Anda di halaman 1dari 22

STUDI LITERATUR : PELAKSANAAN

SUPERVISI KEPALA RUANGAN


BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA
PERAWAT

Oleh : Kelompok 2
LATAR BELAKANG
Supervisi keperawatan merupakan suatu proses
pemberian sumber sember yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Supervisi memungkinkan seorang supervisor
keperawatan dapat menemukan berbagai
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan diruang yang bersangkutan
melalui analisis secara komprehensif bersama-
sama dengan anggota perawat secara efektif dan
efisien (Arwani, 2006).
RUMUSAN MASALAH
Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan,
perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi berikut
dengan dokumentasinya, dalam pemberian
asuhan keperawatan merupakan hal yang
sangat penting untuk menjamin asuhan
keperawatan dan dokumentasi asuhan
keperawatan dilakukan dengan benar dan ditulis
dengan lengkap, agar dapat
dipertanggungjawabkan.
TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis apakah terdapat
hubungan pelaksaan supervisi kepala
ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana dalam melaksanakan
pendokumentasian askep maupun
kelengkapan dalam rekam medis
Tujuan Khusus :
 Mengidentifikasi supervisi keperawatan di rumah sakit
dalam melaksanakan pendokumentasian askep
 Mengidentifikasi fungsi supervisi keperawatan di

rumah sakit dalam melaksaanakan pendokumentasian


askep
 Mengidentifikasi tujuan supervisi keperawatan di

rumah sakit
 Mengidentifikasi teknik supervisi keperawatan di

rumah sakit dalam melaksanakan pendokumentasi


askep
 Mengidentifikasi pelaksanaan supervisi keperawatan di

rumah sakit
 Mengidentifikasi tugas supervisi keperawatan dalam

melaksanakan supervisi keperawatan


pendokumentasian askep
MANFAAT PENELITIAN
 Bagi Perawat :
Sebagai evalusi yang dapat menjadikan motivasi
bagi supervisor untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi sebagai supervisi maupun
sebagai perawat pelaksana
 Bagi rumah sakit :

Penelitian ini sebagai bahan evaluasi kepada


rumah sakit khususnya manajemen keperawatan
sebagai acuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan bidang keperawatan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Supervisi.
supervisi adalah melakukan
pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan
yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan
yang bersifat langsung guna
mengatasinya (Azwar, 1996).
 Muninjaya (1999) menyatakan bahwa
supervisi adalah salah satu bagian proses
atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan
pengendalian (controlling).
 Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi

sebagai suatu proses kemudahan sumber-


sumber yang diperlukan untuk penyelesaian
suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan
pengambilan keputusan yang berkaitan erat
dengan perencanaan dan pengorganisasian
kegiatan dan informasi dari kepemimpinan
dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan
2. Manfaat Supervisi :
 Supervisi dapat meningkatkan

efektifitas kerja.
 Supervisi dapat lebih meningkatkan

efesiensi kerja.
3. Frekuensi Pelaksanaan Supervisi .
 Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali bisa dikatakan bukan
supervisi yang baik, karena organisasi/lingkungan selalu
berkembang. Oleh sebab itu agar organisasi selalu dapat
mengikuti berbagai perkembangan dan perubahan, perlu
dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat membantu
penyesuaian tersebut yaitu melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan.
 Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali

supervisi harus dilakukan. Yang digunakan sebagai


pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari
derajat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat
penyesuaian yang akan dilakukan. Jika derajat kesulitannya
tinggi serta sifat penyesuaiannya mendasar, maka supervisi
harus lebih sering dilakukan.
4.Tehnik Supervisi.
Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua
hal yang perlu diperhatikan (Bachtiar dan Suarli, 2009):
a. Pengamatan langsung.
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu ada beberapa hal lain yang
harus diperhatikan : Sasaran pengamatan, objektivitas
pengamatan, dan pendekatan pengamatan.
b. Kerjasama.
Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini
dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang
disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian
masalah
Supervisi Keperawatan
Dalam bidang keperawatan supervisi
mempunyai pengertian yang sangat
luas, yaitu meliputi segala bantuan
dari pemimpin/penanggung jawab
kepada perawat yang ditujukan
untuk perkembangan para perawat
dan staf lainnya dalam mencapai
tujuan asuhan keperawatan
Pelaksana Supervisi Keperawatan

