Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RESUME

MANAJEMEN KEPERAWATAN
LANGKAH SUPERVISI RUANG RAWAT DAN PRAKTISI
KEPALA RUANGAN SESUAI STANDART AKREDITASI

Disusun Oleh
VINCESIA SULASTRI SUMILAH
NIM 1901110563

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDEDES


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
JL. RADEN TUMENGGUNG SURYO NO.6 MALANG – JATIM
2020
LANGKAH SUPERVISI RUANG RAWAT

Pengertian Supervisi

Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi


segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang
tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan
sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Tujuan supervisi
Tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari
dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana
asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Manfaat supervisi

1. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan


mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang
standar asuhan yang telah disepakati.
2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki
factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan
asuhan keperawatan.
3. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah
mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
4. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support
(supporting) dan mengajak untuk diikut sertakan (sharing).
Sasaran Supervisi

Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :


1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara
kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpanan
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan
dan keuangan.
Kompetensi Supervisi

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :


1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
Prinsip Supervisi

Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :


1. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2. Kegiatan yang direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, supporting dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan
keperawatan
5. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf dan pelaksana keperawatan.
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan
kelebihan masing-masing
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan
dengan kebutuhan.
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.

Karakteristik

Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :


1. Mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
2. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang
ada
3. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4. Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan
atau penanggung jawab yang ditunjuk).
5. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas
asuhan keperawatan.
Cara Supervisi

1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
 Pengarahan harus lengkap
 Mudah dipahami
 Menggunakan kata-kata yang tepat
 Berbicara dengan jelas dan lambat
 Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
 Pastikan bahwa arahan dipahami
 Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak
lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.
Kegiatan Rutin Supervisi

Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya


(bittel,1987) adalah sebagai berikut:
1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
 Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
 Mengecek jadwal kerja
2. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
 Mengecek personil yang ada
 Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
 Mengatur pekerjaan
 Mengidentifikasi kendala yang muncul
 Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
 Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan,
instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai
kebutuhannya.
 Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat
segera membantu apabila diperlukan
 Mengecek pekerjaan rumah tangga
 Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja,
terutama untuk personil baru.
 Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan
bantuan atau hal-hal yang terkait.
 Mengatur jam istirahat personil
 Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu
dan mencari cara memudahkannya.
 Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai
kondisi operasional
 Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
 Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
 Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
 Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu
untuk 15 menit.
 Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti :
Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang,
kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Sebelum pulang
 Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan
berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan
harinya.
 Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.
 Lengkapi laporan harian sebelum pulang
 Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang
memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.
Supervisi Keperawatan

Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:


1. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam
supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan
merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan
pendokumentasian di unit kerjanya.
2. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan
berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung
jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa
kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya
instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
3. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu
pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas
keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
4. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung
jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara
langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
5. Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi
yang menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi
supervisor dan siapa yang disupervisi.
Langkah Supervisi Ruang Rawat

Langkah-langkah pada supervise keperawatan adalah sebagai berikut


(Nursalam, 2014):
a. Pra Supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
b. Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrument yang telah disiapkan.
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
c. Pasca Supervisi- 3F
1) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder
 Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
2) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
3) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil
laporan supervisi)
4) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

PENGARAHAN DAN PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN


KEPERAWATAN

Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan
Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam
terselenggaranya roda organisasi pelayanan kesehatan. Seorang
manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui fungsi penggerakan.
Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan
sebagai commanding atau directing, sedangkan George R Terry
(1993) menggunakan istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan
untuk menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan
manusia dalam kepemimpinan yang mengikat. Para bawahan
digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan tenaganya
untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi.
Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat komplek karena
menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-
beda (Muninjaya, 1999).
2. Pengendalian
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau
pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah
“Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang ditentukan”.
Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan
dan kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting
dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue
dapat segera direspons dengan cepatdengan cara duduk bersama.
Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen
adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar
sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan
balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya
dengan standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada
deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan
yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan
dengan cara yang efektif dan efisien mungkin untuk mencapai tujuan.
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas
yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja.

