional yang dilakukan
oleh supervisor melalui proses pengarahan, pembimbingan dan evaluasi kepada
supervisee (peserta supervisi/staf keperawatan) secara continue untuk
meningkatkan kemampuan supervisee dalam melaksanakan pekerjaanya guna
mencapai kualitass pelayanan yang profesional dan perlindungan keselamatan
pasien. Seorang manajer keperawatan harus mampu melakukan kegiatan
supervisi secara benar, mengetahui dasar dan prinsip-prinsip supervisi klinis
seperti hubungan profesional, perencanaan yang matang, bersifat edukatif,
memberikan rasa aman, dan membentuk suasana kerja yang demokratis.
Supervisi klinis perlu dilakukan secara terprogram, terjadual, dan bukan
untuk mencari kesalahan atau penyimpangan. Supervisi klinis juga dilakukan
terutama memberikan pengarahan dan pembimbingan untuk meningkatkan
pemahaman perawat pelaksana dalam menjalankan tugas dan tangung jawabnya
dalam memberikan pelayanan. Selain itu proses evaluasi dalam supervisi klinis
dilakukan secara continue dan berkesinambungan oleh karena itu perlu adanya
metode evaluasi berkala dan continue agar tercapai kualitas pelayanan sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan Umum
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
Tujuan Khusus
1) Penanggungjawab shift dan pelaksana dan semua staff mampu
memberikan feed back dan klarifikasi saat supervisi.
2) Penanggungjawab shift dan perawat mampu memberikan tindak lanjut
(follow up) terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perawat selama
melakukan asuhan keperawatan.
3) Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang
berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
4) Meningkatkan kemampuan supervisee (peserta supervisi) untuk
mengembangkan dan mempertahankan kualitas praktik keperawatan
secara kreatif yang dilakukan secara kontinu selama supervisee
menjalankan kariernya baik di tatanan klinis, manajemen maupun
pendidikan (RCN Institute, 1997, dalam National Council for the
Professionnal Development of Nursing and Midwifery, 2008).

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup supervisi yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan
2. Pelaksanaan timbang terima pasien
3. Pelaksanaan pengkajian keperawatan
4. Pelaksanaan diagnosa keperawatan
5. Pelaksaanan rencana keperawatan
6. Pelaksanaan implementasi keperawatan
7. Pelaksanaan evaluasi keperawatan
8. Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
9. Pelaksanaan universal precaution
10. Pelaksanaan patient safety
11. Pelaksanaan discharge planning
12. Kepatuhan terhadap SPO
13. Petugas dan mahasiswa
14. Jumlah pasien
15. Pasien pengawasan
16. Pasien meninggal
17. Lingkungan
18. Sarana
19. Lain-lain
II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
A. Waktu Pelaksanaan
Supervisi klinik dan manajemen dilakukan pada hari Sabtu, 18 September
2021.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah supervisi langsung, meliputi observasi,
tanya jawab, diskusi.

III. HASIL YANG DICAPAI


A. Hasil
Pelaksanaan supervisi hari Sabtu, 18 September 2021 telah berjalan
dengan lancar. Secara umum pelayanan keperawatan berjalan dengan baik,
demikian juga pelaksanaan asuhan keperawatan, dokumentasi asuhan
keperawatan dilaksanakan secara optomal. Hal lain yang tercakup dalam
ruang lingkup supervisi seperti terlampir dalam lampiran.
B. Analisis
Dari kegiatan supervisi yang dilakukan di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga terbukti mampu meningkatkan pelayananan
pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. Apabila supervisi dapat
terus dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan
dan bawahan.
b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya
dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat
dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).
c. Supervisi sangat bermanfaat sebagai alat untuk mendukung manajemen
dalam melakukan tata kelola klinis, manajemen resiko dan manajemen
kinerja, serta akuntabilitas, dan tanggung jawab (Bindseil et all, 2008).
d. Kegiatan supervisi dapat memberikan kesempatan kepada perawat untuk
bertanya, berbagi pengalaman, dan mengembangkan pendekatan alternatif
pemecahan masalah (Cross, Moore & Ockerby, 2010).
e. Menyediakan dukungan bagi perawat, sebagai forum dalam
mendiskusikan isu-isu klinis, memelihara keterampilan klinis, pencapaian
keterampilan yang lebih kompleks, peningkatan komunikasi, retensi kerja,
mengurangi biaya pengembangan profesional dan biaya administrasi, serta
meningkatkan kepuasan kerja (Skinner et all, 2005).
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala, supervisi
yang hanya dilakukan sekali bukanlah supervisi yang baik. Tidak ada
pedoman yang pasti seberapa sering supervisi dilakukan, namun menurut
Nursalam (2011), ketika melakukan supervisi yang tepat harus dapat
menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan.
Penting atau tidaknya supervisi/ control tergantung bagaimana staf yang
melihatnya, yaitu :
a. Overcontrol , kontrol yang berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan, staf tidak dapat memikul tanggungjawabnya.
b. Undercontrol , kontrol yang kurang akan berdampak buruk pada delegasi
dimana staf tidak akan produktif melaksanakan tugas dan berdampak
signifikan terhadap hasil yang diharapkan.
C. Kesimpulan
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan secara terencana untuk
membantu tenaga keperawatan dalam melakukan pekerjaannya secara efektif.
Supervisi bukan sekedar kegiatan mengontrol dan melihat apakah semua
kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah
ditetapkan, akan tetapi lebih dari itu kegiatan supervisi mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien
(Marquis & Huston, 2010). Pelaksanaan supervisi hari Sabtu, 18 September
2021 telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.

IV. PENUTUP
Supervisi klinis merupakan sebuah proses profesional yang dilakukan
oleh supervisor melalui proses pengarahan, pembimbingan dan evaluasi
kepada supervisee (peserta supervisi) secara continue untuk meningkatkan
kemampuan supervisee dalam melaksanakan pekerjaanya guna mencapai
kualitas pelayanan yang profesional dan perlindungan keselamatan pasien
(Depkes 2000, ANA 2005, Bernard & Good Year 2004).
Supervisi adalah proses profesionalisme yang dilakukan oleh supervisor
melalui proses pengarahan, bimbingan dan evaluasi kepada staf perawat
secara continue untuk meningkatkan kemampuan staf perawat dalam
melaksanakan pekerjaannya guna mencapai kualitas pelayanan yang
profesional dan perlindungan keselamatan pasien.
Demikian laporan pelaksanaan supervisi ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

LAMPIRAN
1. SK Direktur RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Nomor :
061/111/2021 tentang Penunjukkan Petugas Supervisi Diluar Jam Dinas
pada RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
2. Laporan supervisi hari Sabtu, 18 September 2021.

Purbalingga, 25 September 2021

Mengetahui
Kasi Pelayanan Medis dan Keperawatan Supervisor

Anda mungkin juga menyukai