PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Supervise professional penting untuk tenaga Kesehatan, supervise merupakan kesempatan
untuk berefleksi terhadap praktek, identitas professional dan untuk memperluas sudut
pandang dimana tenaga Kesehatan bekerja. Supervise dapat memberikan perluasan sudut
pandang, yang dapat terwujud bila ada keterlibatan dengan supervisor professional dan
berefleksi terhadap praktek (Te Pou 2011). Supervisor klinis yang dilakukan di Rsu Alfatah
ambon dijadwalkan setiap bulan, namun pelaksanaannya ditemukan kesulitan dalam
penentuan jadwal supervise dikarenakan agenda dari luar unit. Pelaksanaan supervise
ruangan dijadwalkan setiap 1 kali setiap bulan. Dilakukan kepada PPJP dan perawat
pelaksana melalui saran terbuka.
Supervise klinis merupakan sebuah proses professional dan pembelajaran dimana perawat
didampingi dalam pengembangan prakteknya melalui waktu diskusi dengan rekan kerja yang
berpengalaman secara teratur (Brunero & Parbury 2016). Tujuan utama supervise adalah
membantu tenaga Kesehatan berefleksi terhadap pekerjaan mereka untuk menjamin
kebutuhan pengguna layanan dan tujuan pelayanan, dan kesesuaian pelaksanaan terhadap
undang-undang dan pertanggungjawaban yang harus dipenuhi.
Supervise merupakan bagian dari fungsi directing (menggerakkan/pengarahan) dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancer. Supervise secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan diruangan dengan mengkaji secara menyeluruh factor-
faktor yang mempengaruhinya dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya (suarli dkk, 2010).
Dalam supervise keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level
seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan ataupun
wakil direktur perawatan. Namun pada dasarnya seorang supervisor harus memiliki
kemampuan sebagai berikut : 1) Membuat perencanaan kerja, 2) control terhadap pekerjaan,
3) memecahkan masalah, 4) memberikan umping balik terhadap kinerja, 5) melatih
(coaching) bawahan, 6) membuat dan memelihara atmosfer kerja yang motivative, 7)
mengelola waktu, 8) berkomunikasi secara informal, 9) mengelola diri sendiri, 10)
mengetahui system manajemen perusahaan, 11) konseling karir, 12) komunikasi dalam
pertemuan resmi (rakhmawati 2009).
Penuruanan kinerja perawat akan mempengaruhi mutu pelayanan Kesehatan. Studi oleh
direktorat keperawatan dan keteknisian medik depkes RI bekerjasama dengan WHO tahun
2005menemukan kinerja perawat baik 50% sedang 34,37%, dan kurang 15,63%. Kinerja
keperawatan di rumah sakit dikatakan baik bila kinerja perawat >75% (Maryadi2006)
Dalam suatu jurnal manajemen keperawatan yang melakukan penelitian disuatu rumah
sakit didapatkan data supervise kepala ruamah sakit didapatkan data supervisi kepala ruangan
banyak adalah kurang baik yaitu 37 responden (45,7%). Pendokumentasian asuhan
keperawatan diketahui paling banyak adalah baik sebanyak 56 responden (69,1). Terdapat
hubungan antara supervise kepala ruangan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan
dirumah sakit.
Dengan semakin tingginya tuntutan dalam perbaikan kualitas pelayanan keperawatan serta
supervise keperawatan yang telah ada, kita sebagai calon perawat memerlukan pemahaman
tentang supervise dalam keperawatan dengan baik dan benar tengang Langkah-langkah
supervise, prinsip supervise, Teknik supervise, sampai dengan peran dan fungsi supervise
dalam keperawatan. Sehingga kita mampu mengaplikasikannya secara benar
(Rakhmawati,2009).
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan Rsu ALfatah Ambon
mampu menerapkan supervise keperawatan dengan baik.
b. Tujuan khusus
1) Merencanakan perencanaan supervise dan bekerjasama dengan perawat
2) Mendokumentasikan hasil supervise
3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan supervise
3. Manfaat
a. Bagi Pasien
1) Memberikan perawatan secara professional dan efektif kepada pasien.
2) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan
3) Memberikan kepuasan kepada pasien.
b. Bagi perawat
1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
2) Menjalin kerja sama tim.
c. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Supervise keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2016).