Supervisi keperawatan
dilaksanakan oleh personil atau
bagian yang bertangguung jawab
antara lain (Suyanto,2008):
1. Kepala ruangan.
2. Pengawas perawatan (supervisor)
3 Kepala bidang keperawatan
Model-model Supervisi
Keperawatan :
1. Model Konvensional.
2. Model Ilmiah.
3. Model Klinis.
4. Model Artistik.
5. KINERJA.
a. Definisi Kinerja.
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan
atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah
yang mempengaruhi seberapa banyak pekerja memberi
kontribusi kepada perusahaan yang antara lain
termasuk kuantitas, output, kualitas output, kehadiran
di tempat kerja dan sikap kooperatif (Mathis & Jackson,
2002). Menurut Prawirosentono, (1999) bahwa kinerja
merupakan hasil karya yang dapat dicapai seseorang
atau kelompok dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing untuk mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
b. Sistem penilaian kinerja.
Ada beberapa alasan dan pertimbangan
mengapa kinerja harus dinilai yaitu:
 Penilaian kinerja memberikan informasi bagi
pertimbangan pemberian promosi dan
penetapan gaji.
 Penilaian kinerja memberikan umpan balik bagi

para manajer maupun karyawan untuk


melakukan instrospeksi dan meninjau kembali
perilakuk selama ini.
 Penilaian kinerja diperlukan untuk pertimbangan

pelatiahan dan pelatiahn kembali (retraining)


serta pengembangan (Soeroso, 2003).
c. Kinerja Perawat.
Kinerja perawat adalah tindakan
yang dilakukan oleh seorang
perawat dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing,
tidak melanggar hukum, aturan serta
sesuai moral dan etika, dimana
kinerja yang baik dapat memberikan
kepuasan pada pengguna jasa.
d. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
Menurut Asa’ad (2000) dalam Tanjary, 2009
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
perawat adalah :
1). Karakteristik : umur, pendidikan, tingkat
pengetahuan, masa kerja, serta status.
2). Motivasi.
3). Kemampuan.
4). Keterampilan.
5). Persepsi & Sikap.
6). Lingkungan kerja.
e. Penilaian Kinerja Perawat.
Ada beberapa manfaat dari penilaian kerja tersebut,
dapat dijabarkan menjadi 6 yaitu (Nursallam, 2002):
1). Meningkatkan prestasi kerja staf baik s secara individu
atau kelompo.
2). Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara
perorangan pada gilirannya akan mempengaruhi atau
mendorong SDM secara keseluruhannya.
3). Merangsang minat dalam pengembangan pribadi.
4). Membantu RS untuk dapat menyusun program
pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna.
5). Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi
kerja meningkastkan gajinya atu system imbalan yang baik.
6). Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk
mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya.
f. Cara Penilaian Kinerja Perawat.
Untuk menilai atau mengukur kualitas
pelayanan keperawatan kepada klien digunakan
standar praktik keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan,
implementasi keperawatan sampai evaluasi
keperawatan (Nursallam, 2002) Yaitu sbb :
1). Standar I: Pengkajian.
2). Standar II: Diagnosis.
3). Standar III: Perencanaan.
4). Standar IV : Implementasi keperawatan.
5). Standar V : Evaluasi Keperawatan .
Metode Penelitian
A. Desain Penelitian
Dalam desain penelitian yang terdapat pada
jurnal terdapat beberapa tipe desain penelitian
ialah : riset exsperimental,Survey
Research,Corelasi Research.
B. Data Base
Jenis artikel yang di digunakan dalam
menyusun penulisan makalah merupakan
kumpulan dari beberapa jurnal yang di cari
melalui pencarian google Scholar, Doi
C. Batasan Waktu Publikasi.
Literatur yang digunakan dalam menyusun makalah ini
sesuai dengan batasan waktu maksimal 5 tahun
terakhir, dan didapatkan jurnal dari tahun 2016 sampai
tahun 2019 untuk menyusun makalah ini.
D. Jenis artikel .
Jenis artikel yang dipakai untuk menyusun penulisan
makalah ini merupakan jenis artikel Original article/
original research, berupa artikel pada umumnya yang
diterbitkan oleh jurnal ilmiah yang menjelaskan
informasi baru yang didasarkan pada hasil penelitian
yang telah dilakukan dan didukung dengan analsis
statistik. Konten artikel ini disesuaikan dengan
berbagai bidang studi yang berbeda-beda. Konten
berupa: pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi.

Anda mungkin juga menyukai