Pengendalian (Controlling)
Huber (2006) menyatakan bahwa fungsi pengendalian adalah fungsi yang
digunakan untuk memantau dan mengatur perencanaan, proses, dan sumber daya
manusia yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Kontroling
merupakan
suatu
upaya
yang
dilaksanakan
secara
Jika
ada
kesenjangan
atau
penyimpangan
diupayakan
agar
Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa kondisi yang harus
diperhatikan yaitu:
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang dipergunakan dalam
system pelayanan kesehatan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas.
2. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan. Ada dua tujuan
pokok, yaitu: 1. Untuk memotivasi, dan 2. Untuk dijadikan patokan guna
membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan dapat
memotivasi seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi. Karena
tantangan biasanya menimbulkan berbagai reaksi, maka daya upaya untuk
mencapai standar yang sulit mungkin dapat membangkitkan semangat yang lebih
besar untuk mencapainya dari pada kalau yang harus dipenuhi itu hanya standar
yang mudah. Namun demikian, jika target terlampau tinggi atau terlalu sulit
kemungkinan juga akan menimbulkan patah semangat. Oleh karena itu tidak
menetapkan standar yang terlampau sulit sehingga bukan meningkatkan prestasi
belajar/pendidikan, malah menurunkan prestasi.
3. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Disini
perlu diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti susunan, peraturan,
kewanangan dan tugas-tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas (job
discription).
4. Banyaknya pengawasan harus dibetasi. Artinya jika pengawasan terhadap
karyawan terlampau sering, ada kecenderungan mereka kehilangan otonominya
dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan.
5. System pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa mengorbankan
otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya system pengawasan
menunjukkan kapan, dan dimana tindakan korektif harus diambil.
6. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak hanya
mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternative perbaikan,
menentukan tindakan perbaikan.
7. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu:
menentukan
masalah,
menemukan
penyebab,
membuat
rancangan
kurang pengetahuan dan faktor lain yang sejenis, sehingga perlu bimbingan serta
pengawasan setiap saat.
Kegiatan dalam fungsi pengendalian :
1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan.
2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target.