Tujuan Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan
Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima
yaitu:
1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5) Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih
dinamis

2. Pengendalian
1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan
oleh staf dalam kurun waktu tertentu,
2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman
staf yang melaksanakan tugas
3) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi
sudah digunakan dengan tepat dan efisien
4) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan
(reward)

Prinsip Pengarahan dan Pengendalian

1. Pengarahan
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H),
yaitu:
1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat
pelaksana
2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk
sampai jam pulang)
4) (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi
seharusnya dikerjakan
5) (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing
2. Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan
berhasil bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
1) Menggambarkan kegiatan sebenarnya
2) Melaporkan kesalahan dengan tepat
3) Berpandangan ke depan
4) Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting
5) Bersifat obyektif
6) Bersifat fleksibel
7) Menggambarkan pola kegiatan organisasi
8) Bersifat ekonomis
9) Bersifat mudah dimengerti
10) Menunjukkan kegiatan perbaikan

Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan dan Pengendalian

1. Kegiatan Pengarahan:
Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan
pengarahan yang penting diketahui menurut Douglas, yaitu:
1) Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
2) Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
3) Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
4) Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf
bekerja dengan benar dan adil
5) Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh
dan mutakhir
6) Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan
memberikan reward and punishment yang jelas dan tegas
7) Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca
dan dimengerti agar memudahkan pekerjaan yang akan
dilakukan staf
8) Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap
pasien maupun situasi gawat lainnya
9) Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
10) Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas
layanan secara teratur dan rutin

2. Kegiatan Pengarahan:
Berikut ini adalah langkah-langkah pengendaalian/pengontrolan:
1) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi
kerja
2) Melakukan pengukuran prestasi kerja
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4) Mengambil tindakan korektif

Indikator Pengarahan Yang Baik Dan Indikator Pengendalian Mutu Asuhan


Keperawatan

1. Indicator Pengarahan yang baik:


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengarahan Arni (2009)
menyatakan bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan
dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam organisasi. Namun arus
komunikasi ini tidaklah berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain sebagai berikut :
a. Keterbukaan
b. Kepercayaan
c. Pesan Yang Berlebihan
d. Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan
2. Penyaringan
Indicator Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan
a. Keselamatan pasien (patien safety)
b. Keterbatasan perawatan diri.
c. Kepuasan pasien
d. Kecemasan
e. Kenyamanan
f. Pengetahuan

Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM


2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas
dengan baik
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal
KESIMPULAN

Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan


manajemen dari Perawat profesional. Karena itu sebagai seorang manajer
keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi. Supervisi mengusahakan
seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan
kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas, Sumber daya
manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya roda organisasi
pelayanan kesehatan
Seorang manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar
dapat bekerja efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui fungsi penggerakan. Pengendalian adalah proses untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas
yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi
kinerja
Daftar Pustaka

Company Mariono, (2001). Materi kuliah ketenagaan, Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas

Cushway, B. dan Lodge , D. (1999) Organisational behavior and design, perilaku


organisasi dan desain organisasi, Jakarta : PT Elex Media Indonesia,
Terjemahan

Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, @ nd .ed. St.
Louish : The CV Mosby Company

Davis, Philadelphia : WB Saunders.Thoha. M (2008) Perilaku organisasi: Konsep


dasar dan aplikasinya. Cetakan ke18 , Jakarta :

Departemen Kesehatan RI (2002) Standar tenaga keperawatan di Rumah sakit,


Jakarta,

Departemen Kesehatan RI (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional,


Panduan Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC

Fik- UI dan RSUP CiptpMangunkusumo, (2000), Semiloka : Model Praktek


Keperawatan Profesional II, Jakarta 12 -14 Juli 2000.

Gillies, (1994) Nursing Management a System Approach, Philadelphia : WB


Saunders

Kron and Gray, (1987), The Management of Patient Care : Putting Leadership
Skill to Work, 6th, Philadelphia: WB Saunders.

PT Raja Grafindo Persada Gillies, D.A. (1994) Nursing management a system


approach, Philadelphia : W.B Sounders

Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama,


Jakarta , EGC

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership


for nurses: an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett
Publishers.
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice ,
4 th ed, FA

. https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen

Anda mungkin juga menyukai