Kegiatan supervise merupakan suatu proses pengawasan terhadap pelaksanaan suatu kegiatan
dalam rangka memastikan apakah kegiatan tersebut sudah berjalan sesuai tujuan organisasi
dan standar yang telah ditetapkan ataukah belum sesuai. Supervise dilakukan oleh seseorang
yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bidang yang disupervisi. Supervise biasanya
dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan kepada pelaksana (keliat,2012).
Supervise keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara
berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes
2000 dalam Nursalam 2015). Supervise klinis adalah proses aktif dalam mengarahkan,
membimbing dan mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan tugasnya (American
nurses association, 2005), dan merupakan proses dukungan formal dan pembelajaran
professional untuk mengembangkan pengetahuan dan kompetensi staf, bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya, dan meningkatkan perlindungan keselamatan konsumen terhadap
pelayanan Kesehatan dilingkungan klinik yang komplek (Royal College of nursing, 2002).
Dengan demikian supervise supervise keperawatan merupakan suatu mekanisme proses
pengawasan tentang suatu bentuk kegiatan keperawatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memiliki kemampuan dalam bidang keperawatan terhadap bawahannya demi meningkatkan
mutu pelayanan Kesehatan berbasis keperawatan yang memenuhi standar serta dilakukan
secara berkesinambungan.
2. Tujuan supervisi
Tujuan supervise adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan
tugasnya (Nursalam, 2016)
3. Manfaat supervise
Apabila supervise dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
a. Supervise dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Supervise dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan efisiensi kerja ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apaabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya
tujuan suatu organisasi. Tujuam poko dari supervise ialah menjamin pelaksanaan berbagai
kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efisien,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli &
Bachtiar 2009).
4. Prinsip supervise
Beberapa prinsip supervise diantaranya adalah (Nursalam, 2016) :
1) Supervise didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
2) Supervise merupakan kegiatan direncanakan secara matang
3) Supervise bersifat edukatif, supporting dan informal
4) Supervise membentuk hubungan Kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
5) Supervise memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan.
6) Supervise harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”
7) Harus progresif , inovatif, fleksibel, dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
perawat yang akan disupervisi
8) Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
9) Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam Upaya meningkatkan asuhan keperawatan.
5. Pelaksana supervise
1) Kepala Ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervise pelayanan keperawatan pada klien diruang
perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan Kesehatan
dirumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan di ruang
perawatan.
2) Pengawas perawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan yang ada
diinstalasinya.
6. Langkah-langkah supervise
a. Tahap 1 diruang kepala ruangan (pra-supervisi)
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan dilakukan
Supervisor menetapkan tujuan
Menyampaikan cara penilaian dan instrumen yang akan dipakai.
b. Tahap 2 diruang perawat
Perawat primer (PP) menyiapkan peralatan. Karu memperhatikan persiapan alat.
c. Tahap 3 di bed pasien ( supervise/pelaksanaan)
Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument/ alat ukur yang telah
disiapkan
supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan pembinaan
supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaandan klasifikasi
permasalahan
pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancaran dan memvalidasi data sekunder.
d. Tahap 4 diruang kepala ruangan (post supervise)
Supervisor (karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada :
“Fair” (karu menyampaikan hal positif dan memberitahu kesalahan yang dilakukan
oleh PP
“feedback” (karu memberitahu PP bagaimana tindakan yang seharusnya)
“follow up” (karu dan PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama untuk
melakukan perbaikan)
“reinforcement” (karu memberikan reward dan dukungan kepada PP)
Topik supervise :
B. Struktur pengorganisasian
Pj Role play : Ns. Junisha tauda S.Kep
Pemeran Role Play
NUM : Ns. Junisha Tauda S.kep
Perawat primer : Megawati Tutuarima Amd.kep
Perawat associate : Iin Indrawati Sarfan Amd.kep
Pembimbing akademik :
:
Pembimbing klinik : Subiana Samani Amd.kep
C. Metode
Metode yang digunakan dalam supervise adalah observasi tindakan, diskusi, dan tanya jawab.
D. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan supervise perawatan adalah instrument supervise
(SPO, format supervise kegiatan, lembar evaluasi supervise, dan alat tulis),
E. MEKANISME KEGIATAN
Tahap Kegiatan Kepala Ruangan (Supervisor) Perawat Primer
Pra Supervisi Pembukaan : 1. Menerima penjelasan terkait
(5 menit) 1. Salam pembukaan dan kegiatan dan tujuan
menjelaskan kegiatan supervise supervise
2. Menjelaskan tujuan supervise 2. Mempersiapkan diri
3. Menjelaskan format penilaian terhadap kegiatan supervisi
yang akan digunakan
A. Persiapan
Persiapan roleplay supervise keperawatan meliputi penyusunan laporan yang berisi konsep
supervise, materi supervise, dan instrument penunjang, antara lain instrument supervise
beserta parameter penilaian dan lembar evaluasi yang diisi oleh supervisor, laporan kegiatan
supervise, serta pendokumentasian hasil supervise, tahap-tahap persiapan roleplay supervise
antara lain :
1. Membuat laporan roleplay supervise keperawatan.
2. Menetapkan Karu, PP, dan PA untuk roleplay supervise keperawatan.
3. Menetapkan kegiatan proses keperawatan sebagai kegiatan yang akan disupervisi oleh
kepala ruangan.
4. Menyiapkan materi supervise, meliputi laporan soleplay supervise dan proses
keperawatan, SPO proses keperawatan.
5. Memilih pasien untuk dilakukan proses keperawatan.
6. Menyiapkan media supervise meliputi format instrument supervise, lembar penilaian dan
evaluasi supervise
7. Menetapkan waktu pelaksanaan roleplay supervise keperawatan.
B. Pelaksanaan
Selama periode pelaksanaan praktik manajemen fase implementasi MAKP: primer dalam
waktu 2 minggu yang dimulai pada tanggal 12-25 januari 2023 di Rsu Alfatah Ambon
belum dilakukan pendokumentasian supervise tindakan keperawatan secara formal atau
terstruktur oleh coordinator keperawatan atau penanggung jawab ruangan terhadap perawat
primer maupun perawat associate. Salah satu Upaya yang dilakukan oleh ners muda untuk
mensosialisasikan tata cara supervise yang terstruktur dan ideal sesuai dengan teori yaitu
melalui roleplay supervise yang dihadiri oleh supervise dari C1 klinik dan CI akademik.
Selama periode praktek tersebut, ners muda melakukan 1 kali roleplay supervise dengan
topik proses keperawatan.
C. Hambatan dan dukungan
Pada pelaksanaanya, ada beberapa dukungan dan hambatan yang dialami oleh mahasiswa,
diantaranya :
1. Dukungan
Mahasiswa yang melaksanakan peran dalam supervise ini sesuai dengan pembagian
tugas dalam laporan, mahasiswa lain yang tidak mendapatkan peran juga ikut membantu
dalam roleplay ini.
2. Hambatan
Pada saat pelaksanaan supervise, NUM belum memberikan follow up secara rinci
kepada perawat primer (PP) sehingga nantinya PP mampu menjadi lebih baik lagi.
A. Evaluasi struktur
Persiapan supervise keperawatan mulai dilaksanakan pada minggu kedua.
Tahap-tahap persiapan roleplay supervise antara lain :
1. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan supervise keperawatan
2. Membentuk laporan roleplay supervise keperawatan.
3. Menetapkan NUM dan PP untuk roleplay supervise keperawatan
4. Menetapkan supervise keperawatan sebagai kegiatan yang akan disupervisi oleh kepala
ruangan.
5. Menyiapkan materi supervise, meliputi laporan roleplay supervise dan SPO supervise,
SPO proses keperawatan.
6. Memilih pasien dan meminta inform consent
7. Menyiapkan media supervise meliputi format instrument supervise, lembar penilaian
dan evaluasi supervise.
8. Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai laporan dan
Teknik pelaksanaan supervise keperawatan.
B. Evaluasi hasil
1. Selama kegiatan, semua mahasiswa berperan aktif sesuai dengan tugasnya masing-
masing
2. Kegiatan roleplay dihadiri 1 orang pembimbing lahan dan 1 orang pembimbing
akademik
3. Kegiatan berjalan lancar karena mahasiswa dan keluarga kooperatif dalam pelaksanaan
roleplay
4. Supervise dilakukan di Rsu Alfatah sebagai contoh tindakan keperawatan agar perawat
dapat melakukan tindakan proses keperawatan sesuai dengan teori.
SUPERVISI KEPERAWATAN